1. Analsis Keterkaitan 2. Analisis dampak PERTEMUAN KE 3 1. Analsis Keterkaitan 2. Analisis dampak
ANALISIS KETERKAITAN (linkage analysis)
Jenis analisis keterkaitan Backward Linkage Forward Linkage Beberapa aplikasi: Multiplier product matrix (MPM) analysis Extraction method
Backward linkage – keterkaitan ke belakang Peningkatan output sektor tertentu akan mendorong peningkatan output sektor-sektor lainnya, melalui dua cara. Pertama peningkatan output sektor i akan meningkatkan permintaan input sektor i tersebut. Input sektor i tadi ada yang berasal dari sektor i sendiri, ada pula yang berasal dari sektor lain, katakan (di model dua sektor) sektor j. Sektor i meminta output sektor j lebih banyak dari sebelumnya, yang berarti harus ada peningkatan output sektor j. Peningkatan output sektor j ini, pada gilirannya, akan meningkatkan permintaan input sektor i itu sendiri, Begitu seterusnya, terjadi keterkaitan antarsektor industri tersebut. Keterkaitan antarsektor industri yang seperti ini disebut dengan keterkaitan ke belakang (backward linkage), karena keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan input produksi
Ukuran backward linkage Direct backward linkage Total backward linkage Terdiri dari komponen efek langsung dan efek tidak langsung, di mana b adalah elemen Leontief inverse
Forward linkage – keterkaitan ke depan Peningkatan output sektor tertentu akan mendorong peningkatan output sektor-sektor lainnya, melalui dua cara. Pertama peningkatan output sektor i akan meningkatkan distribusi output sektor i tersebut. Hal ini membuat sektor lain memiliki input produksi yang lebih banyak. Karena itu sektor-sektor lain akan meningkatkan pula proses produksinya, yang pada gilirannya mendistribusikan output produksi yang lebih banyak lagi Keterkaitan antarsektor industri yang seperti ini disebut dengan keterkaitan ke depan (forward linkage), karena keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan output produksi
Ukuran forward linkage Direct forward linkage Total forward linkage Terdiri dari komponen efek langsung dan efek tidak langsung, di mana b adalah elemen Leontief inverse
Derajat Kepekaan & Daya Penyebaran Derajat kepekaan (forward linkage): Hubungan dgn penjualan barang jadi DK tinggi = mempunyai ketergantungan/kepekaan yang tinggi terhadap sektor lain Daya penyebaran(backward linkage) Hubungan dgn bahan mentah / bahan baku DP tinggi = mempunyai keterkaitan ke belakang/ daya dorong yg kuat dibandingkan sektor lainnya
Sektor dengan daya penyebaran dan derajat kepekaan lebih dari satu merupakan sektor terbaik untuk dikembangkan jika tujuannya untuk mempercepat peningkatan perekonomian .
Multiplier product matrix (MPM) Beberapa analisis melihat keterkaitan antarsektor lebih dari sekedar penghitungan keterkaitan ke belakang dan ke muka. Satu metode analisis yang dapat digunakan ialah dengan menghitung multiplier product matrix atau MPM. Penghitungan MPM ini dilakukan dengan membuat dua indeks seperti yang diusulkan oleh Rasmussen. Pertama ialah power dispersion for the backward linkage, dan kedua ialah index of sensitivity of dispersion for forward linkage
BL dan FL, sekali lagi … Power dispersion for the backward linkage Indices of sensitivity of dispersion for forward linkage Kedua indeks BL dan FL ini dinormalisir dengan rata-rata elemen matriks kebalikan Leontief Membandingkan total kolom/baris matriks kebalikan Leontief bisa jadi bukan perbandingan yang setara. Kesetaraan didapat dengan menormalisir total kolom/baris tersebut dengan suatu nilai rata-rata yang didapatkan dari matriks kebalikan Leontief yang bersangkutan
