Kasus Teluk Buyat : Fakta vs Fiksi Dokumen ini adalah hasil kerja penulis dan didasarkan atas informasi yang diperoleh dari data yang tersedia di publik. Dokumen ini bukanlah hasil kerja ayah saya, Richard B. Ness, dan juga hasil kerja PT Newmont Minahasa Raya, Subsidiari ataupun Badan Newmont.
Organisasi-organisasi ternama nasional dan internasional telah menetapkan bahwa Teluk Buyat bersih Mengapa Jane Perlez dari harian surat kabar New York Times mengabaikan hasil penemuan organisasi-organisasi ternama ini? Mengapa beliau melaporkan adanya “penyakit misterius” berdasarkan pendapat dari Dr. Jane Pangemana, dokter puskesmas lokal yang telah mencabut pernyataannya sendiri dan telah menyatakan kepada publik bahwa hasil analisa terhadap penyakit yang diderita oleh sekelompok kecil masyarakat di daerah Teluk Buyat ternyata salah? (Baca Jane vs Jane) Kini saatnya masyarakat dunia harus mengetauhi tentang laporan bias yang dibuatnya yang telah mengakibatkan penderitaan bagi para warga setempat dan telah berdampak buruk terhadap keputusan dan kebijakan pemerintah.
Kerangka Dampak Lingkungan di Teluk Buyat Saya mulai dengan ulasan singkat mengenai kerangka dampak lingkungan di Teluk Buyat. Limbah tambang yang disebut tailing terlebih dahulu diproses pada instalasi detoksifikasi guna memastikan bahwa seluruh racun telah diubah secara kimiawi menjadi bahan yang tidak berbahaya sebelum ditempatkan ke dasar Teluk Buyat. Bagian cair tailing akan bercampur dengan air laut, sementara komponen padatan akan terdeposisi pada sedimen. Mixes with seawater Terdeposisi di sedimen dan tetap inert
Kerangka Dampak Lingkungan di Teluk Buyat Ada dua pertanyaan yang menjadi isu utama di belakang kontroversi Teluk Buyat ini. Pertama, “Apakah merkuri dan arsenik terlarut yang terkandung dalam cairan tailing berdampak buruk terhadap mutu air di Teluk Buyat?” Dan kedua, “Apakah senyawa arsenik dan merkuri yang terkandung dalam padatan tailing bercampur dengan air laut atau berpindah ke tubuh ikan melalui proses biomagnifikasi”? Saya mulai dengan analisis mutu air laut di Teluk Buyat. Mixes with seawater Terdeposisi di sedimen dan tetap inert
Air Laut Teluk Buyat Bersih ! Untuk mengevaluasi mutu air di Teluk Buyat, kami menganalisa data pemantauan dari tahun 1996 sampai 2004. Kami membandingkan nilai merkuri dan arsenik terlarut terhadap nilai baku yang ditetapkan oleh peraturan yang berlaku di Indonesia. Seperti yang terlihat dalam Bagan 1 dan 2, mutu air laut di Teluk Buyat selalu berada dalam kisaran yang aman untuk arsenik dan merkuri. Nilai merkuri terlarut sangat rendah yang ditunjukkan 96% dari sampel yang dianalisa di laboratorium tidak menunjukkan adanya merkuri sama sekali.
Air Laut Teluk Buyat Bersih ! Kemudian, saya menguji apakah mutu air telah memenuhi baku mutu sesuai peraturan yang berlaku di AS. Seperti yang terlihat pada Bagan 3, kadar arsenik dalam air laut masih berada dalam batas aman. Menarik untuk dicatat bahwa baku mutu untuk arsenik di Indonesia hampir tujuh kali lebih ketat daripada baku mutu yang berlaku di AS. Mengingat hasil yang sama sehubungan dengan kepatuhan dalam hal kadar arsenik dan merkuri, kini menjadi jelas bahwa cairan tailing tidak berdampak negatif terhadap mutu air laut di Teluk Buyat. Saya memvalidasi kesimpulan ini dengan bantuan data yang diperoleh dari berbagai organisasi independen
Berbagai hasil studi independen menegaskan bahwa Teluk Buyat bersih!
