Asuhan Keperawatan klien dengan post KRANIOTOMI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Space Occupying Lession
PENANGANAN HENTI JANTUNG
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin :Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin : 1.Ketidak mampuan u/ mempertahankan posisi yang sesuai.. A. Merujuk.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIDROSEFALUS
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep
TRAUMA ABDOMEN Kel.6 : Vivi Mutiasari Wieke Erina A Yulia Nurjanah
DOSEN PEMBIMBING : Ns.HANI RUH DWI, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
LUKA BAKAR.
STROKE Ns. Janny Erika, S.Kep.
STUDI KASUS PENGKAJIAN FISIK
NURSING MANAGEMENT of HIDROCHEPALUS
Asuhan Keperawatan klien dengan post KRANIOTOMI Oleh Reni Prima Gusty.
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGEN (OKSIGENASI)
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
ASFIKSIA Oleh : dr. Irma Susanti.
DASAR- DASAR PEMERIKSAAN FISIK
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
TRAUMA THORAX.
RESPON FISIOLOGIS GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
BEDAH THORAX KARDIOVASKULER Dr.SOEBAGJO SpB.(K)TKV.
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Asuhan Keperawatan kepada An
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Roihatul Zahroh, S.Kep.Ns., M.Ked.  Kulit kepala  Tulang tengkorak  Meningen  Otak  Cairan serebrospinalis  Tentorium.
TRAUMA KEPALA Kelompok 4 Chiquita Silalahi, Malkhi Lintang, Marini Wahani, Rendy Woran, Vivi Sangkota.
ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo
Cidera Kepala Sholihin.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKOLIOSIS
Kelompok 3 PARU - PARU.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
PENDAHULUAN.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
TRAUMA KEPALA.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
Disusun oleh: NOPIA NUR HAYATI
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
PENILAIAN PENDERITA.
BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic Life Support)
Cor pulmonale NOVITA HARDIANTY. Apa itu Cor Pulmonale? O Kor pulmonale didefenisikan sebagai suatu disfungsi dari ventrikel kanan yang dihubungkan dengan.
Resusitasi jantung PARU (RJP ) ROSMALIANA. PURBA.S.Kep, Ns Disampaikan Oleh :
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
TRAUMA ABDOMEN.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita, untuk menemukan berbagai tanda. Dilakukan secara sistematis dan berurutan. HERRI PROPHERTY.
Anggota : 1. Muhammad Ikzan 2. L. M. Riswandi 3. Hasrianti 4. Reski Rahayu 5. Reski Wahyuni.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Pendahuluan Anak merupakan kelompok pasien yang unik pada pertolongan gawat darurat Mempunyai masalah dan perlakuan yang berbeda dibanding dewasa Perlengkapan.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
Transcript presentasi:

Asuhan Keperawatan klien dengan post KRANIOTOMI Oleh Reni Prima Gusty

LANDASAN TEORITIS PENYAKIT 1.Pengertian Kraniotomi Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999).

2. INDIKASI Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker. Mengurangi tekanan intrakranial. Mengevakuasi bekuan darah . Mengontrol bekuan darah, dan Pembenahan organ-organ intrakranial. Tumor otak Perdarahan (hemorrage) Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms) Peradangan dalam otak Trauma pada tengkorak.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Tomografi komputer (pemindaian CT) Pencitraan resonans magnetik (MRI) Electroencephalogram (EEG) Angiografy Serebral Sinar-X Brain Auditory Evoked Respon (BAER) Positron Emission Tomography (PET) Fungsi lumbal, CSS Gas Darah Artery (GDA) Kimia/elektrolit darah Pemeriksaan toksikologi Kadar antikonvulsan darah

4. PENATALAKSANAAN MEDIS PRAOPERASI Pada penatalaksaan bedah intrakranial praoperasi pasien diterapi dengan medikasi antikonvulsan (fenitoin) untuk mengurangi resiko kejang pascaoperasi. Sebelum pembedahan, steroid (deksametason) dapat diberikan untuk mengurangai edema serebral.

PASCAOPERASI Jalur arteri dan jalur tekanan vena sentral (CVP) dapat dipasang untuk memantau tekanan darah dan mengukur CVP. Pasien mungkin atau tidak diintubasi dan mendapat terapi oksigen tambahan.

1. Mengurangi Edema Serebral : Terapi medikasi untuk mengurangi edema serebral meliputi pemberian manitol, yang meningkatkan osmolalitas serum dan menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-otak utuh). 2. Meredakan Nyeri dan Mencegah Kejang : Asetaminofen biasanya diberikan selama suhu di atas 37,5 C dan untuk nyeri. 3. Memantau Tekanan Intrakranial : Kateter ventrikel, atau beberapa tipe drainase, sering dipasang pada pasien yang menjalani pembedahan untuk tumor fossa posterior.

5. KOMPLIKASI PASCA BEDAH Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pascabedah intrakranial atau kraniotomi adalah sebagai berikut : Peningkatan tekanan intrakranial Perdarahan dan syok hipovolemik Ketidakseimbangan cairan dan elekrolit Infeksi Kejang

6. PENGKAJIAN Primery survey (ABCDE) Secondary survey

a. Primery survey (ABCDE) Airway. Tanda-tanda objektif-sumbatan Airway Look (lihat) apakah penderita mengalami agitasi atau kesadarannya menurun. Listen (dengar) adanya suara-suara abnormal. Pernapasan yang berbunyi (suara napas tambahan) adalah pernapasan yang tersumbat. Feel (raba)

Breathing. Tanda-tanda objektif-ventilasi yang tidak adekuat Look (lihat) naik turunnya dada yang simetris dan pergerakan dinding dada yang adekuat. Listen (dengar) adanya pergerakan udara pada kedua sisi dada. Gunakan pulse oxymeter. Alat ini mampu memberikan informasi tentang saturasi oksigen dan perfusi perifer penderita, tetapi tidak memastikan adanya ventilasi yang adekuat.

Circulation dengan kontrol perdarahan 1. Respon awal tubuh terhadap perdarahan adalah takikardi untuk mempertahankan cardiac output walaupun stroke volum menuru 2. Selanjutnya akan diikuti oleh penurunan tekanan nadi (tekanan sistolik-tekanan diastolik) 3. Jika aliran darah ke organ vital sudah dapat dipertahankan lagi, maka timbullah hipotensi 4. Perdarahan yang tampak dari luar harus segera dihentikan dengan balut tekan pada daerah tersebut 5. Ingat, khusus untuk otorrhagia yang tidak membeku, jangan sumpal MAE (Meatus Akustikus Eksternus) dengan kapas atau kain kasa, biarkan cairan atau darah mengalir keluar, karena hal ini membantu mengurangi TTIK (Tekanan Tinggi Intra Kranial) 6. Semua cairan yang diberikan harus dihangatkan untuk menghindari terjadinya koagulopati dan gangguan irama jantung.

Disability. a. GCS setelah resusitasi b. Bentuk ukuran dan reflek cahaya pupil c. Nilai kuat motorik kiri dan kanan apakah ada parese atau tidak Expossure dengan menghindari hipotermia. Semua pakaian yang menutupi tubuh penderita harus dilepas agar tidak ada cedera terlewatkan selama pemeriksaan. Pemeriksaan bagian punggung harus dilakukan secara log-rolling dengan harus menghindari terjadinya hipotermi (America College of Surgeons ; ATLS)

b. Secondary survey 1. Kepala dan leher Kepala. Inspeksi (kesimetrisan muka dan tengkorak, warna dan distribusi rambut kulit kepala), palpasi (keadaan rambut, tengkorak, kulit kepala, massa, pembengkakan, nyeri tekan, fontanela (pada bayi)). Leher. Inspeksi (bentuk kulit (warna, pembengkakan, jaringan parut, massa), tiroid), palpasi (kelenjar limpe, kelenjar tiroid, trakea), mobilitas leher.

2. Dada dan paru Inspeksi. Dada diinspeksi terutama mengenai postur, bentuk dan kesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit. Palpasi. Dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi, dan tactil vremitus Perkusi. Perhatikan adanya hipersonor atau ”dull” yang menunjukkan udara (pneumotorak) atau cairan (hemotorak) yang terdapatb pada rongga pleura. Auskultasi. Berguna untuk mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkeal dan untuk mengetahui adanya sumbatan aliran udara.

3. Kardiovaskuler Inspeksi dan palpasi. Area jantung diinspeksi dan palpasi secara stimultan untuk mengetahui adanya ketidaknormalan denyutan atau dorongan (heaves). Perkusi. Dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung. 4. Ekstermitas Beberapa keadaan dapat menimbulkan iskemik pada ekstremitas bersangkutan Cedera pembuluh darah Fraktur di sekitar sendi lutut dan sendi siku

Diagnosa Keperawatan dengan NANDA,NIC, dan NOC Resiko infeksi b.d insisi pembedahan kraniektomi NOC: Pengetahuan: Pengendalian Infeksi Indikator: Mendeskripsikan jalan tansmisi infeksi Mndeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi infeksi Mendeskripsikan tanda dan gejala infeksi Mendeskripsikan aktivitas-aktivitas untuk meningkatkan kekebalan terhadap infeksi

NIC: Perlindungan Infeksi Aktivitas: Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan local dari infeksi Monitor daerah yang mudah terinfeksi Batasi pengunjung Lindungi semua pengunjung dari penyakit menular Lakukan perawatan kulit untuk area yang edema

Inspeksi kulit dan membrane mukosa yang memerah, panas, atau kering Inspeksi kondisi dari luka operasi Anjurkan peningkatan mobilitas dan latihan Anjurkan napas dalam dan batuk efektif Instruksi pasien untuk mendapatkan antibiotic sesuai resep Laporkan kemungkinan adanya infeksi dalam upaya pengendalian infeksi

2.Gangguan rasa nyaman NOC I : Kontrol Nyeri Kriteria Hasil : 1. Mengetahui faktor penyebab nyeri 2. Mengetahui permulaan terjadinya nyeri 3. Menggunakan tindakan pencegahan 4. Melaporkan gejala 5. Melaporkan kontrol nyeri

NOC II : Tingkat Nyeri Kriteria Hasil : 1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang 2. Frekuensi nyeri berkurang 3. Lamanya nyeri berlangsung 4. Ekspresi wajah saat nyeri 5. Posisi tubuh melindungi

NIC I : Manajemen Nyeri Aktivitas 1. Lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi, kualitas, keparahan nyeri dan faktor pencetus nyeri. 2. Observasi ketidaknyamanan non verbal. 3. ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi, guide imajeri, terapi musik, distraksi.

NIC II : Manajemen Analgetik Aktivitas 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan tingkat nyeri sebelum mengobati pasien. 2. Cek obat meliputi jenis, dosis, dan frekuensi pemberian analgetik. 3. Tentukan jenis analgetik ( Narkotik, Non-Narkotik) disamping tipe dan tingkat nyeri. 4. Tentukan Analgetik yang tepat, cara pemberian dan dosisnya secara tepat. 5. Monitor tanda – tanda vital

THANK YOU