Potensi geografis untuk ketahanan pangan Christandy Adriel XI IIS 1 / 04 Joshua Martin XI IIS 1 / 12 Marco Napolion XI IIS 1 / 17 Robert Djohari XI IIS 1 / 22 William Eka Putra XI IIS 1 / 29 Yoan Christian XI IIS 1 / 31
Pengertian Ketahanan Pangan Dalam UU Nomor 7 Tahun 1996 : Diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata ,dan terjangkau .
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ketahanan pangan mencakup aspek makro dan aspek mikro . Aspek Makro mencakup tersedianya pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Indonesia Aspek Mikro mencakup terpenuhinya kebutuhan pangan bagi setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan, distribusi , dan komsumsi Subsistem ketersediaan pangan , berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi seluruh kebutuhan penduduk baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman, dan keamanannya Subsistem distribusi, berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga terjangkau Subsistem konsumsi, berfungsi mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan secara nasional memenuhi kaidah mutu, keragaman, kandungan gizi, keamanan, dan kehalalannya
Kebutuhan Pangan di Indonesia Penduduk indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 jumlah penduduk indonesia berkisar 206 juta jiw, dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,25% per tahun , pada tahun 2006 penduduk bertambah menjadi 222 juta jiwa, menurut sensus tahun 2010 penduduk indonesia telah mencapai 237 juta jiwa . Pertambahan penduduk tersebut mengakibatkan kebutuhan pangan juga mengalami peningkatan
Menurut Anny Mulyani : Proyeksi perkembangan penduduk menunjukan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang berpenduduk sangat besar pada beberapa dekade mendatang. Menurut Sudaryanto : dalam periode 2010-2050 permintaan komoditas pangan terus meningkat dengan laju peningkatan komsumsi
Masalah Ketahanan Pangan di Indonesia Presiden Indonesia SBY pada pertemuan dengan Kepala Daerah seluruh Indonesia yang mengikuti konferensi dewan ketahanan pangan di balai sidang jakarta (JCC) pada tanggal 24 mei 2010, setidak-tidaknya mengemukakan bahwa ada 9 masalah ketahanan pangan di Indonesia
Masalah sinergi dan sistem yang terintergrasinya diperlukan untuk mengelola keamanan makanan dan energi dari air sehingga tidak menimbulkan masalah di masakini dan masa mendatang Upaya peningkatan komoditas pertaninan. Komoditas pertaninan yang perlu ditingkatkan sperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi menuju swasembada dan swasembada berkelajutan Sistem cadangan dan distribusi Rantai pasokan dan logistik nasional yang efisien Masih ditemuinya kasus kekurangan produksi pangan di sejumlah daerah Stabilitas harga pangan Pengakeragaman konsumsi pada masyarakat Indonesia Dewan ketahanan pangan bertugas memantau situasi pangan Mekanisme pasar pasokan pangan
4. Potensi Geografis Mengatasi Ketahanan Pangan
A. Potensi Luas Lahan Pertanian 1. Luas daratan di indonesia: No. Komoditi Luas Panen (x 1.000 ha) Produksi (x 1.000 ton) 1. Padi 12.344 60.279 2. Kedelai 3.928 15.860 3. 580 761 4. Kacang tanah 631 765 5. Kcang hijau 277 297 6. Ubi kayu 1.213 20.834 7. Tebu 179 1.824 8. 428 2.624
Luas lahan dan produksi tanaman pangan tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan pangan di indonesia terutama beras dan kedelai sehingga pemerintah terpaksa mengimpor kedua komoditi tersebut. Lahan untuk kawasan pertanian di kawasan nonrawa seluas 86,19 juta ha yang terdiri atas: Lahan yang sesuai untuk sawah (21,62 juta ha) Lahan kering tanaman semusim (24,83 juta ha) Lahan kering untuk tanaman tahunan (39,74 juta ha) Selain lahan itu, di indonesia juga terdapat lahan terlantar seluas 11,30 juta ha yang berada di kawasan areal budi daya pertanian dan kehutanan
2. Ketersediaan lahan pertanian Menurut Anny Muliani ketersediaan lahan pertanian di indonesia mencapai 70,20 juta ha yang terdiri dari: Sawah (7,9 juta ha) Tegalan (4,6 juta ha) Lahan yang sementara tidak diusahakan/terlantar (11,3 juta ha) Perkebunan (18,5 juta ha) Padang rumput dan pengembalaan (2,4 juta ha) Tambak (0,8 juta ha) Kayu-kayuan (9,3 juta ha) Serta pekarangan (5,4 juta ha) Lahan yang sesuai untuk pertanian 94,07 juta ha dikurangi 70,20 juta ha, sehingga lahan potensial sebagai lahan cdangan sekitar 23,90 juta ha ditambah dengan 11,3 juta ha (lahan terlantar) menjadi 35,20 juta ha
3. Kebutuhan lahan sampai tahun 2050 Kebutuhan lahan sawah: menurut Anny Muliani, untuk menghasilkan padi dan bahan pangan lainnya pada tingkat yang mencukupi kebutuhan domestik pangan nasional tahun 2010-2050, indonesia perlu menngkatkan luas baku lahan sawah menjadi 11,07 juta ha dengan asumsi produktivitas padi sawah stabil 5 ton/ha gabah kering giling degan indeks pertanian 160%. Dalam periode 2010-2050 diperlukan penambahan luas sawah sekitar 1,6 juta ha hingga tahun 2020 dan secara kumutatif tambahan sawah 6,08 juta ha sampai tahun 2050
Kebutuhan lahan kering Untuk meningkatkan proporsi produksi pada lahan kering, diperlukan tambahan areal 11,75 juta ha. Lahan tersebut diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi jalar, ubi kayu, dan tebu.
B. Potensi Iklim Kepulauan Indonesia dibagi menjadi empat daerah hujan, yaitu sebagai berikut: Daerah curah hujan di atas 3.000 mm/tahun, yaitu wilayah dataran tinggi Sumatra, pantai barat Aceh dan Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, beberapa daerah di Pulau Jawa, Pulau Bali, Lombok, dan dataran tinggi Papua Daerah curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun, yaitu sebagian wilayah di sumatra bagian timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian besar Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Barat dan Jawa tengah, sebagian besar wilayah Sulawesi, Papua, serta Maluku
Daerah Curah Hujan di atas 1. 000-2 Daerah Curah Hujan di atas 1.000-2.000 mm/tahun, yaitu sebagian besar Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, kepulauan Tanibar serta Merauke Daerah Curah Hujan kurang dari 1.000 mm/tahun, meliputi wilayah padang rumput di Nusa Tenggara dan Luwuk Sulawesi Tengah
C. Potensi Hidrologis Run off (air yang mengalir di permukaan tanah) seperti sungai-sungai besar dimanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian seperti sungai Bengawan Solo, sungai Citarum, sungai Berantas, Sungai Saddang (Sulawesi Selatan), Sungai Jeneberang, Sungai Walanae, dan Sungai Asahan. Air tanah juga di manfaatkan untuk pertanian di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah/DI Yogyakarta
D. Kesuburan Tanah Wilayah-wilayah yang berada pada jalur gunung berapi mulai dari ujung Utara Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai ke Kepulauan Maluku, dan Pulau Sulawesi serta Papua merupakan tanah yang subur akibat dari adanya material-material vulkanik Kesuburan tanah ini sangat membantu dalam peningkatan produksi tanaman pertanian
E. Potensi Morfologi Wilayah Berdasarkan Kenampakan Topografi, wilayah kepulauan Indonesia dibagi menjadi 5 yaitu:
Wilayah dataran rendah Terdapat di bagian timur pulau Sumatra, pulau Kalimantan, bagian utara Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, bagian selatan Papua, dan bagian barat dan timur Sulawesi Selatan. dataran rendah tersebut punya potensi untuk ditanami tanaman bahan makanan pokok (Padi, Kedelai, Jagung, Dll) Wilayah dataran tinggi Daerah yang relatif datar namun memiliki ketinggan tertentu. Contoh: Dataran tinggi Bandung dan Dataran Tinggi Dieng Bisa di tanami dengan tanaman bahan makanan pokok (Padi, Palawija, Jagung, Dll)
Wilayah pegunungan Adalah jalur pegunungan yang membelh pulau. Seperti jalur pegunungan Bukit Barisan, jalur pegunungan yang membelah pulau Sulawesi dari selatan, Dll. Berpotensi untuk ditanami tanaman pangan (Ketela, Ubi Jalar, Jagung, DLL) Wilayah Gunung api Terdapat pada jalur pegunungan Bukit Barisan, bagian tengah Pulau Jawa, Pulau Bali, Lombok sampai ke kepulauan Maluku serta Sulawesi Utara. Merupakan wilayah yang subur dan dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman pokok (Padi, Kedelai, Jagung, Dll) Wilayah Kapur Hanya terdapat pada daerah-daerah tertentu, seperti bagian selatan Pulau Jawa, Pegunungan Kendeng, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur bagian selatan. Pada daerah-daerah tertentu seperti bagian selatan Jawa Barat dan Banten, Gunung Kidul, NTT, dan Sulawesi Tenggara dapar ditanami dengan tanaman Bahan makanan pokok (Padi, Jagung, kedelai, Dll)
Terima Kasih