MENULIS : MERANGKAI KATA DAN CERITA Leila S.Chudori
There is no such thing as a moral or an immoral book There is no such thing as a moral or an immoral book. Books are well written or badly written”(Picture od Dorian Gray, Preface-Oscar Wilde)
Faktor apa yang kita butuhkan untuk menulis sebuah karya yang baik? Faktor apa yang kita butuhkan untuk menulis sebuah karya yang baik?
BAKAT Ini faktor yang sulit diraba; ada benang tipis antara ‘minat’ dan bakat. Bakat adalah sebuah pemberian alam Tetapi bakat akan selalu sia-sia jika tidak disertai beberapa faktor lain bisa menjadi pupuk, air dan vitamin agar lahir karya-karya yang baik.
KERJA KERAS Inilah faktor utama dari lahirnya sebuah karya yang cemerlang Merawat Kemampuan Teknis: Berlatih: Rajin Observasi
RAJIN MEMBACA Jika anda ingin menulis dengan baik, anda harus menjadi seorang bookworm Bacalah karya-karya sastra. Jatahkan minimal satu buku dalam dua pekan Datang ke acara-acara diskusi sastra atau komunitas buku orang lain Bacalah karya-karya klasik Pramudya Ananta Toer, Umar Kayam, Ahmad Tohari, NH Dini, Mark Twain, Ernest Hemingway, JD Salinger hingga penulis kontemporer seperti Milan Kundera, Julian Barnes, Zadie Smith, Alice Sebold dan lainnya
SIKAP Rendah hati dan berlaku seperti sebuah sponge Jika seorang penulis rendah hati, dia akan tahu bahwa dia harus banyak belajar, banyak membaca, banyak berlatih, banyak mendengar dan bertanya, banyak meresap seperti sebuah sponge.
TIPS DAN TEKNIK PENULISAN
IDE Segalanya dimulai dari ide. Ide tak harus diperoleh dari tempat yang megah; tak selalu harus dengan latar belakang yang heboh Catatlah berbagai ide itu. Satu cerita bisa saja terdiri dari beberapa ide yang diramu dalam satu cerita.
Contoh IDE Setiap pagi, jika anda berjalan-jalan di sekeliling kompleks rumah anda, bayangkanlah, seperti apakah rumah A yang kebunnya berantakan dengan keluarga beranak 5? Mungkin berisik dan penuh mainan. Bagaimanakah hubungan suami-isteri itu? Harmonis? Bertengkar terus? Bagaimanakah keluarga besar mereka? Tipe keluarga yang ikut campur? Keluarga relijius? Atau rumah B, suami-isteri musisi tanpa anak. Seperti apakah rumahnya? Mengobservasi lingkungan rumah kita tak berarti kita akan menulis tentang mereka, tetapi untuk belajar bagaimana memperhatikan gerak-gerik manusia yang wajar dan realistik.
TEMA Tema sebetulnya hanya akan membantu anda untuk fokus. Tantangan utama membuat tema yang berbeda dengan latar belakang adalah: janganlah latar belakang itu menjadi tempelan belaka
Contoh TEMA anda ingin membuat sebuah kisah cinta dengan latar belakang perang kemerdekaan 1945. Tema utama adalah kisah cinta pasangan tersebut; sedangkan perang kemerdekaan Indonesia Tantangan utama membuat tema yang berbeda dengan latar belakang adalah: janganlah latar belakang itu menjadi tempelan belaka. Kisah perang Indonesia melawan Belanda harus berhasil masuk dan diramu dengan persoalan cinta antar pasangan tersebut. Jika latar belakang itu hanya tempelan, maka niscaya karya itu gagal Latar belakang hanya menjadi eksotisme/pajangan belaka. Contoh: pasangan itu datang dari dua keluarga yang berbeda. Yang lelaki datang dari keluarga yang membela Republik, sang ayah ikut berjuang dan bergabung dengan salah satu pasukan Sudirman, misalnya. Sang perempuan adalah puteri dari orangtua yang berpihak pada Belanda
PLOT Sejak awal seorang penulis sudah harus menyiapkan kerangka plot. Yang paling umum adalah plot 3 babak yang dikenal dalam novel dan film konvensional. Babak 1: perkenalan karakter dan problem Babak 2: Puncak problem/klimaks Babak 3: Penyelesaian Tetapi tentu saja setiap karya yang bagus tak harus selalu mengikuti konsep 3 babak ini
PLOT (2) Plot yang sudah harus anda siapkan untuk sebuah cerita pendek ataupun novel kita-kira seperti sinopsis untuk diri anda: Babak 1: Protagonis anda seorang lelaki yang jatuh cinta pada seorang perempuan dengan latar belakang perang kemerdekaan 1945. Babak 2: suasana memanas, baik di kawasan konflik, maupun antar kedua keluarga protagonis. Terjadi pergulatan psikologi keluarga dan pasangan yang jatuh cinta. Babak 3: Akhir cerita. Indonesia merdeka. Apakah pasangan ini tetap bertahan atau berpisah?
KARAKTER “If you take real people and write about them you cannot give them other parents than they have (they are made by their parents and what happens to them) you cannot make them do anything they would not do. You can take you or me or Zelda or Pauline or Hadley or Sara or Gerald but you have to keep them the same and you can only make them do what they would do. You can’t make one be another. Invention is the finest thing but you cannot invent anything that would not actually happen…. Goddamn it you took liberties with peoples’ pasts and futures that produced not people but damned marvellously faked case histories.”
