Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Terapi Aktivitas kelompok ( TAK )
Advertisements

ASKEP WAHAM.
PERILAKU KEKERASAN.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
CONTOH RENCANA STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK KEPERAWATAN ANAK, MEMOTONG KUKU kelompok 2, KD 2.
GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) Atih Rahayuningsih.
PILAR KEPEMIMPINAN #7 MENGEMBANGKAN PERSAHABATAN
SP JIWA Oleh kelompok 2.
KASUS PEMICU Nn.S 28 tahun. Tamatan SD. Klien belum menikah dan tidak mempunyai pacar. Klien sering mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai teman pria.
LAMARAN KERJA DAN WAWANCARA KERJA
Wawancara Dalam Proses Keperawatan Wawancara/Interview merupakan bagian dari komunikasi interpersonal, bukan komunikasi interpersonal bagian dari wawancara.
SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN HALUSINASI DI RUANG CENDRAWASIH RSJ PROF HB SAANIN PADANG FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS.
Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns
1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
KOMUNIKASI TERAPIUTIK
SIKAP DAN TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Audiensi & Melobi.
ANALISIS DATA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
KETERAMPILAN OBSERVASI, BERTANYA EFEKTIF DAN MENDENGAR AKTIF
Pertemuan 11 Wawancara Kerja.
Ertemuan 11 Wawancara Kerja.
Keterampilan Observasi
Intervensi dan Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga
KONSEP DIRI By Slametiningsih, M.Kep, Sp. Kep. J
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
HUBUNGAN TERAPEUTIK Sri Warsini.
PERTEMUAN KEEMPAT PERILAKU KOMUNIKASI : ASERTIF DAN MENGATASI MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
DIMENSI TINDAKAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK Mariyono Sedyowinarso
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Oleh : Ners Anang Satrianto
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
PASIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN & STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DG RESIKO PERILAKU KEKERASAN Disampaikan Oleh : Ns. Rany Agustin W, S. Kep.
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( SP )
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
ANALISA PROSES INTERAKSI Ns. Neng Eti Winahayu, SpKepJ
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
Soal kasus 1.Perawat ingin melakukan anamnesis pada pasiennya. Pada saat perawat datang ke tempat tidur pasien. Pasien terlihat sedang sendiri di sudut.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY
Komunikasi Terapeutik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KETERAMPILAN OBSERVASI, BERTANYA EFEKTIF DAN MENDENGAR AKTIF.
RETNO LUSMIATI ANISAH, S.Kep,Ns. DEFINISI  Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya.
Soal keperawatan jiwa. 1 Seorang laki-laki berusia 24 tahun dirawat di RSJ. Hasil pengkajian diperoleh pasien tampak menyendiri, tidak mau bergaul dengan.
Konsep diri.
1 HUBUNGAN ANTAR MANUSIA. 2 Pengetahuan tentang hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara Perawat dengan klien dalam pelayanan.
Transcript presentasi:

Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc Diskusi kasus Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc

KASUS Ny. Mia (35 th) masuk ke RSJ karena tidak mau makan & minum selama 5 hari. Klien mengatakan dia putus asa karena ditinggal suaminya menikah lagi. Dia mengatakan lebih baik sendirian, merasa dirinya tidak cantik & tua. Dulu dia suka melihat bayangan hitam, sekarang sudah tidak lagi. Selama pengkajian Ny. Mia terlihat sering menunduk, mengalihkan pandangan, sering terdiam ditengah pembicaraan, lebih senang duduk dipojok ruangan & berjalan-jalan sendiri

ANALISA DATA DS : Klien mengatakan : - dia putus asa karena ditinggal suaminya menikah lagi - dia mengatakan lebih baik sendirian - merasa dirinya tidak cantik & tua - dulu suka melihat bayangan hitam, sekarang tidak lagi DO :Klien tampak : - sering menunduk - mengalihkan pandangan - sering terdiam ditengah pembicaraan - lebih senang duduk dipojok ruangan & berjalan-jalan sendiri - masuk ke RSJ karena tidak mau makan & minum selama 5 hari

