STATISTIK PETERNAKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KOORDINASI BAWAS - BPKP : PENINGKATAN KUALITAS LK TA.2011
Advertisements

Teori Graf.
Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
Pengakuan dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya berbasis Akrual
UNTUK VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA NUPTK 2013
START.
KARAKTERISTIK KEMISKINAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMISKINAN JAWA BARAT DALAM KONSTALASI KEMISKINAN NASIONAl KELEMBAGAAN TKPK.
PEMUTAKHIRAN DATA PENDIDIKAN ISLAM TP.2013/2014
Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan
PENGUMPULAN DATA RUTIN (STATISTIK PETERNAKAN)
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
Statistik Konstruksi Direktorat Statistik Industri
Official Statistics Lingkup Kegiatan : Deputi Produksi
STATTISTIK PETERNAKAN
STATISTIK KEHUTANAN.
Sosialisasi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD - GRK
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
STATISTIK PETERNAKAN 2013.
PENGUMPULAN DAN UJI KELAYAKAN DATA STATISTIK PETERNAKAN
STATISTIK PETERNAKAN.
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
PENDATAAN SAPI POTONG, SAPI PERAH DAN KERBAU 2011
Kegiatan Statistik Kehutanan
Statistik Tanaman Pangan
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
SUBDIT STATISTIK HARGA PRODUSEN
Peningkatan Kepatuhan e-SPT & Registrasi Ulang PKP
LAPORAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
FORUM SKPD Dinas Pendidikan 2015.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT KESEHATAN.
S. Happy Hardjo Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
LANGKAH-LANGKAH melaksanakan SURVEI CONTOH
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGEMBANGAN SMK PUSAT LAYANAN TIK
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA POTENSI DESA
Kuliah Lapangan Pertemuan ke 8.
SURVEI CONTOH PERTEMUAN KE-5.
Tujuan SSU Mendapatkan data statistik upah yang lebih rinci, yaitu upah menurut jenis kelamin dan jenis jabatan/ pekerjaan untuk : - karyawan non produksi/pelaksana.
STATISTIK PETERNAKAN.
Pembuatan Kuesioner dan Pedoman
METODOLOGI R ISET K ESEHATAN D ASAR 2010 (RISKESDAS 2010)
Bidang Produksi Statistik Tanaman Perkebunan
Inventarisasi dan Identifikasi Kegiatan Statistik Hortikultura 2013
SURVEI CONTOH PERTEMUAN KE-4.
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
TAHAPAN PEMILU, Pendaftaran & VERIFIKASI Parpol Menjadi Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014 IDA BUDHIATI, S.H.,
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
Tata Cara Izin Peternakan (Kab. Cianjur)
BADAN PUSAT STATISTIK INTEGRASI SISTEM UPDATING DIREKTORI
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Kegiatan Statistik Kehutanan
Alur pikir implementasi “Ketahanan protein hewani” Provinsi Jawa Barat
Manajemen Usaha PERUNGGASAN.
“Ketahanan protein hewani” Provinsi Jawa Barat
PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI
Transcript presentasi:

STATISTIK PETERNAKAN

DIREKTORAT SP2K Deputi Bidang Statistik Produksi Seksi Penyiapan Kegiatan Statisitik Peternakan Seksi Pengolahan Statistik Peternakan Subdirektorat Statistik Perikanan Direktorat STPHP Direktorat Industri Seksi Evaluasi dan Pelaporan Staitistik Peternakan Subdirektorat Statistik Peternakan Direktorat SP2K

DIREKTORAT SP2K Kepala BPS Provinsi Kepala Seksi Statistik Industri Kepala Seksi Statistik Pertambangan Energi dan Konstruksi Kabag TU Kepala Seksi Statistik Pertanian Kepala Bidang Ststistik Produksi

LATAR BELAKANG Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan konstribusi pada perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional Subsektor peternakan merupakan secara langsung akan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk pemenuhan kalori dan protein hewani Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori dan protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

DATA PETERNAKAN PDB/PDRB PROV DDA Tahunan/ Bahan Verifikasi Triwulanan KAB/KOTA Populasi Ternak Pemotongan Ternak Produksi Daging Produksi Telur Produksi Susu Struktur Usaha OUTPUT Tahunan/ Triwulanan PERIODE PELAPORAN PEMANFAATAN PROV PDB/PDRB DDA Bahan Verifikasi dan Validasi Lainnya PUSAT

