Chairman CPR- Indonesia Ketua Komnas Keuangan Mikro

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkeretaapian Khusus Tahap III Tahapan Menuju Perubahan Regulasi Jakarta 21 Juni 2011.
Advertisements

STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Strategi Nasional Literasi Keuangan
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
Studi Kelayakan Bisnis
PENGEMBANGAN LKM-A PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP
Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Selasa, 24 Januari Dr. B.S. Kusmuljono, MBA Chairman CPR- Indonesia Komisaris.
BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
“Desentralisasi Fiskal” di Indonesia 24 Juli 2012.
Menuju Pembiayaan Sektor Pertanian yang Berkelanjutan Dr. Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur Seminar Nasional Feed The World : Munuju Swasembada yang Kompetitif.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
STRUKTUR BELANJA DAERAH
DEPUTI BIDANG PUG BIDANG EKONOMI TA. 2014
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
OLEH : ISKANDARSYAH MADJID
Kampus Bukit Jimbaran - Bali
BAB 12 PERDAGANGAN MARGIN.
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 11 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
Kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.
PT. Bank Rakyat Indonesia (PeRSERO) TBK.
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 10 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
MODEL KEMITRAAN USAHA AGROINDUSTRI JAGUNG
PERAN BANK SENTRAL PADA PERBANKAN SYARIAH
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Kredit Usaha Rakyat untuk peningkatan pendapatan keluarga sejahtera
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk.
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA DAN PENDAPATAN ABDUL SALAM DIREKTORAT PENGAWASAN BPR BANK INDONESIA Dipaparkan pada Rapat.
KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
KEBIJAKAN PUBLIK.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Ekonomi untuk SMA/MA kelas X
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
KEGIATAN EKONOMI KESEHATAN Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH.
Department of Business Adminstration Brawijaya University
DISAMPAIKAN DALAM ACARA FORWAKOP 28 JULI 2009
JL JURANG NO 39 TELP BANDUNG SEJARAH Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT EL BANGKIT didirikan pada tanggal 09 Agustus 2008 di Bandung.
Lanjutan bab 3……………… Pertemuan 5.
Asisten Pemerintahan dan Kesra
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
dan Peraturan Pelaksanaannya
Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada TKI Purna
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
“Peran Bank Pertanian dalam Pembiayaan Sektor Pertanian”
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Berbasis Ekonomi Kerakyatan Melalui Skema Kredit Mitra Jateng.
PEREKONOMIAN INDONESIA
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PUAP-2010
Bank Perkreditan Rakyat
DEPUTI BIDANG PUG BIDANG EKONOMI TA. 2014
INFO SINGKAT DANA AMANAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DAPM) PERDESAAN
PROGRAM PENJAMINAN KREDIT DAERAH
Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur Pemberdayaan Koperasi & UKM
Nama: M. Maghfur Lahir: Madiun, 02 Nopember 1981 Istri: 1 Anak: 1. Tsabita Aula Ramadhani : 2. Menunggu??? Telp:
Kiat Membangun dan Mengembangkan LKM AGRIBISNIS PERDESAAN
PENANGANAN PASCA BENCANA GEMPA SUMATERA BARAT 30 SEPTEMBER 2009
LEADERSHIP AND ENTREPRENEURSHIP
Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada TKI Purna
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Pokok-Pokok Pikiran Penguatan Ketahanan Pangan di Jawa Tengah Oleh: Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah M. Chamim Irfani Disampaikan dalam Forum Perangkat.
Transcript presentasi:

Chairman CPR- Indonesia Ketua Komnas Keuangan Mikro Kuliah Umum HYBRID MICROFINANCING Dr. B.S. Kusmuljono, MBA Chairman CPR- Indonesia Komisaris Bank BNI Ketua Komnas Keuangan Mikro Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Selasa, 24 Januari 2012

PENDAHULUAN Presiden RI mencanangkan target penyaluran KUR selama 5 tahun ke depan (2010-2014) adalah Rp 20 triliun setiap tahun atau Rp 100 triliun selama 5 tahun - untuk target tahun 2010 telah dikoreksi + Rp 13,5 triliun. Data menunjukkan realisasi penyaluran KUR sejak peluncurannya November 2007 s/d Desember 2011 (4 tahun 1 bulan) sebesar Rp 63,4 triliun dengan jumlah debitur 5,72 juta. Asumsi setiap debitur mempekerjakan 2 orang, maka telah memberikan lapangan kerja sebanyak 11,44 juta orang. Sektor yang paling banyak mendapatkan penyaluran KUR adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel (Rp 38,4 triliun atau sebesar 60,5%) dan sektor pertanian (Rp 10,1 triliun atau sebesar 15,9%), sedangkan provinsi yang terbanyak menyalurkan KUR adalah Jawa Timur (Rp 9,8 triliun atau sebesar 15,5%), Jawa Tengah (Rp 9,3 triliun atau sebesar 14,6%) dan Jawa Barat (Rp 8,3 triliun atau sebesar 13,2%). Non performing loan (NPL) KUR sebesar 2,10%.

