Pranata Pendidikan Pembelajaran mutlak diperlukan bagi manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan refleks biologis. Artinya bahwa manusia saat kelahiranya.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Negara Maju dan Negara Berkembang
Advertisements

KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU PROFESIONAL
Meningkatkan Rasa Nasionalisme di Era Globalisasi
 Dedi saputra: wi fajar S:  Inna fathul F:  Tri wahyu N:  Utari tri U:
Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.
Manajemen Sumberdaya Manusia
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
DADANG SUNDAWA JL. GEGERASIH
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
PENDIDIKAN NON FORMAL DAN PENDIDIKAN INFORMAL.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
Berbisnis Sejak Di Bangku Kuliah
Rumusan Masalah dan Latar Belakang Masalah
KULIAH I Latar belakang : PKN
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP)
SEBAGAI SUMBER DAYA DALAM
IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013
Faktor-faktor Kelembagaan dalam Ekonomi Pertanian
PERAN PENDIDIKAN IPS DALAM MEMBANGUN JATI DIRI BANGSA
Pendidikan nonformal Nindhita Pangestika
Keberhasilan belajar dan mengajar
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
Kurikulum PKN dan Agama
08 SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi dan Perubahan Sosial
Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi
Pelaksanaan Pendidikan Berdasarkan UUSPN 20 Tahun2003
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Pendapat Tentang Sarjana
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
KEBUTUHAN, TANTANGAN DAN PERMASALAHAN PEMBELAJARAN SD PERTEMUAN - 7
Aspek Strategis Perencanaan Pembangunan Nasional
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Materi Kuliah EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
EKONOMI PEMBANGUNAN.
GURU SEBAGAI PENDIDIK PENGERTIAN GURU
PENDIDIKAN PANCASILA.
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
EKONOMI PEMBANGUNAN.
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
STRUKTUR, FUNGSI DAN TUGAS PENGURUS OSIS
BIMBINGAN KONSELING.
“Upaya-Upaya Penanggulangan Masalah Pendidikan”
Perubahan Sosial Muhammad Noor Hidayat
Pengantar Ilmu Pendidikan
Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan
MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS MULTI BUDAYA
TANTANGAN PENDIDIKAN, & SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Guru Profesional dan Standarisasi Pendidikan Nasional
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN & MASYARAKAT MADANI
PERAN GURU DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
Kelompok 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja.
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
Materi Kuliah SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
MATERI : KEBIJAKAN-KEBIJAKAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
Pertemuan 2 DINAMIKA KEBUDAYAAN
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
BAB I pengertian pendidikan
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. KONTRAK BELAJAR Perkuliahan / Kehadiran : 30% Tugas / Quiz : 35% UTS : 15% UAS : 20% 2.
Transcript presentasi:

Pranata Pendidikan Pembelajaran mutlak diperlukan bagi manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan refleks biologis. Artinya bahwa manusia saat kelahiranya tidak mempunyai kemampuan genetik untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, yang karenanya memerlukan proses pembelajaran dan pengalaman.

Proses Pembelajaran dalam masyarakat yang masih sederhana dimaksudkan agar kebudayaan yang telah diciptakan oleh para generasi terdahulu dan dianggap bermanfaat, dapat dilestarikan oleh generasi berikutnya. Oleh karena itu, setiap orang tua diberi tanggungjawab atau kewajiban oleh masyarakat untuk menyosialisasi anak anaknya. Kemudian anak anak serta semua generasi penerusnya mau menggunakan menaati serta melestarikannya.

Berbeda halnya dengan masyarakat yang sudah kompleks atau berkembang, bahwa pranata pendidikan bukan saja dimaksudkan untuk melestarikan kebudayan yang dimiliki oleh masyarakat. Tetapi juga mengembangkannya. Oleh karena itu, pendidikan dimaksudkan sebagai usaha yang sadar untuk mengembangkan kepribadian, pemikiran dan keterampilan peserta didik.

Macam/Jenis Pranata Pendidikan 1. Pranata Pendidikan Informal 2 Macam/Jenis Pranata Pendidikan 1. Pranata Pendidikan Informal 2. Pranata Pendidikan Nonformal 3. Pranata Pendidikan Formal ad.1. Pranata Pendidikan Informal Adalah pranata pendidikan yang diselenggarakan secara tidak terstruktur baik penyosialisasi, yang disosialisasi, waktu, tempat maupun materi yang disosialisasikan. Tujuan utamanya adalah agar peserta didik bersedia untuk menggunakan apa yang disosialisasikan.

