TRANSFER PRICING METHODS BANDUNG 8 - 10 AGUSTUS 2012
Tujuan: menentukan kewajaran harga atau laba dari transaksi afiliasi
Untuk melakukan Analisis kesebandingan: diperlukan kemampuan analisis L/K + analisis ekonomi + Analisis Bisnis
FIVE TRANSFER PRICING METHODS I. TRADITIONAL TRANSACTION METHODS Comparable uncontrolled price (CUP) method Cost-plus method Resale price method II. TRANSACTIONAL PROFIT METHODS Transactional Net Margin Method (TNMM) Profit Split Method Explain: what does ”transaction/transactional” mean (as opposed to aggregate, company wide etc.)? Issues: When to apply which method hierarchy of methods most appropriate method Para. 2.3 apabila traditional dan transactional sama sama handal, maka traditional more preferable untuk diterapkan. Kelebihan transactional dibanding traditional Dapat diterapkan dalam kondisi: (para 2.4) Masing-masing parties membuat valuable dan unique contribution pada transaksi afiliasi Kedua party terlibat dalam highly integrated operation Dapat diterapkan saat no/ limited publik information ttg gross margin (para 2.4) Lebih Dapat diterapkan saat tidak ada internal comparable (para 2.4) 2
The OECD Transfer Pricing Methods Which Method to Select? 1995 TP Guidelines: Strict preference for traditional methods (Comparable Uncontrolled Price “CUP”, Cost Plus, Resale Price); Use of profit methods (TNMM and profit split) “exceptional”.
Selection of the “most appropriate TP method to the circumstances of the case” (OECD TPG 2010) OECD para.2.2 bahwa seleksi metode TP tergantung dari : 1. Karakteristik transaksi dan bisnis WP berdasarkan hasil analysis FAR, 2. Tingkat Kesebandingan 5 faktor antara transaksi afiliasi dengan transaksi independen, serta kehandalan adjusment atas 5 faktor kesebandingan 3. Ketersediaan data dan kehandalan asumsi,
Transfer Pricing Method Matrix TP Method Required Comparability Benchmark Product Functions (CUP) +++ Price Resale Price (RP) + Gross Profit Margin Cost Plus (C+) Gross Mark-Up Transactional Net Margin (TNMM) Net Profit Margin / Net Cost Mark Up Profit Split (PS) Gross/Net Profit
1. Metode Harga pihak independen sebanding (comparable uncontrolled price method) Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang Independen (Comparable Uncontrolled Price/CUP) adalah metode penetapan Harga Transfer yang membandingkan harga barang atau jasa dalam transaksi afiliasi dengan harga barang atau jasa dalam transaksi independen. Samsung Toshiba ?
Penggunaan metode cup Internal comparable vs External comparable the taxpayer sell or buy a particular product or service to or form an unrelated enterprise under similar terms and circumstances in comparable quantities and markets (internal comparable) Independent enterprises sell or buy a particular product or service under similar terms and circumstances in comparable quantities and markets (external comparable)
Penggunaan metode cup Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang Independen biasanya digunakan dalam transaksi komoditas seperti batubara, emas, CPO (Crude Palm Oil) dan barang lain yang memiliki informasi harga pasar yang dikeluarkan oleh pihak yang kompeten; dan transaksi lain yang memiliki pembanding internal yang sebanding.
