GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BERDUKA DAN KEHILANGAN
Advertisements

STANDAR PROSES KEPERAWATAN JIWA
Kasus Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah.
Fakultas Ilmu Kesehatan Unmuh Jember Halusinasi Gangguan Proses Pikir: Team Keperawatan Jiwa Supported by Mad Zaini.
Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.
ASKEP WAHAM.
PERILAKU KEKERASAN.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PENGERTIAN EMOSI Perasaan (feeling) atau afek yang meliputi antara perubahan fisiologis dengan tingkah laku nyata (overt behavior) Klasifikasi emosi :
SP JIWA Oleh kelompok 2.
DALAM KEPERAWATAN JIWA
KOMUNIKASI DENGAN SI SAKIT
Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM
KEHILANGAN DAN BERDUKA
Muhammad Rosyidul ‘Ibad, M.Kep
ASUHAN KEBIDANAN IV.
ASKEP JIWA ANSIETAS BY SLAMETININGSIH.
Gangguan Proses Pikir:
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
By TUTU APRIL ARIANI,SKp,MKes
Mengenal Gejala Gangguan Jiwa
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Oleh : Ners Anang Satrianto
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
PERSEPSI PERTEMUAN 9.
Gangguan psikosos akut
PENATALAKSANAAN KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR: WAHAM OLEH: NI MADE CANDRA YUNDARINI ( ) MULAI.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KRITIS
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
HALUSINASI Oleh : Ns. Tukatman, S.Kep.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
Tatalaksana skizofrenia
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
Oleh : Ners Anang Satrianto
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HALUSINASI
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PSIKOLOGI KECEMASAN.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
Soal kasus 1.Perawat ingin melakukan anamnesis pada pasiennya. Pada saat perawat datang ke tempat tidur pasien. Pasien terlihat sedang sendiri di sudut.
KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI
ASKEP PADA USIA LANJUT By.FITRY ERLIN.
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Transcript presentasi:

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI IRA ERWINA

PENDAHULUAN Adaptif Persepsi adalah: respons dari reseptor sensoris terhadap stimulus eksternal juga pengenalan dan pemahaman terhadap sensasi sehingga individu dapat mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus yang diterima.

PENDAHULUAN Maladaptif 1. Ilusi : Ada stimulus, persepsi yang salah. 2. Halusinasi : Tidak ada stimulus, ada persepsi

FAKTOR PREDISPOSISI BIOLOGI Genetik terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22 Neurobiologi perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal, temporal, dan area limbik, serta gangguan regulasi neurotransmitter yg bekerja di area-area tsb Pemeriksaan diagnostik melalui CT dan MRI menunjukkan adanya penurunan volume otak, melebarnya ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, atropi lobus frontal, serebelum, struktur limbik, serta peningkatan ukuran sulkus pada permukaan otak. Menggunakan PET terlihat terjadinya penurunan aliran darah ke lobus frontal

FAKTOR PREDISPOSISI Neurotransmitter ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin Neurodevelopment penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak yg mungkin disebabkan karena adanya masalah pada masa prenatal dan perinatal Virus terpajan virus influenza pada trimester kedua

FAKTOR PREDISPOSISI PSIKOLOGIS Karakteristik keluarga atau karakteristik individu Ibu dgn kecemasan, overprotektif, dingin Ayah yg “jauh” Konflik keluarga dan perkawinan Komunikasi yg “double bind” Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan sebelumnya

FAKTOR PREDISPOSISI SOSIOKULTURAL DAN LINGKUNGAN Kemiskinan Kondisi masyarakat Ketidakseimbangan dengan budaya Tinggal menyendiri (isolasi)

FAKTOR PRESIPITASI BIOLOGIS Prosesing informasi yang overload Mekanisme abnormal dari “gate control” Tanda-tanda yg stres berkaitan dgn : Kesehatan Lingkungan Sikap atau perilaku

FAKTOR PRESIPITASI Kesehatan gangguan nutrisi, kurang tidur, gangguan irama sirkadian, fatique, infeksi, kurang olahraga, menggunakan obat-obatan Lingkungan isolasi sosial, kurangnya support, tekanan pekerjaan, kemiskinan, kesulitan dlm hubungan interpersonal, stigma, perubahan dalam kehidupan Sikap/perilaku HDR, keputusasaan, agresif, PK, kurang motivasi, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual

PENGERTIAN Halusinasi : Keadaan dimana individu mengalami perubahahan dalam jumlah atau pola rangsang yang datang atau mendekat yang dikaitkan dengan penurunan/peningkatan distorsi atau kerusakan respons terhadap rangsangan.

JENIS-JENIS HALUSINASI Pendengaran Penglihatan Penghidu/penciuman Pengecapan Perabaan

DEFENISI HALUSINASI Halusinasi pendengaran Klien mendengar suara atau bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya. Halusinasi penglihatan Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya. Halusinasi penghidu/penciuman Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya. Halusinasi pengecapan Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak. Halusinasi perabaan Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.

INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI Level Karakteristik Perilaku Klien TAHAP I Memberi rasa nyaman. Tingkat ansietas sedang Secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan. Mengalami ansietas kesepian, rasa bersalah dan ketakutan. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran (jika kecemasan dikontrol) Tersenyum/tertawa sendiri Menggerakkan bibir tanpa suara. Penggerakan mata yang cepat Respon verbal yang lambat Diam dan berkonsentrasi TAHAP II Menyalahkan; tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati Pengalaman sensori menakutkan Mulai merasa kehilangan kontrol Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut. Menarik diri dari orang lain. NON PSIKOTIK Peningkatan SSO, tanda-tanda ansietas peningkatan denyut jantung, perna-fasan, dan tekanan darah. Rentang perhatian me-nyempit Konsentrasi dengan pengalaman sensori Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dari realita.

INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI TAHAP III Mengontrol tingkat kecemasan berat pengalaman sensori tidak dapat ditolak lagi. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya. Isi halusinasi menjadi atraktif Kesepian bila penga-laman sensori berakhir. PSIKOTIK. Perintah halusinasi ditaati. Sulit berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian hanya beberapa detik / menit. Gejala fisika ansietas berat berkeringat, tremor, tidak mampu mengikuti perintah. TAHAP IV Menguasai tingkat kecemasan panik secara umum diatur dan dipengaruhi oleh waham. Pengalaman sensori menjadi ancaman. Halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam atau hari (jika tidak diinvensi) PSIKOTIK Perilaku panik. Potensial tinggi untuk bunuh diri atau mem-bunuh. Tindakan kekerasan agi-tasi, menarik diri atau katatun. Tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

KARAKTERISTIK Disorientasi (waktu/ tempat/ orang) Konsentrasi kurang Penyimpangan pendengaran/ penglihatan Gelisah Mudah tersinggung Perubahan kemampuan memecahkan masalah Perubahan pola perilaku Perubahan pola komunikasi Halusinasi

Kerusakan komunikasi verbal Gangguan sensori persepsi DIAGNOSA KEPERAWATAN Kerusakan komunikasi verbal Gangguan sensori persepsi Kerusakan interaksi sosial Gangguan proses pikir dll

Untuk menegakkan diagnosa ini perlu didapatkan data utama Halusinasi sesuai karakteristik jenis halusinasi Konsentrasi kurang Penyimpangan pendengaran/ penglihatan Perubahan pola perilaku (misal: bicara atau tertawa sendiri) Perubahan pola komunikasi

PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI Tetapkan hubungan saling percaya Kaji gejala halusinasi. Fokus pada gejala dan minta klien menjelaskan apa yang terjadi. Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat dan atau alkohol. Jika klien bertanya, nyatakan sederhana bahwa anda tidak mengalami stimulus yang sama. Bantu klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, perasaan dan tindakan yang berhubungan dengan halusinasi (saat ini maupun yang lalu). Bantu klien identifikasi hubungan antara halusinasi dan kebutuhan yang direfleksikannya. Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal dalam memenuhi kebutuhan. Identifikasi cara gejala-gejala psikosis lainnya.

INTERVENSI GENERALIS Tujuan tindakan untuk pasien meliputi : Pasien mengaenali halusinasi yang dialaminya. Pasien dapat mengontrol halusinasinya Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.

Tindakan Keperawatan Membantu pasien mengenali halusinasi. Dapat melakukan dengan berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/ dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekwensi terjadi halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul

Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara : Menghardik halusinasi Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau penerapan cara ini dan menguatkan perilaku pasien. Bercakap-cakap dengan orang lain Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut.

Melakukan aktivitas yang terjadwal Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dapat dilakukan dengan cara : menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi, mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan aktivitas, menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih, memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.

Menggunakan obat secara teratur Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat : jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga Tujuan untuk keluarga : Keluarga dapat merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. b. Tindakan keperawatan : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga meliputi : pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami oleh pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi. Berikan kesempatan pada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi, Buat perencanaan pulang dengan keluarga.

PSIKOFARMAKA Atipikal antipsikotik - Clozapine (Clozaril) - Risperidone (Risperidal) - Olanzapine (Zyprexa) - Quetiapine (Seroquel) - Ziprasidone (Geodon) - Aripiprazole (abilify) Tipikal antipsikotik - Thiothixene (Navane) - Haloperidol (Haldol) - Loxapine (Loxatine) - Molindone (Moban) - Pimozide (Orap)

EVALUASI Untuk mengevaluasi intervensi keperawatan, ada bbrp pertanyaan yg harus dijawab : Apakah klien mampu menjelaskan karakteristik perilaku jika masalah muncul kembali? Apakah klien mampu menjelaskan obat yang diterima, frekuensi, dan efeknya? Apakah klien sudah menjalin hubungan interpersonal Apakah keluarga waspada terhadap gejala yang dimunculkan klien? Apakah klien dan keluarga mengetahui adanya support yang bisa diperoleh di lingkungannya

TERIMA KASIH