TUJUAN Mendapatkan populasi, produksi dan struktur ongkos usaha peternakan yang dilakukan oleh perusahaan peternakan Mendapatkan produksi hasil pemotongan ternak dari RPH dan keurmaster Mendapatkan estimasi populasi dan produksi yang diusahakan rumah tangga di wilayah

RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN Pengumpulan data perusahaan peternakan dan pemotongan ternak dari RPH keurmaster dilaksanakan di seluruh wilayah negara RI Perusahaan peternakan yang dicakup adalah perusahaan peternakan berbadan hukum yang melakukan kegiatan usaha pembibitan dan budidaya ternak RPH yang dicakup adalah seluruh RPH baik milik pemerintah maupun swasta Keurmaster yang dicakup adalah keurmaster yang tidak bertugas di RPH

PETUGAS Petugas lapangan yang terlibat dalam pengumpulan data perusahaan peternakan, RPH, dan Keurmaster adalah KSK dan atau Staf BPS Propinsi/Kab /kota yang diberi tugas

JENIS DOKUMEN (1) Daftar-LTT : digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan yang mengusahakan ternak besar (sapi potong, kerbau, kuda) dan ternak kecil (kambing, domba, dan babi) Daftar-LTU : digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan yang mengusahakan unggas (ayam pedaging, ayam petelur, dan ungga lainnya) Daftar-LTS : digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan sapi perah

JENIS DOKUMEN (2) Daftar-RPH : digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak dari RPH Daftar-Keurmaster : digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak dari keurmaster yang tidak bertugas di RPH

METODOLOGI (1) Metode pengumpulkan data perusahaan peternakan adalah pencacahan lengkap (sensus) terhadap seluruh perusahaan peternakan yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, BUMN, Yayasan) baik usaha pembibitan maupun budidaya ternak. Periode data yang dikumpulkan tahunan dengan referensi waktu setahun yang lalu.

METODOLOGI (2) Periode pengumpulan data pemotongan ternak dari RPH dan keurmaster adalah triwulanan. Metode pengumpulan data RPH dan keurmaster dilakukan dengan pencacahan lengkap di seluruh Indonesia dengan dua pendekatan : RPH, milik pemerintah maupun swasta dg responden adalah petugas RPH setempat atau keurmaster yang bertugas di RPH tersebut Keurmaster, yaitu aparat Dinas Peternakan/Pemda setempat khususnya yang tidak langsung menangani/tidak bertugas di RPH

TAHAP KEGIATAN (1) Persiapan Pemutakhiran direktori untuk menentukan jumlah perusahaan peternakan, RPH dan keurmaster yang akan digunakan sebagai target pencacahan dan alokasi dokumen. Menambahkan nama dan alamat perusahaan, RPH dan keurmaster yang baru berdiri atau baru ditemui di lapangan dan belum tercantum dalam direktori serta menghapus nama dan alamat yang telah tutup atau tidak ada kegiatan Selanjutnya dilakukan matching direktori dengan instansi terkait atau sumber lain

TAHAP KEGIATAN (2) Jumlah perusahaan hasil pemutakhiran direktori digunakan sebagai target pencacahan dan perkiraan pencetakan kuesioner. Kuesioner pencacahan dan direktori hasil pemutakhiran dikirim ke BPS Propinsi untuk selanjutnya didistribusikan ke BPS Kabupaten/ Kota. Setiap perusahaan akan dikirimkan sebanyak 3 (tiga) set kuesioner. Satu set untuk pertinggal di Perusahaan dan dua set untuk dikirim kembali ke BPS Propinsi melalui BPS kabupaten/Kota dan selanjutnya 1 (satu) dikirim ke BPS.

TAHAP KEGIATAN (3) Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan terhadap semua perusahaan peternakan yang ber BH dengan mengisi kuesioner sesuai catatan administrasi yang ada di perusahaan dan atau dengan mewancarai PJ. perusahaan peternakan. Pengumpulan data pemotongan ternak dilakukan secara lengkap terhadap seluruh RPH dan keurmaster. Daftar-RPH diisi dengan menyalin catatan pemotongan ternak di RPH atau mewancarai pengelola RPH/keurmaster yang bertugas di RPH. Sedangkan Daftar-Keurmaster untuk laporan pemotongan ternak dari keurmaster yang tidak bertugas di RPH, diisi dengan menyalin catatan pemotongan ternak dari keurmaster tersebut di seluruh wilayah tugasnya.

