Logam berat ? Berbahaya ? Solusi ?

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Advertisements

BAB II MEDIA DAN STERILISASI
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
MANGGA Ketinggian tempat: 0—300 m dpl
Kebutuhan, kualitas, dan pencemaran air
Teknik Pengawetan Makanan Berkualitas Tinggi
LAJU REAKSI By Indriana Lestari.
MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 )
DINAS PERTANIAN PROV JATIM
FERMENTASI KACANG-KACANGAN
BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN
BREVET PEMUPUKAN MN (MAIN NURSERY)
KULTUR Chaetoceros sp SECARA MASSAL DI UNIT PEMBENIHAN UDANG BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO TAUFIK HERMAWAN P Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
Hubungan Sumber dan Lubuk
Dosis Pupuk KIMIA Semakin TINGGI
Teknis Budidaya Tanaman Cabe
PROSES BUDIDAYA TANAM PADI A. Sertifikasi Benih
SPESIFIK LOKASI DATARAN TINGGI DAN MEDIUM
PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN
Peralatan dan Teknik Analisis Laboratorium
ATK I PROSES DAN VARIABEL PROSES
Ujian Tesis Program Studi Agronomi Sekolah Pascasarjana IPB
POLUTAN LOGAM BERAT: MERKURI
PENGUJIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN ( AMDK ) AQUALITY & AMGO
Tanaman Obat.
Dipersembahkan oleh : Ruri Arista Claudia Sharita Aulia Rochmi
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
Kemampuan Pseudomonas aeruginosa dalam menguraikan PNP (P-nitrofenol)
PENELITIAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA LAHAN BAKAL WADUK DAN WADUK
PENGOLAHAN TANAH PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN
Pertemuan 6 PUPUK DAN PEMUPUKAN Marlen Sahureka.
HUMUSTAR (Humic Acid) PT. NOVAGRO INDONESIA
Anthorium bunga Syarat tumbuh Suhu 14 – 28 oC
Teknologi Pengolahan Hortikultur Nata de Banana Skin
MODUL XII MIKROBIOLOGI TANAH
Sebagai Media Penyuluhan
Scientific Background in the Development of PHSL
Budidaya Tanaman Berkayu
EVALUASI KESUBURAN TANAH
3. Analisis Hara dan Pertumbuhan Padi pada Berbagai Varietas dan Kedalaman Muka Air pada Musim Tanam I dan II. Tempat dan Waktu :di Rumah Pastik di lahan.
OLEH : TRI AYULOKASARI O5O3O3O44/ ILMU TANAH
STUDI PENYIAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BIOAKTIF MENDUKUNG STANDARISASI MUTU PEGAGAN TIM PENELITI Dr Ir Munif Ghulamahdi,
Pengamatan Tinggi tanaman mulai umur 4 mg setiap 2 mg
Ekofisiologi Studi budidaya di dataran rendah & tinggi :
Teknik pembuatan pupuk hayati (Kapsul)
METODOLOGI PENELITIAN
Rangkaian kegiatan penelitian diawali pada bulan Juni 2010, al :
Jarak antara R-GMJ terluar 30 cm
Potensi Limbah Lumpur Minyak Kelapa Sawit dengan Pseudomonas fluorescens dalam Menekan Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Kelapa Sawit (Ganoderma sp.)
1. Dr. Ir. Hamim, M.Si. (penanggung jawab)
UJI PEMANFAATAN BAKTERIOFAGE SEBAGAI
Pemanfaatan Dregs Dan Pupuk Kandang Untuk Meningkatkan Kandungan Nitrogen (N) Pada Lahan Gambut Oleh Sri Wilda Albeta.
PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA
Hasil Pekerjaan Paket teknologi pertanian organic
Kedalaman Muka Air Pengamatan Indragiri Fatmawati Ciherang Gilerang
Pembuatan Media dan Sterilisasi
MELAKUKAN PEMUPUKAN PADA BIBIT TANAMAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metodologi Rancangan yang digunakan adalah rancangan
Wahyul Muttaqin E1A Pendidikan Biologi
Oleh: Sri Hidayati Ahmad Sapta Zuidar Rachmania Widyastuti
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BERDASARKAN HASIL WAWANCARA DENGAN PETANI YANG SUKSES
Pengisian Polong Tanggamus
Peta Karakteristik Tanah Sawah Dari Bahan Volkanik
KORELASI ANTARA KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL PADA POPULASI F6 TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.)
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
Transcript presentasi:

Logam berat ? Berbahaya ? Solusi ?

