PROGRAM KELUARGA BERENCANA MENDUKUNG PENCAPAIAN MDG’s DISAMPAIKAN OLEH KEPALA BKKBN DR. Dr. SUGIRI SYARIEF, MPA PADA RAKORNAS SINERGI PUSAT DAN DAERAH UNTUK MENCAPAI TARGET MDG’s JAKARTA, 30 MARET 2010 1 1
KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROGRAM PEMBANGUNAN SOSIAL DASAR INTEGRAL DILAKSANAKAN SEJAK TAHUN 1970, YANG DITUJUKAN UNTUK : 1. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN IBU DAN ANAK 2. MENGATUR KEHAMILAN DENGAN MENGGUNAKAN CARA ATAU ALAT/OBAT KONTRASEPSI, 3. IKUT MENURUNKAN KEMATIAN IBU MELAHIRKAN, DAN KEMATIAN BAYI 4. MENGENDALIKAN KELAHIRAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK 5. IKUT MEWUJUDKAN SDM YANG LEBIH BERKUALITAS PENYULUHAN KB KELOMPOK PIK-KRR KELOMPOK BKB KELOMPOK BKR KELOMPOK UPPKS 2 2
KB TUJUAN 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Target 1 : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya kurang dari $ 1 (PPP) per hari menjadi setengahnya antara 1990 – 2015. Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara 1990 – 2015. KB TUJUAN 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Target 5 : Menurunkan angka kematian anak balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 – 2015. TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Target 6 : Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015. 3
KB MEMPUNYAI PERAN PENTING DALAM PENINGKATAN KUALITAS SDM MENCOBA MEMUTUS “LINGKARAN SETAN” KEMISKINAN (POVERTY TRAP) ANAK BANYAK MISKIN MISKIN BANYAK YAK BAN
MANFAAT/KONTRIBUSI PROGRAM KB DLM PEMBANGUNAN Human capital Investment MMR/IMR turun KUALITAS SDM Gizi Ibu & Anak membaik Perkembangan otak anak Produk- tivitas Produktivitas meningkat Private saving Reduksi Konsumsi EKONOMI Saving Private saving reduksi biaya Kesehatan Reproduksi Public saving reduksi biaya Pendidikan Sumber: Ascobat Gani
PERAN KB DALAM PENINGKATAN IPM/HDI MMR KESEHATAN IMR GIZI ANAK KECERDASAN IPM KB PARTISIPASI SEKOLAH PENDIDIKAN PENDIDIKAN LBH TINGGI PUBLIC SAVING EKONOMI PRIVATE SAVING MUTU TENAGA KRJA
Penggerakan Keluarga Dan Masyarakat Program KB Nasional Penggerakan Keluarga Dan Masyarakat 1. Keluarga PUS Akses ke Tempat Pelayanan KB (RS, RB, Puskesmas, Pustu, Dokter dan Bidan Praktek Swasta, & Apotik PUS BER-KB LESTARI MENJARANGKAN KEHAMILAN & MENGAKHIRI KEHAMILAN MENGURANGI RESIKO KEMATIAN IBU MELAHIRKAN SASARA 2. Remaja Akses Informasi & Konsultasi Kessehatan Reproduksi Ke Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) Remaja PENDEWASAAN USIA KAWIN, REMAJA TERCEGAH DARI KEHAMILAN TAK DIINGINKAN MENINGKATKAN KETAHANAN KELUARGA & ANAKNYA, SERTA IKUT MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK 3. Keluarga dengan Anak Balita, Akses Info. Pengasuhan & Pembinaan Tumbuh Kembang Anak balita Ke BKB ANAK BALITA TUMBUH & BERKEMBANG BAIK, IBUNYA MENJARANGKAN KEHAMILAN 4. Keluarga dengan Anak Remaja, Akses Info. Pengasuhan & Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Remaja Ke BKR ANAK REMAJA TUMBUH & BERKEMBANG BAIK, IBUNYA MENGAKHIRI KEHAMILAN 5. Keluarga, terutama Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (Keluarga Miskin) peningkatan ketrampilan usaha dan peroleh akses modal Ke Kelompok UPPKS KELUARGA PRA-S & KS I JARANG ANAK, USAHA MENINGKATKAN USAHA DAN KESEJAHTERANNYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB PERKEMBANGAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB DAN TANTANGANNYA Apa yang telah dicapai? 8
MENINGKATNYA PEMAKAIAN KONTRASEPSI (Contraceptive Prevalence Rate = CPR) Perkembangan pemakaian kontrasepsi (CPR) dari seluruh Pasangan Usia Subur (%) CPR tidak meningkat secara signifikan dalam 5 tahun terakhir Sumber : SDKI 9
DISPARITAS PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI (CPR) ANTAR PROVINSI NASIONAL 61.4 % Masih terjadinya disparitas CPR antar provinsi ( 34,1 % - 74 % ) Sumber: SDKI 2007
meningkatkan kesertaan pria dalam ber-KB . Efektivitas Penggunaan Alat, Obat, dan Kontrasepsi (Alokon) Perkembangan prevalensi pemakaian alokon berdasarkan jenis kontrasepsi menunjukkan pemakaian alokon jangka panjang (MOW, MOP, IUD, Implan) semakin menurun, sedangkan pemakaian alokon jangka pendek semakin meningkat (Suntikan dan Pil) Tantangan: upaya meningkatkan kesertaan ber-KB di daerah dengan CPR rendah, meningkatkan pemakaian kontrasepsi jangka panjang, dan meningkatkan kesertaan pria dalam ber-KB .