Berbagai hasil studi independen menegaskan bahwa Teluk Buyat bersih! Mutu air Teluk Buyat telah menjadi bahan kajian serius publik selama beberapa tahun. Pertama tahun 2003 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan pengujian mutu air. Pada bulan Agustus 2004 CSIRO, sebuah organisasi penelitian ternama dari Australia mengadakan serangkaian pengujian. Terakhir, pada bulan September 2004 Tim terpadu Pemerintah Indonesia melakukan pengambilan sampel air laut Teluk Buyat secara ekstensif. Seperti yang terlihat dalam bagan ini, seluruh hasil pengujian secara mutlak menunjukkan bahwa mutu air di Teluk Buyat bersih. Mempertimbangkan konsensus mengenai hasil dan kesimpulan dari beberapa hasil studi independen, sulit untuk menemukan serangkaian bukti yang lebih meyakinkan dari hasil- hasil ini mengenai mutu air laut yang sebenarnya di Teluk Buyat. Jadi, mengapa Jane Perlez dan Kepolisian menolak bukti teknis ini dan mendukung retorika provokatif dan pendapat LSM dan para aktivis? Saya akan membahas masalah ini nanti, tetapi pertama-tama saya jelaskan bahwa ada penjelasan ilmiah yang bagus tentang mengapa mutu air laut di Teluk Buyat tidak pernah terkena dampak buruk oleh tailing.
Total merkuri dan arsenik yang terlepas ke Teluk Buyat masih jauh berada dalam daya dukung Untuk memahami mengapa tailing yang ditempatkan oleh Newmont Minahasa tidak berdampak buruk terhadap mutu air, kami harus menerapkan prinsip- prinsip ilmu pengentahuan lingkungan. Semua buku teks standar mengenai lingkungan hidup menjelaskan bahwa perubahan pada kadar polutan di badan penerima ditentukan oleh kuantitas bebas limbah yang diterimanya dari sumber-sumber eksternal.
Total merkuri dan arsenik yang terlepas ke Teluk Buyat masih jauh berada dalam daya dukung Secara alamiah lingkungan secara konstan menerima beban limbah dari sumber-sumber eksternal. Jika kuantitas limbah masih berada dalam batas daya dukung atau daya asimilatif badan penerima, tidak akan terjadi dampak buruk. Jika beban limbah yang dilepaskan ke dalam lingkungan melebihi daya dukung yang ada, maka mutu ambien dari badan penerima akan menurun.
Total merkuri dan arsenik yang terlepas ke Teluk Buyat masih jauh berada dalam daya dukung Dalam kasus Teluk Buyat, mutu air laut masih tetap berada dalam kisaran baku mutu yang berlaku, karenanya sudah pasti beban limbah total yang diukur dari sisi kuantitas merkuri dan arsenik pasti berada dalam daya dukung Teluk Buyat. Seperti yang ditunjukkan dalam bagan-bagan ini, kuantitas merkuri dan arsenik yang dilepaskan ke Teluk Buyat hanya mencakup 10% dari daya dukung keseluruhan seperti yang ditetapkan oleh surat izin yang dikeluarkan pemerintah. Ketika beban limbah jauh di bawah daya dukung, mutu ambien diharapkan tetap dalam kondisi yang baik. Saya sekarang akan membahas isu mengenai apakah senyawa arsenik dan merkuri pada sedimen telah menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan atau tidak.
