DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT PENANGANAN DAN PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG DI CADAS PANGERAN
A N G K U T A N B A R A N G PRINSIP MENGANGKUT BARANG SEBANYAK BANYAKNYA TIDAK DIBATASI PERGERAKANNYA (POINT TO POINT) BERUSAHA UNTUK MENEKAN BIAYA OPERASI SERENDAH-RENDAHNYA POTRET DI JAWA BARAT DOMINASI ANGKUTAN JALAN DALAM PELAYANAN ANGKUTAN BARANG MENGINGAT KETERBATASAN MODA ANGKUTAN LAIN BAHWA PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG DI JAWA BARAT HAMPIR MERATA PADA SETIAP RUAS JALAN YANG ADA ( POINT TO POINT ) ADANYA KESENJANGAN DAYA ANGKUT KENDARAAN DENGAN DAYA DUKUNG JALAN PERGERAKAN LOKAL ANGKUTAN BARANG DI JAWA BARAT LEBIH DOMINAN DARI PERGERAKAN LINTAS ATAU KELUAR MASUK PELANGGARAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP DAYA DUKUNG JALAN DAN DAYA ANGKUT KENDARAAN
PENGAWASAN MASIH TERBATAS PADA KELEBIHAN MUATAN SEDANGAKAN PENGAWASAN TERHADAP KELAS JALAN, DIMENSI KENDARAAN DAN TATA CARA MUAT BELUM SEPENUHNYA DILAKUKAN SARANA PRASARANA JEMBATAN TIMBANG MASIH TERBATAS (KAPASITAS TIMBANG, LUAS LAHAN, GUDANG, PARKIR, DLL) SANKSI PENURUNAN MUATAN BELUM DILAKSANAKAN SECARA OPTIMAL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN PADA JEMBATAN TIMBANG BELUM OPTIMAL (PELANGGARAN MASIH RELATIF TINGGI ( 25,14 %)) TIDAK SEMUA PELANGGARAN DAPAT DITINDAK PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG YANG ADA BELUM DAPAT DIMONITOR SEPENUHNYA OLEH JEMBATAN TIMBANG YANG ADA (8 BUAH) BESARAN DENDA YANG DIKENAKAN CENDERUNG OLEH OPERATOR DIKONVERSIKAN TERHADAP KELEBIHAN MUATAN YANG DIANGKUT PENANGANAN KELEBIHAN MUATAN, BELUM DILAKUKAN SECARA KOMPREHENSIF POTRET JEMBATAN TIMBANG
JEMBATAN TIMBANG EKSISTING USULAN JEMBATAN TIMBANG (TANAH SUDAH BEBAS) USULAN JEMBATAN TIMBANG JEMBATAN TIMBANG EKSISTING : 8 UNIT KEBUTUHAN JEMBATAN TIMBANG : 28 UNIT
KOMPOSISI PELANGGARAN Tahun 2009 MENURUT RANGE (JBI) %-TASE KELEBIHAN MUATAN JUMLAH PELANGARAN BERDASARKAN JENIS MUATAN KENDARAAN 1. Semen: kend( 24 % ) 2. Pasir : kend ( 21 % ) 3. Batu Bara: kend ( 19 % ) 4. Besi : kend ( 17 % ) 5. Sembako: kend ( 13 % ) 6. Lain-lain: kend( 6 % )
JEMBATAN TIMBANG TOMO oJT TOMO TERLETAK PADA RUAS JALAN UTAMA YANG MENGHUBUNGKAN BANDUNG - CIREBON oJT TOMO MENIMBANG KENDARAAN YANG SUDAH MELANGGAR KELAS JALAN YANG MANA SEHARUSNYA PENINDAKAN DILAKUKAN SEBELUM KENDARAAN TERSEBUT MASUK KE KELAS JALAN YANG BUKAN PERUNTUKANNYA oKONDISI SARANA DAN PRASARANA JEMBATAN TIMBANG MASIH SANGAT TERBATAS SEHINGGA PENGAWASAN ANGKUTAN BARANG BELUM OPTIMAL oANGKUTAN BARANG YANG MELEWATI, SEBAGIAN BESAR MENGANKUT BARANG CURAH, YANG POTENSIAL MELANGGAR KELEBIHAN MUATAN oDARI HASIL SURVEY SEBANYAK 59,94 % ANGKUTAN BARANG YANG MELINTAS DI CADAS PANGERAN TIDAK MELALUI JT TOMO
CADAS PANGERAN LHR ANGKUTAN BARANG NOJENIS MUATAN JENIS KENDARAAN JML RINGANSEDANGBERAT ARAH BARATTIMURBARATTIMURBARATTIMUR 1 Hasil Pertanian Hasil Industri Batu Bara Pasir Lain-lain Jumlah ,601 PEMBEBANAN ARUS ANGKUTAN BARANG YANG MELINTAS DI RUAS JALAN CADAS PANGERAN, TIDAK SEMUA MELALUI JEMBATAN TIMBANG TOMO SUMEDANG JUMLAH ANGKUTAN BARANG YANG MASUK KE RUAS JALAN CADAS PANGERAN : -MELALUI JEMBATAN TIMBANG : KENDARAAN (40,06 %) / HARI -TIDAK MELALUI JEMBATAN TIMBANG SEBESAR KENDARAAN (59,94%) / HARI SUMBER : HASIL SURVEY 2010 No Golongan Kendaraan JBI (Kg) Jumlah Kendaraan Jumlah Langgar Jumlah Muatan (Ton) 1Gol. I< ,71 2Gol. II s/d ,67 3Gol. III> ,76 Jumlah ,14 JT TOMO ∑ LHR DAN PELANGGARAN