(Indikator produksi daging) Pengumpulan Data Sumber Data/Pelaku Usaha: Rumah tangga Populasi besar Perusahaan Populasi Terbatas & administrasi baik Lainnya Populasi sedikit (Pesantren, Yayasan dll) Pengumpulan Data: Rumah tangga Sensus dan Survei Perusahaan laporan Tahunan Perusahaan RPH & Keurmaster Laporan Triwulanan (Indikator produksi daging)

Subdirektorat Statistik Peternakan Jadwal Kegiatan Sensus: Sensus Pertanian (tahun berakhiran 3) Survei : Tergantung biaya dan kebutuhan - Survei Ternak Nasional 2006-2008 - Pendataan Sapi Potong, Sapi perah, dan kerbau 2011 Survei Tahunan Perusahaan dan Triwulanan RPH/Keurmaster Data Pencacahan Pengiriman Pengolahan Publikasi Perusahaan    Mei - Juni’13 Tahun 2011 Jan - Juni‘12 Feb - Juli‘12 Mart - Agst‘12 RPH/Keur Triw 2012 I Apr - Mei’12 Mei - Jun’12 Mei - Juli’12 Mei - Juni’13 II Jul - Agust’12 Agst - Sep’12 Agst - Okt’12 III Okt - Nop’12 Nop - Des’12 Nop‘11 - Jan’12 IV Jan - Feb‘13 Feb - Mar’13 Feb - April’13 Subdirektorat Statistik Peternakan

PERUSAHAAN PETERNAKAN Perusahaan peternakan yang dicakup adalah Seluruh perusahaan peternakan yang berbadan hukum (PT/CV/Firma BUMN/Koperasi/ Yayasan), baik yang melakukan pembibitan maupun penggemukan Tujuan Pengumpulan Data Perusahaan: - Struktur usaha - Populasi ternak dikuasai perusahaan

RPH dan KEURMASTER Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak: Rumah Potong Hewan (RPH) Keurmaster Rumah Potong Hewan (RPH) yang dicakup adalah seluruh RPH yang ada di Indonesia baik milik pemerintah maupun swasta. Respondennya adalah petugas RPH setempat atau Keurmaster yang ditugaskan di RPH RPH adalah semua tempat pemotongan hewan atau ternak yang mempunyai bangunan permanen atau semi permanen yang khusus digunakan untuk tempat pemotongan hewan/ternak yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Rumah Potong Hewan.

RPH dan KEURMASTER Keurmaster yaitu tenaga paramedik pemerintah yang telah mengikuti pelatihan tentang uji daging dan bertugas di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) serta ditunjuk oleh Dinas Peternakan atas nama Bupati/Walikota yang selanjutnya memiliki kewenangan untuk melaksanakan uji daging. Tugas Keurmaster adalah sebagai berikut: Pemeriksaan dokumen hewan, pengawasan perlakuan hewan saat penerimaan dan pengistirahatan dan pemeriksaan kesehatan (Ante Mortem) Pengawasan teknis penyembelihan, pengulitan, pengeluaran jeroan dan pemeriksaan Post Mortem Pengawasan kebersihan ruang produksi, peralatan, higiene personal, penanganan karkas dan pelaporan

Target Direktori: Direktori dikirim ke BPS Propinsi bersamaan dengan pengiriman dokumen pencacahan Up Dating Direktori dilakukan secara rutin tiap tahun dengan menambah perusahaan yang baru dan menghapus perusahaan yang sudah tutup atau tidak aktif Laporan direktori dan jumlah dokumen yang masuk menjadi target tahun berikutnya Dokumen dua tahun berturut-turut tidak masuk dan tidak ada keterangan akan dikeluarkan dari target tahun berikutnya

