SENI PERTUNJUKAN KENTRUNG DAN KETOPRAK maulfisr.lecture.ub.ac.id
KENTRUNG Kentrung merupakan salah satu pertunjukan seni tutur atau lisan berupa cerita-cerita yang mengandung petuah hidup dan moral. Kentrung merupakan salah satu pertunjukan rakyat yang berasal dari Jawa Tengah bagian selatan. Pementasannya diiringi dengan alat musik terbang (rebana). Sehingga menimbulkan suara “trung.. trung..” sehingga disebut kentrung.
Di setiap pementasannya, beberapa bentuk kesenian tradisional ini selalu membawakan sebuah misi yang ingin disampaikan kepada para penonton atau para pendengarnya. Dengan demikian sebagai seni pertunjukan, kesenian- kesenian tradisional selalu melihat atau menampilkan pesan atau nilai-nilai yang sesuai pada masanya. Apakah itu pesan-pesan yang bersifat sosial, politik, moral dan sebagainya (Sujarno,dkk.2003:47).
Struktur Cerita Kentrung Pembuka Biasanya berupa ucapan untuk mengawali cerita atau bisa diawali dengan parikan Inti Cerita Secara garis besar ada tujuh cerita dalam pertunjukkan kentrung yang mesti dimainkan dari masa ke masa. Ketujuh lakon itu adalah Angling Darma, Jalak Emas, Murtosiyah, Amat Muhammad, Juwarsah, Mursodo, Mancing dan Juwarmanik. Penutup Dalam penutup cerita biasanya berupa nama-nama nabi sebagai penjada kiblat dan biasanya berupa parikan
PEMBUKA Uluk salam, milah, ya Mas, Bathari imam pelaku, Khalifah Allah sangate, Ya Rakhimin bumining Allah. Ya Rakhimin bumi kawula, Nek kawula kawulaning Allah, Kawula saderma kandha, Kawula saderma cinarita. Carita ujaring dongeng, Panduke cinatur kawula, Ya kopating serumput, Sakupenging bumi lumahing bawana. MULAI MASUK ISI CERITA Amiwiti andongengena, Nek ujare dedongengan kawula, Jejerna sajroning negara, Kraton pundi sing diaturna. Jejerake, Kakangmas, Sakjroning kraton tanah pulo Jawa, Ya Kraton Ngelirbaya, Nek Kraton Ngelirbaya. PENUTUP Kembang pacar, Mas, kembang pacar, Nek pantese disebar neng tengah latar, Nek dongenge pun dugi pajar, Kula nyuwun permisi bubar
Fungsi Pertunjukan Kentrung Media pendidikan Mampu menyuguhkan nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui keahlian dalang tersebut Media penerangan untuk menyampaikan kritik sosial, suatu fungsi kesenian untuk menyampaiakn pesan-pesan pembangunan disesuikan dengan topik yang diinginkan Media hiburan atau tontonan Untuk mencar hiburan, melepas lelah, menghilangkan stres dan bersantai
KETOPRAK Ketoprak adalah drama rakyat tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Penampilan ketoprak terkandung unsur seni tari, seni suara, seni musik dan seni akting. Menurut Asti Diponingrat, ketoprak berasal dari Surakarta yang kemudian masuk ke kota Yogyakarta pada tahun 1926. Menurut Ensiklopedi Indonesia, ketoprak berasal dari Surakarta. Ketoprak semula diciptakan oleh Raden Kanjeng Tumenggung Wreksodiningrat, Bupati Gedong Kiwo, Kesunanan Surakarta pada tahun 1898.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kethoprak adalah seni pertunjukan teater atau drama yang sederhana yang meliputi unsur tradisi jawa, baik struktur lakon, dialog, busana rias, maupun bunyi-bunyian musik tradisional yang dipertunjukan oleh rakyat.
Periodesasi Ketoprak Ketoprak Lesung Periode ini lahir sekitar tahun 1887-1925 dengan menggunakan alat tetabuhan yang disebut lesung yaitu alat penumbuk padi yang terbuat dari kayu nangka atau jati. Ketoprak Peralihan Pada periode ini kethoprak beralih dari tetabuhan lesung ke tetabuhan campur. Ketoprak Gamelan Pada periode ini kethoprak sudah tidak menggunakan instrument-instrument campur seperti pada kethoprak peralihan. Tetapi sudah menggunakan gamelan nada slendro dan pelog dan keprak.
Struktur Penampilan Ketoprak 1. Pembukaan yang biasanya menampilkan beberapa tarian seperti tari-tarian tradisional 2. Penampilan lakon dalam cerita yang disampaikan ketoprak dan biasanya diselingi dengan lawakan dan tarian.
Peran dan Fungsi Ketoprak Sujarno (dalam Ismaun dan Martono, 1990:75) mengatakan bahwa seni pertunjukan tradisional secara umum mempunyai empat fungsi utama yaitu: Fungsi sarana upacara sebagai bagian ritual dan tradisi yang ada. Fungsi hiburan pribadi atau tontonan untuk menghilangkan lelah, pikiran penat, dll. Fungsi pendidikan sebagai media tuntunan. Fungsi sebagai media kritik sosial.
Seni pertunjukan kentrung dalam perkembangannya mulai punah karena dalang kentrung tidak ada pewarisnya. Semakin gencarnya arus globalisasi, pertunjukan ketoprak kalah pamor dengan film, musik, dll. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kebudayaan tersebut?