Potensi Pseudomonas fluorescens strain KTSS untuk bioremidiasi merkuri di dalam tanah

Metode yang digunakan : Penetapan Potensi P. Fluorescens strain KTSS Penetapan Potensi Reduksi Merkuri Dengan Bioindikator Bibit Kakao di Rumah Kaca Penetapan Potensi Reduksi Merkuri dengan Bioindikator Padi Varietas Ciherang di Lapang

Bahan Isolat bakteri P. Fluorescens strain KTSS dari wilayah penambangan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Sumatra Selatan.

Penyiapan inokulum Isolat bakteri - ditumbuhkan dalam 50 mL medium cair Luria Bertani selama 48 jam dan suhu 280 C serta kecepatan 200 rpm. Isolat bakteri inokulum

Penyiapan bioamelioran - disterilisasi selama 4 jam dengan suhu 1050 C. - dilakukan perbanyakan inokulan dalam medium LB. - bahan dicampur dan disertai inokulasi 6%(v/b) P. Fluorescens strain KTSS ke dalam bahan pembawa Zeolit, biochar, kalsinasi dan P. Fluorescens strain KTSS (9:0,5:0,5:0,6) Bioamelioran

Penetapan Potensi P. Fluorescens strain KTSS 50 gr bahan tanah - dimasukkan dalam 10 buah Erlenmeyer (100ml). - disterilisasi dengan suhu 1210 C selama 1 jam dalam 3 hari berturut-turut. - ditambahkan 5000 ppb merkuri dan diinkubasi selama 24 jam. - diinokulasi dalam bahan tanah steril yang mengandung merkuri. - diinkubasi lagi selama 7 hari pada suhu 280 C. - dianalisis dengan Atomic Absorbtion Spectrophotometer(AAS) - dianalisis konsentrasi merkuri terlarut air dalam bahan tanah 0,25 dan 50% (v/b) Inkubasi akhir Hasil

Analisis Merkuri Terlarut Air Tanah yang mengandung suspensi P. flourescens Dimasukkan ke dalam 100 mL botol kocok plastik Ditambahkan 50 mL air suling Dikocok selama 2 jam dengan kecepatan 200 rpm Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28ᵒC Dikocok selama 30 menit Disaring dengan keratas saring Whatman 93 dan Sartorius 0,45 µM Merkuri ditetapkan dengan menggunakan Automic Absorbtion Spectrophotometer

Analisis Total Merkuri di Dalam Bahan Tanah & Tanaman Dimasukkan ke dalam 100 mL Erlenmeyer Ditambah dengan 5-7 mL HNO3 pekat dan 1 mL HCLO4 pekat Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28ᵒ Dipanaskan secara perlahan (100-150ᵒ) selama + 3 jam Suhu dinaikkan sampai 200ᵒ Suspensi yang tertinggal didinginkan Dipendah ke dalam 50 mL labu ukur (pyrex) Ditambah aquades sampai volumenya 50mL Dikocok Disaring dengan keratas saring Whatman 93 Merkuri ditetapkan dengan menggunakan Automic Absorbtion Spectrophotometer

