STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEKOMPAKAN KELOMPOK
Advertisements

Belajar Dengan Cara Bekerja Sama (Collaborative Learning)
Assalamu'alaikum....
MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Tugas Disain Pelatihan Nama: Siti Rohana NPM:
MODEL-MODEL PAKEM BAHAN DISKUSI GURU-GURU SMP FRANSISKUS
PEMBELAJARAN INOVATIF
Tugas Tim No. 1 Garis besar  Latihan ini memberikan suatu masalah bagi tim untuk dipecahkan. Tujuan  Meminta anggota kelompok bekerja sama dalam tim.
Program Orientasi Pendidikan
Bagaimana Memanfaatkan Komputer dalam Pembelajaran?
OPTIMALISASI PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA/LKS DALAM PEMBELAJARAN
MODEL PENDEKATAN BERNUANSA KONSTRUKTIF
TEKNIK NEGOSIASI.
Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL)
Anggota : 1. Ratri Wahyuning Rahayu. ( ) 2. Riska Nurdianah
Matakuliah Pembelajaran
Paket 5 Matakuliah Pembelajaran BI MI
Paket 7 Metode dan Media dalam Pembelajaran PKn MI
DI SUSUN OLEH: ENI SUSILOWATI ( )
Paket 9 Mata Kuliah Pembelajaran Tematik
SIKLUS BELAJAR fase-fase eksplorasi (exploration)
Metode Pembelajaran (Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan Latihan, Tanya Jawab) Kelompok 6 : Febi Putri Rahmadini Fuji Rahayu Wulandari.
Nama Permainan : Benda Apa Ini ? Dosen : Drs. Mujiyana, M.Si
BAB V KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, DELEGASI DAN PEMBERDAYAAN
Suatu proses pendekatan pembelajaran yang menggunakan proyek untuk proses belajar mengajar sehingga siswa mampu memilih, merencanakan, dan menyelesaikan.
Mengapa Perlu Strategi Pembelajaran ?
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Mengelola Dinamika Kelompok
Pembelajaran Membaca Pemahaman
PENGEMBANGAN KEAHLIAN
LESSON STUDY DALAM KERANGKA PPL
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
KONSEP PENGAJARAN APRESIASI DRAMA
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
FUNGSI – PERAN, SIKAP, CIRI & KIAT FASILITATOR
Mengapa Perlu Strategi Pembelajaran ?
Penerapan model pembelajaran
MENGAJAR UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN IPS
Unik Ambar Wati STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DI SD Unik Ambar Wati
BY LESSON STUDY BY
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SIMAK
INSPIRASI PEMBELAJARAN MELALUI VIDEO
TEKNIK PELATIHAN.
MICROTEACHING TIM Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan (P3)
LESSON STUDY DALAM KERANGKA KPL
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
Modul 9 : Mengaplikasikan Lembar Kerja Modul 10 : Mengembangkan Pendekatan Abad 21 Modul 11 : Merencanakan dan Melaksanakan Rencana Kerja Anda.
Mengelola Stres pada Pekerja Kemanusiaan: Membantu diri sendiri
PRAKTIK MENGAJAR MIKRO
Oleh : Indi Putri Amaliyah
Oleh : Indi Putri Amaliyah
MERENCANAKAN SATUAN PELAJARAN
3 Keterampilan Dasar Bertanya
Topik Pelaksanaan Tindakan Dan Pengumpulan Data
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Keterampilan Dasar Mengajar
Model problem based learning
Pembelajaran AKTIF dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE (COOPERATIVE LEARNING)
INSPIRASI PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN VIDEO
Modul 9 : Mengaplikasikan Lembar Kerja Modul 10 : Mengembangkan Pendekatan Abad 21 Modul 11 : Merencanakan dan Melaksanakan Rencana Kerja.
Modul 5 : Mengaplikasikan Pengolahan Kata Modul 6 : Mengenal Multimedia Modul 7 : Mengaplikasikan Multimedia Modul 8 : Mengenal Lembar Kerja.
PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN IPS
Mengelola Dinamika Kelompok
Mengelola Dinamika Kelompok
H. M. JUPRI RIYADI Kepala Dinas Pendidikan. Keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan yang bersifat mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap.
Transcript presentasi:

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD Pertemuan 5 STRATEGI PENGEMBANGAN KECAKAPAN

Pengembangan Kecakapan (Skill Development) Salah satu tujuan pendidikan yang terpenting saat ini adalah memperoleh ketrampilan untuk dunia kerja modern. Ada kecakapan teknis menulis dan komputer. Ada juga kecakapan non teknis, seperti mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika peserta didik berjuang mempelajari ketrampilan baru dan mengembangkan ketarmpilan yang ada, mereka perlu melatihkan secara efektif dan memperoleh feedback yang berguna.

Firing line (Garis Tembak) Strategi ini adalah format gerakan cepat yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran. Ia menonjolakan secara terus menerus pasangan yang berputar. Peserta didik mendapat kesempatan untuk merespon secara cepat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan yang lain.

Langkah-Langkahnya Tuntukan tujuan pembelajaran, contoh “Peserta didik dapat memainkan peran situasi yang ditugaskan kepadanya”, “ peserta didik dapat mendiskusikan teks atau kutipan pendek. Atulah kursi-kursi dalam dua baris yang berhadapan. Pisahkan kursi-kursi itu kedalam kelompok-kelompok tiga sampai lima pada setiap baris. Bagikan kepada setiap siswa X sebuah kartu yang berisi tugas dimana dia akan mengistruksikan kepada peserta Y di hadapannya untuk merespons. Berikan kartu yang berbeda kepada setiap anggota X dari suatu kelompok. Mulailah tugas pertama . Setelah periode waktu yang singkat, umumkan bahwa waktu untuk semua peserta Y untuk memindahkan satu kursi ke kiri atau kanan dalam kelompok. Jangan pindahkan kursi X. Perintahkan teman X menyampaikan tugasnya kepada teman Y dihadapannya. Teruskan untuk sebanyak mungin tugas tang berbeda yang kamu miliki. X X X X X X X X X X X X Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Active Observation And Feedback (Observasi dan Memberi Masukan Secara Aktif) Prosedur biasa ketika menggunkaan para pengamat dalam latihan bermain bperan atau sesi praktik ketrampilan selesai sebelum meminta feedback. Prosedur ini memberi pelaku feedback secara langsung. Ia juga menjaga para pengamat pada tumpuannya selama penempilan.

Langkah-langakahnya Kembangkan latihan bermain peran dimana peserta didik berlatih keterampilan ketika yang lain mengamatinya. Berikan kepada pengamat dengan cheklist konkret perilaku positif dan atau perilaku negatif untuk diperhatikan. Intrusksikan kepada mereka untuk memberi tanda kepada pemain peran ketika perilaku yang diinginkan terjadi dan tanda yang berbeda ketika perilakau yang tidak diinginkan terjadi. Tanda-tanda yang dapat digunakan adalah : “ mengangkat tangan, membunyikan peluit, mengancungkan jari, tepuk tagan”. Jelaskan bahwa tujuan tanda adalah untuk memberikan feedback langsung kepada pemian peran yang berkaitan dengan penampilannya. Diskusikan pengalaman dengan pemain peran yang menggunakan latihan keterampilan. Selidiki apakah feedback langsung itu membantu atau menghalainginya.

Non Threatening Role Playing (Bermain yang menyenangkan) Teknik ini mereduksi ancaman bermain peran dengan menempatkan pengajar dalam peran utama dan melibatkan kelas dalam memberikan respon dan menyetting arah skenario.

Langkah-Langkahnya Buat satu permainan peran di mana Anda akan mendesmostrasikan perilaku yang diinginkan, seperti mengenai orang yang marah. Informasikan kepada kelas bahwa Anda akan memainkan peran utama dalam bermaian peran ini. Pekerjaan peserta didik adalam membantu Anda berhubungan dengan situasi. Mintalah relawan peserta didik bermain peran menjadi orang yang dalam situasi itu. (misalnya : orang yang marah). Berilah peserta didik itu catatan pembukaan untuk dibaca guna membantunya atau membawa masuk pada peran. Mulailah bermain peran, tetapi berhentilah pada interval yang sering dan mintlah kelas untuk memberikan Anda feedback dan arah seperti kemajuan skenario. Jangan ragu menyuruh peserta didik untuk memberikan garis khusus bagi Anda untuk digunakan, Misalnya, pada pon khusus, tanyakan , “Apa yang seharusnya saya katakan berikutnya? Dengarkan saran-saran dari audiens dan coba praktekan. Tersuskan bermain peran samapai siswa secara meningkat melatih Anda bagaimana menangani situasi. Hal ini memberikan mereka latihan ketrampilan ketika anda melakukan peran yang sebenarnya untuk mereka.

Triple Role Playing (Bermain Peran tiga Model) Teknik ini mengembangkan bermain peran tradisional dengan memanfaatkan tiga peserta didik yang berbeda dalam situasi permainan peran yang sama. Ia menunjukan pengaruh variasi gaya individual berdasarkan situsi hasil.

Langkah-langkahnya Dengan bantuan peserta didik yang mau, demonstrasikan teknik dasar bermain peran (jika perlu) dengan situasi seperti siswa memprotes nilai kepada pengajar. Buatlah skenario dan deskripsikan hal itu kepada kelas. Mintlah empat peserta didik dari kelas untuk mengasumsikan peran karakter dalam permainan peran. Tugasilah seorang untuk tetap seperti karakter standar (misalanya pengajar) dan intrusksikan tiga individu yang ada bahwa mereka akan memainkan peran yang ada (misalnya, peserta didik) secara bergiliran. Mintalah tiga relawan yang bergiliran untuk meninggalkan ruangan dan memutuskan susunan yang mana mereka akan berpartisipasi didalamnya. Ketika siap, relawan pertama memasuki kembali ruangan dan mulai bermaian peran dengan relawan standar. Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan mintalah relawan kedua untuk masuk ruangan dan mengulangi situasi yang sama. Relawan yang pertama sekarang bisa tinggal diruangan. Setelah tiga menit dengan relawan ketiga, dengan megulangi skenario. Pada kesimpulan, mintalah peserta didik untuk membandingkan dan mengontraskan gaya tiga relawan dengen mengidentifikasi teknik mana yang efektif dan yang tidak, wilayah untuk perbaikan.

Rotating Roles (Permainan Bergilir) Aktivitas ini adalah cara yang istimewa dalam memberikan kepada setiap peserta didik kesempatan untuk melatih kecakapan melalui bermain peran tentang situasi kehidupan yang nyata.

Langkah-langkahnya Kelompokan kelas kedalam kelompok-kelompok yang terdiri dari atas tiga peserta didik yang menyebar di seluruh ruangan dengan sebanyak mungkin ruangan di antara kelompok. Perintahkan kepada setiap trio (kelompok yang beranggotakan tiga peserta) untuk membuat tugas skenario kehidupan yang sebenarnya berkaitan dengan topik yang sedang Anda diskusikan. Setelah masing-masing trio mnenulis skenario pada lembaran kertas yang terpisah, satu anggota tim dari setiap kelompok menyampaikan skenario kepada kelompok berikutnya dan ia ada ketika anggota kelompok membaca skenario untuk mengklarifikasi atau memberikan informasi tambahan kala perlu. Peserta didik kemudian kembali kepada kelompok aslinya. Secara bergiliran, setiap trio akan mempunyai kesemptan untuk latihan peran utama (misalnya orang tua), peran sekunder (misalnya anak), dan pengamat. Waktu setiap penampilan peran kurang lebih 10 menit atau batasan waktu menyesuaikan dengan topik dan tingkat kecakapan peserta didik. Dalam setiap ronde pengamat seharusnya berkonsentrasi pada identifikasi apa yang pelaku utama lakukan dengan baik dalam menggunkan konsep dan kecakapan yang dipelajari di kelas dan apa yang dapat dia lakukan untuk pengembangannya. Setelah semua tiga ronde selesai, kumpulkan kembali seluruh kelompok untuk diskusi umum poin-poin belajar kunci dan nilai aktivitas.

