SMAM : the average length of single life expressed in years among those who marry before age 50.
Rata-rata umur perkawinan pertama merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan tingkat fertilitas, karena semakin muda seseorang melakukan perkawinan semakin panjang masa reproduksinya, sehingga semakin besar peluang untuk melahirkan anak. Karena resiko melahirkan hanya pada wanita, maka SMAM lebih sering digunakan untuk menghitung rata-rata umur perkawinan pertama wanita.
Data yang diperlukan untuk menghitung SMAM adalah persentase dari wanita atau pria yang belum kawin menurut kelompok umur. Data ini bisa didapat dari hasil sensus penduduk maupun survei kependudukan lainnya.
Angka SMAM diperoleh dengan cara menghitung persentase atau proporsi wanita atau laki-laki single pada kelompok umur berurutan. : persentase proporsi penduduk belum kawin pada umur i (dari interval i s/d i+n) 5 * proporsi yang belum kawin : persentase/proporsi penduduk yang belum kawin pada usia 50 tahun ½ (proporsi belum kawin usia tahun dan tahun)
Banyaknya tahun hidup yang berstatus single usia 15 s/d 50 dari seluruh kohor adalah penjumlahan dari proporsi single (dikalikan 5 untuk kelompok umur 5 tahunan). Ditambahkan dengan 1500 untuk tahun-tahun hidup, yaitu dari 100 orang dalam kohor sebelum ulang tahun mereka ke 15. Jumlah tahun hidup bagi mereka yang belum kawin sebelum umur 50 tahun harus dikeluarkan dari total. Totalnya kemudian dibagi dengan banyaknya yang berstatus kawin dan hasilnya adalah SMAM.
Persentase penduduk yang berstatus single pada umur berapapun secara logika tidak lebih besar dari mereka yang berumur muda, sebab hal ini tidak pernah terjadi pada kohor yang sesungguhnya. Jadi SMAM mengasumsikan bahwa pola perkawinan tidak berubah pada masa yang lalu. Semakin cepat polanya berubah, semakin tidak rasional interpretasi penghitungannya, yaitu rata-rata umur perkawinan. Jika data umur perkawinan tidak tersedia dari data registrasi penduduk maka SMAM merupakan informasi yang bermanfaat tentang pola perkawinan.
Misalkan kita mempunyai suatu penduduk dengan proporsi single sebagai berikut: Kelompok UmurProporsi Single x95= x75= x50= x35= x25= x15= x10=50 1, x10=50 1-4
2-4 Kita mempunyai 100 wanita pada masing- masing umur, 95 diantaranya single pada umur tahun, 75 single pada umur tahun dan seterusnya. Wanita kelompok umur 0-14 tahun diasumsikan tidak ada yang berstatus kawin. Jadi total jumlah tahun hidup dengan status single adalah 15x100 atau Pada tahun tercatat 475 tahun hidup single, pada umur tahun tercatat 375 dst.
3-4 Sehingga, dari wanita berumur tahun terdapat 3025 ( ) tahun hidup dengan status single. Dari proporsi single umur tahun dan tahun, kita dapat memperkirakan proporsi single pada umur 50 tahun, yaitu 0,10, berarti 10 orang dari 100 yang mencapai umur 50 tahun tetap single, dengan total 500 tahun. Kita kurangi angka 500 dari 3025 untuk memperoleh total tahun hidup dengan status single, diperoleh 2525.
4-4 Dibagi dengan banyaknya penduduk yang berstatus kawin yang mencapai usia 50 tahun maka diperoleh rata-rata umur perkawinan yaitu 28,06 tahun.
1-6 Penduduk wanita menurut kelompok umur dan status perkawinan di Provinsi Bali tahun 2000 adalah sbb: Golongan UmurBelum kawinKawinCerai HidupCerai MatiJumlah Age GroupSingleMarriedDivorcedWidowedTotal (1)(2)(3)(4)(5)(6) , , ,293 12, , ,557 75,967 1, , , ,615 1, , , ,191 2,071 1, , , ,664 2,274 2, , ,080 90,124 1,936 3, , ,181 69,064 1,622 5,206 80, ,441 55,173 1,515 7,501 67, ,731 41,671 1,234 8,917 54, ,505 31,837 1,241 13,092 48, ,703 45,239 2,383 42,423 94,748 Jumlah/Total 400, ,164 17,772 85,793 1,294,543
2-6 Cara penghitungan: Tahap I : Jumlahkan persentase wanita belum kawin kelompok umur tahun sampai tahun Tahap II : Kalikan penjumlahan di atas dengan 5 Tahap III : Tambahkan hasil pada step II dengan 1500 Tahap IV : Hitung rata-rata persentase wanita belum kawin kelompok umur dan tahun Tahap V : Kalikan hasil pada step IV dengan 50 Tahap VI : Kurangkan hasil pada step III dari hasil pada step V Tahap VII : Kurangkan hasil pada step IV dari 100 Tahap VIII : Bagi, hasil pada step VI dengan hasil pada step VII
3-6 Catatan: Jika umur perkawinan pertama banyak terjadi pada kelompok umur (persentase penduduk yang belum kawin umur kurang dari 100), maka: 1. Pada tahap I ditambahkan juga persentase penduduk yang belum kawin kelompok umur Pada tahap III ditambahkan 1000, bukan 1500.
4-6 Dengan mengikuti tahap penghitungan yang diberikan maka: Belum kawin/Single Golongan UmurJumlah Age Group N% Total (1)(2)(3) (4) , ,819 (100.00) , ,121 (100.00) , ,126 (100.00) , ,082 (100.00) , ,372 (100.00) , ,368 (100.00) , ,976 (100.00) , ,073 (100.00) , ,630 (100.00) ,731 54, ,505 48, ,703 94,748 Jumlah/Total 400, ,294,543
5-6 Tahap I = Tahap II * 5 = 1, Tahap III1, = 2, Tahap IV( )/2 = Tahap V * 50 = Tahap VI2, = 2, Tahap VII = Tahap VIII2,186.42/ = Hasil penghitungan menunjukkan bahwa SMAM untuk wanita Bali tahun 2000 adalah 23,05 tahun.
6-6 SMAM untuk penduduk laki-laki dapat dihitung dengan cara yang sama. Dengan mengetahui SMAM laki-laki dan perempuan, maka bisa dianalisis perbedaan rata-rata umur perkawinan pertama antara laki-laki dan perempuan, juga perbedaan antara daerah yang satu dengan yang lainnya serta perbedaan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.