TEKNIK PENYUSUNAN TABEL I-O Abdul Rachman Bahan Perkuliahan IO, SUT, dan Neparnas SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK – JAKARTA
TAHAPAN PENYUSUNAN TABEL I-O INDONESIA Penentuan Klasifikasi sektor Pengumpulan data dan informasi Penyusunan/estimasi Output (control total/ CT) NTB sektoral dan penggunaan Struktur/koefisien input komponen permintaan akhir Penyusunan matriks transaksi antar sektor Rekonsiliasi (baris dan kolom)
KLASIFIKASI SEKTOR Tujuannya mengelompokkan seluruh kegiatan ekonomi yang beragam ke dalam sektor-sektor yang memiliki kesamaan proses produksi dan menghasilkan output yang homogen Klasifikasi tabel IO merujuk pada kriteria dasar yaitu: Lengkap: mencakup seluruh komoditas/kegiatan baik domestik & impor, Jelas: tidak ada keraguan atas konsep, ruang lingkup & cakupan, Tanggap: alat yang komprehensif bagi perencana atau pembuat keputusan 2 kriteria pengelompokan: Horizontal: menurut kesamaan struktur input (misal usaha kecil, menengah, dan usaha besar) Vertikal: menurut tahapan sekuensial dalam proses produksi (misal KLUI, KKI, ISIC) Konsep satuan ekonomi: Komoditas : pada sektor pertanian & pertambangan Aktivitas : industri pengolahan, bangunan, jasa-jasa Kelembagaan : sektor pemerintahan
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI TABEL I-O INDONESIA
PENYUSUNAN TABEL I-O INDONESIA Penyusunan Tabel IO Nasional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung; Pendekatan langsung atau metode survei digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan, Pendekatan tidak langsung atau metode non survei dan semi survei digunakan apabila seluruh atau sebagian data yang diperlukan diperoleh dari suatu tabel input-output lain yang sudah ada.
PENDEKATAN LANGSUNG Pendekatan langsung atau metode survei Metode survei adalah suatu cara perolehan/ pengumpulan data/informasi dari populasi yang ada kemudian diambil beberapa sampel untuk diamati; Penyusunan tabel input-output biasanya digunakan metode non probability sampling atau dikenal sebagai "purposive sampling“, karena informasi yang ingin diperoleh adalah struktur input baik input antara maupun input primer dan indikator produksi guna estimasi output, tidak perlu pendugaan besarnya populasi; Tabel IO Nasional yang disusun setiap lima tahun sekali menggunakan metode langsung.
PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG Metode Non Survei Digunakan dalam penyusunan tabel input-output up-dating (pemutakhiran), di mana pengisian sel-sel tabel input-output tidak menggunakan metode survei. Tujuannya adalah menaksir dan memperbaiki koefisien input antara atau koefisien teknis (A) pada tahun tabel input-output disusun. Metode yang sering digunakan dalam penyusunan input-output up-dating adalah RAS Metode Semi Survei Gabungan antara metode non-survei dengan survei, di mana data/informasi yang diperoleh akan mengisi sel-sel tertentu dalam kuadran I tabel input-output.
PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL Tabel Input-Output (IO) Regional disusun untuk menyajikan gambaran hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian di wilayah (propinsi/ kabupaten/kota tertentu; Bentuk penyajian Tabel IO Regional adalah matriks; Penyusunan Tabel IO Regional sebagai alat untuk analisis dan proyeksi perekonomian regional.
PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL Tahun penyusunan Tabel IO Regional antar propinsi berbeda-beda tergantung ketersediaan dana; Model IO Regional terdiri dari: Model IO satu regional Seperti Tabel IO Propinsi DKI Jakarta tahun 2005, Tabel IO Propinsi Jawa Barat 2005 dsb Model IO antar regional Seperti Tabel IO antar pulau (5 pulau).
PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL Penyusunan Tabel IO satu regional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung; Pendekatan langsung atau metode survei, digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan, Pendekatan tidak langsung atau metode non survei menggunakan 1) Metode persentase penyediaan regional atau 2) Metode analisis Location Quotient (LQ). Penyusunan Tabel IO satu regional lebih banyak menggunakan pendekatan non-survei karena tidak membutuhkan banyak biaya dan mudah.
PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL Contoh: Tabel IO Regional Provinsi X Transaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli
PENYUSUNAN TABEL I-O REGIONAL
TEKNIK ESTIMASI OUTPUT DAN STRUKTUR INPUT SEKTORAL
SURVEI YANG DIBUTUHKAN Pendekatan langsung atau metode survei: Penyusunan tabel input-output dengan pendekatan metode langsung ditempuh dengan mempersiapkan data penunjang yang dikumpulkan melalui SKIO dan non-SKIO Kedua jenis kegiatan survei tersebut masih harus diikuti lagi dengan kegiatan pengumpulan data sekunder lainnya yang biasanya digunakan untuk mengestimasi output.
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PERTANIAN Dalam penyusunan Tabel I-O 2005 kegiatan sektor pertanian terbagi dalam 34 sektor dengan pengelompokan sebagai berikut: Tanaman Bahan Makanan mencakup 11 (sebelas) sektor; Perkebunan mencakup 13 (tigabelas) sektor; Peternakan mencakup 4 (empat) sektor; Kehutanan mencakup 2 (dua) sektor; Perikanan mencakup 3 (tiga) sektor dan Jasa pertanian 1 (satu sektor) Secara umum output sektor pertanian diperoleh dengan mengalikan Produksi (Q) dengan Harga (P). Struktur input sektor pertanian diperoleh dari Struktur Ongkos Usaha Tani "Padi dan Palawija" (Survei Pertanian) BPS, serta survei khusus (SKIO) untuk komoditi selain padi dan palawija.
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PERTAMBANGAN Dalam penyusunan Tabel I-O 2005 kegiatan sektor pertambangan terbagi dalam 14 sektor dengan pengelompokan sebagai berikut : Batu Bara, Minyak Bumi, Gas dan Panas Bumi, Bijih Timah, Bijih Nikel, Bijih Bauksit, Bijih Tembaga, Bijih Emas, Bijih Perak, Bijih dan Pasir Besi, Barang Tambang Logam lainnya, Barang Tambang Mineral Bukan Logam, Garam Kasar dan Barang Galian Segala Jenis. Secara umum output sektor pertambangan diperoleh dengan mengalikan Produksi (Q) dengan Harga (P). Struktur input sektor pertambangan diperoleh dari Survei Khusus Input-Output (SKIO) dan Survei Tahunan BPS.
SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ESTIMASI OUTPUT SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Dalam penyusunan Tabel I-O 2005 kegiatan sektor Industri dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok komoditi (dalam Tabel IO 2005 menjadi 92 sektor), dimana kilang minyak dan gas alam cair termasuk di dalamnya. Industri Non Migas Sumber data utama adalah hasil survei tahunan industri BPS baik untuk besar/sedang, kecil maupun kerajinan rumahtangga yang terdiri dari kelompok 5 digit KBLI Hasil pengolahan diperoleh output maupun inputnya, karena hasil survei tahunan Industri sudah dalam bentuk nilai rupiah. Masalahnya dari hasil survei tersebut beberapa struktur inputnya masih dalam bentuk gabungan, tidak sesuai dengan klasifikasi sektor input-output perlu proses TITO.
SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ESTIMASI OUTPUT SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Non Migas Industri migas dlam Tebal IO hanya terdiri dari industri barang hasil kilang minyak bumi dan gas alam cair. Sumber data yang digunakan diperoleh dari Departemen Pertambangan & Energi, Pertamina dan Survei tahunan yang dilakukan oleh BPS. Output diperoleh dari perkalian antara kuantum produksi (Q) dengan harga (P) untuk masing-masing komoditi seperti: avtur, avigas, premium, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, LPG, dan sebagainya untuk pengilangan minyak bumi serta gas alam cair (LNG) untuk pengilangan gas alam. Struktur input diperoleh dari pengolahan hasil survei tahunan yang dilakukan oleh BPS.
PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO) Latar Belakang Survei tahunan industri Besar/Sedang dg pendekatan establishment, 5 digit KBLI sesuai produk utamanya (main characteristic product). Pada kenyataannya satu establishment dapat menghasilkan beberapa jenis produk disamping produk utama tersebut. Tidak tertutup kemungkinan bahwa produk lainnya di luar produk utama tersebut mempunyai ciri produk yang tidak sesuai lagi dengan ciri produk utamanya. Ada kemungkinan bahwa produk lainnya tersebut memiliki kode 5 digit KBLI yg berbeda dengan produk utama Maka hasil survei industri besar/sedang belum secara murni memperlihatkan identitas dari 5 digit KBLI yang diinginkan. Agar data hasil survei tahunan industri besar/sedang dapat digunakan untuk kebutuhan penyusunan PDB dan tabel input-output perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut (TITO)
PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO) 1. Coding Output dan Bahan Baku Tujuan : Memberikan kode KBLI untuk setiap komoditi yang dihasilkan dan bahan baku yang digunakan Dikerjakan oleh Ditjen Bina Produksi Kehutanan (BPK), Dephut dan Direktorat Neraca Produksi, BPS Komoditi yang dicoding sebanyak : Tahun Produksi yang dihasilkan (Komoditi) Bahan baku (Komoditi) 2005 2.026 4.472 2006 2.892 6.722 2007 2.227 4.720
PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO) Contoh: LK 1. Industri Veneer (20214) Input (000 Rp) Kode Output Komoditi (000 Rp) KBLI (1) (2) (4) (5) Input Antara: 16.424.481 1. Lamin board lainnya 419.278 20213 1. Kayu gelondongan 5.027.854 02020 2. Veneer kupasan 29.754.277 20214 2. Kayu log & gergajian diawetkan 7.752.328 20102 3. Veneer irisan 442.848 3. Kertas untuk perekat 1.172 21015 4. Ubin lantai (parquet floor) 239.140 20220 4. Perekat lainnya 124.663 24291 5. Amplas kertas 36.847 26900 6. Bahan baku lainnya 487.103 - 7. Input antara non bahan baku 2.994.514 Komponen Biaya Primer (NTB) 14.431.062 Jumlah 30.855.543 XXXXXXX
PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO) 2. Destinasi Bahan Baku sesuai Output Tujuan: mendestinasikan atau meletakkan setiap komoditi bahan baku ke KBLI Output yang sesuai Contoh: LK 2. Industri Veneer (20214) Uraian 20214 20214 keluar ke: 20214 setelah Data Asli 20213 20220 transfer-output (1) (2) (3) (4) (5) Output: 1. Lamin board lainnya 419.278 2. Veneer kupasan 29.754.277 3. Veneer irisan 442.848 4. Ubin lantai (parquet floor) 239.140 Jumlah Output 30.855.543 30.197.125 Input: 1. Kayu gelondongan 5.027.854 2. Kayu log & gergajian diawetkan 7.752.328 105.342 60.083 7.586.903 3. Kertas untuk perekat 1.172 4. Perekat lainnya 124.663 5. Amplas kertas 36.847 501 286 36.061 6. Bahan baku lainnya 487.103 6.619 3.775 476.709 7. Input antara non bahan baku 2.994.514 40.691 23.208 2.930.615 8. Komponen Biaya Primer (NTB) 14.431.062 264.954 151.788 14.014.320 Jumlah Input
PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO) 3. Rekonsiliasi dan Balancing Tujuan : merekonsiliasi dan menyeimbangkan antara biaya antara dan biaya primer hingga diperoleh rasio nilai tambah yang layak Contoh: LK 3. Industri Panel Kayu Lainnya (20213) Uraian 20213 terima dari setelah Data Asli 20214 transfer-in (1) (2) (3) (4) Output: 1. Lamin board lainnya 419.278 Jumlah Output Input: 1. Kayu log & gergajian diawetkan 105.342 2. Kertas untuk perekat 1.172 3. Amplas kertas 501 4. Bahan baku lainnya 6.619 5. Input antara non bahan baku 40.691 6. Komponen Biaya Primer (NTB) 264.954 Jumlah Input
PROSES TRANSFER IN TRANSFER OUT (TITO) 4. Penyusunan Neraca Produksi Tujuan : Menjumlahkan seluruh KBLI yang bersesuaian dan menyusun Neraca produksi untuk setiap KBLI (setelah homogen) Contoh: LK 4. Neraca Produksi Uraian 20213 20214 20220 (Ind. Panel kayu Lainnya) (Ind. Veneer) (Ind. Moulding & Komponen BB) (1) (2) (3) (4) Input Antara 154.324 16.182.805 87.352 Input Primer (NTB) 264.954 14.014.320 151.788 Output 419.278 30.197.125 239.140
