ASEP MAULANA YUSUF 0605368 35
“Berselimut Surban Cinta” Angkatan : Angkatan 2000 Karya : Irwanto Al- Krienciehie
TEMA Asmara atau Percintaan
TOKOH Lazuardi (plin-plan,hormat dan sopan, rendah hati dan tidak mudah putus asa) Bening (penyabar, ikhlas) Fitrah (agak emosional) Ica (gaul, genit dan supel) Defri (Ceroboh, bertanggung jawab) Andam Dewi (Kurang pertimbangan) Pak Azis (serakah, keras kepala) Pak Dirman (Emosional, matrealistis) Pak Rahmat (Lapang dada) Bu Hartini (ramah dan baik hati) Bu Siti (Sabar, tenang dalam mengahadapi masalah) Bu Rosni (Pertimbangan dalam mengambil keputusan) Depati Mangku Bumi (bijak dan adil) Syekh Muhammad al-Khaqqani (rendah hari)
ALUR Suatu pagi di danau Kerinci seorang wanita sedang melamun, ia bernama Bening Suatu hari Fitrah duduk di bawah pondok kampus sambil membaca buku tetapi kemudian ia sangat tergesa-gesa masuk kelasnya sehingga bukunya pun tertinggal disana.
Pagi hari yang cerah Fitrah pergi ke sebuah bukit bernama Bukit Khayangan, ia ingin menikmati indahnya alam Kerinci dari bukit tersebut Ketika pak Azis hendak pergi menunaikan ibadah shalat dzuhur ke masjid dekat rumahj sakit, ia bertemu dengan keponakannya yang bernama Lazuardi. Setelah beberapa lama Lazuardi berfikir, kemudian ia mendapat sebuah ide yakni membelikan Bening buah-buahan dan makanan yang nantinya diserahkan kepada perawat yang berdekatan dengan kamarnya.
Lazuardi merupakan seorang mahasiswa STKIP yang mengikuti organisasi MAPALA di kampusnya. Fitrah tenyata mengetahui pria misterius yang dulu memberikan secarik kertas kepada pada saat bukunya tertinggal yaitu Lazuardi. Ketika Lazuardi mengikuti acara MAPALA di UNP, Padang, ia mencari waktu sejenak untuk berjalan-jalan di Jembatan Siti Nurbaya. Ketika ia sedang termenung ada seorang ibu menghampirinya untuk bias duduk di sebelah Lazuardi dan ternyata ibu tersebut adalah ibu Bening yang sedang mengunjungi saudaranya disana.
Ibu bening berbincang-bincang dengan Lazuardi, ibu Bening (Aminah) mengatakan pada Lazuardi untuk menjaga Bening sekaligus menjadi kakak yang mengayomi hidupnya. Lazuardi bimbang mendengar perkataan ibunya Bening karena sebelumnya ia pernah menyatakan suka kepada temannya Bening yakni Fitrah. Sepulangnya Lazuardi dari acara MAPALA di kampus UNP, Padang ia di sambut oleh pak Azis yang merupakan mamak (saudara ibu) nya Sesampainya di rumah Lazuardi, laki-laki itu memperkenalkan dirinya bahwa dirinya adalah Defri pacarnya Andam dan ia menceritakan perihal pertengkaran yang terjadi di rumah pak Azis.
Pak Azis kemudian menuju kamar yang di tempati Defri kemudian menampar dan memukulnya berkali-kali sampai-sampai kancing bajunya tinggal satu buah karena ditarik-tarik oleh pak Azis. Keesokan harinya Andam Dewi tiba dan ternyata ia membawa serta pacarnya dari sana Defri berusaha menolong Defri dengan membujuk pak Azis dan ternyata pak Azis menyetujui perkataan Lazuardi karena menurut pak Azis inilah jalan satu-satunya untuk menutupi aib.
Di hari-hari berikutnya Fitrah mengajak Lazuardi ke suatu tempat yakni di Goa (tempat wisata air panas), ia mengungkapkan pada Lazuardi untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih serius yakni jenjang pernikahan. Ketika di kampus Bening dan Fitrah sedang mengadakan peresmia anggota LDK yang baru, Bening berbincang-bincang dengan Fitrah soal laki-laki misterius yang dulu memberikan buah-buahan dan makanan itu adalah Lazuardi dan sekarang sedang menjalani hubungan yang khusus
Dua tahun telah berlalu Bening dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang ustad yang merupakan anggota Jamaah Tabligh. Akan tetapi ustad itu telah mempunyai seorang isteri dan ternyata ia adalah Defri yang merupakan suami dari Andam Dewi keponakannya Lazuardi. Setelah beberapa hari terdengar kabar bahwa ayahnya Fitrah masuk rumah sakit karena terserang penyakit strook dan Lazuardi diminta untuk dating kesana.
Beberapa tahun berlalu Lazuardi menjadi seorang ketua DPRD yang disegani oleh rakyatnya karena kesederhanaannya dan kepeduliannya terhadap kaum-kaum yang tidak mampu. Suatu ketika Lazuardi di datangi oleh dua orang berpakaian hitam di depan pondok pesantren, ia tidak menaruh curiga apapun kepada ke dua orang tersebut dan ternyata kedua orang tersebut mempunyai tujuan jahat. Sesampainya di rumah sakit semua keluarga Lazuardi hadir termasuk Bening
Ketika Fitrah mengejar Bening sampai ke jalan keduanya di tabrak oleh sebuah mobil dan mobil itu meninggalkan mereka berdua terkapar bersimbah darah di jalan. Fitrah dan Bening pun akhirnya meninggal dunia.
SUDUT PANDANG Sudut pandang dalam novel "Berselimut Surban Cinta" ini menggunakan orang ke-III sebagai tokohnya
Gaya Penulisan “Berselimut Surban Cinta” ini lebih memperlihatkan segi kereligiusannya atau segi keagamaan yang kuat dan lebih menonjolkan sisi kekentalan adat dan adab. Bahasa yang dipergunakan dalam menceritaka kisah ini disajikan begitu halus sehingga mudah di cerna oleh pembaca.
LATAR Setting atau latar dari cerita novel ini banyak mengambil tempat di daerah Kerinci, Jambi
AMANAT Di dalam perjalanan hidup, kita sendirilah yang menentukan baik-buruknya masa depan kita. Janganlah engakau sandarankan atau bergantung pada orang lain karena hanya satu tempat bersandar dan bergantung yakni pada Allah SWT.
Terima Kasih