PENGKAJIAN : Analisa Data Diagnosa Keperawatan Data subjektif :k mengatakan : - dia mengatakan lebih baik sendirian Data Objektif :k tampak : Sering mengalihkan pandangan Sering menunduk Sering terdiam ditengah pembicaraan lebih senang duduk dipojok ruangan & berjalan-jalan sendiri - masuk ke RSJ karena tidak mau makan & minum selama 5 hari Isolasi Sosial

PENGKAJIAN : Analisa Data Diagnosa Keperawatan Data subjektif :k mengatakan : -dia putus asa karena ditinggal suaminya menikah lagi - merasa dirinya tidak cantik & tua Data Objektif :k tampak : Sering mengalihkan pandangan Sering menunduk Sering terdiam ditengah pembicaraan harga diri rendah kronik

PENGKAJIAN : Analisa Data Diagnosa Keperawatan Data subjektif :k mengatakan : lebih baik sendirian - Dulu suka melihat bayangan hitam, tapi sekrang tidak lagi Data Objektif :k tampak : Sering mengalihkan pandangan Sering terdiam ditengah pembicaraan berjalan-jalan sendiri Gangguan Sensori Persepsi : halusinasi pengihatan

Pohon Diagnosa Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi (AKIBAT) AKIBAT Harga diri rendah kronik Isolasi Sosial

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan utama : Isolasi Sosial Harga diri Rendah Kronik Gangguan Sensori Persepsi: halusiansi penglihatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Kriteria Hasil: 1 Isolasi Sosial Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tujuan khusus: 1. Klien dapat BHSP setelah 3 x pert 1.1 ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, 1.1.1beri salam 1.1.2 perkenalkan diri perawat 1.1.3 Jelaskan tujuan 1.1.4 Tanyakan nama lengkap klien 1.1.5 Jujur & menepati janji

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Kriteria Hasil: 2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri setelah 2 x pert mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dng P 2.1 klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari: 1.1.6 Tunjukkan sikap empati & menerima klien apa adanya 1.1.7 Beri perhatian pada klien & perhatikan kebutuhan dasar 2.1.1kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri & tanda-tandanya 2.1.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Kriteria Hasil: 3. Klien dpt menyebutkan keuntungan berhub dg orang lain & kerugian tak berhub dg orang lain stlh 3 x pert 3.1 Klien dpt menyebutkan keuntungan berhub. Dg orang lain Penyebab menarik diri atau tidak 2.1.3 Diskusikan bersama klien tentang tanda & gejala perilaku menarik diri 2.1.4 Berikan pujian terhadap klien dalam menggunakan perasaanya 3.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat & keuntungan berhubungan dengan orang lain

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Kriteria Hasil: 3.2 Klien dapat menyebutkan kerugian tidak 3.1.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan ttg keuntungan berhub dg orang lain 3.1.3 diskusikan dengan klien ttg keuntungan berhub dg orang lain 3.1.4 beri reinforcement (+) thd kemampuan pengungkapan perasaan ttg keuntungan berhub dg orang lain

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Kriteria Hasil: Berhub dg orang lain 3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian tidak berhub dg orang lain 3.2.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya ttg kerugian tidak berhub dengan orang lain 3.2.3 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhub dengan orang lain 3.2.4 beri reinforcement (+) thd kemampuan pengungkapan perasaan ttg kerugian tak berhub dg orang lain

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI pertemuan ke : 2 A. Proses Keperawatan Kondisi klien : Data subjektif :k mengatakan dia mengatakan lebih baik sendirian Data Objektif :k tampak : Sering mengalihkan pandangan Sering menunduk Sering terdiam ditengah pembicaraan lebih senang duduk dipojok ruangan & berjalan-jalan sendiri - masuk ke RSJ karena tidak mau makan & minum selama 5 hari Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial:Tujuan khusus : Tuk 1 : Klien dapat BHSP Tuk 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Tuk 3 :Klien dpt menyebutkan keuntungan berhub dg orang lain & kerugian tak berhub dg orang lain Tuk 4 : Klien dapat berhubungan sosial secara bertahap