Kerangka rantai makanan Untuk memahami isu mengenai resiko-resiko lingkungan hidup yang disebabkan oleh padatan tailing pada sedimen, kami perlu melakukan ulasan singkat mengenai kerangka rantai makanan. Pertama, penting untuk dicatat bahwa sebelum tailing menjadi bagian dari sedimen di Teluk Buyat, tailing terlebih dahulu diproses pada instalasi detoksifikasi guna memastikan merkuri dan arsenik terkonversi menjadi senyawa yang tidak dapat larut di air dan bersifat stabil di lingkungan laut. Hal ini dicapai dengan merubah merkuri menjadi cinnabar (HgS) dan arsenik menjadi ferro-arsenate. Kedua senyawa ini tidak dapat larut dalam air dan sangat stabil di lingkungan laut **.
Kerangka rantai makanan Jelas bahwa resiko dampak lingkungan hanya ada jika senyawa dalam lumpur tertransformasi secara kimiawi menjadi senyawa kimia berbahaya lainnya. Secara teori, dimungkinkan senyawa- senyawa ini berubah ketika memasuki lingkungan asam sistem pencernaan organisme-organisme yang hidup di dalam sedimen. Jika transformasi tersebut terjadi, organisme-organisme hidup kecil yang ada di dalam sedimen di dasar Teluk Buyat dapat menjadi awal dari rantai makanan (seperti yang terlihat dalam gambar) dimana logam bisa masuk ke tubuh ikan yang hidup di Teluk Buyat dan yang akhirnya dapat berpindah ke masyarakat yang mengkonsumsi ikan-ikan tersebut. Namun, teori ini perlu diuji dengan observasi dan data aktual melalui sampel ikan dari Teluk Buyat. Untuk menguji teori rantai makanan, saya perlu menganalisa kadar arsenik dan merkuri pada ikan dari Teluk Buyat. Seperti yang ditunjukkan dalam diagram rantai makanan di sebelah kiri, jelaslah bahwa ikan yang dikonsumsi masyarakat daerah Teluk Buyat merupakan penghubung utama atau pembawa arsenik dan merkuri ke dalam tubuh manusia. Karenanya, jika kadar merkuri atau arsenik inorganik dalam tubuh ikan masih berada dalam kisaran baku mutu kesehatan dan keselamatan internasional, maka hal itu menunjukkan bahwa lumpur yang ditempatkan di Teluk Buyat berada dalam kondisi yang stabil dan tidak menimbulkan ancaman resiko terhadap lingkungan. Slide berikut mengevaluasi pertanyaan ini dengan bantuan data tentang sampel ikan yang diambil oleh Newmont dan berbagai organisasi independen. **Penting untuk dipahami bahwa cinnabar dan ferro-arsenate tidak sama dengan arsenik dan merkuri.
Arsenik dan Merkuri dalam tubuh ikan dalam kisaran aman Seperti yang terlihat dalam bagan- bagan ini, kadar arsenik dan merkuri pada tubuh ikan dari Teluk Buyat masih berada di jauh di bawah batas aman, yang berarti bahwa ikan-ikan tersebut aman untuk dikonsumsi manusia dan tidak menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia. Juga jelas bahwa ikan yang berasal dari Teluk Buyat tidak dapat menjadi pembawa merkuri atau arsenik ke manusia. Hal ini menegaskan bahwa senyawa arsenik dan merkuri (ferro- arsenate dan cinnabar) dalam lumpur limbah tailing yang kini menjadi bagian dari sedimen berada dalam kondisi yang sangat stabil sesuai dengan tujuan pengelolaan resiko lingkungan yang telah diperkirakan dan disetujui oleh Pemerintah Indonesia sebelum Newmont memulai kegiatan tambangnya. Kesimpulannya, tidak ada rantai makan di Teluk Buyat yang dapat mentransfer logam ke tubuh manusia. Arsenik Dalam Ikan Merkuri Dalam Ikan
Arsenik dan Merkuri dalam tubuh ikan dalam kisaran aman Hasil penemuan mengenai keselamatan ikan juga ditegaskan oleh hasil tes yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan World Health Organization. Untuk memastikan lebih lanjut bahwa ikan dari Teluk Buyat aman untuk dikonsumsi oleh manusia, saya melakukan perbandingan dengan ikan-ikan yang berasal dari berbagai negara OECD (lihat slide berikut).
