PENYAKIT PADA SAPI PERAH Tanda-Tanda atau Gejala-Gejala Penyakit Semua gangguan pada badan atau perubahan-perubahan pada alat-alat bahan, yang disebabkan oleh sesuatu penyakit, disebut tanda-tanda atau gejala-gejala penyakit Beberapa gejala ternak sakit dapat dilihat dari : 1.Gangguan kondisi badan : Hewan yang sakit pada umumnya tidak saja kondisinya menjadi mundur dan badan menjadi kurus. 2.Perubahan temperamen Hewan yang sehat umumnya nampak segar dan gembira, matanya bersinar telinganya bergerak dan ada perhatian terhadap keadaan sekelilingnya. Hewan yang sakit boleh dikatakan sama sekali tidak memperdulikan apa yang terjadi di sekelilingnya, matanya suram seperti mengantuk dan telinganya jarang sekali digerakkan.
Panas badan sapi yang sehat dan normal adalah antara 38°C dan 39,5°C 2.Perubahan Kulit Kulit hewan yang sehat biasanya lemas, halus dan mudah dilipat-lipat. pada hewan sakit kulitnya sering sekali menjadi kaku, kering, kasar dan tidak mudah dilipat, rambutnya suram, kadang juga berdiri tidak berkilat. 3.Panas Badan Panas badan sapi yang sehat dan normal adalah antara 38°C dan 39,5°C 4.Perubahan nafsu makan. Banyak macam penyakit yang disertai dengan kekurangan atau hilangnya nafsu makan sama sekali 5. Perubahan pada lambung penampung (rumen) Jika perut sapi, di dekat pinggang sebelah kiri, ditekan dengan tangan, maka akan terasa lambung penampung bergerak naik turun seolah-olah menolak tangan yang menekan itu. Pada hewan yang sehat gerak lambung ini dapat terasa tambah 3 kali dalam 2 menit : pada hewan sakit, gerak itu lebih cepat atau berkurang atau tidak ada sama sekali. Kadang-kadang lambung penampung itu dapat kembung, perut jelas menonjol di sebelah kiri penuh terisi makanan atau gas, dan tidak ada gerakan sama sekali
8. Buang kotoran yang abnormal Sapi yang sehat pada umumnya selama waktu 24 jam membuang kotoran 12-18 kali, sebanyak 20 - 40 kg. Jika menyimpang dari sifat-sifat tersebut di atas, dapat dikatakan hewan itu sakit, misalnya terlalu keras, terlalu encer, warna dan atau bau berlainan. Dalam kotoran yang tidak sehat kadang-kadang diketemukan bagian-bagian yang tidak wajar, seperti lendir, darah, nanah, cacing, makanan yang tidak tercernakan, pasir dan sebagainya. 9. Kencing yang abnormal Sapi yang sehat pada umumnya selama waktu 24 jam 5-7 kali sebanyak 6-12 liter, tergantung pada banyak sedikitnya minum, warnanya kuning jernih 10. Perubahan-perubahan pada alat-alat kelamin Alat kelamin sapi betina dari luar dapat menunjukkan hal yang tidak normal, misalnya kebengkakan dari vulva dan sekitarnya, dinding vagina yang berdarah, merah atau kebiru-biruan; dari vulva keluar kotoran lendir bernanah atau berdarah, yang berbau busuk atau tidak.
Beberapa tindakan perawatan sapi sakit diantaranya : 11. Luka-luka, barah, dan kebengkakan Di samping gejala-gejala tersebut di atas, luka-luka darah dan kebengkakannya dapat juga menyebabkan dan atau disebabkan oleh terganggunya fungsi sesuatu alat badan. Beberapa tindakan perawatan sapi sakit diantaranya : 1. Memberi obat 2. Pemberian Lavemen Adakalanya sangat perlu mengeluarkan kotoran dari dubur (anus) sapi dengan jalan memberi lavemen, yakni memasukkan air sabun hangat ke dalam usus besar dengan perantaraan pipa karet irigator. 3. Membersihkan alat-alat kelamin Penyebab Penyakit : Bakteri Virus Jamur Gangguan metabolisme
Penyakit oleh Bakteri : 1.Mastitis Oleh bakteri Stretococcus spp dan Staphylococcus Kejadian mastitis terdiri atas mastitis sub klinis 65% dan mastitis klinis 25%. faktor utama penyebab mastitis yaitu: manajemen pemerahan yang buruk, pemerahan yang tidak benar dan peralatan pemerahan yang kotor. 3.Piroplasmosis Parasit piroplasma bigemina, yang dengan perantaraan caplak (boophilus bovis) masuk ke dalam darah sapi 4.Surra Parasit yang dinamakan Trypanosoma evansi, yang dapat masuk ke dalam darah hewan dengan perantaraan sebangsa lalat-lalat pithek atau Tabanus bovinus dan Stomoxis calcitrans.
