Oleh : Devita Aryasari, S.E., M.SM.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kepemimpinan (Leadership)
Advertisements

Oleh M. Eko Fitrianto Kepemimpinan Oleh M. Eko Fitrianto
Kepemimpinan Situasional
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA.
Pemimpin Setiap diri kamu sekalian adalah pemimpin; dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya (Al Hadits)
Kepemimpinan Pendidikan
PENDEKATAN TERPADU IKA RUHANA.
KEPEMIMPINANRETNO BUDI LESTARI 1. KEPEMIMPINANRETNO BUDI LESTARI 2 Kepemimpinan hanya difokuskan pada sisi pemimpin, bagaimana karakteristik pemimpin.
No one leadership style is good
KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI
Oleh Kelompok 7 Dwi Aprianing Yunarti Laras Tri Wahyu D
GAYA KEPEMIMPINAN.
PENDEKATAN KONTIGENSI
Oleh : Devita Aryasari, S.E., M.SM.
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia dalam Proyek
BAB V KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, DELEGASI DAN PEMBERDAYAAN
Leadership style is developed from trial-and-error learning, imitation, education,
PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
LEADERSHIP Kepemimpinan.
Dinnul Alfian Akbar 1 Pertemuan 6 Pendekatan Teori Kontingensi.
Dasar-dasar KEPEMIMPINAN PT-Galih Sekar Sakti
Institut Kesehatan Helvetia
MANAJER SEBAGAI PEMIMPIN
Pertemuan ke-12 KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
TEORI KEPEMIMPINAN.
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi
TEORI KEPEMIMPINAN.
PENDEKATAN KONTIGENSI
PENDEKATAN KONTIGENSI
Kepemimpinan Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Ada tiga implikasi penting dari defenisi.
KEPEMIMPINAN Perilaku Organisasi.
Teori-teori dalam studi Kepemimpinan
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
KEPEMIMPINAN Sumber : Perilaku Organisasional Dr. Sopiah, MM., M.Pd.
PENDEKATAN KONTINGENSI
No one leadership style is good
KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
TEORI KEPEMIMPINAN.
Chapter 4 DR. M. IMAM MUTTAQIJN, MM
Konsep kepemimpinan Pengertian :
KISI UAS ORGANISASI MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN.
MATERI PENGELOLAAN BISNIS
LEADERSHIP Pertemuan ke-6.
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
Perilaku kepemimpinan
Kepemimpinan (Leadership)
KEPEMIMPINAN TEORI DAN STUDI
PENDEKATAN KONTIGENSI
KISI ujian akhir SEMESTER – januari 2018
Kepemimpinan Pendidikan
Kelompok 9 Khairunnisa Fitri Anggie Yulia Sari
Maturity Eka Rizki Yunianto 43A S1/SI/1A PAGI
Devi Sentia Singarimbun( )
SYAFRAWATI, SKM, M. COMM HEALTH SC.
KEPEMIMPINAN PERILAKU ORGANISASI Resista Vikaliana 09/11/2018.
STMIK – AMIK JAYANUSA PADANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN PERILAKU ORGANISASI Resista Vikaliana, S.Si. MM
KEPEMIMPINAN Cahya Purnama. KEPEMIMPINAN Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang utk. Mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan.
KEPEMIMPINAN.
E E KEPEMIMPINAN SITUASIONAL. Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut ini:
Transcript presentasi:

Oleh : Devita Aryasari, S.E., M.SM. Pengantar Manajemen Oleh : Devita Aryasari, S.E., M.SM.

Lanjutan Fungsi Pengarahan dan Implementasi dalam Manajemen Organisasi Bab XI Lanjutan Fungsi Pengarahan dan Implementasi dalam Manajemen Organisasi

Konsep Dasar Kepemimpinan Stoner, Freeman dan Gilbert (1995) mendefinisikan kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task-related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan.

Kepemimpinan melibatkan 4 aspek, yaitu : Pengikut Perbedaan kekuasaan Penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi Nilai yang dibangun

Pendekatan Kontingensi mengenai Kepemimpinan Model Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership Model) Pakar : Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard Teori : Gaya kepemimpinan situasional merupakan kombinasi dari 3 dimensi, yaitu :

Jumlah pengarahan (perilaku tugas) yang diberikan oleh seorang pemimpin Jumlah dari dukungan sosio emosional (perilaku hubungan) yang diberikan seorang pemimpin Tingkat kedewasaan/kematangan (the level of maturity) dari bawahan atau banyaknya keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan

Konsep kematangan terdiri dari 2 dimensi yaitu : 1. Kematangan pekerjaan (kemampuan) yang dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan (skill) seseorang. Seseorang yang mempunyai kematangan dalam pekerjaan biasanya memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu tanpa arahan/bantuan banyak dari orang lain

2. Kematangan psikologis yaitu kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu. Orang yang mempunyai kematangan psikologis biasanya merasa yakin terhadap diri sendiri, merasa bertanggung jawab dan tidak membutuhkan dorongan ektensif untuk mau melakukan hal-hal dalam bidang/aspek pekerjaan yang disenanginya. (G)

S1 = Tinggi tugas dan rendah hubungan – pemimpin memberi perintah – perintah yang harus dikerjakan bawahan dengan memberikan pengawasan ketat S2 = Tinggi tugas dan tinggi hubungan – pemimpin memberi penjelasan tentang keputusan – keputusan yang akan diambil dan memperhatikan saran – saran yang diberikan oleh bawahan, tetapi tetap memberikan direktif yang berupa penyelesaian tugas – tugas bawahan

S3 = Tinggi hubungan dan rendah tugas – pemimpin mengambil keputusan bersama dengan bawahan dan membantu usaha bawahan dalam mencapai penyelesaian S4 = Rendah hubungan dan rendah tugas – pemimpin menyerahkan pengambilan keputusan dan pertanggung jawaban kepada bawahan

Apabila bawahan berada dalam kedewasaan pada tingkat rendah (M1 = bawahan dalam keadaan tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin), maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah intruksi (telling). Dalam gaya/tipe kepemimpinan ini, komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu pimpinan menunjukkan kepada bawahan apa, kapan dan di mana dan bagaimana sesuatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pimpinan

Apabila kedewasaan bawahan sedang bergerak dari tingkat rendah ke sedang (M2 = bawahan dalam keadaan tidak mampu tetapi mau atau yakin), maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah konsultasi (consulting). Dalam gaya kepemimpinan ini sudah terdapat komunikasi dua arah, pemimpin memberi bantuan kepada bawahan dan mau mendengar pendapat bawahan dalam pengambilan keputusan. Walaupun keputusan terakhir berada di tangan pemimpin

Apabila kedewasaan bawahan bergerak dari sedang ke tinggi (M3 = bawahan dalam keadaan mampu, tetapi tidak mau atau yakin), maka kepemimpinan yang efektif adalah partisipasi (Participating). Pada gaya ini kontrol pemecahan dan pengambilan keputusan antara pemimpin dan bawahan dalam keadaan simbang

Apabila kedewasaan bawahan tinggi (M4 = bawahan dalam keadaan mampu/kompeten dan mau/yakin), maka gaya kepemimpinan yang efektif adalah delegasi (delegating). Dalam tipe kepemimpinan ini bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan karena dianggap telah memiliki kemampuan dan dapat bertanggung jawab sepenuhnya.

Kesimpulan Keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila ia dapat mengidentifikasi tingkat kedewasaan individu atau kelompok bawahan yang hendak ia pengaruhinya dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan kata lain, efektivitas seorang manajer dalam memimpin bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya kepemimpinan yang sama pada setiap saat atau situasi yang dihadapinya