(SIKAP DALAM BERBAKTI) WORSHIP LIKE A CHILD (SIKAP DALAM BERBAKTI) Khotbah Sabat, 17 Mei 2008 Pdt. R. W. Sagala
Ayat Bersahutan: Wahyu 4:5-11 Ay 5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. 6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. 7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.“ 9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, 10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: 11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Pada jam ku berdoa haraplah padaNya 4/4 Pada jam ku berdoa haraplah padaNya Berkat yang dijanjiNya tentu dibriNya Oleh tetap percaya hilang sgala susah Oh, betapa sedapnya duduk di hadiratNya 3/4 Pada jam ku berdoa bila yang tergoda boleh srahkan bebannya kepada Yesus KasihNya tak terduga, damai dibrikanNya Oh, betapa sedapnya duduk di hadiratNya 1/4 Pada jam ku berdoa rendahkanlah hati Di kaki Juru slamat kita berbakti Jika kita percaya kita dilindungNya Oh, betapa sedapnya duduk di hadiratNya 2/4 Pada jam ku berdoa bila Yesus dekat Ia dengarkan doa dan brikan berkat Ia mintakan kita bawa sgala susah Oh, betapa sedapnya duduk di hadiratNya Reff: Jam ku berdoa, jam yang terindah Oh, betapa sedapnya duduk di hadiratNya
Ayat Inti: Matius 21:15-16 Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Pendahuluan: Ayat Alkitab yang akan kita bahas pada siang Sabat ini berhubungan dengan peristiwa masuknya Yesus ke kota Jerusalem yang disertai dengan sorak kemenangan atau dielu-elukannya Yesus. Saat itu Yesus sedang memasuki akhir hidup nya, dan bersiap-siap untuk menghadapi kematian-Nya Kedatangan Yesus ke kota Jerusalem dengan menggunakan seekor keledai adalah merupakan penggenapan Nubuatan ( Zakaria 9:9). Hal itu juga menunjukkan bahwa Yesus tidak datang dalam kemuliaan dan kekuasaan duniawi, tetapi Dia datang dalam kerendahan hati dan kelembutan, sebagai pelayan untuk semua manusia.
Matius 20:28 “. . . sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Ketika Yesus memasuki kota besar Jerusalem, Ia disambut dengan kegembiraan dan sorak sorai. Matius 21:8 Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan. Hal ini adalah merupakan simbol dari rasa hormat dan tunduk terhadap otoritas (kekuasaan) Yesus
Matius 21:8 ”ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.” Ungkapan ini adalah merupakan Lambang dari kegembiraan dan keselamatan
Wahyu 7:9-10 “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"
1. DEFINISI KEBAKTIAN Kata Kebaktian (Worship), berasal dari bahasa Anglo Saxon yakni kata “worthship” yang artinya mengetahui dan menyatakan Tuhan yang benar dan Tuhan yang berharga.
Bahasa Ibrani (Alkitab PL) memberikan arti dari Kebaktian (Worship) itu sebagai: membungkuk, hormat, untuk memberi penghormatan, untuk melayani oknum yang berkuasa atas diri kita.
Kebaktian (Worship) lebih dari sekedar memainkan dan menyanyikan nyanyian-nyanyian, kebaktian (worship) berarti menghormati dan melayani Tuhan dalam tiap-tiap aspek kehidupan kita, untuk menghidupkan suatu kehidupan yang berserah dan taat untuk memenuhi maksud dan tujuan Allah bagi hidup kita.
Kebaktian adalah kelayakan seseorang untuk menerima pujian dan sembah Ayat Kebaktian: Wahyu 4:9-11 “Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Defisi Kebaktian Menurut Alfred P. Gibbs Kebaktian adalah: (1) Kelimpahan hati yang bersyukur karena merasakan kebaikan Allah, dan ini terjadi dengan spontanitas, tanpa diatur-atur. (2) Renungan jiwa dihadapan Allah (3) Mengisi hati dengan Allah, bukan dengan berkat-berkat-Nya. CATATAN: - Pergi berbakti ke gereja adalah untuk bertemu dengan Allah, bukan hanya sekedar untuk berdoa dan mendengarkan khotbah.
2. OBYEK KEBAKTIAN Yang menjadi obyek kebaktian kita haruslah Allah (Yesus), dan kita harus menyembah/memuja Dia karena alasan atau sebab yang benar. Orang banyak menyembah Yesus karena alasan yang salah
Matius 21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud,” Kata Hosana berarti “SELAMAT SEKARANG“
Bangsa Israel melihat Yesus sebagai penyelamat dalam hal politik, seorang yang akan melepaskan mereka dari penjajahan Romawi. Menarik sekali bahwa orang-orang banyak itu datang ke Jerusalem untuk merayakan “PASKAH” yang merupakan waktu untuk memperingati kelepasan mereka dari perhambaan Mesir Orang banyak itu memusatkan pikiran dan pandangan mereka kepada hal-hal yang berbau politik dan kemerdekaan bangsa mereka, dan mereka sangat meyakini bahwa Yesus akan mendirikan suatu negara Yahudi yang baru. Padahal, Yesus datang untuk melepaskan manusia dari dosa-dosa mereka dan memperkokoh iman dan kerohanian mereka.
