Berdasarkan Cerpen yang sudah Dibaca

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASSALAMU’ALAIKUM.
Advertisements

Menulis Cerpen dengan Media Lagu
3.
PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEKOMPAKAN KELOMPOK
TEKNIK BERMAIN PERAN (DRAMA)
Dahulu kala di negeri Cina,
Belanja di Toko Kebahagiaan Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, “Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk.
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
1 Pesan “Dalam teori tidak ada perbedaan antara teori dan praktek. Tapi pada praktek, ada perbedaan.” -- Jan L.A. van de Snepsheut.
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Sekolah Standar Nasional (SSN) Mata Pelajaran : Bahasa &stra Indonesia Selamat Datang di SMP Negeri 7 Jakarta Sekolah Standar Nasional (SSN) Mata.
MY DAD MY BEST EVER BY: MF to CQ.
TEORI DRAMA oleh: Nina Kartini Rahdiana.
Seperti biasa Rudi, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkenal terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,
PERTEMUAN XII MARRIAGE. Perkawinan merupakan Salah satu alternatif gaya hidup Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita.
STRUKTUR FILM DAN UNSUR PEMBENTUK FILM
Buku Harian Oleh : Nina Kartini Proyek Buku Harian Deadline 19 September.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMA
Menanggapi Pementasan Drama
Unsur-unsur dalam Karya Sastra Pratitisari 1. Tema Pokok persoalan dalam cerita Pratitisari 2.
Pertemuan 3: Karakter & Cara Membaca + Menulis Fiksi
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
Membaca Ekspresif Naskah Drama
Bahan Ajar Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Herdito Sandi Pratama, M.Hum Dari beberapa sumber
Unsur Pembangun Karya Sastra
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5/ SEMESTER 1
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
NAMA : RAHMAT HIDAYAT AKKAS NIS : KELAS : XI IPA 1
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 2 Andri Yogastari
Hal yang tidak mungkin menjadi mungkin
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
PERTEMUAN XIII (TIGA BELAS)
LAMARAN KERJA DAN WAWANCARA KERJA
SELAMAT SIANG Mari Bermain drama ! “Dunia ini panggung sandiwara
DRAMA Senada dengan film, drama adalah karangan yang berbentuk dialog/percakapan antara pemainnya. Dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan percakapan.
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 2
Kompetensi Dasar : 7.1 Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama
Pembelajaran Drama Di Sekolah Dasar Oleh: Heru Subrata.
MEMERANKANDRAMA.
YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN AYAH
Kelas XI Bahasa semester 1
SENI TEATER.
MENGENAL DRAMA.
Menulis berbgai karya sastra/cerpem
UNSUR-UNSUR PROSA FIKSI
SANGGAR SKENARIO Layar Lebar
CERITA SUMBER2 CERITA : Kisah Nyata, Novel, Khayalan, Kitab Suci, Lirik Lagu... FUNGSI CERITA : Sebagai bungkus pesan, pengikat unsur2 filmis lainnya,
MENGAPRESIASI DRAMA ANAK
B. Berbicara: Memperkenalkan diri dan Orang lain Dalam forum Resmi
KARYA DALAM DUA DIMENSI
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Skenario.
BAHASA INDONESIA KELAS V SMT 1
MENGAPRESIASI DRAMA ANAK
MENGOMENTARI BUKU CERITA YANG DIBACA
Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks novel, baik melalui lisan maupun tulisan.
Analisa buku katak hendak menjadi lembu
APRESIASI DRAMA PERTEMUAN KE-11 -KHUSNUL FATONAH- PGSD.
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Assalamualaikum BAHASA INDONESIA DRAMA By : kartika liani.
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
KAWASAN SASTRA DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN FIKSI
POKOK-POKOK PEMENTASAN KARYA SASTRA
DRAMA Suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan.
ETIKA & NORMA Baham 02 a.
MENGENAL DRAMA. Drama merupakan cerita yang dipentaskan; suatu cerita yang baru dapat dinikmati apabila sudah “diperagakan”.
Konseling gizi. Gema didalam/gaung/pantulan bunyi ◦ Gema adalah pikiran yang mungkin kita miliki ketika kita mendengarkan orang lain. ◦ Meskipun kita.
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSK DRAMA SASTRA INDONESIA SMA NEGERI 1 SIKUR.
Transcript presentasi:

Berdasarkan Cerpen yang sudah Dibaca Unit 33 Menulis Naskah Drama Berdasarkan Cerpen yang sudah Dibaca

Unsur-unsur Drama sebagai Karya Sastra Medium Bahasa Unsur Tematik Penokohan dan Karakterisasi Plot Setting (Latar)

Ciri-ciri Naskah Drama Drama ditulis untuk dipentaskan, karena itu drama disusun berdasarkan persyaratan pentas. Adanya bentuk-bentuk dialog, solilokui, kadang-kadang ada prolog dan epilog. Adanya perintah laku yang ditulis secara singkat dan dalam bentuk tulisan yang berbeda dari dialog. Setting (latar) diungkapkan secara singkat dan hanya merupakan petunjuk global bagi pengguna naskah.

Bentuk Drama mana yang akan Anda tulis? Drama Panggung Drama Radio Master Skenario Screenplay TV Play

Jenis Drama: Prosedur: Tragedi 7. Opera Komedi 8. Pantomim Tragikomedi Melodrama Farce Dagelan Prosedur: Dramatisasi Puisi Menyadur dari karya drama asing Menulis Drama Sendiri

Medium Bahasa dalam Drama Bahasa Baku atau Bahasa Standar Bahasa Dialek (Betawi, Jawa, Sunda, Batak, Padang, dsb.) Bahasa Puisi dan Bahasa Puitis Bahasa Keseharian

Unsur Tematik dalam Drama Tema  Subject Master Drama Tema Jasmani ? perjuangan sosial percintaan kejiwaan metafisik dakwah Tema Moral Tema Sosial Tema Egoik Tema Ketuhanan

Menciptakan Tokoh Tokoh Tipikal (tokoh yang memiliki ciri-ciri khas tertentu yang berbeda baik dari kehidupan manusia sehari-hari maupun tokoh lain dalam keseluruhan cerita) Tokoh Netral (tokoh yang tidak digambarkan sebagai tokoh yang luar biasa, ia merupakan manusia kebanyakan yang digambarkan tidak memiliki ciri-ciri tertentu) Tokoh Karikatural (tokoh yang digambarkan dari sisi kehidupan yang hampir tidak berkaitan dengan kenyataan hidup sehari-hari, berlebihan, kadang-kadang mewakili kelompok masyarakat tertentu) Tokoh Berkembang (karakter tokoh ini berkembang secara terus-menerus sepanjang cerita) Tokoh Bulat atau Tokoh Kompleks (tokoh yang digambarkan seluruh sisi kehidupannya) Tokoh Sederhana atau Tokoh Simpel (tokoh yang hanya ditampilkan dari satu sisi kehidupannya atau bahkan tidak jelas asal-usulnya)

Menciptakan Karakterisasi Si Beton namaku, tapi aku lemah-lembut, lho berdasarkan ciri-ciri fisik berdasarkan kebiasaan/sifat berdasarkan pekerjaan/profesi berdasarkan asal-usul daerah berdasarkan insiden tertentu Nama owe mah Pek Ci-wit Si Beton namaku, tapi aku lemah-lembut, lho

Plot Drama  Klimaks Peleraian Insiden Awal Awal Akhir Penurunan Laku Antiklimaks Konflik  Penurunan Laku Konflik  Peleraian  Konflik  Konflik  Insiden Awal Eksposisi   Awal Durasi (rolling time) Akhir

Terjadinya Konflik PROTAGONIS ANTAGONIS KONFLIK MOTIF MOTIF LAKU LAKU

POLA DRAMA PERMULAAN LAKU KELANJUTAN LAKU PENYUDAHAN LAKU Tumbuhnya permasalahan yang terjadi di dunia atau yang menimpa pada diri protagonis PERMULAAN LAKU KELANJUTAN LAKU Pertumbuhan konflik yang menyebabkan munculnya alternatif pemecahan masalah Berakhirnya segala kekalutan dengan akhir yang bahagia, atau berakhir dengan tragis PENYUDAHAN LAKU