Trend Fertilitas & Kontrasepsi Tahun 1971 - 2007
DISPARITAS ANGKA KELAHIRAN (Total Fertility Rate = TFR ) Rata-rata Nasional : 2,3 Masih tingginya disparitas tingkat kelahiran penduduk (TFR) antar provinsi ( 1,5 -- 3,7 ) Sumber: SDKI 2007 (adjusted)
Pendidikan dan Indeks Kesejahteraan TFR Anak Pernah Dilahirkan Wanita 40-49 SDKI 2002-03 SDKI 2007 2007 Pendidikan Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SMP Tamat SMP atau lebih 2,6 2,7 2,5 2,4 2,8 4,3 4,4 4,0 3,7 3,0 4,1 3,9 3,5 3,4 Indeks Kesejahteraan (quantile) Q1 (terendah) Q2 Q3 Q4 Q5 2,2 4,2 3,8 3,6 3,3 Desa - Kota Desa Kota 2,3 Disparitas TFR terjadi pada : Tingkat pendidikan, Tingkat kesejahteraan, & Wilayah Desa-Kota. Tantangan : upaya meningkatkan kesertaan ber-KB dan akses terhadap pelayanan KB, di daerah dengan TFR tinggi, serta penyediaan pelayanan KB gratis bagi penduduk miskin dan rentan lainnya. 14
MENURUNNYA ANGKA UNMET NEED DAN KECENDERUNGAN MENINGKAT LAGI Unmet need meningkat lagi Sumber : SDKI
Disparitas Unmet Need Antar provinsi Rata-rata Nasional : 9.1 % Tantangan: upaya intensifikasi advokasi dan KIE serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di daerah galciltas, dan daerah dengan unmet need tinggi
Jumlah Kelompok PIK- REMAJA pada tahun 2009 : MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU REMAJA DALAM KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI KELOMPOK PIK-REMAJA Jumlah Kelompok PIK- REMAJA pada tahun 2009 : KELOMPOK PIK REMAJA TUMBUH ; 7.912 kelompok KELOMPOK PIK REMAJA TEGAK : 1.112 kelompok KELOMPOK PIK REMAJA TEGAR : 465 kelompok Jumlah Kelompok PIK Remaja : 9.489 kelompok Tantangan: meningkatkan dan memperluas akses Remaja terhadap informasi Kesehatan Reproduksi dan konsultasi permasalahan remaja, melalui Kelompok PIK Remaja 17
MEMBINA KESERTAAN BER-KB MELALUI KELOMPOK UPPKS BAGI PEMBERDAYAAN MENINGKATKAN PARTISIPASI KELUARGA DALAM PENGASUHAN DAN PEMBINAAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA DAN REMAJA (BKB DAN BKR) Jumlah kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) : 78.040 kelompok pada tahun 2009. Jumlah kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) : 32.535 kelompok pada 2009. Tantangan: meningkatkan akses keluarga terhadap informasi pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita dan remaja. MEMBINA KESERTAAN BER-KB MELALUI KELOMPOK UPPKS BAGI PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN KB Identifikasi dan inventarisasi Kelompok UPPKS, melalui Registrasi kembali Kelompok UPPKS dalam Directory Database Kelompok UPPKS : 67.686 Kelompok Menjalin kemitraan dengan mitra kerja/sumber modal untuk memudahkan Kelompok UPPKS mengakses pinjaman modal bagi usaha Kelompok UPPKS ( Perum Pegadaian, BANK - BRI, PNPM, PEMERINTAH DAERAH, BUMN, LSOM ) Tantangan : meningkatkan pembinaan Peserta KB, terutama dari Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I Anggota UPPKS, melalui peningkatan ketrampilan usaha dan memperoleh akses modal dalam pengembangan usahanya 18
PENCAPAIAN TARGET MDG’s ( TUJUAN 4): ANGKA KEMATIAN ANAK DAN BAYI Angka Kematian Balita TUJUAN 4: KEMATIAN BAYI dan BALITA Angka Kematian Bayi SASARAN MDG’s 2015 Angka Kematian Neonatal Pencapaian Tujuan 4: menurunkan kematian anak , Angka Kematian Bayi dan Balita pada lima tahun terakhir menunjukkan tren penurunan yang lambat. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup untuk AKB dan 44 per 1000 kelahiran hidup untuk AK Balita Hasil ini menunjukkan sedikit sekali perbedaan dengan hasil SDKI pada tahun 2002-2003. Bila kita bandingkan dengan kondisi tahun 1990-an memang penurunannya sangat tajam. Keberhasilan imunisasi dan penanganan penyakit infeksi sangat besar kontribusinya. Sasaran yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran hidup untuk AKB dan 32 per 1000 kelahiran hidup untuk AK Balita. Permasalahan di Indonesia adalah kesenjangan yang sangat lebar antar sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan perkotaan dan pedesaan. Kesenjangan antar provinsi juga sangat lebar. AKB terendah di D I Yogyakarta yaitu 19 per 1000 kelahiran hidup dan tertinggi di Sulawesi Barat 74 per 1000 kelahiran hidup. Kematian neonatal juga menunjukkan penurunan sangat lambat, selama lebih dari satu dekade hanya menurun 11 point. Selain itu bila kita membandingkan tingginya AKN dan AK Balita tampak bahwa permasalahan pasca neonatal sangat besar, terkait dengan penyakit infeksi yaitu diare dan pneumonia. Masalah penanganan kematian neonatal dan penanganan masalah penyakit infkesi dan gizi masih kurang menjadi prioritas upaya kesehatan. Walaupun indikator MDG 4 ini diprediksi akan tercapai pada tahun 2015, akan tetapi melihat permasalahan yang kita hadapi, memerlukan upaya yang lebih keras lagi. Sumber : SDKI dan Paparan Menkes di Rakernas BKKBN 2010 Tantangan : Penurunan AKBA dari kedua SDKI terakhir (2003 & 2007) mulai melambat namun Target MDG diperkirakan dapat tercapai, meskipun masih terjadi kesenjangan capaian antar propinsi
MDG PENCAPAIAN TARGET MDG’s ( TUJUAN 5): ANGKA KEMATIAN IBU Pencapaian Tujuan 5: meningkatkan kesehatan ibu , indikator AKI merupakan salah satu indikator yang diramalkan sulit dicapai. Tidak hanya di Indonesia akan tetapi di banyak negara berkembang di dunia. Data terakhir menurut SDKI 2007 menunjukkan 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Hasil ini menunjukkan penurunan yang menggembirakan dibandingkan tahun 2002/2003 yaitu 307 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Indikator proksi terhadap AKI yaitu pertolongan persalinan pada petugas kesehatan menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan yaitu meningkat dari 38,5% pada tahun 1992 menjadi 73,4% pada tahun 2007. Permasalahan tingginya AKI dipengaruhi oleh faktor sosial (yaitu tiga terlambat dan empat terlalu), ekonomi dan budaya. Kebiasaan untuk melahirkan di rumah masih sangat dominan dimana akan memberikan risiko bagi kematian ibu dan bayi. Penyebab kematian ibu masih berpola pada tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan pasca persalinan, eklamsia dan infeksi. Memperhatikan permasalahan yang dihadapi maka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya prioritas dalam penurunan AKI. Mengingat besaran masalah yang dihadapi dan banyaknya determinan tidak langsung dari indikator tersebut maka upaya pencapaian MDGs tidak mungkin dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Peranan sektor lain dan keterlibatan masyarakat madani juga organisasi profesi dan organisasi seminat sangat penting dan merupakan kunci dari sustainabilitas pencapaian tersebut. Sumber : SDKI dan Paparan Menkes di Rakernas BKKBN 2010 Tantangan : Penurunan AKI lambat Target MDG kemungkinan tidak tercapai, berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi, budaya, serta kesulitan memperoleh data AKI di tingkat daerah
Target Berbanding Realisasi Angka Kemiskinan 14,1
