BAB 01 BEKERJA SECARA ILMIAH
Standar Kompetensi: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan Kompetensi Dasar: Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik Indikator Kompetensi: Memahami langkah-langkah bekerja secara ilmiah Melakukan kerja ilmiah sederhana Melakukan penelitian lanjutan
Metode Ilmiah Metode ilmiah adalah tahap-tahap pengembangan ilmu yang dilakukan secara sistematis. Langkah-langkah dalam metode ilmiah itu adalah melakukan observasi, merumuskan masalah, menyusun kerangka berfikir, menyusun hipotesis, memprediksi, menguji hipotesis dengan eksperimen, menarik kesimpulan, dan mengulangi eksprimen.
Melakukan Pengamatan (Observasi) Objek biologi menarik untuk diamati. Misalnya, pengamatan terhadap seekor hewan untuk mengetahui bentuk, warna, cara berjalan, bau, suara, kulit, atau rasa. Mengamati objek menggunakan alat bantu misalnya mikroskop, penggaris, kertas lakmus, termometer, dan lup. Dengan pertolongan alat bantu, hasil observasi dapat disampaikan secara terukur (kuantitatif) dan tidak direka (subyektif). Hasil pengamatan harus terukur.
Hasil Observasi yang Salah Hasil Observasi yang Benar Perhatikan contoh hasil observasi yang salah dan yang benar berikut ini: Tabel Perbandingan Hasil Observasi yang Salah dan yang Benar No Hasil Observasi yang Salah Hasil Observasi yang Benar 1 Daun itu panjang sekali Daun itu panjangnya 15 cm 2 Warna buahnya menarik Warna buahnya merah kekuningan 3 Batangnya besar Garis tengah batangnya 50 cm 4 pH nya rendah pH nya 3 5 Buahnya ringan Berat buahnya 30 gr 6 Tubuhnya hangat Suhu tubuhnya 380C 7 Rasanya sangat manis Kadar gulanya 40%
Menemukan dan merumuskan masalah Masalah adalah segala persoalan yang memerlukan pemecahan secara pasti dan benar. Untuk mendapatkan masalah kita perlu mengemukakan pertanyaan. Agar dapat mengemukakan pertanyaan, maka gunakanlah ABDIKASIM, (singkatan dari Apa, Bagaimana, Di mana, Kapan, Siapa, dan Mengapa).
Contoh: Ada zat A yang diduga dapat menyuburkan tanaman. maka dapat dibuat pertanyaan sebagai berikut. Apakah zat A itu; mengandung apakah zat A itu? Bagaimana zat itu mempengaruhi tanaman? Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana penggunaannya/dosisnya? Di mana zat A diperoleh? Di mana zat A diberikan pada tanaman? Kapan zat A diberikan pada tanaman? Siapa yang pernah melakukan sebelum ini? Siapakah penemunya? Mengapa zat A perlu diberikan pada tanaman?
Menyusun kerangka berpikir Kegiatan ini merupakan pengumpulan keterangan atau data yang berkaitan dengan masalah. Pengumpulan keterangan dapat diperoleh dari: membaca laporan-laporan penemuan terkait sebelumnya, wawancara dengan para pakar yang menguasai masalah terkait, pengamatan langsung yang ada di lingkungan.
Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah berdasarkan teori dan fakta. Ada dua macam hipotesis dalam eksperimen yaitu: Hipotesis Alternatif Hipotesis Nol
Memprediksi Memprediksi adalah memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan: Fakta/data yang ada Sumber bacaan/hasil penelitian
Melakukan Eksperimen Eksperimen (penelitian) merupakan salah satu metode ilmiah yang menggunakan langkah-langkah sistematis (teratur) dengan berpikir logis. Tujuan eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti nyata (empirik) dari hasil percobaan. Hasil eksperimen dapat mendukung atau menolak hipotesis yang dirumuskan itu
Menarik kesimpulan Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil eksperimen Kesimpulannya dapat: Menolak hipotesis, ini berarti bahwa dugaan sementara tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Menerima hipotesis, ini berarti bahwa dugaan sementara sesuai dengan hasil eksperimen. Semua hasil eksperimen adalah baik jika eksperimen dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah. Ditolak atau diterimanya hasil eksperimen tetap memberikan sumbangan yang sama baik terhadap ilmu pengetahuan.
TERIMAKASIH