Hasil Pemberian inagulan P.fluorescens strain KTSS sebanyak 25% (v/b) ke dalam 50 g bahan tanah steril, dengan masa inkubasi 7 hari pada suhu 28 derajat celsius dapat menurunkan konsentrasi merkuri lebih banyak, jika dibandingkan tanpa inokulan ataupun perlakuan dengan P. Fluorescens starin SAKS ( isolat pembanding). Jumlah suspensi P.fluorescens strain KTSS maupun SAKS yang ditambahkan ke dalam bahan tanah konsentrasi 25% (v/b) lebih optimal menurunkan konsentrasi merkuri jika dibandingkan dengan 50% (v/b) . Apabila dibandingkan dengan tanpa inokulan, maka potensi reduksi merkuri oleh P. Fluorescens strain KTSS dan SAKS masing-masing sebesar 53,3% dan 40,1% untuk 25% (v/b) serta 41,9 dan 16,3 untuk 50% (v/b)

HOME

Penetapan Potensi Reduksi Merkuri Dengan Bioindikator Bibit Kakao di Rumah Kaca 10 kg bahan tanah homogen Ditanami 1 bibit kakao lindak klon Upper Amazon Hybrid Diamati pertumbuhan vegetatif bibit kakao 1 bulan sekali selama tiga bulan Peubah yang diamati : 1. tinggi bibit, 2. jumlah daun, 3. panjang akar, 4. berat basah dan kering batang, daun dan akar.

Dipupuk masing-masing perlakuan serta pengaplikasian bioamelioran Dipupuk masing-masing perlakuan serta pengaplikasian bioamelioran. Analisis bahan tanah : Kadar N, P2O5 dan K2O, C Organik , pH, KTK, dan konsentrasi total merkuri. Data diolah dengan analisis sidik ragam dan membandingkan hasil perlakuan dengan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

HOME

Penetapan Potensi Reduksi Merkuri dengan Bioindikator Padi Varietas Ciherang di Lapang Analisis tanah Penilitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yang berbeda Bioamelioran diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara pembenaman ke dalam tanah 300 kg NPK Phonska (15-15-15) diberikan sekaligus pada 7 hari setelah tanam

200 kg pupuk urea diberikan secara sebar sebanyak 3x pemupukan pada umur tanaman 7,21,dan 42 HST Padi varietas Ciherang ditanam pindah pada umur 15 hari setelah pembibitan Di tanam dengan sistem legowo Pengambilan sampel tanah pada 15 titik lalu dikompositkan untuk dianalisis sifat kimia tanah dan kandungan merkuri

Berganda Duncan taraf 5%. Pengamatan terhadap perkembangan jumlah anakan dan tinggi tanaman pada 7,14,21,42, dan 63 HST Peubah yang diamati untuk mengetahui produktivitas tanaman meliputi jumlah anakan produktif, malai isi, gabah kering panen, gabah kering giling Data diolah dengan analisis sidik ragam dan membandingkan hasil perlakuan dengan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Hasil Pada perlakuan A,B,C pada umumnya pertumbuhan vegetatif dan produksinya lebih baik daripada perlakuan A.(Lihat tabel 3) Note: Perlakuan A. 100% dosis pupuk NPK Perlakuan B. 100% dosis pupuk NPK + 37,5 kg bioamelioran P. Fluorescens strain KTSS/ha. Perlakuan C. 100% dosis pupuk NPK + 75,0 kg bioamelioran P. Fluorescens strain KTSS/ha. Perlakuan D. 50% dosis pupuk NPK + 75,0 kg kg bioamelioran P. Fluorescens strain KTSS/ha. Perlakuan E. Tanpa pupuk (Blanko)

HOME

Kesimpulan Pseudomonas fluorescens strain KTSS memiliki potensi mereduksi logam merkuri. Jumlah suspensi Pseudomonas fluorescens strain KTSS yang ditambahkan ke dalam bahan tanah dengan konsentrasi 25% lebih optimal daripada 50%. Peran P. fluorescens strain KTSS cukup signifikan terhadap terjadinya proses akumulasi merkuri di daerah sekitar perakaran bibit kakao sehingga menghambat ke jaringan daun. Pemberian 100% dosis pupuk NPK 15-15-15 dengan 37,5-75 kg bioamelioran P. fluorescens strain KTSS menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan produksi padi yang lebih baik serta kadar merkuri di dalam tanah yang lebih rendah dibanding dengan pemberian 100% pupuk NPK 15-15-15 atau tanpa pupuk (blanko).