Modelling The Way (Demonstrasi Kecakapan) Teknik memberi peserta didik kesempatan untuk berlatih, melalui demontrasi, ketrampilan khusus yang diajarkan dikelas. Demonstrasikan sering merupakan alternatif yang tepat untuk bermain peran karen aia kurang nekutkan. Peserta didik diberikan waktu yang singkat untuk membuat skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka ingin menggambarkan kecakapan dan teknik yang baru saja dilakukan di kelas.

Langkah-langakahnya Dengan mengikuti aktivitas belajar topik yang diberikan, identifikasilah beberapa situasi umum di mana siswa mungkin diminta untuk menggunkan kecakapan yang baru saja didiskusikan. Kelompokan siswa menjadi subkelompok sesuai dengan jumlah keperluan peserta untuk mendemonstrasikan skenario yang diberikan.Dalam banyak hal, dua atau tiga orang diminta. Berilah subkelompok 10-15 menit untuk membuat skenario khusus yang menggambarkan situasi umum. Sub-sub kelompok juga akan menentukan bagaimana mereka akan mendemonstrasikan kecakapan kepada kelompok. Berilakan mereka 5-7 menit untuk berlatih. Sub-kelompok akan mendapat giliran menyampaikan demonstrasi untuk kelas lain. Berilah kesempatan untuk feedback setelah setiap demonstrasi.

Silent Demostration (Demonstrasi Bisu) Ini adalah strategi untuk digunakan ketika Anda sedang mengajar jenis prosedur langkah demi langkah (step-by-step). Dengan mendemonstrasikan prosedur sebisu mungkin, anda dapat mendorong peserta didik untuk menjadi siap siaga secara mental.

Langkah-langkahnya Tentukan prosedur berbagai langkah yang anda inginkan untuk dipelajari peserta didik. Contoh prosedurnya : menggunkaan aplikasi komputer, mengoperasikan mesin, memecahkan problems matematis, memperbaikai alat-alat. Perintahkan kepada peserta didik untuk menyaksikan Anda melaksanakan seluruh prosedur. Lakukan saja itu, dengan sedikit atau tanpa penjelasan dan komentar tentang apa yang sedang Anda lakukan, dan mengapa Anda melakukannya.Berilah mereka pengambil visual gambar besar atau seluruh pekerjaan. Jangan mengharap pengulangan. Pada tahan ini, anda semata-mata sedang membangun kesiapan untuk belajar. Bentuklah pasangan. Demonstrasikan bagian pertama prosedur, dengan sedikit atau tanpa penjelasan dan komentar. Perintahkan kepada pasangan itu untuk mendiskusikan satu sama lainnya apa yang mereka amati sedang Anda lakuakn. Carilah relawan untuk menjelaskan apa yang telah Anda lekukan. Jika peserta didik mempunyai kesulitan, demonstrasikan lagi. Akuilah observasi yang benar. Suruhlah pasangan berlatih satu sama lain bagian pertama dari prosedur, ketika itu dikuasai , maka mulailah dengan demonstrasikan bisu terhadap bagian prosedur berikutnya, yang diikuti oleh latian berpasangan. Akhirilah dengan menantang peserta didik untuk melakukan seluruh prosedur tanpa bantuan apa pun.