PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KUMPULAN SOAL 4. FLUIDA H h
Advertisements

INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
KONSENTRASI LARUTAN Stoikiometri : MOL…. LITER NORMAL GRAM ??
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Metode Titrimetri / Volumetri
LARUTAN.
Menghitung kalori.
KOS POKOK PRODUKSI STANDART
Soal Sterilisasi Perhatikan resep berikut : R/ Natrium Klorida 640 mg
Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Uji Hipotesis Rata-Rata Satu populasi
LATIHAN SOAL HIMPUNAN.
OBESITAS Kegemukan Pada Anak Dr GUSTINA LUBIS SpA.
Sistem Persamaan Diferensial
JANTUNG KORONER Satu dari dua kematian yang terjadi disebabkan oleh penyakit Jantung Koroner Dari data statistik WHO , untuk negara yang berpenduduk 200.
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
TERAPI CAIRAN PADA NEONATUS DAN BAYI/ANAK
STOIKIOMETRI.
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
Fisika Dasar Oleh : Dody
Dr. Ina Hernawati, MPH Direktur Bina Gizi Masyarakat
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Elastisitas.
TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA
PRE-EKLAMPSIA & EKLAMPSIA
Cost Effectiveness Analysis (CEA)
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI.
PERILAKU KEKERASAN.
PEMBUATAN PAKAN TERNAK KAMBING SISTEM KERING
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Pertemuan 5 P.D. Tak Eksak Dieksakkan
Materi Tiga : LARUTAN.
SUSUT BAHAN KERING KARENA RESPIRASI
Air Sesuatu substansi yg fital dlm kehidupan manusia Tdk dpt diganti dgn Unsur lain Kekurangan air Dehidrasi, shg tdk ada metabolisme dlm tubuh Eletrolit.
Pengobatan dan Pencegahan Gastroenteritis
BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN X) JAMSOSTEK Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No.3 Th.1992) copyright by Elok Hikmawati.
KONSEP DEMAND DALAM SEKTOR KESEHATAN
BAB XII PROBABILITAS (Aturan Dasar Probabilitas) (Pertemuan ke-27)
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Lemak dan protein Hindari daging berlemak
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA MUDA
OLEH : SANTI DWI ASTUTI ,.S.Farm.,Apt. SMK KESEHATAN DONOHUDAN
KAPSUL FARMASETIKA DASAR.
Perbandingan (II.F) Prakata Kata-kata Motivasi Tujuan Teori & Rumus
DOSIS OBAT & MACAM DOSIS
GIZI anak BALITA SUDARMANI DJOKO MKes.
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
KONSENTRASI LARUTAN Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut Zat terlarut (solut) LARUTAN Zat pelarut (solven) Konsentrasi Larutan.
ANALISIS DOSIS Hening Pratiwi, M.Sc., Apt.
FARMAKOLOGI UNTUK PERAWAT
FARMAKOLOGI.
Oleh : Lusiani Tjandra, S.Si, Apt, M.Kes.
Oleh : Lusiani Tjandra, S.Si, Apt, M.Kes.
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT
AKIL BALIGH, GIZI REMAJA DAN DEWASA
TIPS HIDUP SEHAT Annisa Nurul H. (A ).
BAB LARUTAN.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) Tiga Belas Pesan Umum Gizi Seimbang
Prinsip Pemberian Obat pada Pasien
Sediaan Larutan Teknologi Sediaan Liquid & Semisolid.
D SIS.
KESEIMBANGAN ENERGI (PENGENALAN GIZI MAKRO )
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Ratna Permana Sari, MSc., Apt.
Transcript presentasi:

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT Oleh : TRI SUWARNI, SST

PENDAHULUAN Obat merupakan substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan atau bahkan pencegahan terhadap baerbagai gangguan yang terjadi dalam tubuh. Tenaga medis mempunyai tanggungjawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien.

STANDAR OBAT Obat yang digunakan harus memenuhi berbagai standar persyaratan obat, diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur keasliannya, tidak ada pencampuran dan standar potensi yang baik Bioavailabilitas, meliputi : keseimbangan obat Keamanan Efektifitas

Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Obat Absorbsi obat Distribusi obat ke dalam tubuh Metabolisme obat Ekskresi sisa

Efek Obat Obat memiliki 2 efek, yaitu : Efek terapeutik Yaitu kesesuaian obet terhadap efek yang diharapkan sebagaimana kandungan dalam obat. Paliatif : mampu meredakan gejala penyakit Kuratif : Suportif Subtitutif Kemoterapi Restoratif Efek samping Merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, kemungkinan dapat membahayakan

Persiapan Pemberian Obat Prinsip Lima Benar dalam Pemberian Obat Pasien yg benar Identitas pasien hrs diperiksa/ditanyakan, sblm obat diberikan. Jika pasien tdk sanggup b’respon scr verbal, dpt dipakai respon non verbal, misal mengangguk.

