IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
CURRICULUM VITAE Nama. : Imam Yuwono, M
Advertisements

KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU PROFESIONAL
Disadur dari berbagai sumber
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI : SEBUAH PENYEMPURNAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oleh : Trisakti Handayani.
Pendidikan Inklusif (Konsep dan isu)
Pendidikan Tinggi di Indonesia
Konsep Dasar Pendidikan
HAKEKAT MANUSIA Fenomena logis 1. Manusia sejak lahir merdeka
HAKIKAT MANUSIA; Siapakah aku ini?
Pasal 31 UUD 1945 (Amandemen) ayat (1) : ayat (2) :
BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LIMA PILAR BELAJAR GUNA MEWUJUDKAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
1 PENDIDIKAN KARAKTER MOH. SALEH, SH., MH. UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA.
Kelompok 7 : Gaby Ananda Reksi Merantama Yeni Mustika Sari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan (Pakem)
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan (Pakem)
PENGELOLAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH REGULER
Dosen: Unang Wahidin, M.Pd.I
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
QUANTUM TEACHING METODE PEMBELAJARAN MUDAH DAN MENYENANGKAN
BUDAYA AKADEMIK dan tri darma perguruan tinggi
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU UNJ 2016
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN LITERASI
DOSEN DAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (TEORI DAN PRAKTEK)
MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
JERMAN.
AZAS PROGRAM KEAKSARAAN
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN IPS DALAM PERUBAHAN KURIKULUM
PERANAN PENDIDIKAN NON FORMAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS SDM DI DAERAH TERTINGGAL Oleh : enceng mulyana.
Bab 9 Usaha-usaha Pengembangan Guru Sebagai Tenaga Pendidik
“PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK ANAK BERKELAINAN AKADEMIK DAN MENTAL EMOSIONAL” Nur Amalina Siti Lailatus Sholichah Kanty.
1. Mengenal karakteristik peserta didik
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan (Pakem)
Materi dan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS
PERAN DAN TUGAS GPK DI SEKOLAH INKLUSI
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
HANDOUT 1 BELAJAR PEMBELAJARAN
APLIKASI PENELITIAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BAB II SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN
PENDIDIKAN MERUPAKAN KEBUTUHAN VITAL MANUSIA
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
BUDAYA AKADEMIK dan tri darma perguruan tinggi
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KOMPETENSI PROFESIONAL
HAKIKAT MANUSIA; Siapakah aku ini?
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan (Pakem)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA ILMU PENDIDIKAN.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan (Pakem)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas sahid jakarta
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
Model-Model Pembelajaran di Sekolah Kecil Oleh: Dr. Reddy Siram, M.Pd.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNGGUL DALAM PRESTASI AKADEMIK UNGGUL DALAM PRESTASI NON AKADEMIK UNGGUL DALAM PENCAPAIAN HASIL NILAI UJIAN NASIONAL UNGGUL DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME.
KURIKULUM DAN KERANGKA KOMPETENSI PENDIDIKAN MENENGAH OLEH: KELOMPOK 2 1. ASEP TUTUN USMAN 2. YUFI MOHAMMAD NASRULLAH.
Transcript presentasi:

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS? Kesulitan belajar khusus Gangguan bicara atau bahasa Tunagrahita Gangguan emosional Gangguan pendengaran (tunarungu) Gangguan penglihatan (tunanetra) Tunalaras Gangguan ortopedik dan kesehatan Autistik Lantib & berbakat (gifted & talented)

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PENDIDIKAN INKLUSIF? Pendidikan inklusif adalah penggabungan layanan pendidikan reguler dengan pendidikan khusus dalam satu sistem yang dipersatukan Sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dengan pendidikan reguler untuk mempertemukan kebutuhan individual anak berkebutuhan khusus

MUNGKINKAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DIINTEGRASIKAN DI SEKOLAH REGULER? Anak berkebutuhan khusus dapat diintegrasikan di sekolah reguler jika: Kurikulum sekolah reguler akomodatif terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus Guru menciptakan suasana inklusif dan koperatif Lingkungan sosial menghormati perbedaan antar manusia Sekolah memperluas aksesabilitas anak berkebutuhan khusus masuk sekolah reguler

PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BUDAYA Untuk meningkatkan kualitas budaya pendidikan hendaknya: Mengubah sistem pendidikan yang segregatif dan eksklusif menjadi integratif dan inklusif Mengubah sikap pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat yang diskriminatif menjadi masyarakat yang demokratis Sistem pendidikan yang integratif dan inklusif harus dibangun atas dasar filosofi yang demokratis, nilai-nilai religi, pengetahuan ilmiah, dan perundang-undangan nasional dan internasional.

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN INKLUSIF Pancasila Bhinneka Tunggal Ika sebagai pengakuan kebhinnekaan antar manusia yang mengemban misi tunggal sebagai khalifah Tuhan di muka bumi untuk membangun kehidupan bersama (live together) yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian (improving the quality of worship) kepada Tuhan Yang Maha Esa

EMPAT PILAR PENDIDIKAN UNESCO SAJA TIDAK CUKUP Learning to know Learning to do Learning to be Learning to live together Learning for improving the quality of worship to Allah S.W.T.

LANDASAN RELIGI PENDIDIKAN INKLUSIF Al Quran S. 1 Al Faatihah: 2 “Tuhan sebagai Penguasa/Pendidik alam semesta”. S. 2 Al Baqarah: 29-33 “Bumi diciptakan oleh Allah S.W.T. untuk manusia.” “Manusia diciptakan sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.” “Manusia dikaruniai potensi yang dapat dikembangkan hingga hampir tak terbatas, yang membuat semua makhluk lain, kecuali iblis, tunduk kepada manusia.” S. 43 Az Zukhruf: 32 “Manusia diciptakan sebagai makhluk bhinneka agar dapat saling berhubungan dalam rangka saling membutuhkan.” S. 5 Al Maidah: 2 dan 48 “Bertolong-tolonganlah dalam berbuat kebajikan (interaksi koperatif)” dan “Berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan (interaksi kompetitif).”

