Tema Pokok dalam Etika dan Filsafat Komunikasi Manusia sebagai pelaku komunikasi Ambivalensi teknologi komunikasi Komunikasi Efektif Strategi komunikasi
A. MANUSIA SEBAGAI PELAKU KOMUNIKASI Menurut Aristoteles [384-322SM], manusia punya tiga jiwa [anima], yakni: 1. Anima avegatativa/ roh vegetatif ' tumbuh-tumbuhan ' fungsinya makan, tumbuh dan berkembang biak. 2. Anima sensitiva ' binatang punya perasaan, naluri dan nafsu ' mampu mengamati, bergerak dan bertindak. 3. Anima intelektiva ' roh intelekyang dimiliki manusia ' berpikir dan berkehendak. ' punya kesadaran.
Ciri manusia menurut Aristoteles adalah memiliki totalitas, yakni persatuan roh dan jasad. Roh/anima adalah penyebab hidup, bukan penyebab kesadaran, sedangkan yang menyebabkan kesadaran adalah "aku"/rohani. "aku" adalah juga yang merasa, sedangkan pusat panca indera ada di otak, dan memiliki perangsang masing-masing yang disebut "adequatus".
3 aliran besar tentang manusia. Materialisme, yaitu aliran yang melihat manusia ada pada fisiknya. Keberadaan fisik dengan demikian merupakan unsur pokok dari kemanusia. Idealisme, keberadaan manusia adalah pada ide. Seperti orang yang belum pernah melihat kapal selam tapi ia akan mengerti akan kapal selam bila diberi penjelasan dan gambaran tentang kapal selam. Eksistensialisme, melihat manusia pada eksistensinya, yakni sejauh mana keberdaannya diakui oleh masyarakat sekitarnya.
Komunikator Humanistik Adalah komunikator humanistik. Menurutnya komunikator humanistik adalah diri seseorang yang unik dan otonom, dengan proses mental mencari informasi secara aktif, yang sadar akan dirinya dan keterlibatannya dengan masyarakat, memiliki kebebasan memilih dan bertanggung jawab terhadap prilaku yang diakibatkan. Teori humanistik bertujuan menggambarkan teori perilaku manusia yang sederhana dan berdiri sendiri.
B. TEKNOLOGI KOMUNIKASI Straubhaard/LaRose dalam buku Media Now tahun 2002 mengatakan bahwa perkembangan teknologi terhadap bidang komunikasi ditandai dengan terbentuknya Masyarakat Informasi [information society]. Masyarakat informasi adalah suatu masyarakat dimana produksi, pemrosesan, distribusi dan konsumsi informasi menjadi aktivitas yang utama. Sebelum terbentuknya masyarakat informasi, secara sosiologis masyarakat terlebih dahulu mengalami fase masyarakat pra-agriculture, masyarakat agriculture, masyarakat industri, baru masyarakat informasi.
Pada fase pertama, kegiatan manusia adalah bercocok tanam dan berburu dengan perlengkapan seadanya dan dilakukan tanpa pola [nomaden]. Fase kedua, agriculture, kegiatan utama masyarakat adalah bertani serta bagaimana memasar hasil bumi tersebut untuk ditukar dengan kebutuhan lainnya. Fase ketiga, masyarakat industri, ditandai dengan penemuan mesin sehingga produksi bisa dilakukan dengan jumlah massif. Tenaga kerja lebih banyak tersedot dalam sektor pabrik. Bila dilihat dari cirinya, maka Indonesia belum bisa dikatakan sudah masuk ke era masyarakat informasi. Mungkin kalau pada taraf sudah memulai, terutama mereka yang tinggal di kota besar.