KARAKTER (2) Implikasi dari kutipan panjang di atas kira-kira adalah: saat membentuk karakter/tokoh, anda harus membuat tokoh itu sesuai fitrahnya dalam cerita Untuk saya: membangun tokoh/karakter adakah bagian yang paling sulit sekaligus paling menggairahkan dan menyenangkan. Kita menciptakan sebuah karakter artinya kita juga sekaligus membangun ‘sejarah tokoh tersebut’
Contoh KARAKTER Saya mengambil contoh yang paling mudah saja, tokoh di dalam novel “Pulang”. Tokoh Segara Alam adalah putera dari Hananto Prawiro ,seorang aktivis kiri yang dieksekusi pada saat Alam berusia lima tahun. Alam adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya perempuan: Kenanga dan Bulan, dan ibunya: Surti ,semuanya mengalami kekerasan saat di tahun 1965-68 tentara mengejar dan memburu ayah Alam.
Maka bagaimana kita menumbuhkan sosok Alam? Contoh KARAKTER Maka bagaimana kita menumbuhkan sosok Alam?
Contoh KARAKTER Saya memilih dia menjadi pemuda yang keras, pemarah dan tak sabar. Dia tak punya sosok Ayah, maka pamannya, Aji Suryo menjadi substitusi baginya. Karena dia sungguh pemarah sejak kecil, dia dimasukkan ke dalam lembaga bela diri karate, dengan maksud agar dia bisa belajar menahan diri (meski pada akhirnya dia lebih sering menghajar kawan-kawan di kelasnya karena dia diejek sebagai ‘putera pengkhianat negara)
AKHIR CERITA Ini adalah hal pelik. Pembaca Indonesia umumnya menyukai akhir yang bahagia Namun, anda harus jujur pada diri sendiri apakah cerita ini layak untuk diakhiri dengan kebahagiaan atau dengan kepedihan. Jangan memaksa diri
MENULIS: INTRO/ALINEA ADALAH SALAH SATU BAGIAN TERPENTING Setelah kerangka ini anda siapkan; anda mulai menulis dan mencoba disiplin paling tidak menulis dua jam dalam sehari Dari seluruh petunjuk di atas, hal yang paling penting adalah meringkus perhatian pembaca pada ALINEA PERTAMA pada halaman pertama Dua alinea pertama anda harus berhasil membuat pembaca melekat pada novel/cerita pendek Anda
MENULIS: INTRO/ALINEA ADALAH SALAH SATU BAGIAN TERPENTING (2) contoh Alinea pertama yang menarik dan magnetis : Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer (Hasta Mitra, 1981): “ORANG MEMANGGIL AKU: MINKE. Namaku sendiri.....Sementara ini tak perlu benar tampilkan diri di hadapan mata orang lain. Pada mulanya catatan pendek ini aku tulis dalam masa berkabung: dia telah tinggalkan aku, entah untuk sementara entak tidak..”
MENULIS: INTRO/ALINEA ADALAH SALAH SATU BAGIAN TERPENTING (3) Analisis: Pada kalimat pertama ini, seorang pembaca ‘pemula’ akan menganggapnya sebagai perkenalan biasa seorang protagonis dari novel tersebut. Seorang pembaca yang sudah biasa bergaul dengan buku sastra akan memperhatikan elemen misteri yang terbangun sejak awal. Mengapa kalimat pertama ditulis dengan huruf kapital. Mengapa nama seorang pribumi ini tak lazim: Minke. Di mana dan kapan latar belakang cerita ini? Anda bertanya siapa Minke, latar belakangnya, mengapa dia bernama Minke dan mengapa dia terkesan enggan berkisah tentang dirinya sejak awal kecuali menampilkan namanya yang unik itu. Siapa yang meninggalkan dia hingga dia berkabung
“I remember, in no particular order: Contoh lain Novel pemenang Booker Prize 2011, The Sense of an Ending karya Julian Barnes “I remember, in no particular order: A shiny wrist; Steam rising from a wet sink as a hot frying pan is laughingly tossed into it; Gouts of sperm circling a plughole, before being sluiced down the full length of tall house....”
Analisis Pembukaan Julian Barnes dari novel yang menggemparkan ini adalah sebuah adegan penting yang kemudian menjadi kunci dari akhir cerita yang penuh teka-teki. Deskripsinya tampak sederhana: sebuah kenangan protagonis terhadap ibunda dari bekas kekasihnya. Bagaimana sang ibu yang memasak sarapan untuk sang protagonis dengan gaya yang santai, begitu saja; tetapi entah mengapa justru menimbulkan sebuah daya tarik magnetis yang tak dipahaminya sendiri. Novel ini adalah satu dari sedikit novel drama keluarga yang berhasil membuat suspend (kejutan) pada akhir cerita yang sungguh menggemparkan sekaligus menyedihkan
Contoh Lain Cerpen A Perfect Day for Bananafish, JD Salinger (dalam kumpulan “Nine Short Stories) “There were ninety-seven New York advertising men in the hotel, and the way they were monopolizing the long distance lines, the girl in 507 in 507 had to wait from noon till almost two-thirty to get her call through. She used the time though. She read an article in a women’s pocket-size magazine, called “Sex is Fun-or Hell”. She washed her comb and brush. She took the spot out the skirt of her beige suit.....”
Analisis JD Salinger memulai cerita pendek legendarisnya dengan sebuah deksripsi yang terlihat ‘biasa’. Sebuah kesibukan di sebuah hotel di Florida, dan seorang isteri usia muda yang menyibukkan diri untuk mendapatkan line telpon. Hal yang ‘biasa’ ini lama kelamaan terasa semakin ganjil ketika akhirnya sang perempuan, bernama Muriel berbincang dengan ibunya ditelpon; dan dari obrolan mereka kita mengenal sosok utama cerpen ini: Seymour Glass, seorang protagonis Salinger yang brilian, unik, aneh, magnetis, spiritual yang akhirnya mengakhiri hidupnya pada akhir cerpen ini.
Sekian