LAPORAN HASIL SBSTA/SBI 26 DAN AWG 3 7 – 18 MEI 2007, BONN Asisten Deputi Urusan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (PP 71 TAHUN 2010)
Advertisements

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim ME4234 KEBIJAKAN IKLIM.
PEKAN LINGKUNGAN INDONESIA KE-18 (PLI KE-18) JAKARTA CONVENTION CENTER
Program Beasiswa DAAD di Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Koordinasi Monitoring – Evaluasi Kementerian Riset dan Teknologi 2012.
KETERLIBATAN MULTIPIHAK DALAM KEGIATAN REDD+ DI PULAU LOMBOK
ANTARA STRATEGI REDUKSI DAN ADAPTASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK
dan Kaitannya dengan RAD-GRK
kompetisi inovasi pelayanan publik TAHUN 2014
Manggala Wanabakti, Jakarta 1 Februari 2011 KOMUNIKASI PUBLIK RISET MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM: IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA Kementerian Kehutanan.
Sosialisasi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD - GRK
Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Selamat Datang pada Lokakarya Penguatan Pokja AMPL Kab. Mimika....
Oleh: Oswar Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,Bappenas
FOREST INVESTMENT PROGRAM (FIP): The largest publicly-funded threat to Indonesia’s forests and forest- dependent peoples in decades? BY RIO ISMAIL Executive.
Emisi Referensi dan Monitoring dalam REDD 2, November, 2007 IFCA Team Ministry of Forestry.
LITBANG MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Koordinasi Monitoring – Evaluasi Kementerian Riset dan Teknologi 2012.
KEBIJAKAN DAK BIDANG LH 2014
PENDANAAN DEDICATED GRANT MECHANISM (DGM) UNTUK MASYARAKAT ADAT DAN KOMUNITAS LOKAL MINA SUSANA SETRA & SUNGGING Anggota Transitional Committee untuk DGM.
KELEMBAGAAN PROTOKOL KYOTO-CDM
CDM DAN CARBON TRADE Protokol Kyoto adalah suatu instrumen hukum (legal instrument) yg dirancang untuk mengimplementasikan Konvensi Perubahan Iklim (KPI)
COP-9 CBD Bonn, Mei 2008 Asisten Deputi Urusan Konservasi Keanekaragaman Hayati Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam & Pengendalian.
MEKANISME HAM PBB.
KAMPAR CARBON RESERVE a REDD-PLUS PROJECT - Highlights of a Forest Carbon Project 31-Mar-15Carbon Conservation Pty Ltd 2008 All rights reserved - Confidential.
PERMENHUT NO : P.20/Menhut-II/2012 tentang PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN Oleh: Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kaw Konservasi dan Hutan Lindung.
HIV/AIDS & Mobility in Indonesia Yayasan Satudunia, 11 Juni 2009.
Perkembangan Administrasi
Tata Cara Konferensi Internasional (Procedure For An International Conference) By Agus Tarmidzi.
Renstra Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak
INDONESIA INFRASTRUCTURE INITIATIVE IURSP – Monitoring dan Evaluasi IURSP – Monitoring and Evaluation Workshop 3 Steve Brown VicRoads International Projects.
RAPAT PERSIAPAN WORKSHOP PENYUSUNAN PEDOMAN IMPLEMENTASI KLASTER KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 7 APRIL 2015 Pusat Penanggulangan Krisis.
Kelompok 6 Ibrahim Gulagnar Hanifa Galih Ajisaka Wahyu Suhana
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP
MATERI HUKUM LINGKUNGAN
1. Koferensi Stockholm (1972)
GREEN ECONOMY DALAM SISRENBANG INDONESIA
HASIL NEGOSIASI AGENDA REDD+ PADA SBSTA 42
PENGANTAR KERJASAMA INTERNASIONAL
Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim
Clean Development Mechanism
Kebijakan Pelaksanaan REDD
(Anggota Tim Perubahan Iklim Dephut)
SETTING PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM “Reshaping Current Condition to Win the Future” Direktur Jenderal Pengendalian.
SBI/SBSTA 42: PENINGKATAN KAPASITAS, TRANSFER TEKNOLOGI DAN MITIGASI
Kebijakan-Kebijakan Internasional untuk Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim Global ME4234 KEBIJAKAN IKLIM.
Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar
RAPAT PERSIAPAN WORKSHOP PENYUSUNAN PEDOMAN IMPLEMENTASI KLASTER KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Dr. Ir. Sri Wilarso Budi R. MSc.
Oleh: Enjang Asri (6540) Imamul M. (6541) Haryo Ajie (6542)
KERJASAMA INTERNATIONAL
PERAN SEKTOR KEHUTANAN TERHADAP PEMANASAN GLOBAL
Sekilas memahami berbagai dimensi dalam isu perubahan iklim
Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim
PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia)
Pertemuan Persiapan Kegiatan PMR Pokja Industri Penyusunan Profil GRK dan Pengembangan Sistem MRV Pelaporan Emisi GRK Bogor, September 2017.
CO2 Emission Baseline in Indonesian Cement Sector
Progres untuk FREL, NFMS dan MRV untuk mendukung REDD+
Perubahan Iklim Global dan Dampaknya
AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DAN PEP RAD-GRK DI BIDANG KEHUTANAN
ANTISIPASI PEMANASAN GLOBAL DAN MITIGASI IKLIM MELALUI PENGHIJAUAN
RUSAKNYA KEKAYAAN ALAM KARENA ULAH MANUSIA MENYEBABKAN “GLOBAL WARMING DAN CLIMATE CHANGE” DAN USAHA MENGATASINYA Prof.Dr.dr.H.J.MUKONO,MS.,MPH. FAKULTAS.
POKOK BAHASAN 7 Protokol Kyoto: Climate Change (Perubahan Iklim)
ISU LOKAL DAN GLOBAL OLEH YUDO SISWANTO ASEAN ECO SCHOOL MANDIRI
Proyek Pengembangan Sistem Informasi
POKOK BAHASAN 7 Protokol Kyoto: Climate Change (Perubahan Iklim)
RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA / RAD GRK KABUPATEN CILACAP Cilacap 5, Maret 2011.
Building Inclusive Social Assistance (BISA)
ROADMAP BIDANG MANAJEMEN DAN FASILITASI INDUSTRI HIJAU. 1 MANAJEMEN DAN EFISIENSI ENERGI 2 MANAJEMEN DAN EFISIENSI AIR 3 REDUKSI EMISI GAS RUMAH.
Transcript presentasi:

LAPORAN HASIL SBSTA/SBI 26 DAN AWG 3 7 – 18 MEI 2007, BONN Asisten Deputi Urusan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup World Bank, 4 Juni 2007

Financial Mechanism (Mekanisme Pendanaan) Isu Financial Mechanism pada SBSTA/SBI 26 sangat terkait dengan isu Adaptation Fund dan Technology Transfer Positif insentif untuk deforestasi

Adaptasi Adaptation Fund Perlu kesepakatan negara berkembang untuk pengelolaan Adaptation Fund (AF) dan entitas yang akan mengoperasikannya Membahas kemajuan pelaksanaan Protokol Kyoto artikel 2.3 (adverse effects and response measures), Buenos Aires Programme of Work, pengembangan kapasitas dan pendanaan. Keputusan 5/CMP.2 mengenai Adaptation Fund (AF) di Nairobi tahun 2006 menugaskan SBI untuk mengembangkan rekomendasi. Pembahasan agenda item 6-SBI ini berhasil menyelesaikan rekomendasi 3 dari 4 isu yang ditugaskan. Satu isu tersisa dan dirasakan yang paling rumit adalah isu ‘institutional arrangement’. Atas inisiatif DELRI, maka Sekretariat dan G77+Cina menerima tawaran kesediaan Indonesia untuk menjadi Tuan Rumah pertemuan konsultasi untuk membahas AF (Keputusan 5/CMP. 2 para 7) bulan Oktober di Bali.

Nairobi Framework: Implementasi dari Nairobi Work Programme yaitu akan dilaksanakannya workshop mengenai “climate related risks and extreme events” dan mengenai “Adaptation planning and practices” Drat conclusions dituangkan dalam dokumen No. FCCC/SBSTA/2007/L.6 Adaptasi (2)

Technology Transfer mendukungpelaksanaanTNA join R&D programmes conducting demonstration projects establishing enabling environments for TT providing incentives for private sector engagement suportingSouth-South cooperation developing & enhancing endogeneouscapacities & technologies meeting the agreed full incremental costs purchasing licenses to support the transfer of low carbon technologies & infrastructures financing through setting-up a venture capital fund located in a multilateral financial institution.