1. CUP (Comparable Uncontrolled Price) Product A Third Parties Third Parties Parent Company Subsidiary Price $100 Distributor Supplier of raw material Manufacturer Hongkong Untuk internal comparable :the less common a transaction between indpendent , the less useful it is use for purpose of price comparison. WP membuat artificial transaksi independen dengan tujuan menciptakan benchmark (artificial internal comparable). Produk A Price $120 Third Parties Third Parties Distributor Indonesia Taiwan
1. CUP (Comparable Uncontrolled Price) Coals Third Parties Parent Company Subsidiary Third Parties Price $100 Manufacturer Distributor Coals Third Parties Third Parties Third Parties Price $120 Manufacturer Distributor Indonesia Singapura
Penggunaan metode cup (para 2.4 OECD) None of difference (if any) between the transaction being compared or between the enterprises undertaking those transaction could materially affect the price in the open market (direct comparison). Reasonably accurate adjusments can be made to eliminate the material effect of such differences (indirect comparison). Dalam hal terdapat perbedaan yang mempunyai pengaruh material terhadap harga maka penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar harus dilakukan. Dalam hal penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode yang lain dapat dipertimbangkan
Penggunaan metode cup (Comparability) Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang Independen, perlu diperhatikan perbedaan-perbedaan yang mempengaruhi harga seperti: perbedaan karakteristik barang dan jasa, fungsi yang dijalankan, risiko yang ditanggung, aset yang digunakan, ketentuan kontrak, kondisi ekonomi, dan strategi bisnis
Penggunaan metode cup (Comparability) ? Apakah kedua barang tersebut sebanding dari sisi karakteristik produk?
Penggunaan metode cup (Comparability) ? Apakah kedua barang tersebut sebanding dari sisi karakteristik produk?
Penggunaan metode cup (Comparability) Product A Third Parties Third Parties Parent Company Subsidiary Price $100 Distributor Supplier of raw material Manufacturer Inggris Untuk internal comparable :the less common a transaction between indpendent , the less useful it is use for purpose of price comparison. WP membuat artificial transaksi independen dengan tujuan menciptakan benchmark (artificial internal comparable). Produk A Price $120 Third Parties Third Parties Distributor Indonesia USA
Comparable Uncontrolled Price Method (CUP) Keunggulan Kelemahan Tepat diterapkan pada Most direct and reliable way to apply the arm’s length principle Membutuhkan tingkat kesebandingan tinggi atas jenis produk. Pada praktiknya sulit untuk menemukan transaksi pembanding sejenis tanpa adanya perbedaan yang berpengaruh material terhadap harga. Tingkat akurasi adjusment mempengaruhi kehandalan CUP (para 2.16). Produk yang sama dijual kepada associated enterprise and independent enterprise(s) (internal comparable) Produk yang sama dijual oleh independent enterprise seperti halnya yang dijual oleh associated enterprises. (external comparable) Khususnya diterapkan untuk pasar komoditas dan tingkat bunga
2. Metode biaya plus (cost plus method) Metode Biaya Plus adalah metode yang membandingkan gross mark-up pada transaksi afiliasi dengan transaksi independent. Metode Biaya Plus adalah Metode Penetapan Harga Transfer yang menambahkan laba kotor dari transaksi independen yang sebanding pada biaya yang ditanggung dalam transaksi afiliasi. Formula penghitungan harga wajar Metode Biaya Plus adalah sebagai berikut : Harga wajar = Biaya yang ditanggung dalam transaksi afiliasi + laba kotor transaksi independen
Penggunaan metode C+ Internal comparable vs External comparable Gross mark up yang dihasilkan Wajib Pajak dari transaksi afiliasi dibandingkan dengan Gross margin yang dihasilkan Wajib Pajak yang sama dari transaksi independen(internal comparable) Gross margin yang dihasilkan Wajib Pajak dari transaksi afiliasi dibandingkan dengan Gross margin yang dihasilkan pihak lainnya dari transaksi independen (external comparable)
Penggunaan metode c+ (para 2.41 OECD) None of difference (if any) between the transaction being compared or between the enterprises undertaking those transaction could materially affect the cost plus mark up in the open market (direct comparison). Reasonably accurate adjusments can be made to eliminate the material effect of such differences (indirect comparison). Dalam hal terdapat perbedaan yang mempunyai pengaruh material terhadap harga maka penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar harus dilakukan. Dalam hal penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode yang lain dapat dipertimbangkan
2. Metode biaya plus (cost plus method) (comparability) Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Biaya Plus, perbedaan-perbedaan yang mempunyai pengaruh material terhadap laba kotor harus dipertimbangkan, seperti: fungsi yang dijalankan, risiko yang ditanggung dan aset yang digunakan, ketentuan kontrak, serta fungsi lain seperti pabrikasi, pemrosesan, instalasi dan pengendalian mutu, risiko pasar dan risiko nilai tukar, nilai dan masa manfaat mesin dan peralatan, penggunaan dan nilai harta tak berwujud, jalur distribusi, perlakuan akuntansi, efisiensi manajemen dan lain-lain. Accounting consistency, perbedaan pembebanan biaya pada HPP atau Operating Expense. Fewer adjusment for differences in product.
2. Cost Plus Method Third Parties Parent Company Third Parties PT Anak Gross Mark-up 20% Third Parties PT Anak Parent Company Third Parties Manufacturer Owner of IP Distributor Tested Party Gross Mark-Up = Gross Profit / COGS Gross Mark-up 30% Third Parties Third Parties Third Parties Distributor Manufacturer Indonesia Singapura
Contoh Perhitungan Harga Jual Wajar dgn Metode Cost Plus No Uraian Rupiah 1. Cost of Goods Sold 100 2. Gross Mark up Wajar = 30 % x Rp. 100/unit 30 3. Harga Jual Wajar 130 4. Harga Jual Cfm. WP 120 5. Koreksi harga jual ( 10 % x Rp.100 ) 10
Cost Plus Method Keunggulan Kelemahan Dapat diterapkan pada Membutuhkan kesebandingan produk yang lebih rendah daripada CUP method. Pada praktiknya sulit untuk menentukan basis cost yang tepat. Diperlukan konsistensi standar akuntansi dalam penerapan kesebandingan. (Contract) Manufacturer, khususnya semi-finished goods (Contract) R&D Service Provider
3. Metode harga jual kembali (resale price method) Metode Resale Price adalah metode yang membandingkan gross margin pada transaksi afiliasi dengan transaksi independent. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM) adalah metode Penetapan Harga Transfer yang menetapkan harga pembelian barang dan jasa dari pihak afiliasi dengan cara mengurangkan laba kotor pihak independen yang sebanding dari harga jual kembali barang dan jasa tersebut kepada pihak independen. Formula penghitungan harga wajar Metode Harga Penjualan Kembali adalah sebagai berikut: Harga Wajar Pembelian = Harga Jual Kembali Kepada Pihak Independen - Laba Kotor transaksi independen yang sebanding
Penggunaan metode RP Internal comparable vs External comparable Gross margin yang dihasilkan reseller dari transaksi afiliasi dibandingkan dengan Gross margin yang dihasilkan reseller yang sama dari transaksi independen(internal comparable) Gross margin yang dihasilkan reseller dari transaksi afiliasi dibandingkan dengan Gross margin yang dihasilkan reseller lainnya dari transaksi independen (external comparable)
Penggunaan metode RP (para 2.23 OECD) None of difference (if any) between the transaction being compared or between the enterprises undertaking those transaction could materially affect the resale price margin in the open market (direct comparison). Reasonably accurate adjusments can be made to eliminate the material effect of such differences (indirect comparison). Dalam hal terdapat perbedaan yang mempunyai pengaruh material terhadap harga maka penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar harus dilakukan. Dalam hal penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode yang lain dapat dipertimbangkan
3. resale price method (comparability) Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Harga Jual Kembali perbedaan-perbedaan yang mempunyai pengaruh terhadap laba kotor harus dipertimbangkan, seperti: fungsi penjualan, pemasaran dan periklanan, risiko persediaan, nilai dan masa manfaat mesin dan peralatan, penggunaan dan nilai harta tak berwujud, jalur distribusi, perlakuan akuntansi, efisiensi manajemen dan lain-lain. Dalam hal terdapat perbedaan yang mempunyai pengaruh material terhadap laba kotor maka penyesuian yang akurat dan mempunyai dasar harus dilakukan. Dalam hal penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode yang lain dapat dipertimbangkan. Different Accounting Standard (struktur biaya)
Bagaimana pengaruh struktur biaya terhadap kehandalan metode harga jual kembali? Misalnya: Distributor A menjual barang yang sejenis dengan Distributor B. Distributor A menanggung biaya garansi atas produk yang dijual, tetapi dikompensasi oleh suppliernya dengan harga beli yang lebih rendah. Distributor B tidak menanggung garansi tapi dilakukan oleh suppliernya (barang yang diklaim garansinya oleh customer dikirim kembali ke supplier untuk diperbaiki) sehingga Distributor B harus membayar lebih mahal daripada Distributor A. Jika Distributor A mencatat biaya garansi tersebut sebagai COGS, maka penyesuaian untuk gross profit margin atas perbedaan fungsi tersebut menjadi otomatis (tidak perlu disesuaikan lagi). Masalahnya, jika Distributor A mencatat biaya tersebut sebagai operating expense (tidak sebagai COGS) , apakah pembandingan level laba kotor sudah tepat?
Bagaimana pengaruh struktur biaya terhadap kehandalan metode harga jual kembali? Kondisi I Income Statement A B Sales 550 Cost of Sales Purchase 380 400 Warranty Expense 20 Gross Profit 150 Operating Expense 100 Net Profit 50 Kondisi II Income Statement A B Sales 550 Cost of Sales Purchases 380 400 Gross Profit 170 150 Operating Expense 100 Waranty Expense 20 Net Profit 50
PT Angin Ribut (subsidiary) 3. Resale Price Method Gross Margin 20% Third Parties Parent company PT Angin Ribut (subsidiary) Third Parties Distributor Manufacturer Tested Party Gross Margin = Gross Profit / Sales Indonesia Vietnam Gross Margin 40% Third Parties Third Parties Third Parties Manufacturer Distributor
Contoh Perhitungan Harga Beli Wajar dgn Metode Resale Price No Uraian Rupiah 1. Gross Margin Wajar 40% 2. Resale Price Cfm. WP 200 3. Gross Profit Wajar= Resale Price X Gross Margin Wajar (200 X 40% ) 80 4. Harga Beli Wajar (COGS) = Resale Price – Gross Profit Wajar = (200 – 80) 120 5. Harga Beli Cfm. WP = (200 – 40) 160 6. Koreksi harga beli (COGS) -40
Sesuai diterapkan untuk Resale Price Method Keunggulan Kelemahan Sesuai diterapkan untuk Perbedaan produk kurang signifikan, yaitu kurang berpengaruh material terhadap gross profit margin daripada harga. Gross profit margins mungkin dipengaruhi oleh management efficiency dsb. yang berpengaruh terhadap profitabilitas tapi tidak berpengaruh pada harga barang atau jasa. Pentingnya konsistensi akuntansi untuk analisis kesebandingan. Resale price method sulit digunakan ketika (i) barang diproses lebih lanjut untuk dijual kembali, atau (ii) reseller berkontribusi substansial untuk menciptakan atau mempertahankan IP yang berkaitan dengan produk (misal trademarks, tradenames). Marketing operations (distributor not adding significant value to the product)
II. TRANSACTIONAL PROFIT METHODS
4. Metode Laba Bersih transaksional (transactional net margin method) Metode Laba Bersih Transaksional adalah Metode Penetapan Harga Transfer yang menggunakan indikator tingkat laba transaksi independen yang sebanding untuk menentukan laba bersih usaha transaksi afiliasi. Indikator tingkat laba yang biasa digunakan adalah indikator tingkat pengembalian terhadap aset (Return on Asset/ROA), tingkat pengembalian terhadap penjualan (Return on Sales/ROS), tingkat pengembalian terhadap total biaya (Return on Total Cost/RoTC), Rasio Berry (Berry Ratio) dan lain-lain.
4. Metode Laba Bersih transaksional (transactional net margin method) Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Laba Bersih Transaksional, perlu diperhatikan mengenai perbedaan-perbedaan diantara transaksi independen dan transaksi afiliasi yang mempengaruhi laba bersih usaha, seperti fungsi yang dijalankan, risiko yang ditanggung, aset yang digunakan, kondisi industri dan pasar, skala bisnis, siklus ekonomi, siklus produk, perlakuan akuntansi, efisiensi manajemen dan lain-lain. Dalam hal terdapat perbedaan yang material maka penting untuk melakukan penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar. Dalam hal penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode lain dapat dipertimbangkan.