PENGAMATAN Direktori ditunggu pasif Tidak terdaftar dalam direktori tapi beroperasi Tercantum di direktori kenyataan tidak ada Dokumen nihil tanpa keterangan (non respon, tidak ditemui, tutup) Dokumen masuk double Dokumen masuk di luar cakupan (tidak sesuai dengan konsep definisi)

Survei Peternakan Kondisi data peternakan BPS : - Rumahtangga: Sensus Pertanian (10 tahun sekali) - Perusahaan : Laporan tahunan (populasi ternak terbatas) - Pemotongan : Laporan triwulanan dari RPH & Keurmaster Direktorat Jenderal Peternakan Hasil Kompilasi berdasarkan laporan dari Tingkat Kabupaten/Kota Data peternakan merupakan salah satu data yang masih tertinggal Data peternakan cukup sulit untuk dikumpulkan - Sifat ternak yang dinamis dan mobilitas tinggi. - Setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Harapan: Diperlukan suatu sistem pendataan peternakan yang establish, kontinyu dan satu versi data (BPS, Ditjen Peternakan baik di pusat maupun daerah).

Survei Peternakan Dibangun Kerjasama BPS dan Ditjen Peternakan tahun 2006- 2008: Melakukan Survei Peternakan Nasional (SPN) Tujuan mendapatkan estimasi parameter populasi dan produksi ternak yang diusahakan oleh rumahtangga. Dengan adanya SPN data peternakan mulai masuk dalam Sistem Perstatistikan Nasional Sistem mulai dibangun dengan memanfaatkan hasil SPN08 Parameter populasi dan produksi digunakan sampai diperoleh data yang lebih lengkap dari SPN08 yaitu ST2013 Kelemahan SPN08: Survei hanya menghasilkan parameter parameter untuk penghitungan populasi Populasi awal untuk menggerakkan parameter tidak didasarkan hasil Sensus Parameter hasil survei sangat tidak mewakili untuk ternak yang sebarannya tidak merata

Parameter Estimasi Populasi Estimasi Populasi Ternak yang diusahakan rumah tangga dapat dihitung melalui pergerakan mutasi ternak selama satu tahun , dengan formula sbb : Pt+1 = Populasi ternak tahun ke-(t+1) P t = Populasi Ternak Tahun ke-t (Populasi Ternak Stok Awal) Sl = Parameter Penjualan Am = Parameter Pemotongan Dt = Parameter Kematian Rd = Parameter Pengurangan Lain By = Parameter Pembelian Br = Parameter Kelahiran atau Penetasan Ad = Parameter Penambahan Lain

Angka Parameter Parameter Populasi Ternak menggunakan ukuran proporsi yang diambil dari mutasi ternak yang diusahakan Rumah Tangga selama setahun, yakni persentase setiap unsur mutasi ternak terhadap stok awal. Kecuali Untuk Ayam Ras Pedaging Proporsi/persentase diambil dari setiap unsur Mutasi Terhadap Total Ternak Yang diusahakan Selama Setahun.

Konsep Definisi (1) Rumah Tangga Pemelihara Ternak adalah rumahtangga yang salah satu atau lebih anggotanya melakukan pemeliharaan ternak, tanpa melihat jumlah ternak dan tujuan pemeliharaan. Kematian adalah jumlah ternak yang mati karena sakit atau kecelakaan seperti tertabarak kendaraan, terbenam, imakan binatang buas, dan dimusnahkan. Mati karena dipotong/disembelih tidak termasuk dalam kategfori mati, tetapi termasuk kategori pemotongan. Pengurangan lain adalah pengurangan ternak yang disebabkan oleh: - Ternak yang diberikan kepada pihak lain sebagai bantuan, hibah atau bagi hasil. - Penyerahan kembali ternak yang dibagi hasilkan kepada pemilik. - Ternak yang hilang karena dicuri atau sebab lain.

Konsep Definisi (2) Kelahiran/Penetasan adalah lahir/ menetas hidup, yaitu ternak yang dilahirkan/ dieteaskan menunjukkan tanda-tanda kehidupan antara lain: jantung berdenyut, bernafas dan bergerak. Kelahiran tetap dicatat, walaupun pada saat pencacahan anak maupun induknya sudah tidak ada lagi (karena dijual, dipotong,dll). Penambahan lain adalah penambahan ternak selain pembelian dam kelahiran/penetasan, misalnya : - ternak yang diterima dari pihak lain sebagai bantuan, hibah, dan bagi hasil - penerimaan dari pengembalian ternak bagi hasil Stok awal adalah jumlah ternak yang dikuasai oleh rumah tanggapada saat setahun yang lalu (dihitung satu tahun mundur mulai dari satu harisebelum pencacahan) Siklus ayam ras pedaging adalah rentang waktu yang dimulai dari saat DOC (Day Old Chick) dibeli, dipelihara/digemukkan, dan sampai akhirnya dijual.

