KETIKA SEMAK DURI BERAMBISI MENJADI RAJA (HAKIM-HAKIM 9:1-15) Pdt. Hudus Pardede
Krisis Politik Setiap kali komit- men iman umat Tuhan lemah, maka lemahlah juga semua sendi negeri. Faktor luar: Bangsa Kanaan mulai memberontak dan berusaha merebut kembali tanah mereka dari Israel. Faktor dalam: persaingan dan perpecahan antara suku dan golongan.
Benih Semak Duri Disemai (8:22-31) Gideon awalnya memimpin sebagai hakim dengan rendah hati. Bahkan ia menolak dijadikan raja (8:22-23). Keadaan menjadi berbeda ketika ego diri mendo-minasi: harta (25), tahta (26-27), wanita (30-31). Ketika Gideon telah menggeser nilai hidup ilahi pada ukuran yang lebih longgar, angkatan berikutnya justru semakin liar.
Demi Ambisi Pribadi (9:1-6) Tidak salah mengingini sebuah posisi, tapi tetap rendah hati dan peka kehendak ilahi. menghalalkan segala cara untuk berkuasa Tetapi Abimelek menghalalkan segala cara untuk berkuasa: - Pidato yang meyakinkan, meski isinya pembodohan (70 vs. 1; faktor “persaudaraan” ay.2). - Menghalalkan money politics (ay. 4). - Provokasi dan black campaign (ay. 4). - Koalisi dengan motif tersembunyi (ay. 3-5). - Menghabisi saingan meski saudara sendiri (ay. 5).
Ketika Duri Menjadi Raja (9:7-20 Ciri: cepat merambat, mematikan apa saja yang menghalangi, siap melukai apalagi bila kepentingannya diganggu. Semak duri adalah gulma, yang mana keberadaannya menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Dalam PL, semak duri adalah lambang kutuk (Kej. 3:17-18).
Kampanye Politik Abimelek 9:15 “Datanglah berlindung dalam naunganku!” Ini adalah tugas raja yang seharusnya. Namun jika tidak, “api keluar dari semak duri memakan habis!” Semak duri tidak bisa menaungi, hanya bisa melukai! Penduduk Sikhem lebih memilih Abimelek, dan kelak “semak duri” inilah yang menghabisi rakyatnya sendiri.
Bagaimana Duri Menjadi Raja? 1. Kehilangan kepekaan rohani Lebih memilih zona nyaman. Lalai prinsip firman Tuhan (Bdk. Kel. 18:21) 2. Lemah Kewaspadaan Tidak menyangka betapa cepatnya kekuasaan mengubah seseorang. Tidak mempelajari jejak rekam karakter calon pemimpin. 3. Penolakan Berpartisipasi Bagi Kemaslahatan Negeri Zaitun, menganggap cukup jadi “pohon suci.” Ara dan anggur tidak rela meninggalkan kenyamanan diri. Semak duri mendominasi!
Seruan PGI untuk PILPRES 2014 1. Gunakan hak pilih. 2. Politik Uang adalah dosa (Kel. 23:8; Ul.16:19) 3. Pilih yang memiliki kriteria pemimpin yang baik. Keluaran 18:21 “orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang- orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap.”
Pedoman memilih 1. Cermati Visi Misinya 2. Pelajari Rekam Jejaknya 3. Pertimbangkan keharmonisan capres- cawapresnya. 4. Cermati ideologi dari koalisi partai-partai pendukungnya. 5. Waspadai bad/black campaign, khususnya isu SARA. 6. Turut terlibat aktif dalam pengawasan. 7. Gereja jangan menjadi ajang kampanye calon.