KERUSAKAN PADA KANTILEVER CADAS PANGERAN KM.BDG – (1.572 M) KERUSAKAN TERSEBAR YAITU ; PADA BAGIAN LANTAI BAIK MELINTANG MAUPUN MEMANJANG, PADA BAGIAN TIANG DAN BALOK PENYANGGA KANTILEVER SERTA KERUSAKAN PADA SISTEM DRAINASE. RETAK PADA LANTAI KANTILEVER, SECARA VISUAL SAAT DILALUI KENDARAAN BERAT TERJADI LENDUTAN. PECAH PADA BALOK MEMANJANG Km Km Km RETAK PADA BALOK MELINTANG DAN PERGESERAN TANAH DASAR KERUSAKAN PADA SISTEM DRAINASE 30 CM
KERUSAKAN PADA KONSTRUKSI PENAHAN TEBING DENGAN BORE PILE KM.BDG (175 M) ALIRAN AIR PADA LERENG TIDAK TERARAH DAN TANAH MENJADI JENUH AIR SEHINGGA TERJADI PENURUNAN YANG MENIMBULKAN TEKANAN TANAH AKTIF DAN MENGAKIBATKAN RETAKAN PADA 5 BUAH TIANG (A22, A23, A28, A29, A30) KONSTRUKSI BORE PILE PENAHAN LONGSORAN DAN PENURUNAN PADA LERENG KERUNTUHAN LERENG DAPAT MENGAKIBATKAN TERTUTUPNYA BADAN JALAN KONDISI TANAH JENUH AIR AKIBAT RUSAKNYA SISTEM DRAINASE KERUSAKAN PADA TIANG BORE PILE
SALAH SATU TIANG KONSTRUKSI BORE PILE YANG SUDAH RETAK AKIBAT TEKANAN TANAH
CONTOH-CONTOH JENIS KENDARAAN YANG MELEWATI CADAS PANGERAN (1) BATUBARA
CONTOH-CONTOH JENIS KENDARAAN YANG MELEWATI CADAS PANGERAN (2)
CONTOH-CONTOH JENIS KENDARAAN YANG MELEWATI CADAS PANGERAN (3)
1.JANGKA PENDEK/MENDESAK : PENETAPAN MST/TONASE RUAS CADAS PANGERAN SEBAGAI DASAR UNTUK PENGATURAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG PENGALIHAN ANGKUTAN BARANG YANG MEMPUNYAI TONASE BESAR (TIDAK SESUAI KELAS JALAN DI RUAS CADAS PANGERAN) KE JALUR PANTURA SOSIALISASI KE PENGUSAHA UNTUK MEMENUHI KETENTUAN PENETAPAN MST/TONASE CADAS PANGERAN PENETAPAN POS PENGAWASAN TERPADU PEMENUHAN FASILITAS LALU LINTAS UNTUK MENDUKUNG PENGATURAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG 2. JANGKA MENENGAH : PENINGKATAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI JEMBATAN TIMBANG PENINGKATAN KONDISI JALAN DAN PENYESUAIAN KELAS JALAN UNTUK PENGATURAN LALU LINTAS ANGKUTAN BARANG 3. JANGKA PANJANG : PENGEMBANGAN MODA ANGKUTAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN MODA KERETA API DAN ANGKUTAN LAUT
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT
No KONFIGURASI SUMBU 1. Jumlah Berat Yang Diperbolehkan (Jbb) 2. Jumlah Berta Yamg Diijinkan (Jbi) 3. Berat Kendaraan 4. Daya Angkut 5. MST 6. Kelas Jalan Sumbu tunggal Ban tunggal (M. Barang Kecil ) kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg 6.Minimal II Sumbu tunggal Ban ganda (M. Barang medium) kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg 6.Minimal kelas III Sumbu tunggal Ban ganda (M. Barang Besar) kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg 6.Minimal kelas II MST sesuai kekuatan rancangan sumbu kg pengoperasian kendaraan hanya pada jalan kelas I Sumbu ganda ban ganda (M. Barang Besar /Tandum) kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg kg s/d kg 6.Minimal kelas II MST kg pengoperasian kendaraan hanya pada jalan kelas I MST sesuai kekuatan rancangan sumbu lebih dari kg pengoperasian kendaraan hanya pada jalan khusus JENIS ANGKUTAN BARANG DAN BATASANNYA