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR LGA Listrik Output listrik meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan yang dicuri. Estimasi output listrik dihitung berdasarkan perkalian produksi (Q) dan harga (P) per satuan produksi untuk masingmasing listrik PLN dan Non-PLN. Untuk listrik PLN, ke dalam nilai outputnya masih harus ditambahkan lagi dengan pendapatan lainnya yang berupa margin yang diperoleh karena mendistribusikan listrik Non-PLN. Estimasi susunan input listrik PLN dan Non PLN dapat diperoleh langsung melalui SKIO. Gas Output sektor gas mencakup kegiatan penyediaan serta penyaluran gas untuk keperluan bahan bakar rumah tangga, industri, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Output Gas : perkalian produksi (Q) dan harga (P) dari survei tahunan BPS. Estimasi susunan input gas dapat diperoleh dari survei tahunan BPS. Air Bersih Output sektor air bersih meliputi kegiatan penjernihan, penampungan dan pendistribusian air bersih secara langsung melalui pipa atau mobil tangki dengan tujuan untuk dijual. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh Perusahaan Air Bersih (PAM) maupun bukan PAM. Output Air Bersih perkalian produksi (Q) & harga (P) survei tahunan BPS. Estimasi susunan input Air Bersih dapat diperoleh dari SKIO dan hasil Survei Tahunan BPS,
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR KONSTRUKSI Sektor konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya. Kegiatan di sektor ini dapat dilakukan oleh kontraktor umum (General Contractor) dan kontraktor khusus (Special Contractor) termasuk pula kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh perseorangan/individu. Pada Tabel IO Indonesia, sektor konstruksi dibedakan menjadi 5 sektor utama yaitu Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; Prasarana pertanian; Jalan/jembatan dan pelabuhan; Bangunan instalasi listrik, gas, air bersih, dan komunikasi; serta Konstruksi lainnya. Estimasi output dengan metode pendekatan arus barang (Commodity Flow Approach) yaitu suatu metode pendugaan output sektor konstruksi berdasarkan input yang diperoleh dari sektor lain. Susunan input dari Survei Tahunan Perusahaan Konstruksi AKI (Asosiasi Konstruksi Indonesia) dan Non AKI yang dilakukan BPS.
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PERDAGANGAN Sektor perdagangan mencakup kegiatan pengumpulan dan pendistribusian barang baru maupun bekas, oleh para pedagang. Pendistribusian tersebut dimulai dari tangan produsen (untuk produk dalam negeri) dan importir (untuk produk impor) sampai ke tangan konsumen tanpa merubah sifat dari barang tersebut. Menurut fungsi dan tujuannya perdagangan dibedakan ke dalam 2 jenis kegiatan, yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran. Estimasi output perdagangan merupakan jumlah margin dari nilai barang yang diperdagangkan. Perhitungan output ini dilakukan dengan melakukan pendekatan arus barang, yaitu total nilai barang yang diperdagangkan dikalikan dengan rasio margin perdagangan. Data mengenai total nilai barang diperdagangkan yang berasal dari produk domestik diperoleh dari hasil estimasi output masing-masing komoditi, sedangkan yang berasal dari produk impor diperoleh dari statistik impor (BPS). Sedangkan data mengenai rasio margin perdagangan baik untuk produk domestik maupun impor diperoleh dari survei khusus (SKIO). Struktur input perdagangan berasal dari SKIO.
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR HOTEL DAN RESTORAN Kegiatan restoran mencakup kegiatan penyediaan makanan dan bersihan jadi untuk dikonsumsi dengan jalan menghidangkan di tempat penjualan (dikonsumsi langsung) atau tidak di tempat (dibawa pergi). Cara penjualannya bisa dilakukan pada suatu tempat tertentu secara menetap maupun dijajakan secara berkeliling. Estimasi output restoran diperoleh dengan cara mengalikan tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. Data tenaga kerja dari Sensus Penduduk atau Survei Angkatan Kerja Nasional, rata-rata output per tenaga kerjanya dari SKIO Struktur input restoran berasal dari SKIO. Hotel Kegiatan hotel mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan satu atau sebagian dari bangunan sebagai tempat penginapan, atas dasar suatu pembayaran. Estimasi output perhotelan diperoleh dengan mengalikan jumlah kamar yang tersedia dikalikan dengan tingkat pengisian (load factor) dikali dengan ratarata output per kamar. Data jumlah kamar dari Publikasi Statistik Pariwisata (BPS) dan Dirjen Pariwisata. Rata-rata output per kamar diperoleh dari SKIO. Struktur input hotel berasal dari SKIO.
