SEJARAH DAN AJARAN-AJARAN AGAMA HINDU AGAMA-AGAMA DUNIA SEJARAH DAN AJARAN-AJARAN AGAMA HINDU Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
AWAL SEJARAH AGAMA HINDU Agama Hindu berasal dari India. Disana, agama Hindu sering disebut dengan nama Sanatana Dharma, yang berarti agama yang kekal, atau Waidika Dharma, yang berarti agama yang berdasarkan kitab suci Weda. Agama ini merupakan perpaduan antara agama yang dianut oleh bangsa Arya dan bangsa Dravida. Bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah berhasil mendesak bangsa asli India, Dravida. Terjadi pembauran antara bangsa Arya dan bangsa Dravida yang selanjutnya menurunkan generasi yang disebut bangsa Hindu. Kata hindu berasal dari kata sindhu (bahasa Sanskerta) yang berarti sungai. Kata ini mengacu pada Sungai Indus yang menjadi sumber air bagi kehidupan di sekitarnya. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU ZAMAN WEDA WEDA KUNO (AGAMA WEDA SAMHITA) AGAMA BRAHMANA AGAMA UPANISHAD ZAMAN AGAMA BUDDHA ZAMAN AGAMA HINDU Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU ZAMAN WESDA : DIMULAI DENGAN MASUKNYA BANGSA ARYA DI PUNJAB HINGGA MUNCULNYA AGAMA BUDDHA (1500 – 500 S.M.). PADA ZAMAN INI DIKENAL ADANYA TIGA PERIODE AGAMA YANG DISEBUT PERIODE TIGA AGAMA PENTING (TIGA AGAMA BESAR): AGAMA WEDA KUNO (AGAMA WEDA SAMHITA). AGAMA BRAHMANA : PENDETA SANGAT BERKUASA DAN TERJADI BANYAK SEKALI PERUBAHAN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA. (1000 – 750 S.M.) AGAMA UPHANISHAD : MUNCULNYA PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KEFILSAFATAN KETIKA BANGSA ARYA MENJADI PUSAT PERADABAN SEKITAR SUNGAI GANGGA. (750 – 500 S.M.) ZAMAN AGAMA BUDDHA : CORAKNYA SANGAT BERBEDA DARI ZAMAN WEDA. DIPERKIRAKAN BERLANGSUNG ANTARA 500 S.M. – 300 M. ZAMAN AGAMA HINDU : BERLANGSUNG SEJAK 300 M SAMPAI SEKARANG. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
TIGA AGAMA PENTING AGAMA WEDA KEHIDUPAN KEAGAMAAN UMAT AGAMA HINDU DIDASARKAN PADA NASKAH SUCI YANG DISEBUT WEDA SAMHITA, YANG MEREKA YAKINI SEBAGAI CIPTAAN BRAHMA. HANYA PARA RESI SAJA YANG MAMPU MENERIMA ISI WEDA TERSEBUT. ISI WEDA PADA MULANYA BERBENTUK MANTRA-MANTRA, KEMUDIAN DISUSUN DALAM BENTUK PUJI-PUJIAN. AGAMA BRAHMANA DALAM AGAMA BRAHMANA TERLIHAT ADANYA BEBERAPA PERKEMBANGAN BENTUK MAUPUN ISI DARI AGAMA SEMULA. MUNGKIN HAL INI TIDAK TERLEPAS DARI PERJALANAN MASA KETIKA ORANG ARYA INDIA SAMPAI KE LUAR DAERAH PUNJAB DAN MEMASUKI LEMBAH SUNGAI GANGGA DAN YAMUNA. LETAK PERBEDAAN YANG PALING MENCORAK ADALAH PERGESERAN ARTI KORBAN DAN MACAM KORBAN. AGAMA UPANISHAD AGAMA UPANISHAD MENENTANG AJARAN-AJARAN AGAMA BRAHMANA, TERUTAMA MENGENAI AJARAN KORBAN. AGAMA INI DIDASARKAN PADA KITAB-KITAB UPANISHAD YANG MERUPAKAN KITAB WEDA YANG PALING MUDA USIANYA. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