Cont… Tindakan Keperawatan : Membina hubungan saling percaya Menanyakan penyebab Menanyakan keuntungan berteman dan kerugian tidak berteman Mengajarkan cara besosialisasi secara bertahap

Cont… B. Proses Pelaksanaan Tindakan Fase orientasi : 1. salam terapeutik : “Assalamu’alaikum, bu Mia…! 2. evaluasi/validasi : masih ingat dengan Zr? Bagaimana perasaannya hari ini? 3. Kontrak : a. topik : bagaimana jika kita berbicara tentang apa yang menyebabkan bu mia dibawa kesini, tujuannya agar bu mia mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada bu mia, untuk waktunya 10 menit saja dari jam 9.00-9.10, ditaman ini, apa bu mia bersedia? b. tempat : c. waktu :

Cont… Fase kerja : Tindakan keperawatan 1. Mba masih ingat apa yang membuat mba dibawa ke sini? 2. Jika dirumah siapa teman mba untu bercerita? 3. Apa yang menyebabkan mba lebih senang sendiri? 4. Mba tahu tidak, kalau orang yang senang menyendiri itu seperti apa saja tanda-tandanya? 5. Menurut mba lebih enak punya teman atau tidak punya teman? 6. Bagus sekali, kalau mba lebih tahu yang lebih enak kalau punya teman 7. dst…

Cont… Fase terminasi Evaluasi Klien (subjektif) : “bagaimana perasaan bu setelah berbicara dengan Zr?” Evaluasi Perawat (objektif) berikan reinforcement terlebih dahulu : “baik sekali, bisa tidak bu mia sebutkan lagi apa enaknya punya teman & tidak enaknya jika tidak punya teman? Rencana tindak lanjut : (intervensi yang harus dilatih) jika bu mia sudah tahu enaknya punya teman & tidak enaknya jika punya teman, bagaimana jika nanti bu mia mulai berbicara dengan orang lain… Kontrak yang akan datang: Waktu : “ jika bu mia ingin sekali punya banyak teman bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi jam 11.30, ditaman ini, untuk melatih cara berkenalan yang benar, apa bu mia bersedia? Tempat : Topik (TUK selanjutnya):

CATATAN PERKEMBANGAN 17-6-2013 TGL/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF Dx. Keperawatan 1. Isolasi Sosial SP 1 2. Harga Diri Rendah Kronik TUK : Tuk 1 : Klien dapat BHSP Tuk 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Tuk 3 :Klien dpt menyebutkan keuntungan berhub dg orang lain & kerugian tak berhub dg orang lain Tuk 4: Klien dapat berhubungan sosial secara bertahap

CATATAN PERKEMBANGAN TGL/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF Perawat menanyakan penyebab klien dibawa ke RS Menanyakan keuntungan b.d orang lain & kerugian tidak b.d orang lain Memberikan pujian dst S :Klien mengatakan : - Dibawa ke RS karena tidak mau bicara tidak ingin disakiti lagi Lebih enak kalau tidak punya teman kalau tidak punya teman tidak enak O : klien tampak : Menjawab salam ada Kontak mata

CATATAN PERKEMBANGAN EVALUASI PARAF A : Klien mampu : TGL/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF A : Klien mampu : SP 1 tercapai sebagian P : PR untuk Klien :Rencana tindak lanjut : (intervensi yang harus dilatih) klien diminta mulai berbicara dengan orang lain… PR untuk perawat :Kontrak yang akan datang: Waktu : jam 11.30, Tempat : ditaman Topik (TUK selanjutnya) : melatih cara berkenalan yang benar.

Tugas kasus Tn. K (30 th), masuk ke RSJ (12-3-2005) untuk kedua kalinya karena keluyuran dan berbicara kacau, yang pertama 2003 karena berteriak-teriak. Klien berkali-kali mengatakan dia adalah anak Soekarno yang sedang diculik, klien ingin kuliah lagi tapi dia tidak lulus SMU, klien malas untuk gosok gigi dan mandi. Klien tampak penampilan acak-acak, bila menjawab pertanyaan sering meloncat ide pembicaraan, berbelit-belit, suara cepat & keras.