Pramoedya Ananta Toer Angkatan ‘45 CERITA CALON ARANG Pramoedya Ananta Toer Angkatan ‘45
Tokoh Calon Arang Ratna Manggali Dewi Durga Murid-murid Calon Arang Empu Baradah Wedawati Sri Baginda Erlangga Empu bahula
Cerita calon arang (Alur ringkas) Kerajaan Daha Calon Arang Candi Dewi Durga Empu Baradah Calon Arang Mengusir pasukan Raja Kekalahan Calon Arang
Kerajaan Daha Daha kini bernama Kediri. Tidak ada kejahatan terjadi karena tiap orang hidup makmur,cukup makan dan cukup pakaian. Diperintahkan raja Erlangga. Akan tetapi keadaan sentosa segera berubah dan keamanan terancam. Penyakit menular tak bisa disembuhkan.
Calon Arang Tinggal di Dusun Girah Calon Arang seorang perempuan setengah tua, ia mempunyai anak perawan yang bernama RATNA MANGGALI yang berumur lebih 25 tahun. Ia senang menganiaya sesama manusia, membunuh, merampas, dan menyakiti sesama. Anak semata wayangnya sangat disayangi dan tidak jahat sepertinya namun karena ibunya jahat membuat orang disekelilingnya tidak berani berteman dengannya.
Usia Ratna Manggali yang sudah cukup untuk menikah tapi karena tidak ada yang berani mendekatinya maka tidak ada laki-laki yang melamarnya. Itu membuat orang sekitar membicarakannya. Pembicaraan itu didengar Calon Arang dan membuatnya marah. Jiwa pendendam Calon Arang timbul, ia melampiaskan dendamnya dengan meneluh warga Dusun Girah dengan ilmu gaib yang ia punya. Calon Arang meneluh warga meminta bantuan dewi Durga.
Candi Durga Calon Arang beserta murid-muridnya yang di antaranya Weksirsa, Mahisa Wadana, Ledensi, Larung, Guyung, dan Gandi pergi ke Candi Durga untuk memuja Dewi Durga. Sebelum melakukan pujaannya Calon Arang beserta murid-muridnya melakukan upacara adatnya. Calon Arang meminta Dewi Durga untuk mengijinkan meneluh warga Dusun Girang. Dewi Durga mengijinkan tapi dengan syarat tidak meneluh warga di dalam Ibu Kota.
Penyakit itu tidak bisa disembuhkan. Orang yang hendak menyembuhkan malah tertular.
Empu Baradah Tinggal di Dusun Lemah Tulis Taat agama dan senang menolong orang yang membutuhkan. Mengajarkan agama pada murid-muridnya di Wisamuka. Mempunyai seorang anak wanita yang bernama WEDAWATI. Istrinya meninggal, kemudian menikah lagi dengan seorang janda yang mempunyai anak 1. Wedawati selalu disiksa dan dipekerjakan oleh ibu tirinya bila tidak ada Empu Baradah.
Calon Arang Mengusir Pasukan Raja Kejahatan Calon Arang didengar juga oleh SRI BAGINDA RAJA ERLANGGA. Raja Erlangga memutuskan pasukannya untuk menangkap Calon Arang di Dusunnya. Ketika pemimpin pasukan raja hendak menangkap Calon Arangdi rumahnya, Calon Arang berbalik membunuh pemimpin pasukan. Melihat hal tersebut para awak pasukan yang lain langsung lari meninggalkan Dusun Girah.
Calon arang sedang tidur. Prajurit Erlangga merasa dapat menangkap Calon Arang, ia lalu memegang Calon Arang. Calon Arang menyemburkan api dari mulutnya sehingga prajurit Erlangga hangus. Pasukan Erlangga kabur. Raja Erlangga kecewa dengan kegagalan pasukannya.
Kekalahan Calon Arang Serangan Raja Erlangga membuat calon arang semakin marah dan meneluh warga di dalam ibu kota. Teluh semakin membuat warga resah. Raja Erlangga memerintahkan seluruh Pendeta untuk menyembuhkan teluh tapi tidak satu pun yang dapat menyembuhkannya,sampai aktirnya Baginda raja mendengar berita tentang Empu Baradah. Di perintahkan prajurit untuk menemui Empu Baradah dan memintanya untuk mengobati teluh.
Setelah mengetahui alasan Calon Arang meneluh Warga, EMPU BAHULA memutuskan muridnya yaitu Empu Bahula untuk pergi ke Dusun Girah menemui Calon Arang dan melamar Ratna Manggali. Mendengar lamaran Empu Bahula, Calon Arang sangat girang dan langsung menerima lamaran Empu Bahula. Pesta pernikahan Ratna Manggali dan Empu Baradah dibuat Calon Arang sangat meriah dan mewah. Semua warga diundangnya dan dihidangan makanan yang sangat banyak dan mahal. Karena kejahatannya tamu pun tak banyak yang datang.
Empu Bahula setiap hari mengawasi kegiatan Calon Arang dan menyelidiki apa yang menjadi senjata Calon Arang. Akhirnya Empu Bahula menemukan rahasia Calon Arang yaitu ada pada kitabnya. Empu Bahula meminta Ratna Manggali untuk mencuri kitabnya. Kitab diserahkan pada Empu Baradah untuk dipelajari. Setelah mempelajarinya Empu Baradah menemukan penawar teluh. Pergilah Empu Baradah ke Dusun Girah untuh menyembuhkan warga yang terkena teluh dan orang mati yang belum busuk. Orang mati itu disentuh dan diperciki air oleh Empu Baradah. Murid Calon Arang minta disucikan sifat jahatnya pada Empu Baradah. Sedangkan Calon Arang ditolak Empu Baradah untuk disucikan tapi langsung dibunuh.
Sebelum dibunuh oleh Empu Baradah, Calon Arang minta disucikan oleh Empu Baradah tetapi Empu Baradah menolaknya dan langsung membunuhnya. Maka Calon Arang dihidupkan lagi dan disucikan lagi lalu dibunuh lagi. Setelah menyelesaikan tugasnya Empu Baradah kembali lagi ke Lemah Tulis. Sedangkan di Istana, Baginda Raja membagi 2 wilayahnya. Yaitu yang sebelah dinamai Kediri yang dipimipin oleh putra sulungnya, yang sebelah lagi dinamai Jenggala yang dipimpin oleh putra bungsunya.
Sampun