REDD (Reduction Emission from Deforestation in Developing Countries) Disetujuinya penyusunan draft text dan pemilihan co-chair (Argentina dan Norwegia). Penyampaian statement Indonesia yang intinya mendorong semua para pihak untuk melakukan diskusi yang berarti pada sesi ini sehingga mampu menyepakati on the way to move forward. Indonesia menyampaikan intervensi yang intinya menekankan aksi yang konkrit dan segera terutama menyangkut positive incentive. Pada akhirnya dapat disepakati isu degradasi hutan dan konservasi masuk dalam draft text, dan penambahan paragraph untuk submisi dari para pihak mengenai ‘The way forward’ tanggal 15 Agustus 2008 pada draft conclusion. Pada pertemuan contact group, draft conclusion dipaparkan oleh Co-chair dan dalam waktu singkat draft conclusion dan draft text decision disetujui oleh partisipan dan dituangkan dalam dokumen No. FCCC/SBSTA/2007/L.10

Mitigation IPCC Guideline: Perlunya untuk melakukan inventori GRK dengan guideline yang baru, maka semua pihak telah dianjurkan untuk mulai melakukan inventori dengan IPCC guideline 2006 menggantikan IPCC guideline SBSTA menyetujui agar semua pihak mencoba terlebih dahulu penerapan IPCC guideline 2006 dalam melakukan inventori GRK. Disetujuinya penggunaan IPCC guideline 2006 pada SBSTA 30 (May 2009). Disetujuinya untuk memperluas isu Harvested Wood Products (HWP) pada IPCC guideline 2006 dengan penambahan isu LULUCF. Draft conclusion dituangkan dalam dokumen No. FCCC/SBSTA/2007/L.5 Aviasi dan Maritim (Baru akan dibahas pada WS di Swedia tanggal)

Post Kyoto Russian Proposal: Negara melaksanakan voluntary commitments “could be conditional” dengan cara Negara melaksanakan komitmen dengan kondisi dengan diberikannya teknologi/pendanaan untuk mencapai voluntary targetnya dan “unconditional” yaitu Negara mencapai target menggunakan resources sendiri dan mendapatkan benefit karena mencapai targetnya sendiri. Sebagai contoh adalah penurunan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi penebangan hutan (REED). Dijelaskan juga tentang kemungkinan insentif antara lain: emission trading, establishment of the International Technology Fund, Financing of adaptation to the observed and projected climate change impacts in a country that has taken voluntary GHG emission reduction/limitation commitments and establishment of an international insurance fund that insures against the risks for companies transferring technologies to developing countries. Existing challenges for consideration of voluntary commitments, agar hal ini berjalan sambil membuat tata laksananya maka hal-hal di bawah ini penting untuk terlaksananya komitmen ini secara efektif yaitu: Determination and assessment of voluntary targets, determination of baselines and verification of the achieved emission reductions, approval of appropriate incentives by all the UNFCCC Parties. Approval of the UNFCCC decision package on adoption of the voluntary commitments.

Hasil AWG: Membahas mengenai mitigation potentials of policies, measures and technologies. Diyakiini bahwa kinerja AWG selama ini on the right track dan perlunya untuk membahas mengenai “possible ranges” pada pertemuan ke-4 di Vienna Agustus Post Kyoto (2)

7 (tujuh) Working Group Perubahan Iklim BIDANG SUBSTANSI Ketua I : Masnellyarti Hilman (KLH) Ketua II: Salman Alfarisi (Deplu) Sektor Adaptasi Koordinator : Ridwan D. Tamin (KLH) Sekretaris : Dadang Hilman (KLH) Sektor Kehutanan Koordinator : Nur Masripatin (Dephut) Sekretaris : Antung Deddy (KLH) Sektor Mekanisme Pendanaan (Financial Mechanism) Koordinator : Agus Prabowo (Bappenas) Sekretaris : Damayanti Ratunanda (KLH)

Sektor Mitigasi (CDM) Koordinator : Sulistyowati (KLH) Sekretaris : Upik Sitti Aslia (KLH) Sektor Energi Koordinator : Lobo Balia (DESDM) Sekretaris : Yulia Suryanti (KLH) Sektor Post Kyoto Koordinator : Dewi S. Wahab (Deplu) Sekretaris: Haneda Sri Mulyanto (KLH) Sektor Transfer Teknologi Koordinator : Jana Tjahjana Anggadiredja (BPPT) Sekretaris : Noor Adi Wardoyo (KLH)

Terima kasih… Asisten Deputi Urusan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup Informasi Lebih Lanjut Tel. 021 – 851 – 7164 Fax. 021 – 8590 – Indonesia DNA: dna-cdm.menlh.go.id Internasional: Unfccc.int