© 2004 Prentice-Hall, Inc. 13-1 Chapter 13 Keputusan Sourcing dalam Supply Chain Supply Chain Management (2nd Edition)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Coordinating in a Supply Chain (Kerjasama dalam Rantai Pasok)
Advertisements

Mengelola persediaan pada supply chain
Sourcing Decision in A Supply Chain
Analisa kekuatan dan kelemahan perusahaan
Pengukuran Kinerja Supply Chain
(Manajemen Persediaan)
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
BIAYA PRODUKSI kelompok 3.
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS
CHAPTER 9 OUTLINE 9.1 Mengevaluasi Gain and Losses dari kebijakan Pemerintah – Surplus Konsumen dan Produsen 9.2 Efisiensi dari Pasar Persaingan 9.3 Harga.
Manajemen rantai pasokan
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
Supply chain management
Bab 7. Manajemen Persediaan
Pengelolaan permintaan dan perencanaan produksi
Pengantar Teknologi Informasi (Teori)
Pengantar SCM ( Supply Chain Management )
Manajemen Produksi dan Operasi
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
Pertemuan XI Manajemen Persediaan
PERSEDIAAN ( INVENTORY )
Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi
INVENTORY (Manajemen Persediaan) By: Andri Irawan S.Pd
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Pertemuan 9 Pengawasan Persediaan
SISTEM INVENTORY by FIRDAUS
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Heizer & Rander.
By. Ella Silvana Ginting, SE, M.Si
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BENTUK PERSEDIAAN:
Manajemen Persediaan, Just-in-Time, dan Backflush Costing
Rerangka Manajemen Logistik
CYCLE INVENTORY Devy Setyana Indah Maharani Ayuniartika Nurita
HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING)    ·  Pengertian ·  Tujuan Harga Transfer ·  Metode Harga Transfer ·  Harga Jasa Korporasi ·  Administrasi Harga Transfer.
Manajemen Industri.
MANAJEMEN PERSEDIAAN.
By: Evaliati Amaniyah, SE, MSM
ECONOMIC ORDER QUANTITY
To accompany A Framework for Marketing Management, 2nd Edition
Pasar Digital (Digital Market)
Manajemen Persediaan MANAJEMEN PERSEDIAAN Rita Kusumawati, S.E., M.Si.
Pengelolaan Permintaan dan Perencanaan Produksi
Rosyeni Rasyid dan Abel Tasman
Supply Chain Management (SCM)
INFORMATION TECHNOLOGIES AND MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) IN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) AS A BASIS FOR A NEW MODEL Bulgarian Journal of Science.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Coordinating in a Supply Chain (Kerjasama dalam Rantai Pasok)
Analisa kekuatan dan kelemahan perusahaan
PERSEDIAAN INDEPENDEN (INDEPENDENT INVENTORY)
Pengantar SCM ( Supply Chain Management )
Manajemen Inventory 4- Independent demand system deterministic model
Sourcing Decision in A Supply Chain
Analisis Rantai Pasok AgroIndustri
Manajemen rantai pasokan
MANAJEMEN PERSEDIAAN JENIS-JENIS BARANG DLM MANAJEMEN PERSEDIAAN
Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Integrasi Rantai Pasok
Chapter 2 Supply Chain Performance: Achieving Strategic Fit and Scope
Pengantar SCM ( Supply Chain Management )
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
KONSEPSI & MANFAAT KEMITRAAN
Pasar Digital (Digital Market)
Pendahuluan Untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, tidak cukup hanya dengan melakukan perbaikan di lingkungan internal perusahaan.
(PODUKSI DAN MANAJEMEN OPERASI)
CYCLE INVENTORY Devy Setyana Indah Maharani Ayuniartika Nurita
Model Persediaan Khusus
Integrasi Rantai Pasok
Inventory Management SCM-5
Transcript presentasi:

© 2004 Prentice-Hall, Inc Chapter 13 Keputusan Sourcing dalam Supply Chain Supply Chain Management (2nd Edition)

© 2004 Prentice-Hall, Inc Peranan Sourcing dalam Supply Chain u Keputusan membuat atau membeli u Kecenderungan: outsourcing pada logistik dan supply chain u Sourcing merupakan proses bisnis yang diperlukan untuk membeli barang atau jasa u Proses sourcing meliputi: –Supplier scoring and assessment –Supplier selection and contract negotiation –Design collaboration –Procurement –Sourcing planning and analysis

© 2004 Prentice-Hall, Inc Faktor Penilaian Supplier u Replenishment Lead Time u Kinerja tepat waktu u Fleksibilitas Supply u Frekuensi pengiriman/lot size minimum u Kualitas Supply u Biaya transportasi Inbound u Penetapan harga u Kemampuan koordinasi informasi u Kapabilitas rancangan kerjasama u Nilai tukar, pajak, duties u Kecakapan supplier