Sumber: Prof. Dr. Sri Murtiningsih Adioetomo Antara Proyeksi dan Kenyataan 325 300 Iskandar PBB 275 250 BPS 225 200 Widjojo PENDUDUK 175 PADA TAHUN 2000 PROGRAM KB TELAH BERHASIL MENCEGAH KELAHIRAN SEKITAR 80 JUTA JIWA 150 125 100 Proyeksi Widjojo tanpa penurunan fertilitas, estimasi jumlah penduduk 2000 mencapai 350 jt. Proyeksi Iskandar (I), CBR menurun 2001, hasil jumlah penduduk 2000 mencapai 280 jt Sensus 2000, jumlah penduduk 206 juta Pembangunan ekonomi dan kebijakan kependudukan dan KB menghindarkan kelahiran 80 juta penduduk. Meskipun begitu jumlah penduduk masa depan masih tetap meningkat. 75 50 25 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050 TAHUN Sumber: Prof. Dr. Sri Murtiningsih Adioetomo 22 22
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA ( DALAM JUTA) 330 300.00 285 275.00 KELAHIRAN TERCEGAH 100 JUTA KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA 250.00 225.00 230 200.00 205 175.00 150.00 125.00 100.00 75.00 40.2 50.00 10.8 14.2 18.3 25.00 0.00 2009 1600 1700 1800 1900 2000 TAHUN
MENURUNNYA LAJU PERTUMBUHAN DAN JUMLAH PERTAMBAHAN PENDUDUK Laju pertumbuhan penduduk masih tinggi, walaupun cenderung menurun. Sumber : Sensus penduduk (1971,1980,1990,2000), Supas 2005, dan Proyeksi Penduduk Berdasarkan Supas 2005 Tantangan: mengendalikan TFR, yang merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah pertambahan penduduk di Indonesia. 24 24
Pengendalian Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk cenderung menurun, namun secara absolut pertumbuhan jumlah penduduk masih terus meningkat.
Struktur Penduduk Indonesia 1971 - 2009 Potensi Baby Boom Bukti Jml kelahiran tinggi Terjadi perubahan struktur penduduk dari tahun 1971-2009. Proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan usia non produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) menjadi relatif seimbang.
SKENARIO PELAKSANAAN PROGRAM KB DAN IMPLIKASI THD JUMLAH PENDUDUK 2015 Proyeksi BPS, 248 juta (2015) 37,4 jt 28,5 jt 10,8 jt Penduduk tahun 2008 TAMBAHAN PENDUDUK
Sumber: Prof. Dr. Sri Murtiningsih Adioetomo
POSISI PROGRAM KB NASIONAL SAAT INI DAN KE DEPAN UU NO. 52, Tahun 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA 1. KELEMBAGAAN BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Merupakan Lembaga Non Kementerian berkedudukan dibawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL ( BKKBN ) UU NO. 52 DI TINGKAT PROVINSI DAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DAERAH ( BKKBD )
2. Mempunyai Fungsi : Pasal 56 ayat (2) UU No. 52 Tahun 2009 perumusan kebijakan nasional; penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria; pelaksanaan advokasi dan koordinasi; penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi; penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi; pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi. Fungsi pendukung: penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum; pelaksanaan pengawasan fungsional; penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan; pengelolaan data dan informasi kependudukan dan KB
Kesehatan 3. BKKBN Mendukung 11 Prioritas Pembangunan Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik Peningkatan Advokasi KIE Program Kependudukan dan KB Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembinaan Tumbuh Kembang Anak melalui 84.540 Kelompok BKB
Program KKB bagian dari peningkatan SDM Pengendalian Penduduk FOKUS: Revitalisasi Program KB Penyerasian Kebijakan Kependudukan
Revitalisasi Program KB Prioritas Program Pro-Rakyat (Raker. Presiden dg para Menteri, Gubernur, Kepala LPNK di Cipanas 3 Februari 2010 Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi Rakyat Penguatan Wajib Belajar 9 Tahun yang Terjangkau Untuk Semua Peningkatan Pendidikan Menengah dan Tinggi Peningkatan Perlindungan Risiko Finansial terhadap Gangguan Kesehatan bagi Penduduk Miskin Peningkatan UpayaPelayanan Kesehatan Preventif dan Promotif Revitalisasi Program Keluarga Berencana
SEKIAN TERIMA KASIH 35