PENDAHULUAN KUR penting karena mampu menjangkau debitur UMKM yang selama ini belum tersentuh oleh perbankan (belum bankable) seperti debitur yang tidak mempunyai jaminan dan debitur pemula. Program KUR profitable bagi bank karena berorientasi bunga komersial dan pada dasarnya usaha debitur tersebut feasible namun belum bankable. Sumber Dana KUR berasal dari 100% masyarakat (tidak bisa diatur hanya oleh pemerintah / birokrat)

DATA PERBANKAN NASIONAL (Rp juta)

GRAFIK DPK – KREDIT - SBI Rp Miliar SBI

GRAFIK SBI - KUR Rp Miliar SBI SBI Turun sejak ada KUR KUR

GRAFIK NIM - NPL Dengan KUR NIM naik dan NPL turun NIM NPL

ILUSTRASI PERBANDINGAN PENGELUARAN NEGARA PENYERTAAN MODAL NEGARA (PMN) untuk penjaminan KUR bagi Askrindo dan Jamkrindo tahun 2010 = + Rp. 1,8 triliun + Imbal Jasa Penjaminan KUR Tahun 2010 = + Rp. 0,45 triliun + Pembayaran Klaim KUR oleh Askrindo dan Jamkrindo tahun 2010 = + Rp. 0,72 triliun TOTAL = Rp. 2,97 triliun BAYAR BUNGA SBI Rata-rata penempatan SBI setiap bulan Rp. 150 triliun dengan bunga berkisar 6% per tahun = Rp 9 triliun VS PERBANKAN (Institusi & Perusahaan Besar) SEKTOR RIIL (UMK & Koperasi = orang kecil) KUR Rp. 63,4 triliun untuk 5,72 juta UMK

GRAFIK LABA BERSIH ASKRINDO DAN JAMKRINDO

REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011

REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011 MENURUT SEKTOR EKONOMI (RP JUTA)

REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011 MENURUT PROVINSI (RP JUTA)

REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011 MENURUT PROVINSI (RP JUTA)

Sumber Pendanaan Usaha Mikro Sumber: Shinozaki, 2010

Variasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Sumber: Shinozaki, 2010

Nasabah, Simpanan, dan Pinjaman LKM Sumber: Shinozaki, 2010

System Approach Micro-banking Source of Funds Microfinance Problem MFI Credit Guarantee Money Lender Supervision Regulation

PUBLIC-PRIVATE PARTNERSHIP POLICY PROBLEM SOLVING ACADEMIC BUSINESS GOVERNMENT SYNERGY PUBLIC-PRIVATE PARTNERSHIP POLICY

Dealing with complexity of Microfinancing Hybrid Microfinancing System Thinking Dealing with complexity of Microfinancing Hybrid Microfinancing Kredit Usaha Rakyat (KUR)

UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) DASAR HUKUM UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pasal 21 : (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil. (4) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil.

UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) DASAR HUKUM UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pasal 23  Pemerintah dan pemerintah daerah: 1. Menumbuhkan, mengembangkan dan memperluas jangkauan lembaga penjamin kredit, dan 2. Memberikan kemudahan dan fasilitas dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan.