SUMBER POKOK AJARAN HINDU RESI, ARYA, DAN ACARYA RESI ( MUNI ) ADALAH ORANG-ORANG YANG DIWAHYUKAN KITAB SUCI DAN MEREKA BISA MELIHAT DAN MENGETAHUI AKAN KEBENARAN. ARYA ADALAH PARA RESI DAN PENGIKUTNYA. DENGAN SEBUTAN LAIN SISTA (ORANG YANG SANGAT DISIPLIN). ACARYA (GURU,GHURU) ADALAH PARA TOKOH PENAFSIR SECARA RINCI DALAM BIDANG MAZHAB FILSAFAT DARSANA. NASKAH-NASKAH SUCI : PURANA DAN TANTRA ISI POKOK KITAB PURANA ADALAH MITOLOGI DAN DONGENG-DONGENG KUNO YANG HIDUP DI KALANGAN PARA KSATRIA. MENGENAI NASKAH TANTRA, PENYUSUNANNYA DILAKUKAN OLEH PARA RESI. KITAB INI PENUH DENGAN AJARAN-AJARAN RAHASIA DAN SULIT DIPAHAMI MAKSUDNYA. PADA GARIS BESAR, ISI KITAB TANTRA ADALAH PERSOALAN PENCIPTAAN DUNIA DAN PERATURAN-PERATURAN YANG CUKUP RUMIT. KITAB WEDA, BRAHMANA, ARANYAKA, DAN UPHANISHAD YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ANTARA SATU DENGAN LAINNYA. ETIKA MANUSIA MENURUT KITAB RIGWEDA, HUKUM TERHADAP DOSA DAN KESALAHAN ADALAH WEWNANG PARA DEWA. PELINDUNG MORAL TERTINGGI ADALAH WARUNA. ADA TIGA ISTILAH PENTINGYANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMIKIRAN MORAL AGAMA HINDU : RTA TATA TERTIB MORAL SATYA KEBENARAN DHARMA HUKUM-HUKUM DAN KETAATAN TERHADAP AGAMA YANG LEBIH DITEKANKAN PADA SISI KEMANUSIAN. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
PANCA SRADHA ATAU 5 KEPERCAYAAN Percaya adanya Tuhan (Brahma) yang berkuasa di atas segalanya. Percaya adanya Atman yang merupakan percikan kecil dari Tuhan. Atman yang menghidupi manusia disebut Jiwatman. Bila Atman meninggalkan badan, maka orang pun mati. Percaya terhadap adanya Karmaphala, yaitu Kehidupan atau perbuatan berikutnya sebagai akibat dari perbuatan sebelumnya. Setiap sesuatunya punya karma, yakni akibat. Percaya terhadap adanya Punarbawa (Samsara), yaitu perputaran kelahiran kembali. kelahiran kembali ke dunia yang disebabkan keterkaitan pada dunia serta karmanya. Percaya terhadap adanya Moksa, yaitu kelepasan sebagai tujuan akhir pemeluk agama Hindu. Seseorang yang tidak mencapai Moksa tidak lahir kembali ke dunia. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
LIMA KASTA ATAU KELAS (1) Brahmana: terdiri atas pemimpin agama atau pendeta. (2) Ksatria: terdiri atas para bangsawan, raja dan keturunannya, serta prajurit-prajuritnya. (3) Waisya: terdiri atas pengusaha dan pedagang. (4) Sudra: terdiri atas para petani dan pekerja kasar. (5) Paria: terdiri atas gelandangan (orang yang haram untuk disentuh). Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
KITAB SUCI AGAMA HINDU KITAB WEDA SAMHITA RINGWEDA SAMAWEDA YAJURWEDA BERISI 1000 PUJIAN KEPADA PARA DEWA DALAM BENTUK KIDUNG, DAN MASING-MASING KIDUNG TERBAGI LAGI DALAM BEBERAPA BAIT. BAGIAN AKHIR MEMBICARAKAN PERAWATAN ORANG MATI, PEMBAKARAN DAN PENGUBURANNYA. SAMAWEDA MERUPAKAN SUATU BUNGA RAMPAI RIGWEDA DAN SANGAT MENEKANKAN PADA TANDA-TANDA IRAMA MUSIK. YAJURWEDA BERISI TENTANG MANTRA-MANTRA , PERSEMBAHAN SOMA, DAN MANTRA-MANTRA YANG DIUCAPKAN DALAM BEBERAPA UPACARA KECIL. ATHARWEDA BERISI MANTRA-MANTRA MAGIS DAN DOA-DOA YANG BUNYI DAN ARTINYA SENDIRI DIANGGAP SUDAH MEMILIKI KEKUATAN. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
