Penggunaan Kalimat yang baik, benar dan santun Bahasa Indonesia Semester 3 – Pertemuan 7 TKJ Provider Unijoyo
Komunikasi ?? ‘n Komunikator Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pembicara kepada pendengar melalui sarana bahasa secara lisan dan tulisan. Komunikator atau pembicara menyampaikan informasi lewat kalimat-kalimat yang dianggap dapat menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan
Syarat Kalimat yang baik dan komunikatif Tidak menyimpang dari kaidah bahasa Logis atau dapat diterima nalar Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat tidak menyimpang ….adalah kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar.
Contoh 1. Pada jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif ArgoLawu berangkat pada pukul 17.00 dari Gambir. 2. Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci. 3. Yang punya HP harus dimatikan.
Yang tepat 1. Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul 17.00 dari Gambir. 2. Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci. 3. Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya.
Kalimat logis Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang lain.
Contoh 1. Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan. 2. Ini adalah daerah bebas parkir. 3. Di sini tempat pendaftaran buta huruf.
Yang tepat 1. Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan. 2. Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau parkir gratis. 3. Di sini tempat pendaftaran kursus paket A bagi yang buta huruf.
Kalimat jelas Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Tidak sedikit pula kita temui kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak tersampaikannya pesan secara benar.
Contoh 1. Saya melihat kelakuan anak itu bingung. 2. Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan. 3. Semua mahasiswa fakultas yang baru agar berkumpul di ruang senat.
Yang tepat 1a. Saya bingung melihat kelakuan anak itu. 1b. Saya melihat anak itu kebingungan. 2a. Mereka mengantar jenazah ke kuburan. 2b. Mereka mengiringi jenazah ke kuburan. 3a. Semua mahasiswa baru di fakultas itu agar berkumpuil di ruang senat. 3b. Semua mahasiswa pada fakultas yang baru itu agar berkumpul di ruang senat.
Kalimat yang komunikatif, tetapi tidak cermat Dalam proses komunikasi sering kita temui kalimat yang ditulis atau diucapkan tidak terlalu mengindahkan tata bahasa atau gramatikal. Artinya, kemungkinan dalam penyusunan kalimat banyak terjadi kesalahan atau kurang cermat, namun dapat dipahami karena memang sudah terbiasa didengar atau diucapkan. Namun, tetap saja ketidakcermatan penyusunan kalimat tidak menjamin terjadinya komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, kita harus memahami kriteria kalimat yang kurang cermat.
Ketidakcermatan kalimat Ketidaklengkapan unsur-unsurnya Ketidaktepatan penempatan unsur-unsurnya Penggunaan unsuu-unsur kalimat yang berlebihan Pilihan kata tidak tepat
Ketidaklengkapan unsur-unsur Sebuah kalimat jika tidak lengkap unsur-unsurnya apalagi unsur tersebut seharusnya ada menjadi tidak berarti. Di dalam kalimat, terdapat minimal dua unsur, yaitu subjek dan predikat.
Contoh Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja menjadikan bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah. (Kalimat ini tidak menjelaskan siapa yang melengkapi perpustakaan. Artinya, kalimat ini tidak menyertakan siapa pelakunya atau subjek kalimatnya.)
Perbaikan Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh kepala sekolah menjadikan bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah.
Ketidaktepatan penempatan unsur Kalimat yang tidak tepat kedudukan unsur-unsurnya membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami atau sulit dimengerti. Contoh: a. Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. b. Setelah ia dan istrinya mendapat teror terus-menerus, segera melapor kepada pihak kepolisian.
Perbaikan a. Sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, petani tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. b. Setelah mendapat teror terus-menerus, ia dan istrinya segera melapor kepada pihak kepolisian.
Penggunaan unsur berlebihan Ketidakcermatan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat yang berlebihan. Unsur yang berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata yang sama artinya atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
Contoh a. Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih. b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus-virus yang membahayakan. c. Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba. d. Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.
Kalimat yang benar a. Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih. b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus yang membahayakan. c. Remaja harus mengetahui bahaya narkoba. d. Siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.
Pilihan Kata Tidak Tepat Ketidakefektifan atau ketidakcermatan penyusunan kalimat juga dapat disebabkan karena pilihan kata tidak tepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing. Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat.
Contoh Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan dinginnya udara di sini. b. Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya. c. Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya.
Perbaikannya a. Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan dinginnya udara di sini. b. Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya. c. Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah tetangganya.