Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Definisi Budaya Organisasi Budaya organisasi seperangkat nilai-nilai pokok, asumsi, pemahaman dan cara berfikir yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru. Kotter dan Heskett (1992) menjelaskan bahwa budaya organisasi mempunyai tiga tingkat, yaitu : Pertama, budaya organisasi yang tampak (visible) atau permukaan (surface). Kedua, tingkat budaya yang tidak tampak (invisible). Ketiga, keyakinan yang paling dalam atau asumsi yang tersembunyi.
Karakteristik Budaya Organisasi Ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi, yaitu (Robbins, 2001): Innovation and risk taking Attention to detail Outcome oriented People oriented Team oriented Aggressivenes Stability
Budaya Dominan dan Subbudaya Organisasi Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi.
Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.
Fungsi Budaya Organisasi Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi, yaitu : Batas. Identitas. Komitmen. Stabilitas. Pembentuk sikap dan perilaku.
Ada dua macam budaya menurut Kotter dan Heskett (1992) yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu : Budaya organisasi yang adaptif yang berdampak positif bagi kinerja organisasi. Budaya organisasi yang tidak adaptif yang justru menghambat kinerja organisasi.
Perbandingan antara Budaya Organisasi Adaptif dan Non-Adaptif Budaya Organisasi Adaptif Budaya Organisasi Non-Adaptif Perilaku yang tampak Pemimpin sangat memperhatikan kepentingan konsumen, mendorong perubahan dan pengambilan resiko Pemimpin cenderung bersikap birokratis, sehingga mereka kurang responsif dalam menghadapi perubahan dan kompetisi Nilai-nilai yang diekspresikan Pemimpin sangat peduli terhadap konsumen, stakeholders dan karyawan. Mereka menghargai orang dan proses yang menciptakan perubahan positif. Mereka berusaha memperkecil jarak dengan konsumen dan karyawan Pemimpin hanya peduli terhadap kepentingan mereka sendiri, kelompok dan divisi mereka sendiri. Mereka menolak perubahan, mempertahankan status quo Asumsi-asumsi terdalam Melayani seluruh organisasi dan percaya terhadap orang lain Selalu berusaha memenuhi kepentingan dan kebutuhannya sendiri dan tidak percaya dengan orang lain
Pemimpin juga harus menyadari ada empat macam budaya korporat yang utama, yaitu : Budaya birokratis. Budaya klan. Budaya achievement Budaya adaptabilty
Empat Budaya Corporat Fleksibilitas Stabilitas Fokus Eksternal Fokus Internal Budaya Achievement Nilai- nilai : Kompetisi Kesempurnaan Agresivitas Insiaitif personal Ketekunan Budaya Birokratik Nilai- nilai : Ekonomi Formalitas Rasionalitas Keteraturan Kepatuhan Budaya Klan Nilai- nilai : Kooperatif Kebijaksanaan Persetujuan Keadilan Kesederhanaan sosial Budaya Adaptabilitas Nilai- nilai : Kreativitas Eksperimental Resiko Responsivitas
Budaya Kuat dan Budaya Lemah Budaya organisasi yang kuat Diperlihatkan pada nilai-nilai organisasi yang dipegang secara insentif dan dianut bersama secara luas. Semakin banyak anggota menerima dan melaksanakan nilai-nilai inti yang dimaksud, semakin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka budaya itu semakin kuat. Budaya organisasi yang kuat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang kuat.
Budaya organisasi yang lemah, memiliki karakteristik sbb : Tidak memiliki nilai-nilai atau keyakinan yang jelas Walaupun memiliki banyak keyakinan tetapi tidak disetujui sebagai sesuatu yang penting Bagian-bagian yang berbeda dalam perusahan memiliki keyakinan yang berbeda pula Tokoh panutan hanya merusak pemahaman tentang budaya yang penting. Acara-acara ritual yang dilakukan tidak terorganisir dengan baik sehingga masing-masing bagian bekerja sendiri-sendiri.
Menciptakan Budaya Organisasi Proses dari terbentuknya budaya organisasi biasanya melibatkan empat langkah (Luthans, 1995), sbb : Sang pendiri (pemimpin) mempunyai ide untuk sebuah bentuk organisasi baru. Sang pendiri menyampaikan ide-idenya pada beberapa orang ‘kunci’ dan menciptakan kelompok utama yang memilki visi yang sama dengan ide-ide yang disampaikan sang pendiri. Kelompok utama mempengaruhi orang-orang lain di dalam organisasi sehingga menciptakan sebuah organisasi yang memiliki visi dan ide-ide sang pendiri. Anggota baru yang masuk, diajarkan dan dibentuk agar menerima, menyakini, dan menjiwai budaya organisasi yang telah dibentuk.
Pemimpin dapat menggunakan banyak teknik untuk menciptakan dan mempertahankan budaya organisasi yang kuat, sehat dan adaptif. Perayaan Cerita-cerita Simbol Bahasa spesifik Seleksi dan sosialisasi Tindakan sehari-hari
Kepemimpinan Berdasar Nilai-Nilai Pemimpin mempunyai tanggung jawab besar di dalam menegaskan dan mempertahankan terpenuhinya nilai-nilai etik dan moral di dalam organisasi. Selain berusaha menegaskan nilai-nilai moral dan etis secara pribadi melalui perilaku sehari-hari, pemimpin juga bisa mewujudkannya dalam beberapa cara sbb: Kode etik Struktur Pelatihan Mekanisme pengaduan