(4) PROPOSAL USAHA, PERHITUNGAN RUGI-LABA, BEP dan PRODUKSI MASA 9 (4) PROPOSAL USAHA, PERHITUNGAN RUGI-LABA, BEP dan PRODUKSI MASA 9.15 – 11.00 Dr. H. Imam Hardjanto, MBA, MAP, Dip, SP.
PERLUNYA RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) Business plan dapat dianalogikan dengan peta jalan. Ini merupakan pedoman bagaimana mengambil bisnis dan menyiapkan beberapa alternatif tindakan. Apapun pilihan usaha anda, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha, anda harus melaksanakan persiapan secara matang. Untuk itu perlu dipelajari untung ruginya dari pilihan usaha.
Rencana bisnis yang efektif , mampu menjawab pertanyaan : Siapakah anda? Apa yang anda lakukan sekarang? Kemana arah usaha anda? Sumber daya apa yang anda miliki? Apa yang anda perlukan agar dapat mencapai sasaran? Bagaimana proyeksi pemasaran, produksi, keuangan dan sumber daya manusia? Bagaimana cara anda mengukur kinerja pemasaran, keuangan, produksi dan sumber daya manusia?
Penyusunan Rencana Usaha Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia. Meskipun tidak ada pembakuan, tetapi bagi wirausaha yang mengerti situasi pasar, maka anda tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama-tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, personalia, rencana keuangan dan sebagainya.
Rencana Pemasaran Berisi tentang perkiraan dan taksiran: Volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri maupun untuk konsumsi akhir Volume penjualan yang mampu dicapai, serta daerah pemasarannya Program pemasaran, mencakup bauran pemasaran (marketing mix) Kebijaksanaan harga jual, dikaitkan dengan harga produk/jasa pesaing
Rencana Produksi Berisi tentang perkiraan mengenai: Mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa Pemasok dan kapasitas pemasok Pemilihan lokasi pabrik/tempat usaha Desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai Cara pengaturan persediaan bahan baku, sistem apa yang dipakai, apakah LIFO atau FIFO Tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga selaras dengan jenis teknologi yang digunakan Persoalan suku cadang (purna jual) peralatan yang digunakan, reparasi dan sebagainya Persoalan limbah dan risiko pencemaran dan ancangan penanganannya
Rencana Organisasi dan Manajemen Struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya perusahaan Banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan Gaji/upah dan jaminan/fasilitas lain yang diberikan Pembagian tugas dan jadwal kerja
Rencana Keuangan Berisi tentang perkiraan dan taksiran atas: Kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja Arus kas: Penerimaan, dari kegiatan penjualan usaha pokok dan penerimaan dari usaha sampingan. Laba sebelum pajak Taksiran pajak Laba sesudah pajak Arus kas sesudah pajak Pembayaran pokok pinjaman Arus kas bersih
Rencana Pemilihan Jenis Usaha Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan: Faktor keuntungan yang akan diperoleh Faktor penguasaan teknis Faktor pemasaran Faktor bahan baku Faktor tenaga kerja Faktor modal Faktor risiko
Rencana LOKASI USAHA Pemilihan lokasi usaha perlu dikaji secara serius dan hati-hati karena akan menyangkut masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku, atau produknya serta kemudahan dalam mencapai konsumen/pasar. Semua ini pada akhirnya juga menyangkut faktor pembiayaan murah, yang berarti akan dapat meningkatkan daya saing karena harganya lebih miring. Penentuan lokasi juga menyangkut kebutuhan akan luas bangunan dan kemungkinan pengembangan dan perluasan usaha di kemudian hari. Untuk setiap jenis usaha memerlukan persyaratan dan penentuan yang berbeda.
