Pertemuan 1 Metnum 2011 Bilqis

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
1.DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
Advertisements

TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Chapter 2 Math Essential 2nd week.
Solusi Persamaan Diferensial Biasa (Bag. 1)
Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,
Pertemuan 4 Metnum 2011 Bilqis. bilqis2 Lanjutan AKAR PERSAMAAN: Metode Terbuka.
Pengantar Persamaan Diferensial (PD)
Sistem Persamaan Diferensial
Pertemuan 2 Metnum 2011 Bilqis
DERET TAYLOR & ANALISIS GALAT
CARA MUDAH MENGUBAH SATUAN UKURAN
Induksi Matematika.
Persamaan Linier dua Variabel.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Diskripsi Mata Kuliah Memberikan gambaran dan dasar-dasar pengertian serta pola pikir yang logis sehubungan dengan barisan dan deret bilangan yang tersusun.
B. PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
7. INDUKSI MATEMATIKA.
METODE NUMERIK EDY SUPRAPTO 1.
Pertemuan 5 P.D. Tak Eksak Dieksakkan
By: NI WAYAN SUARDIATI PUTRI, S.Pd, M.Pd
METODE NUMERIK Buku : Metode Numerik untuk Teknik
Komputasi Numerik Pendahuluan
ALJABAR.
METODE NUMERIK MENGHITUNG KESALAHAN.
Besaran dan Satuan By : Meiriyama Program Studi Teknik Komputer
Persamaan Differensial Biasa #1
Deret Taylor dan Analisis Galat
PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER
3. HAMPIRAN DAN GALAT.
METODE DERET PANGKAT.
METODE NUMERIK.
DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
BAB II Galat & Analisisnya.
ANALISIS GALAT (Error) Pertemuan 2
Metode Numerik.
Pertemuan kedua DERET.
Persamaan Diferensial Biasa 1
Metode Numerik Analisa Galat & Deret Taylor
TEORI KESALAHAN (GALAT)
Metode Numerik & Komputasi (TKE1423) Dodi , MT
Analisis Numerik (S0262) Silabus Pendekatan dan kesalahan
METODE NUMERIK Kesalahan / Error
Pendekatan dan Kesalahan
INTEGRASI DAN DIFERENSIASI NUMERIK
DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
Kesalahan Pemotongan.
DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
Fika Hastarita Rachman Semester Genap 2011/2012
Teknik Informatika-Unitomo Anik Vega Vitianingsih
Metode Numerik Gabriel S.
ANALISA NUMERIK 1. Pengantar Analisa Numerik
METODE NUMERIK MUH. FITRULLAH, ST. Buku : Metode Numerik untuk Teknik
Metode Numerik Analisa Galat & Deret Taylor
BESARAN ,SATUAN DAN DEMENSI
BAB II Galat & Analisisnya.
Deret Taylor dan Analisis Galat Indriati., ST., MKom.
Metode Numerik (3 SKS) Kuliah pertama
Galat Relatif dan Absolut
METODE NUMERIK IRA VAHLIA.
Program S1 Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid
Pendekatan dan Kesalahan
Metode Numerik Prodi Teknik Sipil
METODE NUMERIK INTERPOLASI.
Metode Numerik Prodi Teknik Sipil
METODE NUMERIK MENGHITUNG KESALAHAN.
Review Kalkulus dan Aritmatika Komputer
INTEGRASI DAN DIFERENSIASI NUMERIK
BESARAN ,SATUAN DAN DEMENSI
METODE NUMERIK (3 SKS) STMIK CILEGON.
DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
Transcript presentasi:

Pertemuan 1 Metnum 2011 Bilqis

Materi Minggu Ini Pengertian Komputasi Numerik Pengertian “Bilangan Berarti” Pengertian Akurasi & Presisi Aturan Pembulatan Pengertian “Kesalahan” Deret Taylor Tugas I T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Apa Itu Komputasi Numerik? (1) Komputasi Numerik : memformulasikan masalah kemudian diselesaikan dengan cara matematika Hubungan antara dunia nyata – model – solusi Dunia nyata masalah model solusi model fisik matematis analisis numerik T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Apa Itu Komputasi Numerik? (2) Model untuk : Memudahkan dalam analisa masalah Menghemat waktu Mengurangi resiko Menirukan hal-hal yang ada di dunia nyata Dapat diulang kapanpun Contoh : Simulasi pesawat Simulasi bom atom Perhitungan simulasi bisa menggunakan metnum T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Apa Itu Komputasi Numerik? (3) Menghitung sesuatu : - analisis : hasil sebenarnya - numerik : hasil mendekati sebenarnya - aproximasi - pendekatan Contoh : V = km/jam sebenarnya kecepatan juga dipengaruhi oleh angin  menggunakan pendekatan karena adanya faktor luar pendekatan sebenarnya T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Apa Itu Komputasi Numerik? (4) Seorang penerjun yang memiliki bobot 68.100 gr meloncat dari sebuah pesawat terbang. Jika diketahui koefisien tahanan udara c adalah 12.500 gr/dt dan konstanta gravitasi sebesar 980 cm/dt2. Hitung kecepatan penerjunan tepat sebelum penerjun membuka payungnya. Permasalahan di atas adalah contoh sebuah persoalan yang dapat diselesaikan melalui 2 pendekatan : Analitis Numeris Now let’s see each approaches playing their roles! T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Apa Itu Komputasi Numerik? (5) Pendekatan Analitis V(t) = gm/c . [1 – e-(c/m)t] Jika F = FD + FU Dan FD = m.g Dan FU = -c.v Maka m dv/dt = mg – cv Atau dv/dt = g – (c/m).v Jika F = m.a Dan a = dv/dt Maka F = m dv/dt t, det v, cm/det 2 1.640,5 4 2.776,9 6 3.564,2 8 4.109,5 10 4.487,3 12 4.749,0 ∞ 5.339,0 T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Apa Itu Komputasi Numerik? (6) Pendekatan Numeris Jika dv/dt = [ v(ti+1) – v(ti) ] / (ti+1 – ti) Maka [ v(ti+1) – v(ti) ] / (ti+1 – ti) = g – (c/m).v(ti) atau v(ti+1) = V(ti) + [ g – (c/m).v(ti) ] . (ti+1 – ti) t, det v, cm/det 2 1.960,0 4 3.200,5 6 3.985,6 8 4.482,5 10 4.796,9 12 4.995,9 ∞ 5.339,0 taksiran (solusi numerik) pasti (solusi analitis) T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Bilangan Berarti Secara umum, sebuah bilangan dapat dibedakan menjadi 2 : Bilangan Eksak (π, √2, e, … ) Bilangan Pendekatan (3,1416 , 1,4142 , 2.7183 , …) Sementara, bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0 masing-masing adalah bilangan BERARTI, kecuali : jika 0 hanya digunakan untuk menentukan titik desimal contoh : 0,0069 hanya 6 dan 9 bilangan berarti-nya jika 0 digunakan untuk mengisi tempat dari digit yang dapat dibuang (dapat tidak ditulis). contoh : 46.300 4,63 x 104 atau 4,630 x 104 bilangan berarti : 4 6 3 dan 4 6 3 0 T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Akurasi dan Presisi (1) Perhatikan gambar di bawah. Apa pendapat anda mengenai istilah “Akurasi” dan “Presisi” ? T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Metnum 01-T.Informatika-ITS Akurasi dan Presisi (2) Akurasi : mendekati akurat / kebenaran Presisi : konsisten / tetap hasil berikutnya beda sedikit dari hasil saat ini ≠ a ≠ p ≠ a p a p a ≠ p Metnum 01-T.Informatika-ITS 11

Aturan Pembulatan (1) Angka < 5, bulatkan ke bawah Angka > 5, bulatkan ke atas Angka = 5 di kiri 5 ganjil, bulatkan ke atas ex : 2,215 2.22 dikiri 5 genap, bulatkan ke bawah ex : 2,225 2,22 T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Pengertian “Kesalahan” (1) Et = Error true (sebenarnya) Ea = Error aproximate (perkiraan) T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Pengertian “Kesalahan” (3) contoh : Pengukuran panjang sebuah jembatan dan sebuah pensil memberikan hasil masing-masing 9.999 cm dan 9 cm. Jika panjang eksak jembatan adalah 10.000 cm dan pensil 10 cm, hitunglah kesalahan true. Kesalahan sebenarnya (true) Jembatan : Et = (10.000 – 9.999)/10.000 x 100% = 0.01% Pensil : Et = (1/10) x 100% = 10% Dari penghitungan kesalahan sebenarnya dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran terhadap jembatan lebih memuaskan dibanding hasil pengukuran pada pensil. T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (1) Deret Taylor sering dipakai sebagai dasar untuk menyelesaikan banyak permasalahan numerik (khususnya yang berkaitan dengan persamaan diferensial). Dengan menggunakan nilai dan turunan fungsi f(x) di sekitar titik xi, deret Taylor dapat memberikan rumusan untuk meramalkan harga suatu fungsi f(x) pada titik (xi+1). Bentuk umum deret Taylor adalah sebagai berikut : f(xi+1) = f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) + f’’(xi)/2! . (xi+1 – xi)2 + … + fn(xi)/n! . (xi+1 – xi)n + Rn dengan Rn = [ f(n+1)(ξ) / (n+1)! ] . (xi+1 – xi)n+1 dimana : f(xi) = fungsi di titik xi f(xi+1) = fungsi di titik xi+1 f’, f’’, … = turunan fungsi f Rn = kesalahan pemotongan ξ = harga x yang terletak di antara xi dan xi+1 T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (2) Deret Taylor sangat baik digunakan untuk melakukan pendekatan terhadap sebuah fungsi yang belum kita ketahui karakteristiknya Deret Taylor memiliki suku tak berhingga, sehingga kita dapat melakukan pemotongan pada sebarang suku untuk mempelajari perilaku deret tersebut dalam membentuk dan memaknai suku-sukunya. T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (3) Jadi jika deret Taylor dapat ditulis seperti berikut : f(xi+1) = f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) + f’’(xi)/2! . (xi+1 – xi)2 + … + fn(xi)/n! . (xi+1 – xi)n + Rn Maka orde ke-0 (zero order) adalah : f(xi+1) ≈ f(xi) Orde ke-1 (first order) adalah : f(xi+1) ≈ f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) Orde ke-2 (second order) adalah : f(xi+1) ≈ f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) + f’’(xi)/2! . (xi+1 – xi)2 Dan orde ke-3 (third order) adalah : f(xi+1) ≈ f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) + f’’(xi)/2! . (xi+1 – xi)2 + f’’’(xi)/3! . (xi+1 – xi)3 T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (4) contoh : Gunakan perluasan deret Taylor orde ke-0 hingga orde ke-2 untuk menaksir fungsi : f(x) = -0,1x4 – 0,15x3 – 0,5x2 – 0,25x + 1,2 jika titik basis perhitungan x = 0 hitung nilai taksiran fungsi pada x = 1. solusi : perilaku fungsi di atas adalah seperti berikut : untuk x = 0 → f(0) = 1,2 untuk x = 1 → f(1) = 0,2 jadi tugas kita sekarang adalah melakukan perhitungan numerik untuk mendekati nilai 0,2 tersebut. perlu diingat bahwa pada banyak kasus, perilaku fungsi yang asli seringkali tidak diketahui! T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (5) Orde ke-0 (n = 0) : f(xi+1) = f(xi) F(xi+1) = f(1) = f(0) ≈ 1,2 berarti kesalahan truenya adalah : Et = (0,2 – 1,2)/0,2 x 100% = 500% Orde ke-1 (n = 1) : f(xi+1) = f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) F(Xi) = f(0) = 1,2 F’(Xi) =f’(0) = -0,4(0.0)3 – 0,45(0,0)2 – 1,0(0,0) – 0,25 = - 0,25 f(xi+1) = f(1) = 1,2 – 0,25(xi+1 – xi) f(1) = 0,95 berarti kesalahan truenya adalah : Et = (0,2 – 0,95)/ 0,2 x 100% = 375% T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (6) Orde ke-2 (n = 2) : f(xi+1) = f(xi) + f’(xi)(xi+1 – xi) + [ f’(xi)/2! ](xi+1 – xi)2 F(Xi) = f(0) = 1,2 F’(Xi) =f’(0) = -0,4(0.0)3 – 0,45(0,0)2 – 1,0(0,0) – 0,25 = - 0,25 F’’(Xi) = f’’(0) = - 1,2(0,0)2 – 0,9(0,0) – 1,0 = - 1,0 f(xi+1) = f(1) = 1,2 – 0,25(xi+1 – xi) – 0,5(xi+1 – xi)2 f(1) = 0,45 berarti kesalahan truenya adalah : Et = (0,2 – 0,45) / 0,2 x 100% = 125% T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Deret Taylor (7) f(1) = 1.2 – 0.25(1) – 0.5(1)2 – 0.15(1)3 – 0.10(1)4 = 0.2 T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum

Tugas 1 (kerjakan 2 saja) 1. Gunakan perluasan deret Taylor orde ke-0 sampai orde ke-4 untuk menaksir nilai f(2) dari fungsi : f(x) = e-x Gunakan titik basis perhitungan x = 1. Dan hitung kesalahan true untuk setiap langkah Gunakan perluasan deret Taylor orde ke-0 sampai orde ke-3 untuk menaksir nilai f(3) dari fungsi : f(x) = 25x3 – 6x2 + 7x – 88 Gunakan titik basis perhitungan x = 2. Dan hitung kesalahan true untuk setiap langkah Gunakan perluasan deret Taylor orde ke-0 sampai orde ke-4 untuk menaksir nilai f(4) dari fungsi : f(x) = ln x T. Inf - ITS / 2009-2014 KomNum