RINGKASAN LOKASI & draft TEORI PERUBAHAN Oleh : La Ode Sairuddin Staff DKP Kab. Muna Oleh : La Ode Sairuddin Staff KP3K DKP Kab. Muna KKLD Selat Tiworo KABUPATEN MUNA
Kabupaten Muna_archipelagic Regency Luas Daratan 2.963,97 km2 Luas Laut 3.937,5 km2 Jumlah Kecamatan 33 buah Jumlah Kec. Pesisir 25 buah Jumlah Desa/Kel. 235 buah & 2 UPT Jumlah Desa Pesisir 102 buah (78 Desa Pesisir, 21 desa pulau kecil & 3 Desa Terapung) Jumlah Pulau 185 buah (22 berpenduduk, 7 berpenduduk sementara & sisanya tidak berpenduduk) Jumlah Desa Dengan Penduduk Sangat Dominan Sebagai Nelayan/Pembudidaya (Diatas 75 % : 34 buah desa dengan penduduk 38.466 jiwa (Des, 2011)
KKLD Selat Tiworo a. Umum Ditetapkan Melalui Keputusan Bupati Muna No. 157 Tahun 2004, dengan luas 27.936 Ha Secara Administratif mencakup Kec. Tiworo Utara (Ds. Santiri, Tiga, Tasipi, Santigi, Bero & Mandike) serta Kec. Tiworo Kepulauan (Ds. Katela & Lasama Terletak pada koordinat 04°16’40” LS – 04°32’20 LS & 122°13’35” BT – 122°32’40” BT Dibagi dalam 3 zona yakni Zona Inti (9.543,06 Ha), Zona Pemanfaatan (8.957,71 Ha) & Zona Wisata (3.080,91 Ha
b. Demografi & Pemangku Kepentingan Jumlah Penduduk di KKLD – ST mencapai 6.897 jiwa (L = 3.411 jiwa; P = 3.486 jiwa) dengan jumlah 1.699 KK Dihuni Sejak Jaman Penjajahan Belanda (1924) oleh orang Bajo, Bugis dan Tobelo Kegiatan Penangkapan Ikan dilakukan dengan pancing, bubu, pukat & bagan apung serta kegiatan budidaya laut berupa rumput laut, lobster dan ikan kerapu Agama Yang Dianut 100 % Beragama Islam dan Suku Yang mendiami meliputi Bajo, Bugis dan Muna
c. Fokus, Status, Infrastruktur & Aksesibilitas Fokus Kerja Kampanye Pride Cohort 5 akan dipusatkan pada Zona Perlindungan di P. Sanggaleang & P. Latoa dengan luas sekitar 2.328 Ha Fokus Kerja akan Meliputi 4 desa (Tasipi, Bero, Mandike, Santigi), dengan Jumlah Penduduk 1.761 jiwa (L = 893 jiwa; P = 868 jiwa), tergabung dalam 388 KK Rencana Zonasi & Management Plan dilaksanakan tahun 2005, dengan metode survey sebanyak 2 kali (Tahun 2002 & 2005) serta 2 kali workshop Infrastruktur Pengelola meliputi : Kantor 1 buah, speed boat 2 buah, Pos Jaga 2 buah Aksesibilitas ke lokasi cukup sulit dengan melalui darat dan laut disertai fakta belum ada transport reguler ke pulau – pulau. Bulan Desember – April setiap tahunnya, lokasinya sangat sulit untuk dilalui. Pulau Indo dan Pulau Maloang merupakan lokasi tujuan wisata, namun baru sebatas wisatawan sekitar pulau dan kadang – kadang mahasiswa praktikum serta turis asing.
d. Ancaman Terhadap KKLD - ST Ancaman primer : Destruktif Fishing Ancaman sekunder : Overfishing Penambangan Batu Karang Penebangan Hutan Mangrove
draft teori perubahan - DKP MUNA ☻Pengetahuan tentang kondisi ekosistem terumbu karang & dampaknya ☻Pengetahuan tentang Zona Perlindungan dan Zona – Zona Lainnya ☻Pengetahuan tentang POKMASWAS Nelayan setuju tidak menangkap ikan menggunakan bahan peledak dan potasium sianida Nelayan setuju membentuk dan menjadi anggota POKMASWAS Nelayan menyetujui zonasi KKLD Selat Tiworo Diskusi mengenai Zona Perlindungan dan Zona – Zona Lainya Diskusi mengenai bahaya akibat penggunaan handak dan dampaknya Diskusi mengenai POKMASWAS Pembuatan Tanda Batas Zona Perlindungan Pembuatan Peraturan Desa tentang Zona Perlindungan Pembuatan /operasional POKMASWAS dan Sistemnya Finalisasi Zonasi KKLD Selat Tiworo Nelayan mau meninggalkan kegiatan penangkapan ikan dengan cara merusak (penggunaan bahan peledak dan potasium sianida) Nelayan mau terlibat dalam kegiatan pengawasan SDKP dengan menjadi anggota POKMASWAS Nelayan Berhenti Menangkap Ikan Di Dalam Zona Perlindungan Penangkapan ikan dengan cara merusak (penggunaan bahan peledak dan potasium sianida) Penangkapan ikan dalam zona perlindungan (penangkapan berlebih Persentase tutupan karang hidup di zona perlindungan KKLD Selat Tiworo stabil yakni dari X1% bulan Oktober 2012 menjadi X1% bulan Maret 2014 5c 5b 5a 4 3 2 1
terima kasih