TEORI ANTROPOLOGI NON POSITIVISTIK Pertemuan III Tema : Mengenal Paradigma Non Positivisme
Gagasan Mengenai Ilmu Sosial Seringkali dikatakan bahwa ilmu sosial adalah ilmu-ilmu lunak yang berbeda secara jauh dengan ilmu alam, kurang ilmiah, tidak dapat melakukan eksperimen dengan mengendalikan semua variabel, karena itu ilmu sosial tidak bisa memprediksi kejadian sosial dengan akurasi muthlak. Dalam perjalanannya, ilmu sosial memang jelas berbeda jauh dengan ilmu alam. Metode dalam ilmu alam tidak bisa diterapkan dalam ilmu sosial karena ilmu sosial mempelajari manusia yang menyertakan persoalan makna di dalamnya.
Rasionalis Vs Relativis Ada dua pandangan dalam ilmu sosial yakni : Rasionalis, berkeyakinan bahwa standart-standart universal dari pikiran manusia adalah bebas konteks dan benar adanya sehingga terjemahan, interpretasi dan eksplanasi adalah benar adanya. Relativis, berpandangan bahwa semua standart pikiran bergantung pada konteks sosial yang menyertainya sehingga terjemahan, interpretasi dan eksplanasi adalah bersifat parsial dan problematik.
Paradigma Positivistik Rasionalis Vs Relativis adalah perbedaan pemikiran yang didasarkan atas perbedaan paradigma dalam ilmu sosial. Paradigma adalah suatu perspektif atau cara berpikir yang di dalamnya terdapat banyak teori-teori kecil. Positivistik berpendapat bahwa ilmu sosial serupa dengan ilmu alam sehingga tujuan dari ilmu sosial adalah membuat analisis kausalitas untuk memperlihatkan hubungan atau sebab akibat diantara berbagai unsur kebudayaan atau fenomena sosial budaya.
Paradigma Non Positivistik Paradigma ini berargumen bahwa tujuan ilmu sosial bukanlah mencari hukum-hukum umum seperti halnya ilmu alam namun mencari pemahaman atas suatu fenomena sosial yang terjadi Non positivistik menekankan pentingnya “makna” dalam memahami fenomena sosial budaya Paradigma ini berkeyakinan bahwa ilmu alam berbeda jauh dengan ilmu sosial sehingga metode dan teknik analisis datanya juga berbeda
Namun…. Secara paradigmatik Ilmu sosial memang berbeda dengan ilmu alam, khususnya dalam hal objek studi yang berimplikasi pada metodologi. Ilmu sosial tidak berusaha menerapkan hukum-hukum untuk mencari “universalitas” karena prinsip verstehen membuat ilmuwan sosial mencari “pemahaman” dan “penjelasan” mengenai suatu kejadian sosial atau juga perilaku manusia
Antropologi Sebagai Ilmu Sosial Tujuan dari disiplin Antro adalah : Menjelaskan perbedaan dan persamaan antara kebudayaan manusia yang tersebar di segala penjuru dunia Mencari jawaban atas perubahan kebudayaan manusia Menjelaskan fenomena sosial budaya yang terjadi dalam kehidupan manusia Menjelaskan perilaku manusia Semuanya adalah pertanyaan dasar dari Antropologi yang harus dicari jawabannya melalui penelitian ilmiah.
Perspektif dalam Antropologi Perspektif adalah suatu cara pandang yang merupakan penekanan pada aspek tertentu dan menjadikan aspek-aspek yang lain sebagai lingkungan yang mendukungnya. Ada 3 macam perspektif yakni Perspektif masyarakat dan kebudayaan Perspektif waktu (sinkronik dan diakronik) Perspektif konstelasi teori (gabungan diantara 1 dan 2)
Perspektif Masyarakat & Kebudayaan Masyarakat (satuan sosial) dan kebudayaan (gagasan, aturan, keyakinan yang dimiliki bersama) Fungsionalisme: bagaimana masyarakat terorganisir; Evolusi: bagaimana masyarakat bisa berhubungan satu sama lain?; feminisme: bagaimana hubungan antar laki-laki dan perempuan dalam masyarakat? Hermeneutika: bagaimana simbol dalam sebuah kebudayaan masyarakat?
Perspektif Waktu Pendekatan yang memandang penting sejarah dan rangkaian kejadian yang bermakna dalam antropologi Contoh : evolusi dan difusi Perspektif diakronik : menggambarkan unsur-unsur kebudayaan sepanjang waktu Perspektif sinkronik : hubungan antar unsur-unsur kebudayaan dalam waktu yang sama (mencoba menjelaskan kebudayaan tanpa acuan waktu tertentu)
Seberapa penting sebuah teori dalam suatu disiplin ilmu? Teori : suatu cara bagi kita untuk memahami realitas atau fenomena. Mirip dengan etnografi yang berfungsi untuk memahami suatu masyarakat/kebudayaan. Dalam antropologi, teori berkaitan erat dengan etnografi. Sebuah etnografi tanpa teori adalah sebuah deskripsi, dan sebuah teori tanpa etnografi adalah sebuah omong kosong belaka.
Teori memiliki 4 elemen dasar Pertanyaan (mengapa kebudayaan berubah; bagaimana cara melihat kebudayaan). Asumsi (society as an organism; culture as a text, dsb). Metode (yang dibangun sepanjang fieldwork). Bukti (bukti harus berkorelasi dengan pertanyaan, artinya bukti harus bisa menjawab pertanyaan yang diajukan).
2 hal yang menjadi ciri khas metode Antropologi 1. Mengobservasi suatu masyarakat sebagai kesatuan untuk melihat setiap elemen yang membuat masyarakat bisa terbentuk atau melihat fungsi dari tiap-tiap elemen cth. Bagaimana politik bisa melengkapi ekonomi atau kekerabatan? 2. Membandingkan suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain untuk mencari persamaan atau perbedaan namun dalam konteks komparasi yang sepadan.