KITAB SUCI AGAMA HINDU KITAB AGAMA BRAHMANA PARAMASASTRA KITAB PARAMASASTRA YANG SANGAT TERKENAL ADALAH KARYA PANINI SUTRA BERISI PEDOMAN TENTANG BERBAGAI MASALAH KEPERCAYAAN. BAHASANYA PADAT DAN KALIMATNYA SINGKAT. DHARMA-SASTRA KITAB KESUSASTRAAN BRHMANA DAN MERUPAKAN KITAB UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR BERBAGAI SEGI KEHIDUPAN MANUSIA. ISINYA BERCAMPUR DENGAN KITAB LAIN, YAITU TENTANG PENGETAHUAN DAN DONGENG-DONGENG. PURAKALPA DAN PRAKERTI BERISI MITOS DAN LEGENDA KUNO TENTANG DEWA-DEWA KITAB ARANYAKA BERISI TENTANG RENUNGAN SEKITAR MASALAH KORBAN SEHINGGA DIANGGAP SAKTI. DALAM MEMPELAJARI KITAB INI HARUS DI TEMPAT-TEMPAT YANG DARI TEMPAT TINGGAL MANUSIA, YAITU DI TENGAH-TENGAH HUTAN (ARANYA=HUTAN) Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
KITAB SUCI AGAMA HINDU ISI KITAB UPANISHAD ISI DARI KITAB UPANISHAD MERUPAKAN PEMIKIRAN FALSAFI YANG BERKISAR SEPUTAR ARTI DAN TUJUAN HIDUP DAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN HAKEKAT MANUSIA DAN ALAM SEMESTA. DARI SINI MUNCUL KONSEP AJARAN POKOK AGAMA HINDU, SEPERTI KONSEP BRAHMAN DAN ATMAN. MASALAH ASAL-USUL DAN TUJUAN MANUSIA SERTA ALAM SEMESTA DIGALI SECARA MENDALAM DAN MENDASAR DALAM UPANISHAD. ISINYA BANYAK YANG TIDAK LAGI BERSUMBER PADA PARA BRAHMANA, BAHKAN KITAB ITU MENJAADI PENENTANG UTAMA KEKUASAAN MUTLAK PARA PENDETA. KITAB UPANISHAD ADALAH SALAH SATU BAGIAN SAJA DARI KITAB-KITAB ARANYAKA YANG ISINYA MENEKANKAN PADA JARAN RAHASIA YANG BERSIFAT MISTIK DAN MAGIS. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
ISI KITAB UPANISHAD BRAHMAN DAN ATMAN ADA PERBEDAAN PENGERTIAN YANG SANGAT MENDASAR ANTARA PENGERTIAN BRAHMAN DAN ATMAN DALAM UPANISHAD DENGAN PENGERTIAN KATA TERSEBUT DALAM AGAMA BRAHMANA. BRAHMAN DOA KEKUATAN GAIB YANG TERKANDUNG DALAM DOA YANG MENYEBABKAN ADANYA DAN BERLANGSUNGNYA SESUATU YANG ADA SERTA MENYEBABKAN SEGALA GERAKAN DAN PERUBAHAN JIWA UNIVERSAL. ATMAN JIWA INDIVIDU, BUKAN JASMANI, BUKAN INDRAWI, BUKAN KEHIDPAN, BUKAN PIKIRAN. ATMAN ADALAH JIWA, HAKEKAT TERDALAM DARI JIWA INDIVIDU ITU SENDIRI. PENGETAHUAN SEJATI DALAM UPANISHAD DIUNGKAPKAN “PENGETAHUAN ADALAH BRAHMAN”, DAN YANG SANGAT TERKENAL ADALAH UNGKAPAN “AKU ADALAH BRAHMAN” (AHAM BRAHMA ASMI), DAN “JIWA INI ADALAH BRAHMAN”. UNGKAPAN “JASAD DAN JIWA” MENGANDUNG ARTI BAHWA JASAD ADALAH KENDARAAN DAN JIWA ADALAH PENGEMUDINYA. PENGETAHUAN SEPERTI ITU ADALAH PENGETAHUAN YANG SEJATI, DAN HANYA ORANG YANG DAPAT MENGUASAI DIRINYA SAJA YANG DAPAT MENCAPAI ILMU SEJATI SEMACAM ITU KARENA ILMU SEPERTI ITU HANYA DAPAT DICAPAI DENGAN USAHA YANG SUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENGUASAI BATIN. SAMSARA YAITU KEHIDUPAN BUKAN SAJA AKAN BERAKHIR DENGAN KEMATIAN, TETAPI KEMATIAN PUN AKAN BERAKHIR DENGAN KEHIDUPAN. DALAM ARTI LAIN, SAMSARA ADALAH PERPUTARAN KELAHIRAN KEMBALI. HANYA MANUSIA YANG TELAH MENCAPAI ATMAN YANG MULIA DAN YANG TAHU AKAN MAYA SAJA YANG DAPAT MENGATASI HUKUM KARMA DAN MENCAPAI MOKSA. KARMA UPHANISHAD MENGAJARKAN BAHWA SEGALA SESUATU TUNDUK DAN TAKLUK TERHADAP KARMA, BAIK MANUSIA, BINATANG, MAUPUN TUMBUH-TUMBUHAN. KARMA MELIPUTI KEHIDUPAN DAHULU, SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG. KARMA BERARTI KEHIDUPAN ATAU PERBUATAN BERIKUTNYA SEBAGAI AKIBAT DARI PERBUATAN SEBELUMNYA. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