Hybrid Microfinancing DANA PEMERINTAH/ APBN DANA MASYARAKAT/ DPK Askrindo & Jamkrindo PEMP/ PUAP LPDB PNPM Penjaminan Kredit Perbankan Bantuan Sosial Padat Karya Kredit Mikro Kur Mikro + KKP-E (Penjaminan) (Subsidi Bunga) Dana Bergulir Sinergi Pembiayaan Usaha Produktif Perkuatan Permodalan APBD LPKD Penyaluran Inkubasi Bisnis Capacity Building 40 Juta Usaha Mikro-Kecil (Sektor Informal) KADINDA RTS (Rumah Tangga Sasaran) Tata Niaga LKM

HYBRID MICROFINANCE BSK Model, 2009 “ Sistem perkuatan permodalan bagi usaha mikro melalui mekanisme pemadu-serasian (sinergi) sumber-sumber pembiayaan dari dana masyarakat pada perbankan dengan dana pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan serta perluasaan lapangan pekerjaan utamanya bagi Rumah Tangga Sasaran (RTS)” With organic farmer BSK Model, 2009

HYBRID MICROFINANCING : PENERAPAN HYBRID MICROFINANCING : USULAN KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP) KEPADA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Latar Belakang Ketersediaan pembiayaan bagi petani, peternak, pekebun, pembudidaya ikan dan nelayan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai ketahanan pangan. Realisasi kredit perbankan, baik komersial maupun melalui kredit program yaitu kredit bersubsidi bunga (KKPE : Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, KPEN-RP : Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan, KUP-S : Kredit Usaha Pembibitan Sapi) maupun melalui kredit dengan penjaminan (KUR) masih sulit diakses oleh sektor pertanian dan perikanan

Realisasi Penyaluran Kredit Perbankan kepada Petani Realisasi kredit perbankan secara nasional ke semua sektor per Desember 2010 sebesar Rp. 1.766,2 triliun. Realisasi kredit untuk sektor pertanian secara luas (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) per Desember 2010 hanya 5% dari total kredit perbankan atau Rp. 91,16 triliun (sumber: Bank lndonesia) NPL total untuk kredit perbankan : 2,58%, NPL total untuk kredit pertanian 1,83% (sumber: Bank lndonesia) KKPE, KPEN-RP dan KUP-S yaitu Kredit Ketahanan Pangan dengan subsidi bunga berkisar 7%-8% dari pemerintah untuk membiayai usaha budidaya tanaman pangan (padi, jagung kedelai), hortikultura, peternakan, perikanan dan koperasi untuk pengadaan pangan realisasinya masih sangat rendah .

Realisasi Penyaluran Kredit Perbankan kepada Petani KKPE : dari alokasi kredit yang dialokasikan perbankan sebesar Rp 9,5 triliun hanya terserap rata-rata Rp. 2,5 triliun per tahun. KPEN-RP : dari alokasi kredit sebesar Rp 38 triliun, hanya terserap rala-rata 3% per tahun . Realisasi kredit per April 2011 sebesar Rp.1,7 triliun, penyerapan terbesar untuk sawit 93% ( Rp1,56 triliun), karet (5,83%) atau Rp 98,5 miliar dan kakao 1,8 % atau Rp 30,2 milyar. Realisasi KUP-S (per April 2011) : alokasi Rp 3,8 triliun, terserap Rp. 132,1 milyar (3,4%) Petani/Nelayan tidak feasible untuk mengakses bunga tinggi dan tidak bankable dalam menyediakan agunan. Data PUT 2009 (Pendataan Usaha Tani oleh BPS) dari 17.870.832 rumah tangga usaha tani hanya 85.333 yang berhubungan dengan perbankan

ALASAN PEMBENTUKAN KUMP Keberhasilan KUR Mikro telah dibuktikan mampu menjangkau usaha mikro dan rakyat kecil, sebagai pembuktian bahwa skim penjaminan KUR Mikro tersebut telah sahih dan terus patut dilanjutkan. Tetapi aksesabilitas kaum tani dan nelayan ternyata belum mampu mendorong permintaan ataupun realisasi KUR Mikro ke sektor pertanian. Setelah dilakukan observasi lapang, masalah utamanya adalah bunga KUR - Mikro masih dipandang tinggi untuk sektor pertanian. Bunga tinggi tersebut oleh perbankan dianggap rasional karena risiko di sektor usaha pertanian termasuk tinggi.