4. Metode Laba Bersih transaksional (transactional net margin method) Metode Transaksional Net Margin Method hanya diterapkan pada transaksi afiliasi saja sehingga dalam hal Wajib Pajak juga mempunyai transaksi independen maka Wajib Pajak harus membuat laporan keuangan yang tersegmentasi. Metode Transaksional Net Margin Method biasa diterapkan dalam transaksi penjualan atau pembelian, transfer dan penggunaan harta berwujud, pemberian jasa, dan transfer harta tidak berwujud.
Segmented Income Statement PT Subsidiary Independen Related Party Sales 210 185 COGS 135 Gross Profit 75 50 Expenses 40 Royalty –Know How 4 Royalty-Brand 6 Net Pofit 25 10 A B C+ 40% C+ 26% No Royalty Expense NC+ 13,5% NC+ 5,7%
What is “net”? “Net” profit is gross profit (sales minus cost of goods sold/manufactured) less operating expenses Operating expenses exclude Extraordinary expenses; Interest; and Taxes See table on next slide!
Net/Operating Profit Net profit margin = 4% Net profit 4 Sales 100 Profit &Loss Account Sales 100 - Costs of Goods Sold/ Manufactured - 90 = Gross Profit 10 - Operating Expenses (SG&A) - 6 = Net/Operating Profit (EBIT) 4 Interest/Taxes/Extraordinary Items - 2 Profit after Tax 2 Selling, General, and Administrative expenses Net profit margin = 4% Net profit 4 Sales 100
Pemilihan Indikator Tingkat Laba yang tepat (1) Net profit over sales (ROS) useful for distribution, e.g., functions where personnel rather than capital assets are important to the business resale price method analogue Net profit over costs (ROTC) useful for manufacturing cost plus method analogue measurement consistency (cost basis) may be difficult
Pemilihan Indikator Tingkat Laba yang tepat (2) Net profit over assets (ROA) Asset intensive (certain manufacturing activities) and capital intensive financial activities Operating assets only (tangible, intangible and working capital assets such as inventory and trade receivables)
- Berry Ratio - Berry ratio = gross profit operating expenses Berry ratio = Affected by capital intensity (level of capital). Sensitive to the difference in accounting classification costs (e.g. cost of goods sold and operating expenses; operating expenses and interest expenses). Sensitive to: Differences in the level of capital (assets employed) relative to sales (capital intensity) and expenses Differences in the classification of expenditures between cost of goods sold and operating expenses Differences in accounting classification between operating expenses and interest expenses
TNMM ( Pattern 1- Modified RP) ROS* 2% Third Parties Parent company Subsidiary Third Parties Distributor Manufacturer Tested Party * ROS = Return On Sales (Operating Income /Sales ) ROS 20% Third Parties Third Parties Third Parties Distributor Indonesia Vietnam
TNMM (Pattern 2-Modified CP) FCMU* 2% Third Parties Subsidiary Parent company Third Parties Resale Manufacturer Tested Party * FCMU = Full Cost Mark-Up (Operating Income /(COGS+SGA Exp)) FCMU 10% Third Parties Third Parties Third Parties Resale Manufacturer Indonesia Singapura
Transactional Net Margin Method (TNMM) Sesuai digunakan untuk Keunggulan Kelemahan Sesuai digunakan untuk Net profit indicators (e.g. return on assets, operating profit to sales, etc.) kurang dipengaruhi oleh perbedaan transaksional daripada harga. Net profit indicators lebih toleran terhadap perbedaan beberapa fungsi antara controlled and uncontrolled transactions. Net profit indicators dapat menghindari masalah ketersediaan data internal ataupun data publik terkait dengan klasifikasi biaya pada gross atau operating profits. Net profit indicator dapat dipengaruhi oleh faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga atau gross margins. It doesnot consider the overall profitability of the MNE Group. Cost Plus Analogue: (Contract) Manufacturer Service Provider not adding significant unique intangibles Resale Price Analogue: Distributor not adding significant value to the product
5. Metode Pembagian Laba (Profit Split) Metode Pembagian Laba adalah Metode penetapan Harga Transfer yang membagi laba gabungan kepada pihak afiliasi yang terlibat dalam transaksi afiliasi berdasarkan kontribusi yang diberikan. Metode Pembagian Laba terdapat 2 (dua) jenis : a.Metode Pembagian laba Kontribusi (Contribution Profit Split) b.Metode Pembagian Laba Sisa (Residual Profit Split) Metode Pembagian Laba Kontribusi adalah metode pembagian laba diantara pihak afiliasi berdasarkan fungsi yang dilakukan, risiko yang ditanggung dan aset yang digunakan setiap pihak yang terlibat dalam transaksi afiliasi. Metode Pembagian Laba Sisa adalah metode pembagian laba yang mengidentifikasi terlebih dahulu laba sisa dengan mengurangkan laba rutin setiap pihak afiliasi dari laba gabungan kemudian laba sisa dialokasikan berdasarkan kontribusi setiap pihak afiliasi yang terlibat terhadap laba sisa.