DEWA TRIMURTI DEWA BRAHMA Dewa Brahma bertugas menciptakan alam semesta dan mengatur segala peristiwa di dunia. Kendaraannya berupa angsa. Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana memberinya gelar sebagai Dewa api. Dewa Brahma saktinya Dewi Saraswati, yang menurunkan segala ilmu pengetahuan ke dunia. Menurut mitologi Hindu, Dewa Brahma lahir dengan sendirinya (tanpa Ibu) dari dalam bunga teratai yang tumbuh di dalam Dewa Wisnu pada saat penciptaan alam semesta. Legenda lain mengatakan bahwa Dewa Brahma lahir dari air. Di sana Brahman menaburkan benih yang menjadi telur emas. Dari telur emas tersebut, lahirlah Dewa Brahma Sang pencipta. Material telur emas yang lainnya menjadi Brahmanda, atau telur alam semesta. Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta, Brahma menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan ayah-ayah (kakek moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti, sepuluh Prajapati tersebut adalah: Marichi, Atri, Angirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Vasishtha, Prachetas atau Daksha, Bhrigu, dan Narada. Beliau juga konon menciptakan tujuh pujangga besar yang disebut Sapta Rsi untuk menolongnya menciptakan alam semesta. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
DEWA TRIMURTI DEWA WISNU DewaWisnu bertugas memelihara alam semesta. Kendaraannya berupa seekor burung garuda. Dewa Wisnu Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (Devanagari: विष्णु ; Viṣṇu) (disebut juga Sri Wisnu atau Nārāyana) adalah Dewa yang bergelar sebagai “shtiti” (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman. Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia dipandang sebagai roh suci dan Dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Advaita Vedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
DEWA TRIMURTI dewa siwa Dewa Siwa bertugas sebagai perusak semua yang tidak lagi berguna di alam. Kendaraannya seekor lembu. Dewa Siwa (Çiwa / Shiva) adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelebur, melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga segala ciptaan Tuhan tersebut harus dikembalikan kepada asalnya (Tuhan). Dalam keyakinan umat Hindu (khususnya Hindu India), Dewa Çiwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni: Bertangan empat, masing-masing membawa: trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi Bermata tiga (tri netra) Pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit) Ikat pinggang dari kulit harimau Hiasan di leher dari ular kobra Kendaraannya lembu nandini Orang bijaksana memberinya gelar Dewa angin dan Dewa cinta kasih. Beliau tampak sebagai Dewa yang memancarkan kasih sayang kepada makhluk hidup. Sebaliknya bagi orang yang hidupnya penuh dosa, Beliau tampak sebagai Dewa yang menyeramkan, matanya melotot dan memegang banyak senjata, seolah-olah hendak membinasakan apapun yang ada di hadapannya. Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag