NILAI GUNA (Utility) Presented by: GROUP 7 6A.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
III. TEORI KONSUMEN Pendekatan Ordinal (Ordinal Utility Approach)
Advertisements

1.3. TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Permintaan Konsumen:
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN : TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
Teori Tingkah Laku Konsumen
BAB IV TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Kenapa konsumen membeli lebih banyak pada harga yang rendah, dan sebaliknya Bagaimana konsumen menentukan jumlah dan.
Teori Prilaku Konsumen
Teori Permintaan Konsumen:
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN
Teori Tingkah Laku Konsumen
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: Kurva Kepuasan Sama (Indeference Curve)
PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL - Utilitas - Marginal Utilitas
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: Kurva Kepuasan Sama (Indeference Curve)
PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL - Utilitas - Marginal Utilitas
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Perilaku Konsumen
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN : TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN
Teori Perilaku Konsumen
BAB III TEORI PERILAKU KONSUMEN:
Mata kuliah Ekonomi Mikro STIE Widya Dharma Malang
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: Kurva Kepuasan Sama (Indefference Curve)
Teori Permintaan Konsumen:
Bagian ke-Tiga Teori Tingkah Laku Konsumen.
Modul 6 Analisis Perilaku Konsumen
PERILAKU KONSUMEN bagaimana seseorang memutuskan membeli barang dan jasa dalam berbagai situasi.
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN
TEORI PERILAKU KONSUMEN:
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA
Teori Perilaku Konsumen
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI dan PERILAKU KONSUMEN:
TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
PERILAKU KONSUMEN ANALISA KARDINAL.
Teori Perilaku Konsumen
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
Teori Permintaan Konsumen:
TEORI KONSUMSI.
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Tingkah Laku Konsumen
Tugas Ekonomi : TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Tingkah Laku Konsumen
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN : TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori Tingkah Laku Konsumen
TEORI PERMINTAAN PENDAHULUAN PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL - Utilitas
PERILAKU KONSUMEN ANALISA KARDINAL.
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Nilai Guna (Utiliti) dan Analisis Kurva Kepuasan Sama
PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL - Utilitas - Marginal Utilitas
TEORI PERMINTAAN PENDAHULUAN PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL - Utilitas
TEORI PERMINTAAN PENDAHULUAN PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL - Utilitas
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI PERILAKU KONSUMEN
(Nilai Guna/ Utility) By. Nailis sa’idatur rohmah (Nilai Guna/ Utility) By. Nailis sa’idatur rohmah.
Teori Perilaku Konsumen. Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang.
TEORI PERILAKU KONSUMEN  Ada 2 alasan untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu: 1. Alasan konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga.
Transcript presentasi:

NILAI GUNA (Utility) Presented by: GROUP 7 6A

Members Debby Prima (100810421) Lukman Hakim (101011037) Okky Risma (101011040) Astin Rochdya (101011060) Ghatmee Kresna (101011094) Chaerul Reza (101011101) Galuh Kurniawati (101011114) Diah Pramudiya (101011230) Tika Noor (101011238) Aida Rahmatari (101011250) Samir Husein (101011262) Efa Yuliwati (101011268) Rizka A. (101011269)

Guideline Nilai Guna Pengertian Jenis Kardinal Ordinal Faktor2 Hk. Nilai Guna Marginal Kensekuensi Hk. NGM Cara Pengukuran Nilai Guna Kardinal

PENGERTIAN Bentham (1789) dalam Hunt (2002) menyatakan “that property in any object, whereby it tend to produce benefit, advantage, pleasure, good, or happiness or to prevent the happening of mischief, pain, evil, or unhappiness” . Gossen (1854) dalam Hunt (2002) menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa tergantung pada subjek yang menilai barang atau jasa tersebut. Suatu barang atau jasa mempunyai arti apabila barang atau jasa tesebut mempunyai nilai guna (utility) untuk memenuhi kebutuhan bagi konsumen.

Pengertian cont’ Ramaa Lessandro (2001) dalam Iskandar (2003)menyatakan bahwa “teori nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Jadi, nilai guna (utility) adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk memberikan kepuasan pada manusia dalam mencukupi kebutuhan manusia.

JENIS NILAI GUNA Nilai Guna Kardinal Marginal Total Ordinal

NILAI GUNA KARDINAL Tinggi rendahnya nilai guna suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian Contoh: Penggunaan Dayung Asumsi nilai guna kardinal: Daya guna diukur dalam satuan uang Daya guna marginal dari uang tetap Addivitas Daya guna bersifat independen Periode

Nilai Guna Kardinal cont’ Pada dasarnya teori nilai guna kardinal mengambil pengalaman sehari-hari dari kegiatan konsumsi. Contoh : konsumsi air putih

Nilai Guna Kardinal cont’ Nilai Guna Marginal pertambahan atau pengurangan kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan mengkonsumsi satu unit barang tertentu untuk memenuhi kepuasannya. Nilai Guna Total Nilai guna total adalah jumlah seluruh nilai guna (kepuasan) yang di peroleh seseorang dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.