Langkah Penyempurnaan EPT (Estimasi Parameter Populasi Ternak) Survei rumah tangga peternakan yang dilakukan oleh BPS secara rutin setiap tahun Tujuan EPT untuk mendapatkan koreksi terhadap parameter hasil SPN pada tahun berjalan (Adanya wabah, bencana alam dll) Pendataan Sapi Potong, Sapi perah, dan Kerbau (PSPK2011) Kerjasama BPS dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mendapatkan populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau baik yang diusahakan oleh rumah tangga, perusahaan berbadan hukum dan lainnya. Hasil PSPK merupakan populasi awal yang akan digunakan sebagai banch-mark dalam program swa sembada daging

Langkah Penyempurnaan Sebagai bahan kajian kedepan diperlukan penyajian data strategis seperti daging, telur dan susu setiap bulan Data yang disajikan tetap harus dijaga kualitasnya, salah satu alat yang dapat digunakan adalah supply and used table (Konsumsi, Ekspor, Industri dll)

PENDATAAN SAPI POTONG, SAPI PERAH DAN KERBAU 2011 (PSPK2011)

TUJUAN Secara umum tujuan PSPK2011 adalah sebagai dukungan utama untuk Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2010-2014. Adapun secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut : Memperoleh data populasi dasar (Po) untuk ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2011 dengan metode sensus. Membangun data-base (by name, by address) peternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang lengkap, akurat, dan mutakhir sebagai dasar pemeliharaan data pada tahun-tahun berikutnya.

Metode pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu: CAKUPAN DAN METODOLOGI Metode pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu: Pendataan Langsung (door to door) bagi desa potensi ternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau Snowbowling bagi desa yang tidak potensi ternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau Penyisiran bagi desa yang tidak ada rumah tangga ternak Penentuan apakah desa potensi ternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau berdasarkan data Sensus Pertanian 2003 (ST03) dan Sensus Penduduk (SP2010)

CAKUPAN WILAYAH DAN METODOLOGI ST03 YA TIDAK SP2010 Dicacah langsung oleh 1 atau 2 PCL Langsung & Snowbowling 2 desa oleh 1 PCL Sweeping 1 Kecamatan oleh 1 PCL DESA

TAHAPAN KEGIATAN JADUAL KEGIATAN Januari – Mar 2011 Persiapan April – Mei 2011 Briefing Pusat/Daerah Juni 2011 Pelaksanaan Juli – September 2011 Pengolahan Oktober – November 2011 Penyajian

HASIL DAN ANALISIS EPT 2010 Estimasi Populasi Ternak 2010 - Data populasi ternak sangat dibutuhkan untuk penerapan kebijakan pemerintah dalam Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) pada tahun 2014. Dengan tersedianya data populasi ternak yang akurat dapat mendukung keberhasilan PSDS sekaligus meningkatkan pasokan daging untuk bahan baku industri. Parameter Mutasi Ternak menurut Jenis Ternak

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Sapi potong 6 646,9 7 334,6 Tabel 1. Estimasi Populasi Ternak Besar Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (000 ekor) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Sapi potong 6 646,9 7 334,6 13 981,5 2. Sapi perah 539,3 7,1 546,4 3. Kerbau 554,4 1 254,5 1 809,9 4. Kuda 49,1 350,7 399,8

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Kambing 14 917,2 7 717,8 Tabel 2. Estimasi Populasi Ternak Kecil Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (000 ekor) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Kambing 14 917,2 7 717,8 22 635,0 2. Domba 8 288,9 324,2 8 613,1 3. Babi 176,7 8 192,8 8 369,5

