Dr. Sukardi Departemen TIN, Fateta IPB

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kelompok 6 : Arviddree Sanjaya Budi Abidarma Tanthra Dandy Wijaya Samuel Adi Suara Samuel Partogi Vetty Anggraini Wendy Wirawan SYSTEM ANALYST IN CONSULTING.
Advertisements

COMPLETE, Profile Lulusan Undip
What we want? Konsolidasi ke dalam EEPIS/Jurusan.
DESAIN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
 Globalisasi adalah kenyataan yang tak mungkin dielakkan  harus dicari cara untuk mengelola, bukan menghindari.  Universitas adalah pusat ilmu, pusat.
PENINGKATAN MUTU & DAYA SAING PT I & K 1. 2 Misi Perguruan Tinggi (PP No 60 tahun 1999 Pasal 2) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang.
TECHNOPRENEURSHIP (EM604) Session 3 Entrepreneurship Theories
Entrepreneurship 6, Universitas Ciputra, 2012 G lobal Business Leader Tim Kurikulum E-6.
Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat membuat diagram / skema untuk assessment setiap tahap pengembangan.
Manajemen Proyek: Overview
GRAPHIC DESIGNER Pria / Wanita Usia maksimal 28 tahun
© 2007 by Prentice Hall Management Information Systems, 10/e Raymond McLeod and George Schell 1 Management Information Systems, 10/e Raymond McLeod and.
KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS
Universitas Indonesia. Dasar Kompetisi FLEXIBLE COMPANY QUALITY COMPANY EFFICIENT COMPANY INOVASI PILIHAN KUALITAS BIAYA ORGANISASI YANG INOVATIF ORGANISASI.
Pertemuan 11 Akuisisi Pengetahuan
Kurikulum ABA Permata Harapan. VISI Akademi Bahasa Asing Permata Harapan berkomitmen untuk menjadi perguruan tinggi unggulan yang mampu menginspirasi.
1 INTRODUCTION Pertemuan 1 s.d 2 Matakuliah: A0554/Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Tahun: 2006.
PEMBENTUKAN KNOWLEDGE WORKER
Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi
BAB IX DASAR-DASAR PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS
Modul XIV. Studi Kasus DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (Training Need Analysis)
THE UNIVERSITY OF JEMBER
Manajemen Sistem Informasi
SOFT-SKILL PERIODE KKN-PPM TIM I TAHUN
PERIODE KKN-PPM TIM II TAHUN 2016
Management Information Systems, 10/e
COMPLETE: Profile Lulusan Undip P2KKN | KKN-PPM Tim II Tahun 2016.
GENERAL APPLICATION ANALYST
SOFT SKILL DALAM KURIKULUM BISNIS
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
ISLAMIC DEVELOPMENT BANK 4in1 PROJECT IMPLEMENTATION UNIT
COMPLETE: Profile Lulusan Undip P2KKN | KKN-PPM Tim I Tahun
Disampaikan dalam sosialisasi WIRAUSAHA , IPT ITS 2011
Pert. 16. Menyimak lingkungan IS/IT saat ini
ENTREPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS DOSEN :
Konsep Pengembangan Modul dan Penerapan model model SCL
Materi kuliah ke III & IV
Perencanaan Bisnis (Business Plan)
MEMULAI USAHA BARU Business plan.
EMPAT PILAR PENDIDIKAN
Konsep Marketing bukan konsep fungsional melainkan sebuah konsep bisnis strategis yang bertujuan untuk meraih kepuasan berkelanjutan yang memiliki nilai.
Kebutuhan Mahasiswa Menuju Sukses
VACANCY at ASTRA HOW TO APPLY?
Kurikulum Program Studi Sastra Inggris
KEWIRAUSAHAAN & KEWIRASWASTAAN
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
Manajemen Keuangan Universitas Komputer Indonesia 2012
PREPARING YOURSELF TO FACE THE FUTURE
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
COME AND JOIN US MANAGEMENT TRAINEE (Kode : PM – MTF) Requirements :
Perencanaan Bisnis (Business Plan)
SELLING SKILL FITB DIVISION.
Information Systems Department.
SOFT SKILL ? Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL.
EMPAT PILAR PENDIDIKAN
Perencanaan Bisnis (Business Plan)
How Can I Be A Driver of The Month as I Am Working for Uber?
How to Pitch an Event
Don’t Forget to Avail the Timely Offers with Uber
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
Ingrid S Surono Program Studi Teknologi Pangan
STRUKTUR PROPOSAL UI INCUBATE 2018
Programmes designed for the activation of youth through entrepreneurship Active citizents combating youth unemployment International conference Eger, Hungary.
MEMULAI USAHA BARU Business plan.
Universitas sahid jakarta
By Yulius Suprianto Macroeconomics | 02 Maret 2019 Chapter-5: The Standard of Living Over Time and A Cross Countries Source: http//
ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN
STRATEGI PENGEMBANGAN TVET PERSONALE Peni Handayani 2018 Disampaikan pada kegiatan BimTek Pendidik Vokasional.
A SHORT ESSAY OF CIVIL ENGINEERING BY : ALFATIHATU RAHMI CIVIL ENGINEERING ENGINEERING FACULTY ANDALAS UNIVERSITY PADANG.
Transcript presentasi:

SISTEM PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP: Menjawab Kebutuhan Lulusan Akan “Soft-Skills” Dr. Sukardi Departemen TIN, Fateta IPB Pelatihan & Workshop Pengembangan Soft Skills Melalui Proses Pembelajaran Bogor, 1 - 2 Desember 2006

Apa itu “Soft-Skills” ? Strong Work Ethic Positive Attitude Good Communication Skills Time Management Abilities Problem-Solving Skills Acting as a Team Player Self-Confidence Ability to Accept and Learn from Criticism Flexibility/Adaptability Working Well Under Pressure Kate Lorenz, CareerBuilder.com

Mengapa perlu “Soft-Skills” ? USA TODAY.COM melaporkan bahwa banyak manajer pe-recruit tenaga kerja percaya bahwa mahasiswa (lulusan) telah memiliki keterampilan teknis, tetapi umumnya mereka lemah dalam “soft-skills”. Etos kerja, komunikasi, pengumpulan informasi, dan people skills merupakan “soft-skills” penting yang diperlukan. Kemudian “analytical dan problem-solving skills”.

Mengapa “Soft-Skills” Lemah ? Mahasiswa: Waktu masuk universitas tidak/belum memikirkan persyaratan dunia kerja. Beranggapan bahwa menjadi sarjana dengan IPK tinggi akan menjamin sukses di masa depan. Program Pendidikan: Cenderung lebih banyak membekali mahasiswa dengan pengetahuan akademik daripada non-akademik.

Bagaimana Mengatasi Kelemahan “Soft-Skills” ? Syracuse University mengembangkan “general skills” yang dibutuhkan dunia kerja. Selama masa studi, para mahasiswa membangun kemampuan keterampilan yang diperlukan tersebut. Kemampuan “soft-skills” mereka kembang-kan melalui matakuliah-matakuliah yang berorientasi pada project (project-oriented coursework), pengalaman bekerja, dan pengalaman praktek lapangan.

Bagaimana Mengatasi Kelemahan “Soft-Skills” … Continuing Education Program (CEP-FTUI) menyelenggarakan program training soft-skill: Meningkatkan standar kompetensi calon pekerja dan pelaku industri Dapat diikuti oleh mahasiswa tingkat III, IV serta alumni universitas. Program Soft-skill competence building: Leadership, Interpersonal skill, English for Business, Strategic Management, Business Development, Sales Marketing Engineering, Customer Relationship Management, Finance for Engineering. Memberikan setifikat keahlian pada bidang-bidang engineering dan softskill yang mendukung standar kompetensi teknologi.

“Soft Skills” di Departemen TIN: Sistem Pendidikan Berorientasi Technopreneurship

Latar Belakang Adanya gagasan untuk lebih mendekatkan TIN kepada masyarakat melalui implementasi teknologi-teknologi yang dihasilkan: Setiap tahun TIN menghasilkan kurang lebih 120 judul skripsi; implementasi masih rendah. TIN “seolah” tertinggal dalam mengembangkan teknologi yang digunakan di masyarakat (agroindustri). Pengalaman praktis TIN dalam agroindustri masih minim.

Latar Belakang … Adanya keinginan Departemen untuk lebih banyak lagi menghasilkan lulusan yang bertindak sebagai penyedia kerja (job creator)  Solusi kesempatan kerja yang semakin sempit: Mereka akan bertindak sebagai pengguna teknologi TIN dan menjadi agroindustrialis ulung. Kontribusi nyata TIN dalam pembangunan agroindustri di Indonesia.

Latar Belakang … European Commission, 2004

Technopreneurship is a choice Latar Belakang … Perlu ditentukan mode untuk memenuhi dua hal di atas. Where we want to be Where we are now Technopreneurship is a choice

Mengapa Technopreneurship? TIN telah memiliki persyaratan untuk melaksanakan pendidikan technopreneurship: Kemampuan menghasilkan teknologi. Kemampuan manajerial. Kemampuan entrepreneurial. Infrastruktur pendukung telah dimiliki TIN melalui networking dan grants yang dimenangkan.

Mengapa Technopreneurship? Persyaratan Kurikulum  Soft skills enrichment Infrastruktur Metode pembelajaran Partnership Orientasi riset Technopreneurship drivers

Mengapa Technopreneurship? Entrepreneurship atau technopreneurship telah diakui di banyak negara sebagai penggerak penting perekonomian (Lihat Audretsch, 2002: Entrepreneurship: A Survey of the Literature) Daya tarik entrepreneurship terhadap universitas-universitas Amerika demikian tinggi (Purdue, Chicago, Connecticut, dll: Brett et al. 1991 University Spin-off Companies). Study dari Ernst & Young (Zimmerer & Scarborough, 2002) melaporkan bahwa 78% dari orang-orang paling berpengaruh di Amerika mengatakan bahwa entrepreneurship akan menjadi trend yang menentukan di abad ini.

Konsep Sistem Pendidikan Technopreneurship (SPT) TIN SPT dapat direpresentasikan dengan sebuah model sistem produksi INPUT-PROSES-OUTPUT. Pada sistem tersebut, Input adalah Mahasiswa, Proses adalah SPT, dan Output adalah Sarjana. Dalam hal ini, sarjana yang akan dihasilkan adalah sarjana technopreneur.

Konsep Sistem Pendidikan Technopreneurship (SPT) TIN … OUTPUT INPUT PROSES Sarjana Technopreneur Mahasiswa SPT Model Sistem Produksi SPT

Konsep Sistem Pendidikan Technopreneurship (SPT) TIN … Sub Sistem Komponen SDM Dosen, Mahasiswa, Laboran, Teknisi, Pegawai Fasilitas fisik Ruang kelas, laboratorium, peralatan lab, bahan praktikum, teaching industry, perusahaan partner, perpustakaan, alat bantu pengajaran, Internet Prosedur Katalog Pendidikan, SOP, SK, GBPP, SAP Perlakuan Kuliah, praktikum, responsi, tugas project, PR, kunjungan industri, PL, skripsi (penelitian) Pentahapan Semester Pengawasan mutu UTS, UAS, Quiz, Seminar, Ujian sarjana Jaminan Mutu Sistem Jaminan Mutu Metode Curriculum delivery, metode pengajaran Material Kurikulum, ATK, consumables, teknologi Pembiayaan Sponsor, partnership Pendukung Road map penelitian, networking … Sub Sistem dan Komponen SPT

Konsep Sistem Pendidikan Technopreneurship (SPT) TIN … Singapore has taken a gardener's approach to technopreneurship: If you want a flower to blossom, you must plant the seed in a favorable environment with enough water, soil, and sunlight. Similarly, in order for technopreneurs to grow, they must have the infrastructure and resources they need. The seed for technopreneurship essentially planted itself in Singapore when the Internet brought down the barriers to entry for business. Since then the government has been working to ensure that the environment is ripe for technopreneurship. Infrastructure, efficiency, and Internet access alone, however, cannot grow technopreneurs. Another necessary ingredient is an educated and affordable workforce. (David Burnett – IBM, 2000)

Visi Sistem Pendidikan Technopreneurial Departemen TIN IPB Proporsi Job Seeker Proporsi Job Creator 0% 100% 50% 50% 100% 0% 1984 2004 20?? Tahun

Technopreneur(ship) The term "technopreneur" has become one of the hottest buzzwords in Singapore to describe people who are willing to embrace risk and take the entrepreneurial plunge into industries ranging from IT to biotech (Burnett, 2000). “Technopreneurship-merging technology prowess and entrepreneurial skills- is the real source of power in today's knowledge-based economy” (Manuel Cereijo).

SPT – Sarjana Technopreneur Suatu sistem pendidikan yang secara konsisten dan kontinual menghasilkan sarjana technopreneur, yaitu sarjana yang memiliki kemampuan mengaplikasikan pengetahuan teknologi, manajerial, dan entrepreneurial dalam (agro)industri atau bisnis baik sebagai owner maupun sebagai worker untuk mencapai kesejahteraan bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Implementasi SPT Dalam implementasi SPT di TIN, semua elemen sub sistem SPT harus diarahkan untuk berkontribusi dalam mencetak, mempersiapkan, atau menghasilkan, mengevaluasi sarjana technopreneur  Menumbuhkan mindset. Karakteristik sarjana technopreneur yang akan dihasilkan harus terdefinisi dalam quality policy sistem jaminan mutu TIN yang diketahui setiap elemen sub sistem. Implementasi SPT di TIN dapat dilakukan dengan memodifikasi proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan.

Implementasi SPT … Model implementasi SPT di NTU (Nanyang Technological University: www.ntu.edu.sg) Academic program of real-life applications. Evaluate IP positions and develop business concepts. UW NTU Corporate visits: Real-life applications and entrepreneurial experiences (Silicon Valley, San Francisco, USA; Shanghai, China) Knowledge competency building and experiential learning Compa-nies Business plan for competition competing in a S$ 30,000

Implementasi SPT: Sebuah Model Stages Foundations to Techno-preneurship (TPB, sem.3 to sem.6) Product (Idea) Development Turning Technology into Business Feasibility Study (Raw Materials, Supplies, Market, Location, Engineering and Technology, Management, Human Resources, Financial, etc.) Business-offering Business Implementation Methods Supports Curriculum, Staff, Teaching method, Lab facilities DAT’s Research and Development, Library, Teaching industry, Focus group discussion, DAT networking Self financing, Partnership, other sources State-owned company, Private company, Local government, DAT, Individual (young entrepreneur), other parties Foundation Creativity Assessment: Analysis and synthesis Maturity

Target Implementasi Sistem Pendidikan Technopreneurial Departemen TIN IPB Dengan menerapkan sistem pendidikan berorientasi technopreneurship, TIN berharap lulusannya akan memiliki: Kemampuan sebagai job seeker yang berdaya saing, Kemampuan sebagai job creator yang profesional, dan Kemampuan sebagai higher degree pursuer yang unggul.

Terima Kasih