Sutan Iwan Soekri Munaf Inspirasi Lukisan Jeihan 3
Jangan bicara malu saat waktu memanggil kita, sayang. Aku menatap jauh ke dalam bola mata: Hati kembali pulang. Barangkali engkau mengajuk rindu pada menit-menit pertama. Hangat sekali berahi sepi dalam menunggu cinta!
Jangan tinggalkan aku, sayang. Aku marah jika kita menyerah! Engkau paham getar elektromagnetik sorot mata geram. Lelaki memancarkan resah dan perempuan menuai kisah. Jangan lagi kita bicara dendam, sayang. Kata tak pernah berubah
Jangan memamah sepi, sayang. Rumah mimpi sudah lama tumbang. Kita bangun tenda cinta di antara sisa-sisa usia. Kita rentang gairah di antara nafas senja. Semua kembali menjulang, sayang!
Sebuah surat tak pernah lagi kutulis. Janganlah bimbang, sayang. Suara hati menjadi lembaran hari akan berbaris. Akan berbaris, sayang. Memadu dalam derap rindu. Barangkali di sana kita bercumbu: Windu pun selalu menunggu.
Dalam detik ini Dalam menit ini Dalam jam ini
Kita mengulang membaca hasrat dari setiap centimeter kubik keringat. Kita mengulang rasakan pelukkan bulan dari setiap tahun. Aku selalu ingat. Engkau begitu anggun.
Sebaris lagi: Kembalikan cinta ke bilik hati! Jakarta – Juni 2002