ALASAN PEMBENTUKAN KUMP Secara akademis, risiko pertanian atau Bio-risk disebabkan oleh karakter produk-produk pertanian itu sendiri. Bio-risk tersebut dikategorikan dalam tiga komponen penyebab, yaitu: Seasonal Produk – produk pertanian termasuk kelautan dan perikanan mempunyai karakter musiman, segingga sulit untuk mendapatkan mekanisme produksi yang sepanjang waktu. Ketergantungan terhadap iklim dan cuaca sangat tinggi yang menyebabkan kontinuitas bahan baku untuk agroindustri dan agroniaga menjadi penuh ketidakpastian. Variability Keragaman produk dari suatu jenis komoditi sering sekali menyulitkan homogenitas produk yang akan dipasarkan. Penetapan harga untuk transaksi jual beli menjadi sulit diprediksi bila memperhatikan naik turunnya kualitas produk yang sulit dikendalikan. Perishable Sebagai benda hidup (bio) maka produk-produk hasil pertanian sangat rentan terhadap kondisi penyimpanan dan pengangkutan. Ini menyebabkan timbulnya susut fisik dan susut mutu. Biaya penanganan pasca panen dan kolektabilitas produk sering terlalu tinggi sehingga akan mendominasi perhitungan nilai tambah pada rantai nilainya. Dari ketiga faktor tersebut, maka penilaian bio-risk harus dilakukan untuk setiap komoditi dan lokasi produksi. Ketidakpastian dari faktor tersebut menyulitkan perhitungan dalam estimasi penetapan bunga yang pas pada jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, keengganan perbankan atas mitigasi atas risiko tersebut dapat dimaklumi, sehingga peran pemerintah diperlukan dengan menciptakan sistem insentif yang berwujud subsidi bunga.

Kredit Usaha Mikro Pertanian (KUMP) Pola Kredit dan Pemberdayaan Petani dan Nelayan Subsidi Bunga Penjaminan Kredit Pemberdayaan Tani Nelayan Kredit Usaha Mikro Pertanian (KUMP) KUMP : Aman, Mudah, dan Murah Aman bagi Bank : ada penjaminan dari pemerintah Mudah dan Murah bagi Petani dan Nelayan : ada subsidi bunga dari pemerintah

8% (untuk Bank Umum) s/d 14% (untuk BPR) ALTERNATIF POLA KUMP Asuransi Kredit yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Subsidi pada Penutupan Asuransi Kerugian oleh Lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah Subsidi bunga untuk meringankan beban petani dan nelayan Perhitungan awal untuk subsidi bunga KUMP Pola Kelompok dan Bapak Asuh (Avalist) dalam penyaluran KUMP Beban Bunga Perbankan Beban Petani Beban Pemerintah Maks. 14 % untuk Bank Umum Maks. 22% untuk BPR (linkage program) 6 % 8% (untuk Bank Umum) s/d 14% (untuk BPR)

KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN Kebijakan publik yang diperlukan adalah Peraturan Presiden tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Penyediaan Pembiayaan bagi Usaha Tani dan Nelayan atau Kredit Usaha Mikro Pertanian (KUMP). Dalam rangka untuk mendorong perbankan nasional agar meningkatkan penyaluran kredit kepada kelompok ekonomi lemah yaitu tani dan nelayan, tim pakar memandang perlu diberikannya fitur insentif oleh pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk : Jaminan kredit ala KUR - Mikro, dengan jumlah paling sedikit 70%-90%. Subsidi bunga ala KKPE, dengan mekanisme pemberian subsidi 8%-12% tergantung komoditas. Dana pemberdayaan kelompok tani dan nelayan terkait dengan penyaluran KUMP tersebut.

SKIM KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP) APBN APBD Kemen. Keuangan Kantor Kas Negara Menko Ekonomi Bank Indonesia Bank Pelaksana K U M P Kantor Cabang (unit) Lembaga Penjaminan Kredit Pusat Daerah Kelompok Tani Nelayan Tani Nelayan Penerima KUMP Departemen Teknis Kementan KKP CSR – Swasta PKBL-BUMN Perguruan Tinggi LSM Dana subsidi pemberdayaan Penagihan Periodik Subsidi Bunga monev Pemberdayaan Usulan Pinjaman Pengembalian Info kredit macet Jaminan 70% Kebijakan KUR TN Dana penjaminan

KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP) MEKANISME PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP) MENKO EKON Koordinasi KKP KEMENTAN APBN APBD C S R PKBL KEMEN. KEUANGAN BANK INDONESIA Perguruan Tinggi BDS GAPOKTAN POKTAN POKYAN BANK Terpilih ASKRINDO JAMKRINDO Lembaga Penjaminan Kredit Daerah KUKM K U M P KOPTAN KSP - Agribisnis Kop. MINA subsidi bunga Pemberdayaan Pembinaan alternatif perkuatan permodalan Anggota Tidak boleh sama sasaran LKM dana teknis

KUNCI KEBERHASILAN KUMP 1. Dari sisi BANK : Adanya jaringan karena pada dasarnya bank penyalur harus berada di tengah-tengah calon debitur (community based) Sumber daya manusia perlu kompetensi dan budaya yang spesifik, punya komitmen serta mencintai UMKM sektor Pertanian Sistem perlu dibangun untuk mengurangi biaya transaksi sehingga lebih efisien, transparan, sederhana dan nyaman (convenient) bagi debitur.