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Ayam Buras 111 909,6 Tabel 3. Estimasi Populasi Unggas Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (000 ekor) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Ayam Buras 111 909,6 136 598,3 248 507,9 2. Ayam Ras Petelur 47 377,8 20 874,2 68 252,0 3. Ayam Ras Pedaging 463 992,5 252 552,6 716 545,1 4. Itik 5. Itik Manila 16 832,1 9 154,5 14 542,7 6 139,8 31 374,8 15 294,3

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Sapi potong 1,68 1,90 1,79 Tabel 4. Parameter Kematian Ternak Besar Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (%) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Sapi potong 1,68 1,90 1,79 2. Sapi perah 1,39 - 3. Kerbau 1,91 2,38 2,15 4. Kuda 7,53 3.13 5,33

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Kambing 4,00 6,98 5,99 Tabel 5. Parameter Kematian Ternak Kecil Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (%) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Kambing 4,00 6,98 5,99 2. Domba 2,99 3,69 3,34 3. Babi 19,02 18,50 18,76

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Ayam Buras 27,47 22,41 24,94 Tabel 6. Parameter Kematian Unggas Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (%) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Ayam Buras 27,47 22,41 24,94 2. Ayam Ras Petelur 3,52 2,48 3,00 3. Ayam Ras Pedaging 5,29 4,16 4,73 4. Itik 5. Itik Manila 7,45 16,92 5,68 15,59 6,67 16,25

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Sapi potong 22,35 21,94 22,15 Tabel 7. Parameter Kelahiran Ternak Besar Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (%) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Sapi potong 22,35 21,94 22,15 2. Sapi perah 19,26 19,91 19,58 3. Kerbau 16,79 18,84 17,81 4. Kuda 14,84 16,59 15,71

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Kambing 45,51 40,15 42,83 Tabel 8. Parameter Kematian Ternak Kecil Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (%) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Kambing 45,51 40,15 42,83 2. Domba 29,57 24,66 25,77 3. Babi 139,13 92,99 116,06

Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Ayam Buras 165,45 122,82 Tabel 9. Parameter Kematian Unggas Menurut Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010 (%) Jenis Ternak Jawa Luar Jawa Indonesia 1. Ayam Buras 165,45 122,82 144,14 2. Itik 16,82 30,64 23,73 3. Itik Manila 64,27 63,59 63,93

Rincian Sapi potong Sapi perah Kerbau Kuda Penjualan 19,10 18,21 14,24 Tabel 10. Persentase Mutasi Ternak Besar Terhadap Stok Awal Menurut Jenis Ternak (%) Rincian Sapi potong Sapi perah Kerbau Kuda Penjualan 19,10 18,21 14,24 14,69 2. Pemotongan 2,22 0,85 2,47 2,11 3.Kematian 1,93 1,53 1,87 2,10 4.Pengurangan Lain 5,60 1,16 0,77 1,52 5.Pembelian 13,67 7,03 7,34 6,81 6.Kelahiran 22,38 25,85 17,93 16,60 7.Penambahan lain 1,50 0,68 0,64 1,58

Rincian Kambing Domba Babi Penjualan 27,75 31,04 58,89 2. Pemotongan Tabel 11. Persentase Mutasi Ternak Kecil Terhadap Stok Awal Menurut Jenis Ternak (%) Rincian Kambing Domba Babi Penjualan 27,75 31,04 58,89 2. Pemotongan 4,83 2,54 13,40 3.Kematian 5,35 3,12 19,59 4.Pengurangan Lain 5,07 3,54 7,02 5.Pembelian 11,17 30,98 23,41 6.Kelahiran 46,09 24,77 95,12 7.Penambahan lain 1,03 1,09 2,60

Tabel 12. Persentase Mutasi Unggas Terhadap Stok Awal Menurut Jenis Unggas (%) Rincian Ayam Ras Ayam Ras Petelur Ayam Ras pedaging Itik Itik Manila Penjualan 104,51 23,52 89,39 48,70 78,94 2.Pemotongan 22,40 3,40 - 0,68 7.18 3.Kematian 24,59 2,95 4,44 5,59 17,77 4.Pengurangan lain 9,88 0,32 0,41 1,90 4,85 5.Pembelian 22,00 30,45 54,43 50,17 6. Penetasan 152,40 18,32 52,92 7.Penambahan lain 0,76 0,05 0,27 0,26 1,24

sukses