Formula MPM MPM pada prinsipnya adalah suatu teknik penyajian peringkat sektor-sektor berdasarkan nilai forward dan backward linkage. Secara formal rumusannya ialah sebagai berikut
Karakteristik MPM Matriks M ini memiliki karakteristik yang identik dengan karakteristik matriks kebalikan Leontief perekonomian yang bersangkutan. Berdasarkan penjumlahan kolom Berdasarkan penjumlahan baris
Teknik penyajian Kolom dan baris matriks M dapat diperingkatkan menurut peringkat backward linkage (untuk kolom) dan peringkat forward linkage (untuk baris). Dengan demikian kita dapatkan gambaran mengenai hirarki sektor-sektor produksi di perekonomian berdasarkan keterkaitannya baik ke muka maupun ke belakang
ANALISIS DAMPAK TABEL I-O
Menghitung Koefisien Input Menghitung Multiplier Effect ANALISIS DAMPAK Menghitung Koefisien Input Menghitung Multiplier Effect Menghitung Backward & Forward Linkages Menentukan F Total atau F Domestik untuk simulasinya Menghitung Dampak
FORMULA ANALISIS DAMPAK (1) X= ( I - Ad)-1 . Fd atau X= ( I - Ad)-1 . ( F - M ) a. Output b. NTB V= v . X c. Tenaga Kerja L= l. X
FORMULA ANALISIS DAMPAK (2) d. impor M= Am.( I - Ad )-1 . Fd + Fm e. Belanja Pemerintah Ln= l. ( I - A )-1 . Gn
Analisis Dampak Menghitung Koefisien Input Menghitung Multiplier Effect Menghitung Backward & Forward Linkages Menentukan F Total atau F Domestik untuk simulasinya Menghitung Dampak
a. X= ( I - Ad)-1 . Fd atau X= ( I - Ad)-1 . ( F - M ) FORMULA ANALISIS DAMPAK a. X= ( I - Ad)-1 . Fd atau X= ( I - Ad)-1 . ( F - M ) Output b. V= v . X NTB c. L= l. X Tenaga Kerja d. M= Am.( I - Ad) . Fd + Fm Impor
Output akibat Permnintaan Akhir (triliun Rp.)
Permintaan Akhir naik 5%
Output meningkat karena Permintaan akhir naik 5%
Dampak Permintaan Akhir thdp. NTB (PDB)
NTB akibat Permintaan Akhir
NTB akibat permintaan akhir meningkat 5%
Dampak Permintaan Akhir thdp. Kebutuhan TK
TK akibat Permintaan Akhir (juta orang)
TK akibat Permintaan Akhir meningkat 5% (juta orang)
Dampak Permintaan Akhir Thdp. Kebutuhan Impor
Impor Akibat Permintaan akhir
Impor Akibat Permintaan Akhir meningkat 5%
Kenaikan Harga Secara Umum 1 2 Perminta-an Akhir Total Output P1X11 P2X12 P1F1 P1X1 P2X21 P2X22 P2F2 P2X2 NTB 1V1 2V2 Total Input
Masing-masing dibagi dengan X yang terkait 1 2 P1a11 P2a12 P2a21 P2a22 NTB 1v1 2v2 Total Input P1 P2
Dituangkan dalam bentuk Persamaan Dalam bentuk Matriks
Dalam bentuk persamaan matriks Adalah tranpose dari: Dalam bentuk persamaan matriks
Contoh Sederhana Penggunaan Model Harga Tabel Transaksi Domestik Produsen Sektor 1 2 F OP 3 4 9 16 5 8 15 NTB 11 6 Harga Naik P1=0,30 P2=0,25
Aij transpose Aij 1 2 3/16= 0,1875 4/15= 0,2667 2/16= 0,125 5/15= 0,3333 Atij 1 2 0,1875 0,1250 0,2667 0,3333
[I-Atij] I 1 2 I-Atij 1 2 0,8125 -0,1250 -0,2667 0,6667
[I-Atij]-1 [I-Atij]-1 1 2 1,31148 0,24590 0,52459 1,59836 p v P*v 1 0.6875 0.3000 0,20625 2 0.4000 0.2500 0,10000
Kenaikan harga Harga Naik P1=0,30 P2=0,25 Ditimbang:P*OP 1 4,721311 2 4,020492 Total 8,741803 Total/Ouput 0,28199 P=[I-Atij]-1*p*v 1 0,295082 2 0,268033 Kenaikan harga secara umum atau inflasi
Catatan Model Harga Kenaikan harga terjadi pada faktor produksi Estimasi yg dihasilkan berbentuk indeks harga Tidak ada pengaruh harga brg impor dlm model ini Tidak mampu menangkap pengaruh psikologis