KUNCI KEBERHASILAN KUMP 2. Dari sisi CALON DEBITUR / SEKTOR RIIL : Pembinaan (technical assistance) perlu karena calon debitur pada dasarnya belum bankable (persiapan status legal, administrasi, teknik produksi, kepastian pasar), yang bekerja sama dengan berbagai pihak terkait Perlu bekerjasama dengan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) UMK atau Tenaga Pendamping UMK, lembaga rating LKM dan pihak-pihak lainnya. Perlu alokasi dana PKBL terutama porsi hibah untuk operasional training dan pembinaan calon dan debitur KUMP.

KUNCI KEBERHASILAN KUMP 3. Dari sisi LEMBAGA PENJAMINAN : Perlu komitmen pemerintah dalam mengalokasikan dana APBN bagi Lembaga Penjaminan yang memadai dalam kuantitas dan berjangka panjang sesuai dengan jangka waktu KUMP (10 tahun) Merintis pendirian Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) dengan diampu oleh Askrindo dan Jamkrindo dan mendorong Pemda untuk mereplikasi Sistem KUMP di daerah dengan dukungan dana dari APBD.

KUNCI KEBERHASILAN KUMP 4. CARA PENYALURAN : Penyaluran KUMP dapat dilaksanakan secara langsung (bank kepada debitur) dan secara tidak langsung (linkage dengan lembaga keuangan mikro/LKM) serta pendekatan kemitraan inti plasma (cluster). Dengan pendekatan linkage tersebut maka dimungkinkan penyaluran KUR dapat menjangkau calon debitur yang berada di remote area dan size-nya mikro. Untuk itu perlu kerjasama dengan lembaga rating LKM independen untuk memperoleh LKM yang baik. Dengan pendekatan kemitraan dimungkinkan penyaluran KUMP menyentuh bidang pertanian secara massal dengan jumlah relatif signifikan.

HYBRID MICROFINANCE IMPLEMENTATION ON RIIL SECTOR COMMUNITY BASED-INTEGRATED SUSTAINABLE AREA DEVELOPMENT (CB-ISAD) WEST SUMBAWA REGENCY (KSB), WEST NUSA TENGGARA PROVINCE THROUGH BLENDING FINANCING AND REPUTATION BASED CSR PT NEWMONT NUSA TENGGARA Cooperation between: CPR-Indonesia Center for Policy Reform Change with Solution for Better Tomorrow

BLENDING FINANCING B A N K USAHA MIKRO PERIKANAN L K M P E M D A Kelompok Petani Ikan Individu Petani Ikan Koperasi Petani Ikan L K M PNPM, PUAP, PEMP, PKBL BUMN P E M D A C S R Swasta (Newmont, dll) B A N K Infrastruktur Lembaga Pendamping Agroindustri/ Industri Produk Capacity Building Kredit Pembiayaan PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri PEMP : Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir (Program Kementerian Kelautan dan Perikanan) PUAP : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Program Kementerian Pertanian) PKBL : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN

Pengembangan Wilayah Berbasis Masyarakat COMMUNITY BASED –INTEGRATED AREA DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN WILAYAH TERINTEGRASI BERBASIS MASYARAKAT) Ekspor/Pasar Domestik Usaha Mikro Agroindustri/ Industri Petani/Nelayan/ Pengrajin Kelompok Tani/Nelayan/ Pengrajin Koperasi Bantuan Teknis/ Pengembangan Masyarakat Produk Kredit Mikro Linkage LKM Infrastruktur Perguruan Tinggi Kredit Komersial Penjaminan Capacity Building PKBL BUMN/CSR Pemerintah Daerah/ Kementerian B A N K APEX LKM Pooling Fund

THANK YOU OFFICE: CPR-Indonesia Graha Kapital Lantai 5 Jl. Kemang Raya No. 4, Jakarta Selatan 12730 INDONESIA Telp. +62-21 719-8716 Fax. +62-21 719-9529 Email : cpr_indonesia@yahoo.com