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (1) Mengapa orangtua memasukkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah khusus (sekolah luar biasa)? Karena sekolah reguler belum menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar. Mengapa sekolah reguler belum menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus ? Karena sistem pendidikannya belum inklusif

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (2) Mengapa sekolah reguler bukan sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus? Karena sekolah reguler diskriminatif, individualistik, dan didominasi oleh suasana belajar kompetitif yang tidak sehat Ada 4 suasana belajar kompetitif yang sehat yaitu: (1) kompetisi antar individu berkemampuan setara (2) kompetisi antar kelompok berkekuatan seimbang (3) kompetisi dengan standar nilai minimum (4) kompetisi dengan diri sendiri. Kompetisi yang tidak sehat dan paling buruk dampaknya bagi perkembangan anak adalah kompetisi antar individu berkemampuan heterogen

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (3) Dapatkah anak berkebutuhan khusus diintegrasikan dengan anak normal di sekolah reguler? Fakta menunjukkan bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama anak normal dengan kurikulum yang sama di sekolah reguler Jika guru menggunakan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus dan menciptakan suasana belajar yang inklusif, niscaya anak berkebutuhan khusus akan lebih mampu berintegrasi di sekolah reguler

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (4) Apakah ada data ilmiah yang menunjukkan bahwa sekolah segregatif-eksklusif lebih efektif daripada sekolah integratif-inklusif? Data ilmiah menunjukkan bahwa sekolah integratif-inklusif lebih efektif atau sama efektifnya dengan sekolah segregatif-eksklusif Mengapa tidak memilih sekolah inklusif?

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (5) Apa landasan filosofis, religi, pengetahuan ilmiah, dan hukum sekolah segregatif? Landasannya tiidak jelas, hanya atas dasar asumsi, hipotetis, dan hanya common sense belaka

ALASAN PERLUNYA PENDIDIKAN INKLUSIF (1) Lebih menjamin terbentuknya masyarakat yang demokratis Sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan Menghindarkan anak berkebutuhan khusus yang tergolong cacat menjadi rendah diri dan yang tergolong unggul menjadi tinggi hati Memberikan kemudahan untuk melakukan penyesuaian sosial Siswa dapat saling belajar tentang pengetahuan dan keterampilan Guru reguler dan guru pendidikan khusus dapat saling belajar tentang anak Anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh prestasi lebih baik di bidang akademik maupun sosial Tidak ada pembelajaran dan perlakuan yang ada di sekolah khusus yang tidak dapat dilakukan di sekolah reguler yang inklusif

ALASAN PERLUNYA PENDIDIKAN INKLUSIF (2) Penggunaan sumber belajar dapat dilakukan secara lebih efisien Dapat mengurangi rasa takut dan dapat membangun persahabatan menghargai orang lain, dan saling pengertian Lebih efektif bagi anak untuk mengembangkan persahabatan dan menyiapkan diri menghadapi kehidupan orang dewasa dalam lingkungan kerja yang beraneka ragam setelah selesai sekolah Memudahkan anak berkebutuhan khusus untuk mengenal lingkungan sosial dan toleransi yang dapat mengurangi rasa sakit akibat penolakan. Sesuai dengan filosofi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Sesuai dengan tuntutan perundang-undangan nasional dan internasional

LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN INKLUSIF Declaration of Human Right (1948). Convention on the Right of Child (1989). The Salamanca Statement on Inclusive Education (1994). Life Long Education and Education for All (1995). Dakar Statement (2000). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF (1) Mulai dari PAUD Mulai dari kondisi nyata di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah reguler Semua guru sekolah reguler harus belajar tentang dasar-dasar pendidikan khusus. Menempatkan guru pendidikan khusus di sekolah reguler dan memberikan kesempatan kepada guru sekolah reguler untuk bekerjasama Menjadikan profesi guru sebagai profesi yang menarik minat dan bermartabat

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF (2) Berikan kepada semua calon tenaga kependidikan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang pendidikan khusus. Kembangkan gugus tugas (task force) pendidikan inklusif yang melibatkan berbagai departemen, lembaga, LSM terkait dan orangtua. Tingkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan tenaga kependidikan dengan pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota untuk merancang sistem pendidikan inklusif. Kembangkan laboratorium sekolah inklusif untuk melaksanakan penelitian untuk perbaikan sekolah inklusif secara terus menerus.

APA YANG HARUS DILAKUKAN LEMBAGA PAUD MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF Ciptakan suasana inklusif dan koperatif di antara guru, murid, dan orangtua Berikan pemahaman kepada semua pengambil kebijkan pendidikan tentang hakikat pendidikan inklusif Berikan pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai pendidikan khusus kepada semua guru Tempatkan guru pendidikan khusus (special education teacher) di sekolah reguler Kembangkan program-program pendidikan yang didasarkan atas kebutuhan individual siswa (individualized education programs)

RANGKUMAN Pendidikan inklusif bukan sekedar penerapan pendekatan atau metode tetapi merupakan implementasi filosofi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaannya membutuhkan keyakinan akan kebenarannya, pengetahuan ilmiah yang relevan, saling bertukar pikiran antar para pakar, dan kesabaran bagi semua pihak untuk melaksanakannya.

TERIMA KASIH