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Matius 1:21 “. . . Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yohanes 1:29 “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” 1 Petrus 2:24
Yesus menggaris bawahi kebenaran bahwa kita menyembah Yesus bukan dikarenakan agama melainkan adalah oleh karena hubungan Kita menyembah Yesus karena Dia benar-benar Juruselamat dan penebus kita (ayat 11) “Yesus” artinya “Juruselamat.” Dia memerintah dalam kebenaran (ayat 12-13) “Rumahku adalah rumah doa” Dia mencelikkan mata orang yang buta (ayat 14) menggambarkan pemahaman rohani Dia membawa kesembuhan (ayat 14) baik fisik maupun rohani
3. LINGKARAN KEBAKTIAN Allah Manusia
4. SIKAP DALAM BERBAKTI Pada saat anak-anak itu mulai memuja Yesus dengan mengatakan “Hosana bagi anak Daud” para imam dan ahli Torat itu sangat marah dan “jengkel” (Matius 21:15) Kata Yesus ” belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian? Matius 21:16 Kita harus berbakti seperti sikap anak-anak itu.
APA ARTINYA BERBAKTI SEPERTI ANAK-ANAK? Rendah Hati Mau Diajar Spontan dan Kreatif Aktif dan Energik
Beberapa Sikap Berbakti Orang-orang Pada Zaman Alkitab: Abraham (Kejadian 22:1-18) (1) Siap untuk memberikan apa yang paling berharga yang ia miliki untuk Tuhan (ayat 2) (2) Sengaja mengasingkan diri dengan Allah (ayat 5)
Orang Majus (Matius 2:2-12) (1) Memerlukan Konsentrasi Pikiran (2) Dalam Keadaan Suka Cita
Maria dari Betania (Yohanes 12:1-11) (1) Bukan hanya untuk: dengarkan khotbah (2) Bukan hanya sekedar mau betemu dengan teman satu iman (3) Dia datang untuk memberikan sesuatu yang paling berharga kepada Yesus
Musa (Keluaran 3:5; 34:8) (1) Sadar akan kehadiran Allah (2) Kagum akan besaran Allah (3) Khitmat: - Orang-orang yang berbakti harus merasakan kehadiran Allah” (Ministry, July 1957, hal 10) - Rasa khitmat yang benar diilhami oleh kesadaran akan kebesaran Allah dan kehadiran Allah. (Education, 242-243)
5. NASEHAT ROH NUBUAT SEHUBUNGAN DENGAN DIKAP DALAM KEBAKTIAN When the worshipers enter the place of meeting, they should do so with decorum, passing quietly to their seats. . . . Common talking, whispering, and laughing should not be permitted in the house of worship, either before or after the service. Ardent, active piety should characterize the worshipers. (Pada saat umat memasuki ruangan kebaktian, mereka perlu melakukannya dengan kesopanan, berjalan dengan tenang menuju tempat duduk mereka.... Pembicaraan umum, berbisik, dan tertawa seharusnya tidak diijinkan di dalam rumah kebaktian, baik sebelum maupun setelah acara kebaktian itu. Ketenangan yang aktif haruslah ada pada diri umat) {My Life Today 286.3}
Kesimpulan: Berbakti bukan hanya sekedar untuk melakukan rutinitas agama belaka. Berbakti berarti bertemu dengan Allah, mempererat hubungan dengan Allah Agar kebaktian membawa dampak yang positif dan membawa berkat bagi kita maka kita harus memiliki sikap yang benar di dalam berbakti. Untuk menolong kita memiliki sikap yang baik dalam berbakti maka hal yang paling penting kita miliki ialah kesadaran akan kebesaran dan kehadiran Allah
Bila kita sudah menyadari bahwa saat berbakti berarti kita sedang bertemu dengan Allah, maka itu akan membawa kita kepada sikap kebaktian yang benar yakni: (1) Kita akan seperti anak-anak: Rendah Hati, Mau Diajar, Spontan dan Kreatif, Aktif dan Energik (2) Memberikan yang terbaik yang kita miliki kepada Allah (3) Sengaja memisahkan diri dengan Allah (4) Pikiran yang terpusat pada Allah (5) Bersukacita (6) Menghindarkan segala sesuatu yang merusak konsentrasi kita untuk bertemu Allah seperti: berbicara, tertawa bahkan berbisik.
185 KU DATANG HAMPIR KEPADAMU 4/4 Ku datang hampir kepadaMu hingga sejahtra aku dalamMu Zaman berzaman nanti aku Lebih hampir, ya Tuhan, padaMu 3/4 Ku datang hampir kepadaMu Ampunkan Tuhan, sgala dosaku Bertakhtalah dalam hatiku KehendakMu jadi dalam aku 2/4 Ku datang hampir kepadaMu Hempah aku, ya Yesus Rajaku Aku buang sgala dosaku Oh, sucikanlah oleh darahMu 1/4 Ku datang hampir kepadaMu Tarik aku, ya Juruslamatku Pimpin aku dengan tanganMu Lindungi aku dalam kasihMu