© 2004 Prentice-Hall, Inc Seleksi Supplier dan negosiasi kontrak u Kontrak untuk ketersediaan produk dan keuntungan supply chain –Buyback Contracts –Revenue-Sharing Contracts –Quantity Flexibility Contracts u Kontrak koordinasi biaya supply chain u Kontrak untuk meningkatkan usaha perantara/agen u Kontrak peningkatan performansi

© 2004 Prentice-Hall, Inc Buyback Contracts u memperkenankan retailer mengembalikan inventori yang tidak terjual dalam jumlah tertentu pada tingkat harga yang telah disepakati u meningkatnya jumlah order optimal bagi retailer, menghasilkan ketersediaan produk lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi bagi retailer dan supplier u paling efektif untuk produk dengan biaya variabel yang rendah, seperti music, software, buku, majalah, dan koran u kelemahannya adalah bahwa buyback contract menghasilkan surplus inventory yang seharusnya dihindari, sehingga menyebabkan biaya supply chain meningkat u Dpt meningkatkan distorsi informasi krn supply chain bereaksi terhadap order retail, bukan permintaan aktual konsumen

© 2004 Prentice-Hall, Inc Revenue Sharing Contracts u Pembeli membayar kuantitas minimal untuk tiap unit yang dibeli dari supplier dan membagi pendapatan dari tiap unit yang terjual dengan proporsi tertentu. u Menurunkan harga per unit yang dibebankan ke retailer shg secara efektif dapat menurunkan biaya overstocking u Dapat menimbulkan distorsi informasi, seperti yang terjadi pada kasus buyback contracts

© 2004 Prentice-Hall, Inc Quantity Flexibility Contracts u Mengijinkan pembeli mengatur order (dalam limit) selama permintaan meningkat mendekati the point of sale u Lebih baik dengan menyeimbangkan supply dan demand u Dapat meningkatkan profit supply chain jika supplier mempunyai kapasitas yg fleksibel u Distorsi informasi lebih kecil daripada buyback contracts atau revenue sharing contracts

© 2004 Prentice-Hall, Inc Contracts to Coordinate Supply Chain Costs u Perbedaan harga pada pembeli dan supllier dapat mendorong keputusan yang menaikkan biaya total supply chain u Contoh: Ukuran order pengadaan/pembelian ditentukan pembeli. EOQ dari pembeli tidak memperhitungkan beban biaya supplier. u A quantity discount contract mendorong pembelian dalam jumlah besar sehingga menghasilkan biaya total supply chain yg lebih rendah u Quantity discounts menimbulkan distorsi informasi karena adanya order batching

© 2004 Prentice-Hall, Inc Contracts to Increase Agent Effort u Agen bisa saja bertindak atas nama principal dan tindakan agen berpengaruh thd reward bagi principal u Example: Dealer mobil yang menjual suatu merk tertentu tetapi juga menjual merk lainnya u Examples of contracts to increase agent effort include two-part tariffs and threshold contracts

© 2004 Prentice-Hall, Inc Contracts to Induce Performance Improvement u Pembeli mungkin ingin ada perbaikan kinerja supplier yang memiliki insentif kecil u A shared savings contract: supllier dapat mendapatkan proporsi penghematan dari hasil perbaikan kinerja u Usaha perbaikan harus berawal dari supplier u Manfaat dari perbaikan tersebut dirasakan juga oleh pembeli

© 2004 Prentice-Hall, Inc Design Collaboration  persen untuk proses manufaktur dihabiskan untuk pengadaan barang  80% biaya pembelian komponen ditetapkan dalam tahap desain  Kerjasama dengan supplier dapat mereduksi biaya, meningkatkan kualitas, dan mengurangi waktu proses penjualan  Penting untuk memakai desain untuk logistik, design for manufacturability  Pemilik perusahaan harus menjadi koordinator terjalinnya kerjasama yang efektif dalam supply chain

© 2004 Prentice-Hall, Inc Pengadaan barang  Bertujuan untuk mendistribusikan produk dengan kuantitas dan waktu yang tepat dengan biaya total seminimum mungkin  Kategori pembelian barang –Material langsung: komponen untuk membuat barang jadi –Material tidak langsung: barang yang digunakan untuk mendukung kegiatan pabrik  Fokus pada material langsung  harus meningkatkan koordinasi dan kemampuan supplier  Fokus pada material tak langsung  menurunkan biaya transaksi tiap order  Fokus pada keduanya  konsolidasi order dimana ada kemungkinan untuk mengambil keuntungan ekonomi dan memperoleh potongan harga

© 2004 Prentice-Hall, Inc Product Categorization by Value and Criticality (Figure 13.2) Critical ItemsStrategic Items General Items Bulk Purchase Items Low High Value/Cost Criticality