Analisa Perbandingan Internasional Terhadap Ikan dari Teluk Buyat Merkuri dalam Ikan Perbandingan internasional mengenai mutu ikan menegaskan lebih jauh bahwa tidak ada masalah dengan ikan yang berasal dari Teluk Buyat. Faktanya, diagram-diagram tersebut menunjukkan bahwa ikan yang berasal dari Teluk Buyat bahkan memiliki kadar arsenik dan merkuri yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan-ikan yang berasal dari negara OECD dan AS.
Analisa Perbandingan Internasional Terhadap Ikan dari Teluk Buyat **Bagan-bagan ini didasarkan atas data yang telah dipublikasikan. Seluruh nilai arsenik inorganik didasarkan atas faktor konversi 10% yang umum digunakan dari total arsenik, meski data terkini dari Food and Safety Administration of UK menunjukkan bahwa arsenik inorganik hanya sekitar 1% dari total arsenik dalam ikan.
Analisa Perbandingan Internasional Terhadap Ikan dari Teluk Buyat Ada dua hal yang menarik dalam bagan tersebut. Pertama, kami melihat bahwa ada beberapa perbedaan mengenai ikan yang dikonsumsi di AS yang melebihi panduan keselamatan 0.5 mg/kg merkuri. Meski telah dilakukan observasi, ikan ini tidak dilarang untuk dikonsumsi di AS. Kedua diagram mengenai arsenik dalam ikan menunjukkan bahwa rata-rata atau nilai tengah kisaran min-max melebihi panduan keselamatan sebesar 2 mg/kg arsenik inorganik dalam banyak kasus, namun saya tidak pernah mendengar adanya kepanikan arsenik di negara- negara OECD. Alasan utamanya adalah karena arsenik dalam tubuh ikan dapat dengan mudah berubah menjadi bentuk yang tidak beracun dan tidak berbahaya bagi manusia. Untuk itu, AS bahkan tidak memiliki standar atau panduan keselamatan untuk arsenik pada ikan. Fakta-fakta ilmiah dan data global komparatif ini lebih dari bukti yang cukup mengenai kondisi lingkungan yang baik di Teluk Buyat. Mereka yang mengabaikan fakta-fakta lingkungan Teluk Buyat ini secara jelas telah bias dan tidak mau mengakui bahwa pendapatnya didasarkan pada anekdot dan bukan fakta serta data.
Urutan terakhir rantai makanan – Kesehatan Manusia Air Laut Tailing Ikan Manusia Sedimen Kuantitas beban limbah dalam efluen masih jauh berada dalam daya dukung. Air laut Teluk Buyat bersih Lumpur yang terdeposisi di sedimen satabil, menunjukkan detoksifikasi berjalan efektif. Ikan aman untuk dikonsumsi manusia Sebelum meneruskan lebih lanjut mengenai analisis masalah kesehatan manusia, akan bermanfaat bila kita mengkaji temuan-temuan utama hingga tahap ini. Pertama, saya menegaskan bahwa kondisi air laut bersih dan tailing dalam sedimen berada dalam kondisi stabil karena kandungan limbah dalam tailing masih berada dalam daya dukung lingkungan Teluk Buyat. Hasil temuan tersebut didukung oleh analisis pada tubuh ikan yang menunjukkan bahwa kadar arsenik dan merkuri berada dalam kisaran yang aman.
