Oleh: dr. Djoko Wiyono SpKJ.. Pikun / Demensia Oleh: dr. Djoko Wiyono SpKJ..
Pendahuluan Otak manusia canggih Masing-masing bagian mempunyai fungsi khusus Bekerja secara terpadu ‘Maha’ komputer
Superolateral Surface of Brain
Medial Surface of Brain
Pendahuluan Tahun 2000 usia lanjut 7,28% 80% usia > 65 tahun penyakit Proses degenerasi otak masalah neuropsikologis demensia (15% > 65) 3 juta penderita stroke AS 15% Demensia Vasukular
Definisi Kumpulan gejala klinik yang disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit. Tanda : Hilangnya memori jangka pendek. Gangguan global fungsi mental, termasuk fungsi bahasa. Mundurnya kemampuan berpikir abstrak. Kesulitan merawat diri sendiri. Perubahan perilaku. Emosi labil. Hilangnya pengenalan waktu dan tempat.
Definisi Gangguan kognisi dengan tanda – tanda : Kemunduran intelektual tanpa adanya gangguan tingkat kesadaran atau situasi stres. Menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, aktivitas harian dan sosial, yang disebabkan oleh berbagai keadaan yang sebagian masih reversibel.
Etiologi dan Lokasi Kerusakan Demensia kortikal: penyakit Alzheimer dan degenerasi lobus frontalis. Demensia Subkortikal Demensia vaskular (lakunar dan penyakit Bins wanger). Sindroma ekstrapiramidal (penyakit Parkinson, Huntington, Wilson, degenerasi serebeler, kalsifikasi ganglia basal, dsb). Hidrosefalus White matter diseases (multiple sclerosis, HIV, Encephalopathy). Dementia syndrome of depression.
Etiologi dan Lokasi Kerusakan Demensia akibat kombinasi kelainan kortikal – subkortikal Demensia multi infark. Demensia akibat infeksi (slow virus, paresis umum). Enselofati toksik – metabolik (penyakit sistemik, endokrinopatia, intokasi obat – logam berat, keadaan defisiensi). Sindroma demensia akibat lain (post traumatik, post anoksik, neoplastik)
Perubahan Patologi Makroskopis Mikroskopis Volume parenkim mengerut Volume ventrikel melebar Mikroskopis Sel neuron berkurang Timbulnya neuronal fibrillary tangles Timbulnya senile plague (plak senilis) Berkurangnya densitar hubungan sinap neuron
Penatalaksanaan Pendekatan farmakologis dan non farmakologis bertujuan untuk: Mempertahankan kualitas hidup dengan memanfaatkan kemampuan yang ada secara optimal. Menghambat progresivitas penyakit. Mengobati gangguan lain yang menyertai demensia. Membantu keluarga dengan memberikan informasi cara perawatan yang tepat dan menghadapi keadaan penyakitnya secara realistis.
Farmakologis Golongan acetylcholin esterase inhibitor Donepezil Golongan estrogen meningkatkan aktivitas cholinergik Golongan NSAID mengurangi “senile plaque” dan “neurofibrillary tangles”. Antioksidan menghambat oksidasi oleh radikal bebas. Nootropik memfasilitasi neurotransmisi cholinergik.
Penatalaksanaan Non Farmakologis Penatalaksanaan ditujukan untuk keluarga, lingkungan dan penderita dengan tujuan: Menentukan program aktivitas harian penderita. Orientasi realitas. Modifikasi perilaku. Memberikan informasi dan pelatihan yang benar pada keluarga atau pengasuh penderita.
Program Harian Penderita Latihan fisik dan otak. Gizi. Mencegah / mengelola faktor resiko. Melaksanakan hobi dan aktivitas sosial sesuai dengan kemampuannya. Mencegah stress. Stop merokok. Melaksanakan “LUPA” (Latiah, Ulang, Perhatikan, dan Asosiasi). Tingkatkan aktivitas.
Orentasi Realitas Diingatkan akan waktu dan tempat. Beri tanda khusus untuk tempat tertentu, misalnya kamar mandi. Pemberian stimulasi melalui latihan atau permainan, misalnya permainan monopoli, kartu, scrable atau mengisi teka teki silang. Buatlah lingkungan yang familiar, aman, dan tenang, hindarkan keadaan yang membingungkan serta menimbulkan stress. Berikan keleluasaan bergerak.
Modifikasi Perilaku Perhatikan perilaku penderita dan perhatikan faktor pencetusnya. Gangguan perilaku yang sering dijumpai adalah depresi, agitasi, agresivitas, wandering, pertanyaan / pembicaraan yang berulang – ulang dan disinhibisi seksual. Memberikan informasi yang benar mengenai penyakitnya pada keluarga dan pengasuhnya. Membuat rencana untuk pula asuh / perawatan penderita dengan melibatkan seluruh anggota keluarga maupun pengasuhnya. Perlu juga diperhatikan kesejahteraan keluarga dan pengasuh. Perlu diperhatikan aspek hukum penderita.
Kesimpulan Deteksi dini demensia perlu dilakukan dengan mengenal gejalanya, melakukan pemeriksaan klinis yang akurat dan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan. Pemeriksaan neuropsikologis dilakukan untuk penapisan demensia, menentukan derajat keparahannya, tindak lanjut dan evaluasi hasil pengobatan. Penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis secara tepat, sehingga dapat menyembuhkan atau mencegah progresivitas penyakitnya, menjamin kesejahteraan penderita maupun keluarga dan pengasuhnya.
Terima Kasih