Obat yg benar Sblm m’beri obat, label (pada botol) hrs diperiksa 3 kali I : saat m’baca p’mintaan obatnya & botolnya diambil dr tempat obat II : label botol dibandingkan dg obat yg diminta III : saat dikembalikan di rak / tempat obat Jika label tdk t’baca, isinya tidak boleh dipakai, dan Bila isinya tidak uniform, harus segera dikembalikan ke farmasi Saat m’beri obat bidan hrs ingat utk apa obat itu diberikan → m’bantu m’ingat nama obat & kerjanya

Cara / rute pemberian yg benar Dosis yg benar Periksa dosisnya sbl bidan m’beri obat P’hatikan titik decimalnya dlm dosis & bedakan antara singkatan mg dan mcg (bila ditulis tangan) Bentuk dosis asli jangan diubah : tablet lepas berkala (btk berlapis / matriksnya khusus), tablet bersalut tdk boleh digerus krn ciri lepas berkala hilang Cara / rute pemberian yg benar Obat dpt diberikan mll sejumlah rute berbeda Faktor yg menentukan rute p’berian terbaik : KU pasien, kecepatan respon yg diinginkan, sifat kimiawi & fisik obat, dan tempat kerja yg diinginkan

Waktu yg benar Sangat penting, khususnya bagi obat yg efektifitasnya t’gantung utk mencapai / m’p’tahankan kadar darah yg memadai  obat diberikan pd waktu yg tepat. Sebelum makan : utk m’p’oleh kadar yg diperlukan diberi 1 jam sbl makan Setelah makan : utk m’hindari iritasi >>> pd lambung Obat yg diberi bersama mkn yg berlemak : agar diperoleh kadar darah yg > tinggi

INGATTT……… Setelah obat diberikan, harus dicatat dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat diberikan. Bila pasien menolak minum obat / obat itu tidak sampai terminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan

Perhitungan Dosis Obat Pemberian obat harus sesuai dengan dosis yang telah diprogramkan untuk mencegah terjadinya efek samping obat, demikian juga pada bayi dan balita, dimana pada mereka masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan Khususnya pada bayi prematur dimana organ belum berfungsi dengan sempurna  proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat akan terganggu/tidak maksimal

Agar dapat m’berikan obat scr akurat, bidan hrs mengetahui sistem yg digunakan utk menimbang / menakar obat. Sistem penghitungan / pengukuran obat yg lazim dipergunakan adalah : sistem metrik, sistem apothecaries dan sistem takaran rumah tangga.

Sistem Metrik Diciptakan o/ negara Perancis, pd akhir abad 18, kmd dipakai scr meluas. Unit yg digunakan dlm sistem metrik adalah : liter : untuk volume cairan gram : untuk berat zat padat meter : untuk ukuran panjang

Dalam p’hitungan & p’ukuran obat hanya ada beberapa ekuivalensi yg digunakan yaitu : 1 liter (L) = 1000 ml (mililiter) 1 ml = 1 cc (kubik sentimeter) 1 kilogram (Kg) = 1000 gr (gram) 1 gram = 1000 mg (miligram) 1 miligram = 1000 mcg (microgram)

Sistem Apothecaries Sistem yg lebih tua dari sistem metrik Menggunakan satuan jaman dahulu kala Masih digunakan di AS dan Kanada Pengukuran yg lazim digunakan adalah Volume 60 minims = 1 fluid dram 8 fluid drams = 1 fluid ounce Berat 30 grains = 1 scruple 3 scruple = 1 dram

Sistem Takaran Rumah Tangga Sistem ini digunakan khususnya utk bahan2 yg tdk memerlukan sistem pengukuran yg akurat Satuan yg lazim digunakan adalah : - tetes - sendok teh - sendok makan - cangkir - gelas

Konversi gram ke miligram dan sebaliknya 1 g = 1000 mg 2 g = ( 2 x 1000 ) mg = 2000 mg 2,165g = ( 2,165 x 1000 ) mg = 2165 mg 1,23 g = ( 1,230 x 1000 ) mg = 1230 mg Miligram ke gram 2060 mg = 2060 g = 2,06 g 1000

Menyatakan prosentase dengan istilah kuantitatif Berlaku untuk obat luar, seperti krim dan obat tetes mata. Mengonversi kekuatan 1% kedalam istilah kuantitatif Perlu diingat : satuan padat = gram, satuan cair = ml 1% = satu bagian dari seratus, diucapkan dlm gr / ml 1% = 1 g x 1 = 0,01 g/g atau 10 mg/g 100 g