NILAI GUNA ORDINAL Terdapat 2 pendapat yang berbeda ttg nilai guna ordinal. Merupkan nilai guna yang tidak dapat diukur atau dihitung besarnya tetapi dapat diurutkan menggunakan pendekatan nilai relatif yaitu melalui order atau rangking Dalam menganalisis tingkat kepuasan masing-masing individu sehubungan dengan mengkonsumsi 2 macam barang dalam rangka memaksimalkan kepuasannya, dapat digunakan suatu kurva tak beda (indifference curve).

Gambar 2.3 Kurva Indiffference (Sadono Sukirno, 2010)

Nilai Guna Ordinal Cont’ Beberapa asumsi nilai guna ordinal: Rasionalitas Konveksitas Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi Transitivitas Berdasarkan asumsi ke-4, maka kurva beda (indifference curve) tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.

Nilai Guna Ordinal Cont’ Tingkat kepuasan konsu­men bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh : Konsumsi apel dan jeruk

FAKTOR YG MEMPENGARUHI NILAI GUNA Jangka waktu konsumsi barang Daya Ingat Konsumsi Kualitas Barang

Faktor cont’ Nilai guna erat kaitanya dengan kebiasaan konsumsi. Pengelompokan kebiasaan konsumsi : Kecanduan Kebiasaan abadi Kebiasaan sesaat Mencari kenikmatan baru

HUKUM NILAI GUNA MARGINAL “Tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatubarang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah komsumsinya keatas barang tersebut dan pada akhirnya tam-bahan nilaiguna akan menjadi negatif”

makin banyak barang yang dikonsumsinya makin besar daya guna total (total utility) yang diperolehnya, akan tetapi laju pertambahan daya guna (marginal utility) yang diperoleh karena mengkonsumsi satu kesatuan barang makin lama semakin rendah, bahkan jumlah pertambahannya dapat menjadi nol

Semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. Dan konsumen akan selalu berusaha dalam mencapai kepuasan total yang maksimum.

KONSEKUENSI HUKUM NILAI GUNA MARGINAL Kelebihan kepuasan  Surplus konsumen Surplus konsumen adalah perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang di dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut

contoh

Grafik Surplus Konsumen (Sadono Sukirno, 2010)

CARA MENGUKUR NILAI GUNA KARDINAL Bila Px adalah harga barang X, dan X adalah barangnya, dan U adalah utilitasnya, maka U(X) = PxX. MU (X) = Px, artinya kepuasan tertinggi yang dicapai seseorang bila ia mengkonsumsi barang X dengan harga Px adalah apabila marginal utility dari barang X sama dengan harga yang dibayarkan untuk mendapatkan barang X tersebut.

Misalkan uang sebanyak Rp Misalkan uang sebanyak Rp. 500,- harga barang (X) = 50, maka Px(X) = 50 MU(X) = 50. Berarti banyak jumlah barang yang dikonsumsi agar kepuasan konsumen maksimum adalah 10 unit.

Bgm pada kasus 2 jenis barang ? bila konsumen tersebut dihadapkan pada dua jenis barang, maka konsumen akan memaksimumkan kepuasan pada barang yang nilai marginal utilitinya sama dengan harganya. Jadi : MU (X) / Px = MU (Y) / Py = 1

Contoh: Konsumen memiliki uang sejumlah Rp. 1.000,-. Harga barang X Rp. 100,- dan barang Y Rp. 25,-. Kepuasan konsumen tersebut akan maksimum bila ia mengkombinasikan barang X dan Y sesuai peruntukan. Dengan demikian, utility = X.Y, sementara barang yang dapat diperoleh adalah :

1000 = 100X + 25Y 25Y = 1000 – 100X  Y = 40 – 4X U = X.Y  U = X (40 – 4X) = 40X  4X2 = 40 – 8X 40 = 8X X = 5 1000 = 100 (5) + 25Y 500 = 25Y Y = 20

Jadi kombinasi yang dikonsumsi konsumen adalah X = 5 dan Y = 20 Jadi kombinasi yang dikonsumsi konsumen adalah X = 5 dan Y = 20. Apakah kombinasi ini maksimum ? Diketahui MU(X) = Y = 20 dan MU(Y) = X = 5, Px = 100 dan Py = 25. Padahal syarat maksimum adalah : MU(X) / Px = MU(Y) / Py = 1 20 / 100 = 5 / 25 = 1  Terbukti bahwa dengan mengkonsumsi X sebanyak 5 dan Y sebanyak 20 dengan uang Rp.1000,- , konsumen tersebut mencapai kepuasan maksimum

KESIMPULAN Nilai Guna (utility) adlh kemampuan suatu barang/jasa utk memberikan kepuasan pd manusia dalam mencukupi kebutuhan manusia. Terdapat dua jenis nilai guna yaitu Nilai Guna Kardinal (Marginal dan Total) dan Nilai Guna Ordinal. Waktu, daya ingat dan kualitas barang merupakan bbrp faktor yg mempengaruhi nilai guna. Maksud dari Hk. Nilai Guna Marginal adlh semakin banyak suatu barang yg dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yg diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun Surplus konsumen merupakan konsekuensi hk. Nilai guna marninal.

SEKIAN TERIMA KASIH