Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

TURUNAN/ DIFERENSIAL.
TEST PHYSICS PENGGUNAAN PROGRAM VBA 20 SOAL By AGUS BUDIANTO,S.Pd
Kumpulan Soal 3. Energi Dan Momentum
Vektor dalam R3 Pertemuan
START.
Dimensi Tiga (Proyeksi & Sudut).
SEGITIGA DAN SIFAT SUDUT PADA SEGITIGA
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
- TANGGA HARUS KOKOH DAN KUAT
03/04/2017 BARISAN DAN DERET KONSEP BARISAN DAN DERET 1.
7.KONSTRUKSI TANGGA Oleh : Ignatius Haryanto.
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
Selamat Datang Dalam Tutorial Ini
Menempatkan Pointer Q 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
Suku ke- n barisan aritmatika
ALJABAR.
GELOMBANG MEKANIK Transversal Longitudinal.
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Pilihan Topik Matematika -I” 2.
LATIHAN SOAL HIMPUNAN.
Korelasi dan Regresi Ganda
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
1. = 5 – 12 – 6 = – (1 - - ) X 300 = = = 130.
Circle (LINGkaRan) Enggar Fathia Ch*Fuji Lestari*Ni Made Ratna W*Ria Oktavia*
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
LUAS DAERAH LINGKARAN LANGKAH-LANGKAH :
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
ANALISA NILAI KELAS A,B,C DIBUAT OLEH: NAMA: SALBIYAH UMININGSIH NIM:
Materi Kuliah Kalkulus II
SMA Pahoa, April 2011 KD 6.3. Garis singgung, Fungsi naik-turun, Nilai maks-min, dan Titik stasioner Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik.
Fisika Dasar Oleh : Dody
Dimensi tiga jarak.
ASIKNYA BELAJAR MATEMATIKA
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
Fisika Dasar Oleh : Dody
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integrasi Numerik (Bag. 2)
Persamaan Linier dua Variabel.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
PENURUNAN RUMUS LUAS BANGUN DATAR
Luas Daerah ( Integral ).
SEGI EMPAT 4/8/2017.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
MEDAN LISTRIK.
MEDAN LISTRIK.
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
Pertemuan 23 Titik Berat Benda dan Momen Inersia
Pertemuan 2 Mencari Titik Berat
Pertemuan 5 P.D. Tak Eksak Dieksakkan
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
Pertemuan 18 Pendugaan Parameter
Peluang.
PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
ITK-121 KALKULUS I 3 SKS Dicky Dermawan
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
USAHA DAN ENERGI.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Persamaan Garis Lurus Latihan Soal-soal.
MAT 420 Geometri Analitik LINGKARAN
P OHON 1. D EFINISI Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit 2.
Fungsi WAHYU WIDODO..
Korelasi dan Regresi Ganda
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
Dimensi Tiga (Jarak) SMA 5 Mtr.
Andri Wijanarko,SE,ME Teori Konsumsi Andri Wijanarko,SE,ME
Teknologi Dan Rekayasa
Transcript presentasi:

Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi : Pertemuan 6 Tangga

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menjelaskan syarat - syarat konstruksi tangga sebagai sarana penghubung

Materi 1 : Syarat tangga untuk rumah tinggal dan bangunan umum Outline Materi Materi 1 : Syarat tangga untuk rumah tinggal dan bangunan umum Materi 2 :Ukuran dan rumus cara menghitung jumlah anak tangga Materi 3 :Macam - macam bentuk tangga

Persyaratan Suatu Tangga 1. Tangga harus fungsional. Artinya baik bentuk, ukuran maupun bahan dari tangga harus disesuai-kan dengan bangunan yang ada dan juga harus disesuaikan juga dengan fungsi bangunan tersebut.

2. Tangga harus mudah dilihat dan dicapai. Artinya penempatan lokasi tangga benar-benar dapat dengan mudah pemakai untuk mencapainya dan tidak terhalang serta cukup cahaya.

3. Kemiringan tangga Kemiringan tangga sudut lereng tangga tidak boleh terlalu landai, karena dapat menjemukan orang yang naik dan juga memerlukan banyak tempat. Demikian pula sudut lereng tangga tidak boleh terlalu curam sehingga membahayakan pada saat orang turun.

Kemiringan tangga/sudut lereng tangga minimum 25 dan maksi-mum 42 . Sudut lereng tangga yang baik antara 36 - 40. Tangga untuk rumah tinggal tidak lebih dari 42. Tangga untuk bangunan umum tidak lebih dari 38

Kemiringan suatu tangga dapat pula ditentukan dengan rumus : a + 2 O = 60 –62 cm dimana : a = lebar anak tangga = aantrede O = tinggi anak tangga = optrede

4. Ukuran/banyaknya anak tangga Ukuran anak tangga sangat mem-pengaruhi kenyamanan pemakai-nya. Untuk tangga rumah tinggal : - Lebar anak tangga 22 – 30 cm. Yang baik adalah 30 cm. - Tinggi anak tangga maksimum 20 cm. Yang baik adalah 16 –17,5 cm

Untuk tangga bangunan umum : Lebar anak tangga 30 cm, dan tidak boleh kurang dari 22,5 cm Tinggi anak tangga maksimum 19 cm dan yang baik 14 – 15 cm.

Ukuran Anak Tangga Harus Seragam Banyak anak tangga dalam suatu tangga suatu tanjakan, tidak boleh lebih dari 12 anak tangga , bila ternyata tinggi lantai membuat jumlah anak tangga lebih dari 12 anak tangga, maka dapat dibuat bentuk tangga dengan “BORDES”.

5. Lebar Tangga Lebar suatu tangga tergantung dari fungsi tangga tersebut dan juga tergantung tangga tersebut digunakan pada bangunan apa ? Semakin banyak orang yang sering menggunakan tangga tersebut, tentunya lebar tangga akan lebih besar dibanding dengan tangga yang sedikit pemakainya Lebar tangga pada umumnya untuk: - Rumah tinggal : 80 – 100 cm - Bangunan umum : 120 – 200 cm. Lebar tangga juga diperhitungkan bila diperlukan untuk jalan pengangkut barang.

6. Tinggi Bebas Yang dimaksud adalah jarak bebas vertikal di saat orang berdiri di tangga, baik mulai anak tangga pertama, bordes maupun sampai anak tangga terakhir, orang dan juga barang yang diangkut dapat bebas berjalan tanpa ada halangan di atasnya. Tinggi bebas minimal 2,00 m.

Tangga harus kokoh dan kuat. Tidak dapat bergerak atau goyang. Konstruksi Tangga Tangga harus kokoh dan kuat. Tidak dapat bergerak atau goyang. Bentuk sederhana dan enak dilintasi; kecuali direncanakan tertentu untuk keindahan suatu interior dari suatu ruangan.

Rencana Suatu Tangga Bentuk suatu tangga dapat dibuat tergantung pula dari luas ruang, panjang dan lebar ruang serta perbedaan tinggi lantai yang ada. Dari data ini dapat dihitung jumlah anak tangga kemudian ditentukan bentuk tangga yang diinginkan.

Perbedaan tinggi lantai H=2,80 cm Ukuran tinggi anak tangga O = 17 cm Contoh : Bila luas ruang, panjang ruang tidak dibatasi, tetapi yang ditentukan : Perbedaan tinggi lantai H=2,80 cm Ukuran tinggi anak tangga O = 17 cm Banyak anak tangga dan lebar anak tangga dapat ditentukan sebagai berikut : Banyak anak tangga

Lebar anak tangga = a Dihitung dengan rumus : a + 2 O = 62 a + 2 x 17 = 62 a = 28 cm 30 cm.

2. Bila panjang ruang terbatas sehingga lebar anak tangga hanya dapat dibuat 25 cm. Dengan rumus : a + 2 O = 62 25 + 2 O = 62 2 O = 37 O = 18,5 cm Banyak anak tangga H = 280 = 15,13 O 18,5 Bila diambil 15 buah : Tinggi anak tangga = 280 = 18,7 cm 15

Bila diambil 16 buah : Tinggi anak tangga = 280 = 17,5 cm 16 Jadi baik diambil 15 buah atau 16 buah anak tangga, tinggi tangga masih baik dan memenuhi syarat.

Bentuk tangga

Tangga Lurus Dengan Bordes Antara H= tinggi lantai = 2.80 m H1= tinggi lantai bordes = 1.40 m L = panjang tangga = B = lebar tangga = lebar bordes = 1.00 m a = aantrede = 25 cm O = optrede = 17,5 cm h = tinggi sandaran = 80 cm

Tangga Permulaan Perempat Atau Tangga Dengan Belokan Bawah H = Tinggi lantai = 3.00 m L= panjang tangga B = lebar tangga = 1.00 m A = aantrede = 25 cm O = optrede = 17,5 cm

a = aantrede = pias pijak anak tangga  = sudut lantai tangga b = lebar tangga o = optrede = satuan tanjakan B = lebar bordes H = ketinggian bordes s = sandaran L.D = lantai dasar (  0.00) L.T = lantai tingkat

Fuik Method Tentukan garis perjalanan dengan berpedoman 1/3 b dari sisi luar. Penggal garis perjalanan masing-masing sebesar = a. Beri nomor 1,2,3,…………..12. Bidang 1-2, 2-3 dstnya s/d 11-12 merupakan bidang yang tidak sama. Aantrede setelah No.12 = Aantrede normal. Ukur AB dari ujung baluster sampai proyeksi titik 12. Penggal garis AB = e dibagi 11 bagian yang sama, dan diberi nomor 1 s/d 12.

8. Tarik garis vertikal dari titik 1 s/d 12 tadi. 9. Pada garis vertikal titik 12 ukur a = aantrede  didapat titik 12’. 10. Pada garis vertikal titik 6 ukur garis dengan panjang = 1/11 AB  didapat titik 6’. 11. Tarik garis 12’ - 6’ dan diperpan-jang memotong garis vertikal  terdapat titik 1’, 2’, 3’, dstnya. 12 Garis vertikal 1 – 1’ = y1 2 – 2’ = y2 dstnya. Penggal garis y1, y2, y3 dstnya ini diterapkan pada garis AB tadi  diberi nomor 1”, 2”, 3” dstnya. 14. Akhirnya hubungi titik antara : Dengan 1” Pada denah tangga dstnya Dengan 2”