Terdapat beberapa cara penghitungan dosis obat, tetapi pada prinsipnya , penentuan dosis obat dapat disimpulkan dengan dua standar, yakni berdasarkan luas permukaan tubuh dan BB Beberapa rumus : Young n Da = Dd (mg) (Bkn u/ anak > 12 th) n + 12 n : umur anak dalam tahun

Contoh : Hitung dosis teramisin ( dewasa 250 mg pada anak usia 2 tahun ? 2 Jawab = x 250 mg = 36 mg 2 + 12

Da = + Dd (mg) (u/ anak – 1 thn) 12 Da = + Dd (mg) (u/ 1 – 2 thn) 8 Dilling n Da = + Dd (Mg) 20 Gaubius 1 Da = + Dd (mg) (u/ anak – 1 thn) 12 Da = + Dd (mg) (u/ 1 – 2 thn) 8 Da = + Dd (mg) (u/ 2 – 3 th) 6 Da = + Dd (mg) (u/ 3 – 4 th) 4 Da = + Dd (mg) (u/ 4 – 7 th) 3 11/23/2009

Fried m Da = + Dd (mg) 150 m : umur anak dalam bulan Sagel (13w + 15) Da= +Dd (mg)(umur 0 – 20 mg) 100 (8w + 7) Da= + Dd (mg) (umur 20 – 52 mg) (3w + 12) Da= + Dd (mg) (umur 1 – 9 mg)

Contoh : Hitung dosis paracetamol (dewasa 500 mg) untuk anak 8 tahun ? Jawab = X 500 mg 150 = 27 mg

Berdasarkan Area Permukaan tubuh Area permukaan tubuh anak 11/23/2009 Clark w anak Da = Dd (mg) w dewasa w : berat badan/kg Berdasarkan Area Permukaan tubuh Area permukaan tubuh anak Da = x Dd normal 1, 7 m2 Cara penghitungan yg dapat digunakan : Dosis yg diprogramkan x Juml. yg tersedia = Juml yg diberikan Dosis yg tersedia

Contoh : Anak BB 26 kg, Tb 60 cm, luas permukaan tubuh 0,45 dosis ampisilin 500 mg 0,45 Dosis anak = x 500 mg 17 m 2 = 13,23 / 13 mg

Perhitungan Dosis Tablet Rumus : Kuantitas yg diminta = dosis yg diminta x 1 (tablet) dosis yg tersedia Contoh : - Berapa banyak tablet furosemide 40 mg harus diberikan untuk memperoleh dosis 10 mg - Berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapat dosis 0,125 mg? 1 tablet mengandung 62,5 mcg digoxin

Jawab : - Jika 1 tab. Mengandung 40 mg, dan diperlukan X tab. untuk mencapai dosis 10 mg, maka : x = 10 mg x 1 tablet 40 mg = 0,25 mg = ¼ tablet - Digoxin 0,125 mg = ( 0,125 x 1000 ) mcg = 125mcg Jika 1 tab mengandung 62,5mcg dan diperlukan X tab. Untuk mencapai dosis 125 mcg, maka : x = 125 mcg x 1 tablet = 2 tablet 62,5 mcg

Perhitungan Dosis Suntikan Rumus : X = dosis yg diminta x volume dosis yg tersedia dosis yg tersedia Contoh : - Pasien diinstruksikan untuk diberi 75 mg Pethidin. Tersedia ampul berisikan 100 mg dalam 2 ml. Berapa ml yg perlu disuntikkan ? - Jika 2 ml larutan mengandung 100 mg Pethidin, dan X ml larutan mengandung 75 mg Pethidin, maka: X = 75 x 2 ml = 1,5 ml 100

Perhitungan Dosis Obat Cair ( Larutan ) Rumus : X = konsentrasi yg diminta x jumlah yg diminta konsentrasi yg tersdia Contoh : - Diperlukan larutan bethadine 1 : 2000 dan tersedia larutan 20%. Berapa banyak larutan bethadine 20% ini diperlukan utk membuat 2 L bethadine 1: 2000 ? - Karena konsentrasi dinyatakan sbg rasio dan yg lain sbg persentase, salah satunya hrs dikonversikan. - 20% = 20 bagian per seratus = 20 : 100 = 1 : 5

Jawab : X = 1 : 2000 x 2000 ml 1 : 5 = 1 x 5 x 2000 ml 2000 1 = 5 ml Jadi diperlukan 5 ml larutan bethadine 20% untuk membuat 2 L larutan 1 : 2000

Sekian & Terima Kasih