Pranata Pendidikan Informal, dilaksanakan dengan sengaja dan dapat pula tanpa sengaja. Seperti diantaranya dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga, tetangga, teman di manapun, siaran telivisi, buku teks, majalah, komik, Film, masyarkat luas dan sebagainya.

2. Pranata Pendidikan Nonformal Adalah pranata pendidikan yang diselenggarakan secara terstruktur secara lebih longgar, artinya proses pendidikan ini tidak mengatur secara ketat terhadap kualifikasi peserta didik. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan keterampilan(hard skill) tertentu kepada peserta didik.

Pendidikan Nonformal, diselenggarakan dengan sengaja oleh anggota masyarakat tertentu yang mempunyai keterampilan (hard skill) tertentu. Seperti diantaranya, institusi kursus komputer, kursus tata buku, kursus tata rias pengantin, kursus masak memasak, kursus menari, kursus mengemudi mobil dan lain sebagainya.

3. Pranata Pendidikan Formal Adalah pranata pendidikan yang dilaksanakan secara terstruktur secara ketat, baik kualifikasi penyosialisasi, yang disosialisasi, materinya, tempat, waktu, evaluasi, jenjang pendidikan dan sebagainya.Tujuan utama pranata ini adalah untuk memberikan pengetahuan, keterampilan olah pikir(soft skill) dan atau keterampilan keras/nyata(hard skill) dan moral peserta peserta didik.

Pranata Pendidikan Formal ini diselenggarakan oleh pemerintah(negeri) dan masyarakat(swasta) yang yang berjenjang dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi, dengan berbagai bidang ilmu. Pranata Pendidikan Formal yang berjenjang dan pada bidang ilmu tertentu ini pada akhirnya dapat memberikan kualifikasi terhadap peserta didiknya.

Fungsi Pranata Pendidikan Formal, dari aspek : Sosial, al : a. Menumbuhkan atau mengembangkan SDM yang kritis, obyektif dan demokratis. b. Meningkatkan atau menumbuhkan mobilitas sosial maupun mobilitas geografis c. Meningkatkan atau menumbuhkan sikap yang inovatif untuk melakukan perubahan d . Memberikan kualifikasi bagi peserta didik sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni

Ekonomi, a.l : a. Pendekatan Residual Menghitung sumbangan pendidikan adalah sumua pengorbanan untuk pendidikan pada akhirnya terdapat sesuatu yang tertinggal (residu) pada mutu (kualitas) manusianya yang berupa kesanggupan untuk bekerja dan berprestasi. Solow, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi, hanya 10% yang disebabkan oleh pertumbuhan fisik (modal misalnya) dan 90 % dianggap berasal dari faktor residu.

b. Pendekatan Korelasi Dari hasil penelitiannya Harbison dan Mayer tentang pendapatan nasional perkapita pada 75 negara menunjukkan adanya korelasi bahwa semakin tinggi rata rata pendidikan penduduknya di suatu negara maka pendapatan nasional per kapitanya lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang rata rata pendidikan penduduknya rendah.

c. Pendekatan Besar Keuntungan Pendekatan ini beranggapan bahwa penghasilan orang berpendidikan berasal dari investasi dalam pendidikannya. Artinya bahwa besar kecilnya investasi dalam pendidikan itu ada hubungannya dengan banyak sedikitnya pendapatan.

3. Politik Semua negara pasti menghadapi persoalan regenerasi aparat birokrasi pemerintahan yang cakap dan efektif dalam rangka pembangunan politik. Pranata Pendidikan formal mempunyai peraanan utama dalam menghasilkan kader kader birokrasi, manajerial, tehnik dan profesional yang diperlukan bagi modernisasi.

Secara lebih rinci, fungsi pranata pendidikan terhadap pranta politik adalah sebagai berikut : Sebagai sarana sosialisasi politik. Untuk menumbuhkan warga negara yang baik, yaitu mereka yang memiliki unsur afektif, loyalitas, cinta, rasa hormat, bangga terhadap bangsa, negara(termasuk ideologi dan undang2nya), tanah air dan kebudayaannya, sarana yang dipandang paling efektif dan efisien adalah melalui pendidikan formal.