Rencana LOKASI USAHA Pada prinsipnya ada tiga faktor bahan pertimbangan untuk memilih lokasi usaha, yaitu: (Singgih Wibowo, 1988) Bahan baku, pasar dan ongkos transportasi Lingkungan Lain-lain yang menunjang
CONTOH PROPOSAL, PERHITUNGAN RUGI-LABA, BEP dan PRODUKSI MASA
PERKIRAAN PENDAPATAN BISNIS ANGKUTAN KOTA 1. ESTIMASI BIAYA Biaya Investasi Harga kendaraan + trayek Rp. 135.000.000,- ( Modal Sendiri Rp. 50.000.000,- , Pinjaman Bank Rp. 85.000.000,- ) Pembebanan Biaya : Depresiasi/penyusutan 27.000.000 2. Angsuran Bank 5 th = 85.000.000 : 5 17.000.000 3. Bunga Bank 15% flat x 2.550.000 46.550.000 Biaya Operasi 1. Sopir : 1.200.000 x 12 14.400.000 2. Kernet : 600.000 x 12 7.200,000 3. Bensin 7 rit (7 x putaran) 7 x 2 liter x 330 x 4.000 18.480.000 4. Servis oli 12 x 60.000 720.000 5. Kir 2 x 80.000 160.000 6. Sparepart, ban, dll. 1.000.000 41.960000 Pajak Kendaraan (1 thun) 475.000 Total 88.985.000
PERHITUNGAN LEBIH LANJUT ESTIMASI PENDAPATAN Perkiraan satu hari jalan 7 x (7 rate pp) isi 10 penumpang a 2.000,- Satu bulan jalan 27 x ( 3 hari libur) maka estimasi pendapatan: 1 th. = 7 x 2 x 10 x 2000 x 330 92.400.000 Laba 3.415.000 Apabila sopir dan kernet dilakukan sendiri Pendapatan/biaya sopir + kernet 21,600.000,- 21.600.000 Pendapatan kotor 25.015.000 Catatan: Resiko salah jalan, nubruk, asuransi dllnya perlu dialokasikan dalam biaya.
PERKIRAAN PENDAPATAN BISNIS ANGKUTAN KOTA ( Estimasi jumlah penumpang tambah karena ada yang turun naik ) 1. ESTIMASI BIAYA Biaya Investasi Harga kendaraan + trayek Rp. 135.000.000,- ( Modal Sendiri Rp. 50.000.000,- , Pinjaman Bank Rp. 85.000.000,- ) Pembebanan Biaya : Depresiasi/penyusutan 27.000.000 2. Angsuran Bank 5 th = 85.000.000 : 5 17.000.000 3. Bunga Bank 15% flat x 2.550.000 46.550.000 Biaya Operasi 1. Sopir : 1.200.000 x 12 14.400.000 2. Kernet : 600.000 x 12 7.200,000 3. Bensin 7 rit (7 x putaran) 7 x 2 liter x 330 x 4.000 18.480.000 4. Servis oli 12 x 60.000 720.000 5. Kir 2 x 80.000 160.000 6. Sparepart, ban, dll. 1.000.000 41.960000 Pajak Kendaraan (1 thun) 475.000 Total 88.985.000
PERHITUNGAN LEBIH LANJUT ESTIMASI PENDAPATAN Perkiraan satu hari jalan 7 x (7 rate pp) isi 15 penumpang a 2.000,- Satu bulan jalan 27 x ( 3 hari libur) maka estimasi pendapatan: 1 th. = 7 x 2 x 15 x 2000 x 330 138.600.000 Laba 49.615.000 Apabila sopir dan kernet dilakukan sendiri Pendapatan/biaya sopir + kernet 21,600.000,- 21.600.000 Pendapatan kotor 71.215.000 Catatan: Resiko salah jalan, nubruk, asuransi dllnya perlu dialokasikan dalam biaya.
OBAT PENYEMBUH PENYAKIT AIDS Estimasi Biaya (Produksi Perdana) : 1000 paket. Biaya Investasi Investasi Gedung, Peralatan, Laboratorium Rp. 500.000.000,- (Inf) Pembebanan biaya 5 th dgn penyusutan 500 jt : 5 Rp. 100.000.000,- Biaya bahan baku Benalu Teh Hijau Rp. 500.000,- (vc) Ganggang laut dalam Rp. 500.000,- (vc) Gingseng ungu lembayung dari Korea Rp. 5.000.000,- (vc) Gingseng Coklat tepi Danau Sihu Rp. 7.500.000,- (vc) Kerang Putih darii Laut Selatan Rp. 9.000.000,- (vc) Rp 25.000.000,- Biaya Operasi Biaya Research (awal) Rp. 200.000.000,-(fc) Biaya Uji Coba Clinis Rp. 100.000.000,-(fc) Biaya pegawai 3 orang a 5 jt per bln Rp. 60.000.000,-(fc) Rp. 360.000.000,- Biaya Fabrikasi Rp. 25.000.000,- Biaya Promosi + penjualan Rp. 50.000.000,- Total Biaya Rp. 557.500.000,- Laba Yang Diinginkan 10 % Rp. 55.750.000,- Pajak 10 % Rp. 55.750.000,- Total Rp. 669.000.000,-
PERHITUNGAN HARGA JUAL Obat diracik jadi 1000 paket : Harga jualnya = 669.000.000,- : 1000 = Rp. 669.000,- Permintaan/ proyeksi : Melonjak ! Ada permintaan 100.000 paket/kemasan dari Eropa dan Amerika . Berapa harus dijual per kemasannya, dengan keuntungan tetap 10 % ? Selanjutnya lihatlah perhitungannya sbb. : (untuk model industri masa )
OBAT PENYEMBUH PENYAKIT AIDS (Untuk Paket 10.000) 1. Biaya Investasi Investasi Gedung, Peralatan, Laboratorium Rp. 500.000.000,- (Inv) Pembebanan biaya penyusutan disini tidak dikenakan oleh karena produksi ke2 dilakukan pertengahan tahun. 2. Biaya bahan baku ( 10.000 paket ) Benalu Teh hijau Rp. 5.000.000,- (vc) Ganggang laut dalam Rp. 5.000.000,- (vc) Gingseng ungu lembayung dari Korea Rp. 50.000.000,- (vc) Gingseng coklat dari Danau Sihu Rp. 75.000.000,- (vc) Kerang putih Laut Selatan Rp. 90.000.000,- (vc) Rp. 225.000.000,- 3. Biaya Operasi Biaya Research (awal) Rp. 00.000.000,- Biaya Uji Coba Clinis Rp. 00.000.000,- Biaya pegawai 3 orang a 5 jt per bln Rp. 60.000.000,-(fc) Rp. 60.000.000,- Biaya Fabrikasi (meningkat 5 x) Rp. 125.000.000,- Biaya Promosi + penjualan Rp. 50.000.000,- Rp. 175.000.000,- Rp. 460.000.000,- Laba Yang Diinginkan 10 % Rp. 46.000.000,- Pajak 10 % Rp. 46.000.000,- Rp. 552.000.000,-
PERHITUNGAN HARGA JUAL (UNTUK PAKET 10.000) Obat diracik jadi 10.000 paket : Harga jualnya = 552.000.000,- : 10.000 = Rp. 55.200,- NB : Seandainya tetap dijual perpaket Rp.669.000,- berapa untungnya : 669.000 x 10.000 = 6.690.000.000 - 552.000.000 - 46.000.000 = 6.092.000.000,-
CONTOH PROPOSAL DAN BEP
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG Home industri Kripik Singkong ini memakai modal sendiri dengan menggunakan peralatan dapur dan rumah (tempat kerja) yang dimiliki sendiri. Langkah I Melihat pasar dan peluang serta rasa hati (hobi dan kesukaan), misalnya suka masak dan rumahnya dekat pasar atau kampus ingin jual kripik singkong. Langkah II Dilanjutkan dengan menghitung biaya yang diperlukan serta keuntungan yang diinginkan, misal: Biaya Bahan Baku 500 kg. Singkong @ 400 = 200.000 (v.c) 10 kg. Gula Pasir @ 4.000 = 40.000 (v.c) 1 isi Gas Tabung Elpiji = 27.500 (v.c) 1 roll Plastik Bungkus = 32.500 (v.c) 300.000 (v.c) Biaya Pegawai (Upah Kerja) Tenaga Kerja = 200.000 (f.c) Tenaga sendiri tak dihitung = 0 Total Biaya = 500.000 (f.vc) Laba yang diinginkan 20% = 100.000 Harga jual = 600.000 (f.vc)
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG Langkah III Melihat daya beli (kemampuan) konsumen dan keadaan pesaing (harga kripik sejenis di pasaran), hasilnya kita tetapkan dijual perbungkus Rp. 1.000,-. Jadi harus dikemas berapa? 600.000 : 1.000 = 600 bungkus Pertanyaan lebih lanjut : Berapa bungkus keripik singkong tersebut harus dijual supaya tidak rugi? Berapa sebenarnya BEP atau titik impasnya?
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG BEP DITINJAU DARI SEGI PRODUCT BEP Product = = = = = 400 unit / pak Jadi paling tidak sejumlah 400 pak Kripik Singkong harus terjual sehingga akan menghasilkan 400 x 1.000 = Rp. 400.000,- Ini sesuai dengan perhitungan BEP modal .- BEP DITINJAU DARI SEGI MODAL BEP = FC : = 200.000 : = 200.000 : 0,5 BEP = Rp. 400.000,-
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG CATATAN Apabila kita cocokkan angka hitungnya akan nampak sebagai berikut: Penjualan (BEP) Rp. 400.000,- Biaya Variable Rp. 200.000,- Laba penjualan Rp. 200.000,- Biaya tetap (f.c) Rp. 200.000,- Saldo Rp. 0 (BEP) Ini berarti kita harus dapat menjual (laku) minimal Rp. 400.000,- kurang dari pada itu berarti rugi, dan lebih dari Rp. 400.000,- adalah untungnya. Langkah IV Mengusai pasar, membuat jaringan distribusi dan membina agen-agen.
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG (Dengan Kapasitas 10 kali lipat) Home industri Kripik Singkong ini memakai modal sendiri dengan menggunakan peralatan dapur dan rumah (tempat kerja) yang dimiliki sendiri. Langkah I Melihat pasar yang semakin mantap, barang yang dibikin selalu habis terjual dan permintaan makin banyak, maka diputuskan untuk mengembangkan usahanya. Meningkatkan produksinya dari 600 bungkus menjadi 6000 bungkus. Langkah II Dilanjutkan dengan menghitung biaya yang diperlukan serta keuntungan yang diinginkan, misal: Biaya Bahan Baku 5000 kg. Singkong @ 400 = 20.00.000 (v.c) 100 kg. Gula Pasir @ 4.000 = 400.000 (v.c) 5 isi Gas Tabung Elpiji = 200.000 (v.c) 10 roll Plastik Bungkus = 325.000 (v.c) 2.925.000 (v.c) Biaya Pegawai (Upah Kerja) Tenaga Kerja = 300.000 (f.c) Tenaga tambahan = 100.000 Total Biaya 3.325.000 (f.vc) Laba yang diinginkan 20% tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan minat konsumen.
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG (Dengan Kapasitas 10 kali lipat) Langkah III Melihat daya beli (kemampuan) konsumen dan keadaan pesaing (harga kripik sejenis di pasaran), hasilnya kita tetapkan dijual perbungkus Rp. 1.000,-. Jadi pada tahap ini dapat diketahui perbedaannya berapa persen keuntungan yang diperoleh dengan harga jual yang sama? Harga jual tetap 6000 x 1000 = 6.000.000,- Total biaya = 3.325.000,- Laba kotor = 2.675.000,- Prosentase keuntungannya = (2.675.000/3.325.000) x 100% = 80% Pertanyaan lebih lanjut : Berapa bungkus keripik singkong tersebut harus dijual supaya tidak rugi? Berapa sebenarnya BEP atau titik impasnya?
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG (10 X Lipat ) BEP DITINJAU DARI SEGI PRODUCT BEP Product = = = = = 780,487 unit / pak Jadi paling tidak sejumlah 400 pak Kripik Singkong harus terjual sehingga akan menghasilkan 400 x 1.000 = Rp. 400.000,- Ini sesuai dengan perhitungan BEP modal .- BEP DITINJAU DARI SEGI MODAL BEP = FC : = 400.000 : = 400.000 : 0,4875 BEP = Rp. 820.512,-
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG (10 X Lipat ) CATATAN Apabila kita cocokkan angka hitungnya akan nampak sebagai berikut: Penjualan (BEP) Rp. 820.512,- Biaya Variable Rp. 420.512,- Laba penjualan Rp. 400.000,- Biaya tetap (f.c) Rp. 400.000,- Saldo Rp. 0 (BEP) Ini berarti kita harus dapat menjual (laku) minimal Rp. 821.000,- kurang dari pada itu berarti rugi, dan lebih dari Rp. 821.000,- adalah untungnya. Langkah IV Mengusai pasar, membuat jaringan distribusi dan membina agen-agen.
TERIMA KASIH