Penyakit Karena Gangguan Metabolisme Milk fever, ketosis, terjadinya bola tennis dalam lambung. 1. Milk Fever/ Demam Susu Akibat hipokalsemia pada sapi perah yang berproduksi susu tinggi (di atas 20 liter). Serum darah normal kadar kalsium sekitar 90-100 ug, sedangkan dalam keadaan sakit defisien bisa terjadi di bawah 50 ug Gejala Klinis Milk Fever terbagi dalam tiga tahap. Gejala tidak menciri yaitu tidak bisa buang air kecil dan besar, gemetar pada otot muka dan kaki Dalam keadaan begini maka sapi berjalannya menjadi tidak terkontrol dan akhirnya jatuh serta sulit kembali. Tahap berikutnya sapi menjadi berbaring dan dengan dada menyentuh tanah, kepala ditaruh diatas bahu. Diberikan injeksi intravena 500 sampai 100 meliputi kalsium boroglukoronat 20-39% (bergantung pada berat badan).
2. Ketosis Ketosis atau asetonemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan tingginya konsentrasi benda-benda keton (setaoasetat, beta hidroksi butirat dan aseton) dalam darah dan rendahnya konsentrasi glukosa dalam cairan tubuh (dalam darah, susu dan urine). Ketosis terjadi sebagai akibat gangguan metabolisme pengguanaan lipid dalam tubuh. 3. Terjadinya Bola Tenis pada Lambung Pembentukan bola tenis yang menyumbat omasum diakibatkan karena kesalahan proses pencernaan. Jika jumlah hijauan yang diberikan kepada sapi sangat kurang, misalnya hanya 25% dari kebutuhan, maka jumlah saliva yang disekresikan hanya 17,5 liter, sudah barang tentu jumlah saliva itu sangat kurang untuk menjalankan fungsi sebagai pelumas fraksi-fraksi makanan. Sehingga akan menimbulkan berbagai macam gangguan pencernaan dan rusaknya alat pencernaan baik yang ringan maupun yang berat.
Berkurangnya cairan yang masuk ke dalam saluran pencernaan ke dalam rumen, reticulum dan omasum, akan berakibat fraksi-fraksi makanan di dalam organ tersebut konsistensinya menjadi lebih kental. Lebih-lebih di dalam omasum fraksi-fraksi makanan terutama serat-serat rumput akan menggumpal dan mengeras Sampai pada suatu hari gumpalan serat rumput ini besarnya sama dengan bola tennis, yang berakibat dapat menyumbat saluran pencernaan sehingga proses berhenti, alat pencernaan rusak kekurangan hijauan dan tidak beberapa lama sapi ini akan mati. 4. Kembung/ Bloat Kembung pada sapi perah yang sering terjadi pada usia pedet. Kembung terjadi sebagai akibat terlalu tingginya produksi gas NH3 (amonia) yang terakumulasi tidak bisa dimanfaatkan oleh mikroba rumen, sehingga menumpuk di dalam rumen. Obat-obatan kembung sudah banyak dijual dan diberikan dicampur dengan air hangat. Selain itu apabila kondisi tidak ada obat bisa dipakai minuman sprite (sekitar 1-2 liter), maka alternatif terakhir dengan melobangi dinding rumen (dengan trocar) untuk membuang gas yang ada dalam rumen.
ANALISA USAHA SAPI PERAH Penyakit Oleh Parasit : Ekto (di luar tubuh ternak : kudis) endo parasit (dlm saluran pencernaan : cacing) ANALISA USAHA SAPI PERAH Menggambarkan efisiensi dan efektivitas manajemen yang dijalankan. Analisa usaha sapi perah pada prinsipnya ditujukan untuk mencapai keuntungan yang maksimal dengan cara pengelolaan yang sebaik-baiknya Biaya tetap yang terdiri dari investasi kandang dan bibit diperhitungkan penyusutan perubahan satuan waktu (bulan, atau tahun). Penyusutan =(Hb-Hs)/Lp Hb = Nilai atau harga pembelian (Rp) Hs = Nilai atau harga sisa (Rp) Lp = Jangka waktu pemakaian (hari, bulan, atau tahun) Kontribusi perincian biaya tetap adalah bibit (3,5%), penyusutan kandang (0,49%), penyusutan peralatan (0,09%), macam pajak 0,75
perincian biaya tidak tetap dalam usaha sapi perah terbesar adalah biaya pakan (50%), biaya tenaga 35%, biaya pengelolaan 6,5%, transportasi 3%. Penerimaan dalam usaha sapi perah meliputi susu sebagai produk utama 94%, penjualan pedet yang tidak dipakai untuk peremajaan 3%, sapi afkir 2% dan pupuk kandang 1% sebagai produk tambahan. BEP dalam usaha sapi perah akan tercapai pada saat penerimaan produk utama susu mencapai minimal 48% dan penerimaan dari produk tambahan minimal 42%. Dimana FC = biaya tetap, VC = biaya variabel dan S = volume penjualan.