Dengan asumsi bahwa pranata pendidikan formal itu harus dilewati oleh setiap generasi muda. Sehingga para kawula muda ini setelah selesai menjalani proses pendidikan menjadi warga negara yang baik dan profesional. Menurut Almond dan Verba, Pendidikan formal meningkatkan kesadaran seseorang tentang proses politik dan kesanggupannya untuk berpartisipasi di dalamnya.

b. Sebagai Alat Pengerahan Politik Dalam kenyataan bahwa di banyak negara, bahwa pemerintahan ada ditangan minoritas yang berpendidikan tinggi. Pendidikan dipandang sebagai alat untuk melatih, menyaring dan mempersiapkan para calon pemimpin/aparat pemerintahan.

c. Sebagai Alat Integrasi Politik Dengan asumsi bahwa sebagian besar setiap generasi muda masuk dalam institusi pendidikan yang secara langsung atau tidak langsung di bawah kendali pemerintah yang diselenggarakan tanpa pembedaan vertikal maupun horizantal dengan menggunakan bahasa nasional sebagai pengantar.

Model pendidikan demikian ini dapat dipandang sebagai suatu proses nasionalisasi atau homogenisasi kaum muda yang punya latar belakang sosial budaya berbeda, sehingga terjadilah akulturasi yang sekaligus terjadinya integrasi politik sebagai suatu bangsa.

Berbagai persoalan yang dihadapi oleh pranata pendidikan yang berada di dalam suatu sistem politik, karena harus dalam pengawasan negara. Setelah PD II, sistem pendidikan disemua negara mengalami perluasan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kehidupan manusia. Proses ini menggambarkan kecenderungan pertumbuhan pendidikan yang tidak dapat dibendung, karena itu secara populer sering disebut “eksplosi pendidikan”, sehingga pengelolaan pendidikan tak ubahnya sebagai “industri” yang besar.

Perkembangan sistem pendidikan yang demikian cepat itu tidak diimbangi dengan perkembangan lingkungannya, kemudian Phillip H. Coombs menyebut terjadinya“krisis pendidikan”yang dialami oleh semua negara. Krisis pendidikan itu ditandai oleh : Ketimpangan antara permintaan dan penawaran pendidikan. Permintan pendidikan yang lebih banyak dari penawaran. Kemudian sistem pendidikan merespon dengan menerima murid semakin banyak. Akibatnya kualitas pendidikan menurun, banyak murid yang tinggal kelas bahkan yang kena DO.

2. Ketimpangan antara sumber dengan kebutuhan Semakin dikuranginya anggaran pendidikan dari pemerintah karena untuk peningkatan pembelanjaan sektor industri, pertahanan/keamanan, pertanian, perumahan, kesehatan, komunikasi dan transportasi. Sementara itu, pembiayaan pendidikan per murid yang justru mengalami peningkatan, oleh karena itu kualitas pendidikan semakin menurun. Hal ini dise babkan juga rendahnya gaji para guru/dosen dan tenaga kependidikan, yang mengakibtkan semangat kerja yang menurun.

3. Ketimpangan antara output pendidikan dengan pekerjan yang tersedia 3. Ketimpangan antara output pendidikan dengan pekerjan yang tersedia. Rupanya merupakan suatu fenomena yang universal, dimana pertumbuhan output pendidikan itu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikannya. Akibat yang pasti terjadi adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran intelektual. Terle bih lebih pendidikan yang dirancangkan bukan untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

4. Usangnya sistem, metoda dan isi Kenyataan demikian ini berhubungan erat dengan terbatasnya anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan yang dikucurkan oleh pemerintah. Rendahnya anggraran berkaitan erat dengan keterbatasn untuk melakukan inovasi pembelajaran maupun keterbatasan pengadaan referensi yang terbaru dalam jumlah yang cukup.

5. Ketimpangan antara pendidikan formal dengan nonformal 5. Ketimpangan antara pendidikan formal dengan nonformal. Civil efek yang dimiliki pendidikan formal sebagai syarat utama untuk menentukan jenis pekerjaan maupun jenjangnya, berpengaruh kuat terhadap permintaan pendidikan formal. Sementara pendidikan nonformal yang memberikan keterampilan praktis dan diselenggarakan dalam waktu yang pendek, umumnya hanya dipergunakan sebagai kualifikasi pelengkap seseorang.

Dilema Pranata Pendidikan Apa yang harus dilakukan apabila : Semakin banyak pengangguran intelektual Kapitalisasi penyelenggaraan pendidikan 3. Kurang diminatinya pendidikan vokasional