Irama Tragis Religius Yunani Klasik Protagonis menilai dirinya secara keliru berdasarkan norma yang berlaku. Karena kekeliruannya ini, ia kemudian bertindak di luar batas dan semena-mena. Awal (Hybris) Protagonis memperoleh peringatan dan tentangan atas perbuatannya yang semena-mena itu dari orang-orang sekitarnya, dari masyarakatnya, dan dari nilai-nilai yang diwakili oleh tokoh agama. Akibat tindakan semena-menanya, protagonis mendapat murka dewata. Tengah (Nemesis) Karena murka dewata ini, protagonis mengalami nasib yang tragis dengan atau tanpa penyesalan. Akhir (Dike)

Survival (penyelamatan) Irama Komis (Komedi) Protagonis berkehendak atau menginginkan sesuatu. Karena keinginannya ini, ia memperoleh tantangan dan bahaya. Dengan cara yang tak diduga dan (bahkan) lucu, ia mengatasi masalah atau menyelamatkan diri dari keadaan bahaya yang dihadapinya. Survival (penyelamatan) Protagonis memperoleh kedudukan dan status sosial yang lebih baik, biasanya digambarkan dengan pernikahan atau sejenisnya. Growth (pertumbuhan)

Pola Mintaraga Awal Tengah Akhir Sang pahlawan (ksatria) memperoleh panggilan gaib atau panggilan dewata. Awal Sang pahlwan berangkat menuju dunia lain, dunia di luar kesehariannya. Di sana ia diuji dan setelah lulus ia memperoleh anugerah dewata. Tengah Anugerah ini kemudian ia gunakan untuk menyejahterakan sesamanya. Akhir

Pola Wishnu Nitis Awal Tengah Akhir Sang Wisnu turun ke dunia dan menitis pada satu tokoh dan bertugas untuk memerangi angkara murka. Awal Tokoh yang dititisi Wisnu mencari identitas dirinya secara metafisikal. Kemudian ia memerangi angkara murka yang mengancam dan akan merusak ketenteraman dunia dan kesejahteraan manusia. Tengah Angkara murka dapat diberantas dan keadaan dunia kembali aman sejahtera. Akhir

Pola Mencari Ayah Awal Tengah Akhir Salah seorang putra Arjuna di pertapaan kakeknya bertanya tentang siapa sebenarnya ayah kandungnya. Sang Kakek mengatakan bahwa ayahnya adalah Arjuna. Awal Sang ksatria pun pergi ke Amarta mencari ayahnya. Ia kemudian diuji melalui pelaksanaan dharmanya sebagai ksatria. Tengah Setelah lulus, resmilah ia dakui sebagai putra Arjuna. Akhir

Trilogi Aristoteles Kesatuan Tempat (drama harus terjadi pada satu tempat tertentu) Kesatuan Waktu (drama harus berlangsung pada waktu tertentu yang merupakan kesatuan utuh) Kesatuan Kejadian (drama hanya menampilkan peristiwa yang saling berkaitan)

Tiga Anasir yang Harus Ada dalam Drama Anasir Kesatuan (kesatuan waktu, kesatuan tempat, dan kesatuan kejadian) Anasir Keharusan Psikis (adanya Protagonis, Antagonis, Tritagonis) Anasir Penghemat (drama hanya menampilkan hal-hal yang penting dari kehidupan manusia dan tidak menampikan seluruh sisi kehidupan manusia secara lengkap)

Menciptakan Setting Setting Waktu: Setting Tempat: Historis (zaman Sriwijaya, zaman revolusi, zaman dulu, dsb.) Setting Waktu: Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, sianghari, malam hari Topografi (nama daerah, kota, desa, kampung, dsb) Setting Tempat: Skeneri (interior dan eksterior)

Contoh Naskah Drama Adegan 1 (Suatu hari, di pagi yang cerah. Tania tampak masih asyik di alam mimpinya. Dia tak mau seseorang menggugahnya, tak terkecuali dering jam weker yang berada diatas meja di sebelah tempat tidurnya.) (Krrrrriiiiingggggggg…………………) 01. Tania: (masih menutup mata, tak menghiraukan) (Kriiingggggg…………….) 02. Tania: (dengan muka kesal, membuka mata) “Iiih, berisik amat sih!” (menelungkupkan wajah bantal) 03. Tania: (tersadar sejenak) “Eh, ini hari apa ya? Sabtu, Minggu….“ (menghitung hari dengan jari) 04. Tania: (terkejut) “Oh iya, ya. Ini kan hari Senin!” Contoh Naskah Drama

(Sementara itu di koridor sekolah SMAN Suka Ceria (Sementara itu di koridor sekolah SMAN Suka Ceria. Tampak seorang gadis kebingungan sambil sesekali menggigit bibirnya) 05. Kayla: (melirik ke arah jam di tangan) ” Adduuuh……, si Tania mana sih? Ini kan sudah mau masuk. Gawat deh, kalau dia sampai telat.” 06. Paulo: (tiba-tiba datang) “Lo kenapa sih, Kay? Mondar-mondir kayak orang gak jelas gitu.” 07. Kayla: “Gue lagi mikirin Tania nih. Kok dia belom dateng-dateng ya?” 08. Paulo: (menoleh ke arah kiri dan kanan) “Ya, juga sih. Sedari tadi, gue juga belom lihat tuh bocah.” Adegan 2 09. Tania: (tergesa-gesa) “Duh, gara-gara bangun kesiangan. Gue jadi harus olahraga pagi lagi nih!” (Tiba di sekolah, gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Wajah Tania menjadi semakin kesal)

10. Satpam: ” Dik, karena adik telat lima menit 10.Satpam: ” Dik, karena adik telat lima menit. Adik harus menunggu di luar gerbang sekolah sampai ada guru yang datang kemari.” 11. Tania: (Memasang wajah memelas) “Yah, pak tolong ijinkan saya masuk. Kan cuma telat lima menit. Jangan bilang sama guru ya pak. Nanti hukuman saya tambah berat.” 12. Satpam:” Adik sudah tahu peraturannya kan? Siapa saja yang melanggar peraturan sekolah akan dikenakan sanksi.” Adegan 3 13. Kayla:” Kok lo tadi pagi bisa telat sih, Tan?” 14. Tania: (Duduk di sebelah Kayla) “Lo kan tahu sendiri, kalau tiap hari gue begadang ngerjain tugas.” 15. Kayla: (Mengerutkan kening) “Tapi efeknya kan gak baik buat lo. Mendingan mulai dari sekarang lo mulai atur waktu deh. Biar waktu selama dua puluh empat jam dapat digunakan secara efisien.” 16. Tania: (Mengangguk)”Lo ada benernya juga, Kay.”

Latihan Soal Mari kita berlatih membuat naskah drama seperti pada contoh di atas. Perhatikan kutipan cerpen berikut! ……………………………….. Suara siulan dan tepuk tangan menggoda Rengga semakin keras terdengar. Rengga tersadar pada tujuannya semula. Ia mendekati cowok yang duduk di bangku paling depan, dekat dengan tempatnya berdiri. “Mas, ini ada titipan buku dari Pak Dedi,” suara Rengga terdengar gemetar.

“Iya dech ntar aku bagikan.” Rengga keluar dan segera berlalu dari kelas itu. Masih sempat ia mencuri pandang wajah Netta. Jantungnya seperti ditarik dengan kail pancing ikan, perih, dan hampir tertinggal. Netta menatapnya tajam, tapi di sudut bibirnya samar terlihat senyum manis. Rengga segera berlalu. Takut ke ge-eran. Rengga menuruni tangga menuju kelasnya. Kelas Netta memang berada di atas kelasnya, bukan gedung bertingkat sih, tetapi karena tekstur tanah di sekolah mereka naik turun, khas tanah daerah pegunungan. Sesampai di kelas, Rengga menarik nafas panjang. “Kau kenapa?” tanya Ditta, sahabat dekatnya. “Aku habis dari kelas Mbak Netta.” ……………………………………………………………….. (Balada Cinta Rengga karya Faradina Izdhihary, tabloid Gaul-2011)

Terima kasih atas segala perhatian Anda Bagaimanapun juga ... Tidak pernah ada teknik menulis karya drama yang paling baik, sebaik-baiknya karya drama yang ditulis adalah karya yang paling orisinal dari segala aspek. Percayalah bahwa Anda mampu menulis sebaik dramawan dan sastrawan besar jika Anda menulis sesuai dengan hati nurani Anda sendiri. Imajinasi yang berkembang merupakan modal utama dalam berkarya seni Terima kasih atas segala perhatian Anda