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Pada Tabel IO Indonesia, sektor pengangkutan dan komunikasi dibedakan menjadi 7 sektor yaitu Angkutan rel; Angkutan jalan raya; Angkutan sungai danau dan penyebrangan Angkutan laut Angkutan udara Jasa penunjang angkutan Komunikasi Estimasi output dengan metode pendapatan dari laporan keuangan perusahaan terkait seperti PT. KAI, ASDP, garuda, Telkom, Indosat dan sebagainya. Susunan input dari laporan keuangan perusahaan terkait tersebut dan hasil SKIO.
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTAT, DAN JASA PERUSAHAAN Pada Tabel IO Indonesia, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dibedakan menjadi 5 sektor yaitu Bank; Asuransi dan dana pensiun; Lembaga keuangan lainnya Real estate Jasa perusahaan Estimasi output dengan metode pendapatan dari laporan keuangan perusahaan terkait seperti Bank Indonesia, Asosiasi Perasuransian, Dana Pensiun, Pegadaian dan sebagainya. Susunan input dari laporan keuangan perusahaan terkait tersebut dan hasil Survei Khusus Lembaga Keuangan Bukan Bank (SK-LKBB).
ESTIMASI OUTPUT SEKTOR JASA-JASA Pada Tabel IO Indonesia, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dibedakan menjadi 11 sektor yaitu Administrasi pemerintaahan Jasa pendidikan pemerintah Jasa pendidikan swasta Jasa kesehatan pemerintah Jasa kesehatan swasta Jasa pemerintah lainnya Jasa kemasyarakatan swasta lainnya Jasa film dan distribusi film Jasa hiburan dan rekreasi Jasa perbengkelan Jasa perorangan lainnya Estimasi output dengan metode pendapatan dari laporan data realisasi APBN diperoleh dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DPbn) Departemen Keuangan dan pendekatan produksi (produksi dikali harga) untuk sektor jasa.. Susunan input diperoleh dari laporan perusahaan dan hasil SKIO.
UPDATING TABEL I-O Updating IO dilakukan dengan mendayagunakan data PDRB baik menurut lapangan usaha maupun penggunaan sebagai kontrol (Mangiri, 1999) Sumber data yang dibutuhkan: Tabel I-O propinsi yang akan di-update PDRB lapangan usaha PDRB penggunaan Ekspor dan impor menurut sektor Konsumsi RT menurut sektor (Susenas ) APBD menurut sektor Tenaga kerja menurut sektor (Sakernas) Rasio NTB menurut sektor (survey sektoral)
METODE RAS Dikembangkan Richard Stone, Cambridge Univ., 1961 Koefisien input tabel I-O dibuat berdasarkan koefisien input tahun sebelumnya ditambah dgn beberapa informasi tentang total penjualan output antarsektor, total input antarsektor, dan total output keseluruhan A(t) = R*A(0)*S A(t )=matriks koef input pd thn-t A(0)=matriks koef input pd thn-0 R=efek substitusi teknologi (penambahan jml permintaan tiap ouput sektor) S= efek perubahan jml input pd tiap sektor
PROSES UPDATING RAS Identity Matriks Permintaan Akhir (Final Cons) Matriks Permintaan Antara (Intermediate Consumption) Matriks Permintaan Akhir (Final Cons) Demand Impor Output Supply unbalance Matriks Balas Jasa Faktor Produksi (Gross Value Added) Total Input
PROSES RAS UNBALANCE Dist baris Matriks Permintaan Antara (Intermediate Consumption) Dist baris unbalance Distribusi unbalance ke total kolom Matriks Balas Jasa Faktor Produksi (Gross Value Added)
S E L E S A I