Kuliah PAI 1 Pert. Ke XII Desember 2011 Takdir dan Keadilan Ilahi Sunnatullah Qadla’ dan Qadar Keadilan Allah
Sunnatullah Menurut Ahmad Kan’an, Sunnatullah adalah hukum- hukum yang terdapat di alam ciptaan-Nya Menurut Nurcholis Madjid, sunnatullah adalah ketentuan-ketentuan tentang kehidupan manusia secara sosial dan historis Hukum Allah yang berlaku untuk makhluknya, yang sesuai dengan keseimbangan, kestabilan dan keteraturan, tanpa ada penyimpangan (kecuali Allah menghendaki) atau dikenal juga dengan natural laow
Sunnatullah “Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang Telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah”. (Q.S. Al-Ahzab: 62) “Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan Karena rencana (mereka) yang jahat. rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang Telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu[yaitu Turunnya siksa kepada orang-orang yang mendustakan rasul]. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu”. (Q.S. Faathir: 43)
Takdir Allah Takdir, adalah ketentuan Allah yang berlaku untuk makhluk-Nya. Perbedaan Sunnatullah dengan Takdir Allah Dalam Contoh berikut: Siang-Malam (sunnatullah), wafat manusia pada waktu siang atau malam (takdir Allah) = mubrom (final) Baik-Buruk (sunnatullah), manusia mendapatkan baik atau buruk adalah takdir Allah. Jika manusia memilih yang baik maka mustahil mendapatkan keburukan = ghairu mubrom (belum final)
Keadilan Allah Antara sunnatullah, takdir Allah dan keadilan Allah ketiganya tidak berdiri sendiri (pahami Q.S. al-Nahl: 14) Allah menciptakan baik dan buruk sebagai pilihan (Q.S. al-Mulk: 2) Allah tidak menghendaki keburukan menimpa manusia (Q.S. al-Nahl: 30, 32, 36, 90 Hak seseorang sesuai dengan kewajibannya (Q.S. al-Baqarah: 286, al-Anbiyaa’: 47, al-Nahl: 97, yaasiin: 54, al-Zalzalah: 7-8, al-Qaari’ah: 6-11) Keadilan Allah adalah yang hakiki (Q.S. al-Thiin: 8)
Walloohu a’lamu bishshowaab