Urutan terakhir rantai makanan – Kesehatan Manusia Air Laut Tailing Ikan Manusia Sedimen Kuantitas beban limbah dalam efluen masih jauh berada dalam daya dukung. Air laut Teluk Buyat bersih Lumpur yang terdeposisi di sedimen satabil, menunjukkan detoksifikasi berjalan efektif. Ikan aman untuk dikonsumsi manusia Dengan adanya dukungan data dan analisis ilmiah, kita menegaskan bahwa tidak terdapat rantai makanan yang menghubungkan tailing dengan tubuh orang yang memakan ikan dari Teluk Buyat. Jika ikan dari Teluk Buyat bukan menjadi pembawa unsur logam ke tubuh manusia maka saya harus mengatakan bahwa kadar arsenik dan merkuri di masyarakat yang tinggal di kawasan Teluk Buyat berada dalam kisaran normal. Slide berikut menunjukkan hasil sampel urine dan rambut dari sejumlah anggota masyarakat yang tinggal di kawasan Teluk Buyat.
Arsenik pada Rambut dan Urin: Analisis Perbandingan Kontroversi Teluk Buyat dipicu oleh adanya tuduhan keracunan merkuri, yang telah dibuktikan salah oleh Minamata Institute dan Organisasi Kesehatan Dunia. Sejak itu, laporan LSM dan Jane Perlez menititikberatkan pada isu keracunan arsenik, khususnya penyakit gatal-gatal yang dilaporkan oleh segelintir masyarakat desa dikaitkan dengan keracunan arsenik. Saya menggunakan hasil temuan penyelidikan Minamata Institute untuk menganalisis kadar arsenik pada rambut warga Teluk Buyat dan membandingkannya dengan kadar rata-rata arsenik pada rambut masyarakat Bangladesh yang keracunan arsenik. Dari bagan tersebut jelas ditunjukkan bahwa kadar arsenik pada rambut tidak ada satupun yang mendekati kadar yang mengindikasikan keracunan arsenik.
Arsenik pada Rambut dan Urin: Analisis Perbandingan Kadar arsenik pada rambut merupakan indikator keterpaparan dalam jangka panjang, sedang kadar arsenik dalam urine merupakan indikator keterpaparan jangka pendek. Seperti ditunjukkan bagan kedua, kadar arsenik dalam sampel urine warga Teluk Buyat juga sangat rendah. Hasil penemuan ini tidak mengherankan, karena sebelumnya kita telah menunjukkan bahwa tidak ada akibat pada rantai makanan, karena ikan dari Teluk Buyat bukan pembawa arsenik ke tubuh manusia.
Kesimpulan: Tidak Ada Pencemaran, Tidak Ada Kejahatan Air Laut Tailing Ikan Manusia Sedimen Bukti teknis dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ditemukan kerusakan terhadap lingkungan atau dampak yang merugikan terhadap manusia. Saat ini Teluk Buyat dapat dikatakan sebagai salah satu kawasan yang paling banyak diteliti di dunia, di mana organisasi nasional dan internasional terkemuka secara konsisten telah membuktikan bahwa tidak terjadi polusi. Namun, kontroversi berlanjut terus dan seorang lelaki tidak bersalah mungkin harus mendekam di penjara selama sepuluh tahun.
Kesimpulan: Tidak Ada Pencemaran, Tidak Ada Kejahatan Air Laut Tailing Ikan Manusia Sedimen Laporan yang tidak seimbang oleh seorang wartawati seperti Jane Perlez dari the New York Times telah memicu kontroversi ini. Tulisannya berdampak terhadap ekses hukum dan perundang-undangan. Akibatnya, banyak pertanyaan yang timbul mengenai motif dan standar etika Perlez. Tulisannya menjadikan anekdot menjadi seperti data, dan kepercayaan dan ideologi sebagai kesimpulan ilmiah — pelanggaran yang nyata terhadap kode etik jurnalisme. Saya berharap analisis ini dapat meningkatkan pemahaman anda mengenai situasi yang sebenarnya di Teluk Buyat. Saya berencana mengirimkan lebih banyak analisis pada tapak situs ini yang membahas topik termoklin, kualitas air tanah dan analisis kesehatan.