Kerjasama Regional Asia Selatan:
South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) Dibentuk pada tanggal 8 Desember 1985 Oleh: Bangladesh, Bhutan, Maladewa, India, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka. Pada pertemuan SAARC ke 13 (12-13 Nopember 2005) di Dhaka, Afghanistan menjadi anggota SAARC yang ke 8 SAARC dibentuk atas dasar kerja sama dalam bidang sosial ekonomi, dengan menerapkan prinsip kedaulatan, integritas wilayah, kemandirian politik dan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara anggota (non-interference). Kerjasama SAARC dirancang untuk melengkapi kerjasama bilateral maupun multilateral negara2 SAARC. Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai SAARC, klik situs SAARC: www.saarc-sec.org
Dasar pembentukan SAARC:
Kohesi geografi: Secara geografis, Asia Selatan adalah sebuah ekosistem yang terintegrasi. Kawasan Asia Selatan adalah daerah2 yang berada di sebelah selatan pegunungan Himalaya, hingga ke lautan Hindia. (Garis pantai 5633) Kawasan Asia Selatan memiliki kesamaan iklim, dan terhubung melalui jaringan lahan & sungai (terutama India dan negara-negara kecil tetangganya). Dibutuhkan kerjasama seluruh negara untuk mengelola wilayah tersebut.
Kawasan Asia selatan adalah kawasan yang memiliki nilai geopolitik; fitur2 geografisnya berdampak kepada kesatuan budaya, proses ekonomi dan politik. Selama berabad-abad, kawasan Asia Selatan telah menjadi menjadi tempat perpindahan orang, transaksi perdagangan, ide-ide yang semuanya berdampak kepada integrasi ekonomi dan budaya. Dua kerajaan; Maurya dan Mughal pernah menguasai seluruh wilayah Asia Selatan, dan menerapkan kebijakan tentang toleransi beragama (walaupun usaha mereka tidak berhasil sepenuhnya) Kawasan Asia Selatan (terutama India, Pakistan dan Bangladesh) disatukan di bawah penjajahan Inggris (British Raj) selama 200 tahun Asimilasi Budha, Hindu dan Islam menyebabkan kawasan Asia Selatan memiliki kebudayaan yang unik.
Pertimbangan strategis : A. Menangkal hegemoni India Perang India-Pakistan tahun 1971 mengukuhkan hegemoni India di kawasan Asia Selatan dan menumbuhkan ketakutan di antara negara-negara kecil. Untuk mengatasinya negara-negara kecil ini: bersikap akomodatif terhadap India berupaya untuk membentuk sebuah forum kerjasama internasional, untuk menyamakan kedudukan mereka dengan India Pembentukan SAARC diinisiasi oleh Bangladesh B. Terbentuknya ASEAN C. Invasi Uni Soviet di Afghanistan.
Sejarah pembentukan SAARC
1947 Asian Relations Conference di New Delhi 1947 Asian Relations Conference di New Delhi. Tercapai kesepakatan untuk membentuk Asian Relations Organization yang bertujuan untuk membentuk kerangka kerjasama pan-Asia. Organisasi ini tidak berjalan, dan dibubarkan tahun 1957. 28 April-2 Mei 1954 Birma, Ceylon, India, Indonesia dan Pakistan bertemu dalam forum South Asian Prime Ministers’ Conference (Colombo Powers’ Conference) yang diadakan di Kandy, Ceylon. Pada tahun yang sama anggota konferensi ini bertemu kembali untuk menyelesaikan rancangan Afro-Asian Nations Conference, namun setelah dibentuknya Gerakan Non Blok (Non-Aligned Movement) pada bulan April 1955, Konferensi Kolombo tidak pernah bertemu lagi. Pada dekade 1950an, usaha untuk membentuk forum kerjasama Asia Selatan banyak mengalami kegagalan seiring dengan dimulainya Perang Dingin dan India & Pakistan mengambil kebijakan luar negeri yang bertolak belakang.
Pakistan menjadi anggota South-East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Central Treaty Organization (CENTO), yang disponsori AS. Sementara sikap politik India lebih condong ke Uni Soviet. Selama Perang Dingin, Angkatan Bersenjata Pakistan dibantu oleh AS, sementara Uni Soviet memberi bantuan peralatan dan teknologi militer kepada India. Pada tahun 1971, India menandatangani Treaty of Peace, Friendship and Cooperation dengan Uni Soviet sebelum mengirimkan tentaranya ke Pakistan Timur (Bangladesh). Perbedaan politik antara Pakistan & India menjadi hambatan terbesar terbentuknya kerjasama regional Asia Selatan. 1977 President Bangladesh, Ziaur Rahman, dalam kunjungannya ke India, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka (1977-80), berdiskusi tentang kemungkinan dibentuknya kerjasama regional di Asia Selatan. Rahman mengirimkan surat kepada kepala negara Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka, tentang pertemuan lanjutan untuk membentuk institusi kerjasama regional. April 1981- 1983 pertemuan perwakilan pemerintah se Asia Selatan. Agustus 1983 pertemuan tingkat menteri luar negeri se Asia Selatan Desember 1985 pertemuan tingkat kepala negara (SAARC summit meeting I). Piagam SAARC disahkan.
Tujuan & Struktur organisasi SAARC: Tujuan pembentukan SAARC (Pasal 1 Piagam SAARC): mempromosikan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya; kolaborasi dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis dan sains; bekerja sama dengan negara berkembang lainnya dalam forum kerjasama internasional yang memiliki tujuan yang sama dengan SAARC; bekerja sama dengan organisasi regional dan internasional lainnya yang memiliki tujuan yang sama dengan SAARC. Proses kerjasama SAARC dilakukan secara bertahap, karena adanya kekuatiran negara2 kecil terhadap India dan juga India terhadap negara2 kecil yang menjadi anggota SAARC. Struktur organisasi SAARC: Annual Summit meeting pertemuan tingkat kepala negara (decision maker SAARC Council of Miniters (dua tahun sekali) pertemuan antar menteri luar negeri. CoM bertugas untuk membentuk kebijakan, meninjau kebijakan yg sudah diambil, memutuskan bidang kerjasama baru, membentuk mekanisme tambahan.
Standing Committee perwakilan dari DEPLU masing2 negara anggota, yang bertugas untu mengawasi program kerjasama dan menangani masalah keuangan dan mengidentifikasi bidang2 kerjasama yang baru. Standing Committee melaporkan temuan2nya kepada Council of Ministers. Technical Committee perwakilan dari negara yang bertugas untuk merancang program kerja dan menyiapkan proyek kerjasama yang tertuang di dalam SAARC Integrated Programme of Action. Technical Committee bertanggung jawab kepada Standing Committee. Sekretariat SAARC terletak di Kathmandu, Nepal, dan didirikan pada bulan Januari 1987. Namun sayangnya, peran Sekretaris Jenderal hanya sebatas menangani masalah birokrasi, tidak aktif memimpin SAARC. Di dalam struktur organisasi SAARC, posisi Sekjen SAARC berada di bawah Standing Committee dan kekuasaannya terbatas.
Perbandingan antara SAARC dengan organisasi regional lainnya, per Oktober 2006 Nama Luas (juta km2) Populasi (juta) GDP ( $ PPP) Jumlah Anggota Total (juta) Per kapita SAARC 5,1 1. 473 4.074.031 2.733 8 ASEAN 5, 2 580,8 2.614.422 4.501 10 EU 4 457 12.180.000 26.655 25 GCC 2,3 36,7 573.190 15.607 6 Sumber: US Central Intelligence Agency, The World Factbook
Aktivitas SAARC: Bidang kerjasama SAARC tercakup di dalam SAARC Integrated Programme of Action, yaitu: pertanian dan kehutanan, komunikasi (jasa pos dan telekomunikasi), pendidikan, kebudayaan, olahraga dan kesenian, lingkungan hidup, kesehatan, populasi dan kesejahteraan anak, meteorologi, pencegahan drug trafficking dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pembangunan pedesaan, sains dan teknologi, turisme dan transportasi, dan peran perempuan. Pada Summit SAARC ke 9, seluruh kepala negara setuju untuk membentuk forum konsultasi politik informal, untuk menunjang kerjasama sosial ekonomi, menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Pembahasan mengenai hal ini dilanjutkan hingga pada pertemuan Summit ke 10 dan 11. Hingga tahun 2004, Council of Ministers sudah mengadakan 24 kali pertemuan, SAARC Standing Committee 29 sesi pertemuan, untuk menindaklanjuti agenda SAARC.
Hambatan awal kerjasama SAARC: SAARC sangat lambat dalam mewujudkan kerjasama dalam bidang perdagangan dan dalam membentuk konsensus di antara sesama anggota dalam hal keamanan domestik, regional dan global. Hal ini disebabkan karena: SAARC bukan organisasi yang lebih kompleks seperti Uni Eropa di mana negara2 anggotanya setuju untu mentransfer kedaulatannya kepada badan-badan sentral di dalam organisasi. Negara2 yang bergabung di dalam SAARC adalah negara2 yg dikategorikan masih muda sehingga masalah kedaulatan adalah hal yang sensitif. Negara-negara kecil sangat kuatir untuk melangkah ke arah pembentukan pasar bebas, karena hanya akan menguntungkan India sebagai negara yang paling kaya di Asia Selatan.
Sikap negara-negara yang menjadi kekuatan regional Asia Selatan terhadap SAARC
India: Dibandingkan dengan anggota SAARC yang lain, India adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar (sekitar 73% dari total populasi SAARC) India juga adalah negara yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer terbesar, hal yang menimbulkan kekhawatiran negara2 anggota SAARC lainnya. Hubungan ekonomi dan politik India dengan negara2 anggota SAARC sudah terjalin sejak lama. Sejak kemerdekaannya tahun 1947, India membuat perjanjian keamanan dengan Bhutan dan Nepal, ikut campur dalam pembentukan Bangladesh tahun 1971, menghentikan upaya kudeta di Maladewa tahun 1989 dan berkepentingan dalam konflik Sinhala-Tamil di Sri Lanka. Dalam bidang ekonomi, India adalah mitra dagang (ekspor impor) penting Bhutan dan Nepal, Bangladesh dan Maladewa. Namun volume transaksi perdagangan tidak terlalu berdampak signifikan karena negara2 tersebut adalah negara kurang berkembang (less developed countries).
Kepentingan India dalam masalah keamanan domestik, regional dan global menjadi penentu sikap India terhadap SAARC. Di tingkat domestik, India sadar akan ketidakseimbangan potensi ekonomi, sosial, militernya dengan negara-negara kecil di SAARC. Negara-negara kecil akan berupaya untuk menolak klaim hegemoni India. Di tingkat regional, karena masalah bilateral dengan negara2 anggota SAARC (mis. Pakistan), India khawatir kalau negara2 anggota SAARC akan bersatu melawan India. Untuk itulah dalam pembentukan SAARC India berupaya menggolkan usulan tentang prinsip ‘unanimity’ (kesatuan suara) dalam pengambilan keputusan SAARC Di tingkat global, sikat India terhadap SAARC dipengaruhi oleh kondisi Perang Dingin dan pasca Perang Dingin. India setuju untuk bergabung dengan SAARC karena konsensus AS dan Uni Soviet tentang diperlukannya sebuah forum kerjasama di Asia Selatan. Ketika AS bersitegang thd keputusan Uni Soviet menginvasi Afghanistan, India menjaga jarak dari kedua negara Superpower. Setelah PD usai, India mendekatkan diri dengan AS AS mendukung SAARC.
Pakistan: Pakistan adalah negara kedua terbesar (dari segi populasi dan luas wilayah) di SAARC. Pakistan juga adalah negara yang tingkat homogenitasnya tinggi (97% penduduknya Islam). Walaupun begitu, Pakistan tetap dihadapkan dengan konflik antara Sunni dan Shiah dan konflik berdasarkan etnis & bahasa. Sejumlah kudeta militer yang dialami Pakistan (tahun 1960an, 1980an dan 1999) mengganggu stabilitas negara. Stabilitas Pakistan juga diperburuk dengan situasi konflik dengan negara tetangga, India. Di tingkat domestik, sikap Pakistan dipengaruhi oleh kondisi ketidakseimbangan kekuatan antara negara2 anggota SAARC. Di satu sisi, Pakistan takut akan hegemoni India di kawasan Asia Selatan. Namun di sisi lain, besarnya kekuatan Pakistan dibandingkan dengan negara2 yang lebih kecil, memungkinkan Pakistan untuk membina hubungan baik dengan negara2 seperti Bangladesh, Bhutan, Maladewa, Nepal dan Sri Lanka. Konflik negara2 kecil dengan India, juga membuka kemungkinan Pakistan untuk menangkal hegemoni India melalui SAARC.
Di tingkat regional, sikap Pakistan ditentukan oleh faktor sejarah, strategi dan politik. Masalah keamanan nasional yang ditentukan oleh rivalitas Pakistan dengan India (perang dengan India, konflik di Siachen, Kargil, persaingan nuklir) menjadi tolak ukut Pakistan dalam menentukan tingkat kerjasama di dalam organisasi. Konflik Kashmir Pakistan menginginkan setiap permasalahan yang dialami negara2 kecil dengan India harus diselesaikan dalam forum SAARC. Tujuan: supaya India bisa ditekan dalam masalah Kashmir dengan mengikutsertakan negara2 kecil lainnya. Namun keinginannya untuk mengamandemen Piagam SAARC tidak berhasil karena prinsip unanimity. Tentang masalah perdagangan antar negara anggota: Pakistan takut tidak akan bisa bersaing dengan India. Alasan mengapa Pakistan tetap ingin menjadi anggota SAARC: SAARC tidak mengancam keamanan nasional Pakistan struktur SAARC yang intergovernmental, aktivitas SAARC tidak masuk ke area politik dan keamanan dalam negeri.
Faktor kedekatan Pakistan dengan AS juga menjadi faktor penentu keputusan Pakistan untuk bergabung dengan SAARC. Selama dekade 1990an, keterlibatan Pakistan dalam kerjasama di SAARC, membawa kepentingan AS. Misalnya AS menekankan kepada Pakistan untuk membangun kerjasama dalam mengatasi masalah drug trafficking dan terorisme. Mavara Inayat, 2007: Sikap keragu2an Pakistan terhadap SAARC akan berubah menjadi sikap yang positif, jika AS meningkatkan keterlibatannya dalam menyelesaikan konflik India-Pakistan dan juga meningkatkan perannya di SAARC.
Bangladesh Dibandingkan dengan keenam negara2 kecil SAARC, Bangladesh adalah negara yang penduduknya terbesar kedua setelah Pakistan. Bangladesh tingkat hegemonitasnya tinggi (98% penduduk adalah etnis Bengal). Namun ada divisi di antara masyarakat dari segi agama: Islam 83%, Hindu 16%. Sikap Bangladesh terhadap SAARC ditentukan oleh faktor keamanan nasional baik dari dimensi domestik, regional dan global. Bangladesh adalah negara yang pertama kali mengusulkan dibentuknya SAARC berdasarkan pertimbangan bahwa kekuatannya kalah dibandingkan dengan India. Di tingkat regional, Bangladesh berharap bahwa dengan dibentuknya SAARC, hegemoni India dapat ditekan dengan penerapakan prinsip menghormati negara2 anggota. Di tingkat global, keinginan Bangladesh untuk membentuk SAARC didukung oleh AS.
Keberhasilan SAARC Negosiasi India dan Pakistan untuk menyelesaikan masalah Kashmir. SAARC Summit Meeting 2004 Musharraf setelah bertemu dengan Vajpayee : “history has been made… We [India and Pakistan] have never reached in the past where we have reached nos… We have now decided to take the peace process forward.” The News 6 Januari 2004 Di bidang ekonomi: SAARC Preferential Trading Arrangement (SAPTA), dibentuk tahun 1993, dioperasikan tahun 1995. South Asian Free Trade Area (SAFTA), dioperasikan tahun 2006. Negara2 anggota SAARC mengurangi pajak dan meningkatkan daftar jumlah barang yang akan mendapat kemudahan dalam proses perdagangan antar negara2 SAARC. Semua negara bisa mempertahankan sejumlah produk yang tidak dikenakan pengurangan pajak.
2004 SAARC Social Charter menangani isu2 tentang kesejahteraan penduduk Asia Selatan. Dalam usahanya untuk menerapkan prinsip internasionalisme SAARC juga telah menandatangani MoU denga berbagai organisasi internasional dan mengadakan dialog dengan kelompok2 regional lainnya. Negara2 besar menunjukkan keinginannya untuk mendapatkan status pengamat (observer) di dalam SAARC. 2005: Jepang dan China 2006: AS, Korea Selatan dan Uni Eropa
Hambatan SAARC Sebagai negara2 yang paling kuat, Pakistan dan India menjadi penentu keberlangsungan SAARC. Keputusan yang diambil adalah keputusan yang diterima baik oleh India maupun Pakistan ingat bahwa SAARC menerapkan prinsip unanimity. Obsesi negara2 kecil untuk menangkal hegemoni India, mengingat India adalah negara yang paling luas dan paling besar kekuatan ekonomi dan militernya. Ketakutan ini bisa dihilangkan bila India menyelesaikan konfliknya dengan negara2 tetangganya, termasuk juga masalah Kashmir. India juga bisa mengambil contoh peran Indonesia di dalam ASEAN.