Makalah Kunci (Keynote Speech) MENUJU VISI 2025: MEMBANGUN PUSAT TEKNOLOGI PERTANIAN MODEREN DI KAWASAN EDUTOWN SERPONG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
Isu Pembangunan Ketahanan Pangan Penyediaan pangan yang cukup Rendahnya pola pangan harapan Ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menyusut Pemanfaatan energi non-fosil (EBT) yang belum optimal
Permasalahan dalam penyediaan pangan Dampak perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) Rusaknya infrastruktur irigasi Konversi lahan sawah Keterbatasan akses petani terhadap pembiayaan Kompetisi antar komoditas Angka konsumsi beras per kapita per tahun rata-rata penduduk Indonesia yang digunakan pada perhitungan saat ini adalah 139,15 kg/kapita/tahun
Permasalahan diversifikasi pangan Tingginya dominasi beras dalam pola konsumsi pangan penduduk Indonesia menyebabkan rendahnya kualitas konsumsi pangan nasional dan cerminan konsumsi pangan penduduk yang belum beragam dan bergizi seimbang dengan indikator skor PPH yang masih di bawah standar ideal. Kontribusi beras dalam sumbangan konsumsi kelompok padi-padian mencapai 80,7 % terhadap total energi padi-padian (1.218 kkal/kap/hr). Upaya penurunan konsumsi beras sebagai pangan sumber karbohidrat utama dalam pola konsumsi pangan penduduk Indonesia merupakan suatu upaya yang tidak dapat ditawar lagi dan memerlukan sinergitas lintas sektor dalam pencapaiannya. Peningkatan konsumsi sumber karbohidrat selain beras perlu didukung oleh kebijakan industri pengolahan pangan yang komprehensif.
Program Strategis Kementerian Pertanian Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan Peningkatan diversifikasi pangan Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor Peningkatan kesejahteraan petani
ASPEK PENTING KETAHANAN PANGAN (1) Ketersediaan (2) Keterjangkauan (3) Konsumsi
PRA-SYARAT PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN (1) Penguasaan lahan untuk usahatani; (2) Infrastruktur: irigasi, jalan dan listrik; (3) Dukungan teknologi pertanian (4) Dukungan sarana produksi (5) Jaminan pasar (6) Perlindungan terhadap resiko usaha (7) Peluang memperbesar nilai tambah; dan (8) Pendampingan
PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN LANGKAH STRATEGIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN
SURPLUS BERAS 10 JUTA TON Pengurangan susut panen 1,5 %/tahun Penurunan konsumsi beras 1,5% per kapita/thn SURPLUS BERAS 10 JUTA TON Perbaikan 18,8%/thn dari total jaringan irigasi Penggunaan pupuk berimbang 70% dari total luas tanam Penambahan Areal Sawah seluas 130.000 ha Peningkatan intensitas penyuluhan 50% dari total desa Peningkatan produktivitas dari 5,1 ton/ha menjadi 5,7 ton/ha dan IP dari 1,5 menjadi 1,7 pengendalian OPT dengan PHT dan Spot Stop mencapai 70% Benih varietas unggul bermutu minimal 60%
KONDISI EKSISTING PRODUKSI BERAS SD 2014
PROGRAM PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS
TANTANGAN PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA PANGAN Alih fungsi lahan, Cetak sawah baru, Ketersediaan benih, pupuk dan pestisida, Kerusakan jaringan irigasi, Intensitas penyuluhan, Losses panen dan pasca panen yang masih tinggi, perubahan iklim, Ketersediaan tenaga kerja dibidang pertanian
KURVA KEDUA BADAN LITBANG PERTANIAN Pengembangan infrastruktur penelitian SDM peneliti, perekayasa dan teknisi litkayasa
FOKUS PENINGKATAN KEMAMPUAN BADAN LITBANG Genomic Research, Aplikasi nuklir untuk pertanian, Pengembangan mekanisasi modern dan instrumentasi dibidang pertanian Membangun Pusat Teknologi Pertanian Moderen di kawasan Edu Town, Serpong
PERAN STRATEGIS TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN Produktivitas Efisiensi Kualitas Nilai tambah Daya saing produk
PENYEBAB KELAMBANAN INOVASI DAN INDUSTRI ALSINTAN Kinerja kelembagaan mekanisasi (UPJA) belum optimal Kondisi sosial budaya masyarakat belum menerima adopsi teknologi mekanisasi, Akses permodalan, Knowledge transfer belum efektif, Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung belum memadai.
ARAH PENELITIAN DAN Pengembangan Mekanisasi Pertanian Inovasi teknologi prototipe alsintan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja Inovasi teknologi prototipe alsintan untuk diversifikasi pangan dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian serta daya saing ekspor Inovasi teknologi prototipe/ sistem pengelolaan air irigasi, energi bidang pertanian dan pemanfaatan limbah pertanian serta isu terkini terkait usaha mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim; Pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan Diseminasi inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal/internasional
PENUTUP Dukungan inovasi teknologi pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dan energi Sinergi didalam membangun pertanian moderen yang tangguh untuk meningkatkan daya saing Pengembangan teknologi pemanfaatan limbah pertanian sebagai energi untuk mengurangi kompetisi pangan dan energi
TERIMA KASIH