Metode Pembagian Laba (Profit Split) Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Pembagian Laba perlu diperhatikan fungsi yang dilakukan, risiko yang ditanggung dan aset yang digunakan setiap pihak afiliasi yang terlibat, perlakuan akuntansi, kehandalan informasi dan asumsi yang digunakan untuk menentukan kontribusi setiap pihak afiliasi yang terlibat terhadap laba, dan perbedaan-perbedaan lain. Metode Pembagian laba biasanya diterapkan dalam hal transaksi afiliasi sangat terintegrasi sehingga sulit untuk menganalisanya secara terpisah, atau masing-masing pihak yang terlibat memiliki aset takberwujud yang unik.
5. Profit Split Method (Residual Analysis) P/L of Parent Company Sales XX.XXX COGS X.XXX SG&A X.XXX OP X.XXX P/L of Subsidiary Company Sales XX.XXX COGS X.XXX SG&A X.XXX OP X.XXX Profit of Parent Co Profit of Subsidiary Combined Profits Ordinary profit of Parent Company Residual Profit Ordinary Profit of Subsidiary Ordinary profit of Parent Company Residual Profit of Parent Co Residual Profit of Subsidiary Co Ordinary Profit of Subsidiary
Sesuai diterapkan untuk Profit Split (1) Keunggulan Kelemahan Sesuai diterapkan untuk Lebih fleksibel dalam memperhitungkan specific, possibly unique, facts and circumstances of the associated enterprises that are not present in independent enterprises. Cenderung kurang mendasarkan informasi dari independent enterprises Sulit untuk mendapatkan akses informasi dari foreign affiliates, khususnya ketika foreign affiliate is the parent company or a sister company daripada a subsidiary of the taxpayer Sulit mengukur kombinasi revenue dan costs untuk semua associated enterprises yang berpartisipasi dalam controlled transactions, yang membutuhkan metode pembukuan dengan basis yang sama dan membuat penyesuaian dalam praktik akuntansi dan mata uang. Residual Profit Split (Residual Analysis): Highly integrated transactions, e.g. global trading of financial instruments Transactions where both parties make unique and valuable contributions (e.g. intangibles) to the transaction
How to split the combined profit? 2 types of profit split: Contribution Analysis (total profit split) Residual Analysis (residual profit split) 1st bullet: It is not desirable to establish a prescriptive list of criteria or allocation keys case-by-case approach 3rd bullet: Combined profit to be split on an economically valid basis that approximates the division of profits that would have been anticipated and reflected in an agreement made at AL 4th bullet: Contribution and Residual analysis are not necessarily exhaustive or mutually exclusive
Contribution Analysis (Total Profit Split) Compute combined total (net) profit from controlled transaction(s) Examine functions Determine relative value (value added) of contributions / functions (taking account of assets used and risk assumed) some factors: expenses incurred, assets used, payroll Examine external data Assign a profit split percentage 3rd bullet: Determining relative value of each party’s contribution to controlled transaction often difficult. May be determined by looking at nature and degree of contribution (e.g. Service provided, development expenses incurred, capital invested). Percentage based on relative comparison and external market data
Australia Indonesia Partnership for Economic Governance Example
Residual Analysis (1) 2-step approach Compute combined net profit Examine functions performed (routine and non-routine) Use other methods (CUP, Cost Plus, Resale Price, TNMM) to assign basic return to each (non-unique, routine) contribution / function of each company References to “combined profits” should be taken as applying equally to combined losses in appropriate circumstances. Issues: 1) How to measure the profits to be split between the associated enterprises (gross vs. Net) 2) How to split the combined profit (allocation key / basis for split / profit split factor (cost etc., what costs – actual/standard/budget, normal costs, costs of the current year vs. accumulated costs?) First stage : each participant is allocated sufficient profit to provide it with a basic return appropriate for the type of transaction in which it is engaged
Residual analysis (2) 2-step approach Divide residual profit (or loss) according to a contribution analysis R&D and/or marketing expenditures may be relevant Second stage : any residual profit (or loss) is allocated among the participants based on a functional analysis that indicated how this residual would have been divided between independent parties
Residual Profit Split Method Example Manufacturing Costs 600 Sales Price 800 Transfer Price? Parent Company X Subsidiary Y Retailers Product Product Marketing (owner of brand name) Distribution R&D (patent) Manufacturing
Residual Profit Split Method Example (2) Assumptions Company X’s reported net profit on the transaction: 60 Company Y’s reported net profit on the transaction: 40 Total net profit: 100
Residual Profit Split Method Example (3) Co. Functions Profit Reported Basic Profit Residual Allocation Adjusted profit X Manufacturing R&D 60 12 40%X80 = 32 44 (12+32) Y Distribution Marketing 40 8 60%X80 = 48 56 (8+48) Total 100 20 80 (100 – 20) Manufacturing and distribution are routine functions, not involving intangibles. Basic profit for (routine) manufacturing function of X = TNMM (cost plus analogue) 2% net margin on manufacturing costs of 600 = 12 Basic profit for (routine) distribution function of Y = TNMM (resale price analogue) 1% net margin of 800 sales price to independent retailers = 8 Residual profit allocated according to contribution of company X’s R&D and company Y’s Marketing (owner of strong brand name) to residual profit of 80 X’s contribution to residual profit = 40%; Y’s contribution to residual profit = 60% (Estimation!) Basic profit for (routine) manufacturing function of X = TNMM (cost plus analogue) 2% net margin on manufacturing costs of 600 = 12 Basic profit for (routine) distribution function of Y = TNMM (resale price analogue) 1% net margin of 800 sales price to independent retailers = 8 X’s contribution to residual profit = 40%; Y’s contribution to residual profit = 60% (Estimation!)
KESIMPULAN 2010 TP Guidelines: The “most appropriate method to the circumstances of the case” Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan Metode Penetapan Harga Transfer yang Paling Sesuai: kelebihan dan kekurangan setiap metode kesesuaian Metode Penetapan Harga Transfer dengan sifat dasar transaksi afiliasi, yang ditentukan berdasarkan analisis fungsional Ketersediaan informasi yang handal (sehubungan dengan transaksi antar pihak yang independen) untuk menerapkan metode yang dipilih dan/atau metode lain tingkat kesebandingan antara transaksi afiliasi dengan transaksi antar pihak yang independen, termasuk kehandalan penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan pengaruh yang material dari perbedaan yang ada. 1995 TP Guidelines: preference for traditional transaction methods (CUP, Cost Plus, Resale Price) over transactional profit methods (TNMM, profit split) 2010: move away from last resort status of profit methods; still preference for traditional methods if equally reliable Emphasis on appropriateness of the method to the circumstances of the case, taking into account in particular: The CUP and another transfer pricing method can be applied in an equally reliable manner CUP method is to be preferred A traditional transaction method and a transactional profit method can be applied in an equally reliable manner traditional method is preferred
BURUNG IRIAN BURUNG CENDRAWASIH CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH