Perkembangan Penyakit dan Strategi Pengelolaan Produk Pascapanen
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Penyakit Pasca Panen Kegiatan budidaya dan metode panen Kegiatan penanganan pasca panen dan metode penyimpanan
1. Kegiatan Budidaya dan metode Panen Penyakit Pascapanen adalah penyakit yang muncul dan berkembang selama periode pasca panen, tanpa mempedulikan kapan terjadinya inokulasi, penetrasi dan infeksinya. Inokulasi, Penetrasi dan Infeksi penyebab penyakit pasca panen dapat terjadi melalui beberapa kemungkinan waktu: a. Saat praktek budidaya b. Saat pelaksanaan panen
a. Saat praktek budidaya Inokulasi, penetrasi atau infeksi patogen pasca panen dapat terjadi melalui praktek budidaya yang kurang tepat, antara lain: Tidak mendeteksi keberadaan sumber inokulum Sanitasi Tanaman yang buruk Urutan kultivar/jenis tanaman yang tidak tepat Pengelolaan nutrisi tanaman yang tidak tepat
Tidak mendeteksi keberadaan sumber inokulum Seed borne pathogen Contoh: Botrytis allii Menjadi sumber inokulum yang merusak tanaman bawang di lapangan maupun umbi bawang di penyimpanan
Seed borne pathogen Contoh: Phytophthora infestans Menjadi sumber inokulum yang merusak tanaman kentang di lapangan maupun umbi kentang di penyimpanan
Sanitasi tanaman yang buruk Kondisi kelembaban yang tinggi Contoh: Colletotrichum acutatum Menyebabkan penyakit antraknosa pada strawberry akibat tingginya kelembaban. Sampah tanaman/sisa tanaman tidak dibersihkan Contoh: Pseudomonas syringae pv. maculicola Menyebabkan bercak pada kubis yang ditularkan dari sisa tanaman yang masih berada di lapangan
Pergiliran kultivar/jenis tanaman yang tidak tepat Contoh: Ralstonia solanacearum Menyebabkan kelayuan pada kentang maupun pembusukan umbi kentang di penyimpanan Penyakit berkembang dengan cepat jika pergiliran tanaman sebelumnya adalah tomat, cabe maupun tembakau
Colletotrichum piperatum Pengelolaan nutrisi tanaman yang tidak tepat Contoh: Colletotrichum piperatum and Erwinia carotovora Menyebabkan antraknosa dan busuk pada cabe besar Perpaduan bahan organik yang seimbang dengan pupuk anorganik atau fully-organic dapat menurunkan perkembangan penyakit Colletotrichum piperatum Erwinia carotovora
b. Saat pelaksanaan panen Inokulasi, penetrasi atau infeksi patogen pasca panen dapat terjadi melalui praktek panen yang kurang tepat, antara lain: Pelukaan/pencacatan produk tanaman sebelum panen Metode panen yang tidak benar
Pelukaan/pencacatan produk tanaman sebelum panen Contoh: Phytophthora infestans Menyebabkan busuk umbi kentang Pelukaan umbi 2-3 minggu sebelum panen dapat menyebabkan kerusakan hasil panen kentang yang lebih besar di penyimpanan. Contoh: Rhizoctonia solani Menyebabkan bercak hiam umbi kentang Pengeringan umbi kentang di lapangan sebelum disimpan dapat mengurangi keparahan penyakit bercak hitam
Metode panen yang tidak benar Memanen tanpa memperhatikan: Kematangan produk Kemungkinan kerusakan mekanis Teknik panen Cara pengepakan dan pengangkutan
2. Kegiatan penanganan pasca panen dan metode penyimpanan Pada faktor ini, terdapat 2 hal penting yang mempengaruhi perkembangan penyakit pascapanen, yaitu: Penanganan pasca panen Metode Penyimpanan
Penanganan pasca panen Berdasarkan durasi (ketahanan) produk panen maka upaya penanganan pasca panen ditujukan pada 2 tipe produk panen: Biji-bijian Pengeringan (pengurangan kadar air) Dilakukan pada suhu +6 s.d. 12 derajat dari suhu alami Perendaman dalam air garam Pemisahan produk dari sclerotia Buah dan Sayuran Pendingingan Pencucian, Pembersihan, dan pemangkasan
Metode Penyimpanan Berdasarkan durasi (ketahanan) produk panen maka upaya metode penyimpanan produk pasca panen ditujukan pada 2 tipe produk panen: Biji-bijian Memperhatikan Perkembangan Mikroflora Pengaturan Suhu penyimpanan, kelembaban dan luka/cacat Memperhatikan keberadaan Mikotoksin Deteksi mikotoksin (Macam-macam Mikotoksin ????????) Buah dan Sayuran Pembekuan, udara dingin, zero energy, Modifikasi kondisi admosfir. Deteksi mikotoksin dan Food borne pathogen
Jika semua usaha penanganan budidaya maupun pascapanen telah dilakukan apakah upaya pengelolaan penyakit tidak perlu lagi dilakukan?
Tidak, Upaya Pengelolaan Penyakit pasca panen tetap perlu dilakukan. Lalu bagaimana caranya?
Pengelolaan Penyakit Pasca Panen Pada upaya pengelolaan penyakit pascapanen, strategi pengendalian perlu dilakukan. Strategi pengendalian penyakit pasca panen dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 atau lebih teknik-teknik pengendalian. Teknik Pengendalian, secara umum prinsip pengendalian penyakit pasca panen antara lain: Preventif dan secara fisik dan mekanik Penggunaan kultivar yang menghasilkan produk tahan penyakit pascapanen Pengendalian Hayati Pengendalian Kimiawi Bahan UAS
PENGENDALIAN (UMUM) • Penyemprotan fungisida pada jeruk • Penanganan yang benar utk mengurangi kerusakan mekanis • Perendaman dalam air yang mengandung fungisida: TBZ, Tiobendazole, Benlate, dll (pisang, mangga) • Penyimpanan pd suhu rendah, MAS, radiasi,sanitasi, perendaman pada suhu tinggi (misalnya pepaya pada 48-50C selama 20 menit utk mencegah lalat buah dan lainnya) • Perendaman dalam air klorin ±100 ppm membunuh mikroba pembusuk: soft rots pada asparagus • Gas sulfit mencegah Botrytis pada anggur • Fungisida dilapiskan pada permukaan kemasan plastik sebagai bungkus dalam box karton (dalam bentuk gas,larutan, suspensi/ dicampur dengan lapisan lilin)