VAKSINASI IKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Respon imun terhadap infeksi penyakit
Advertisements

PROGRAM LINEAR 1. PENGANTAR
PARASIT & PENYAKIT IKAN I
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH.
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA
IMMUNOLOGI Antibodi.
TUJUH HARI PERTAMA SANGAT MENENTUKAN KEUNTUNGAN PETERNAK BROILER
Spermisida Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update – CTU) Jakarta, 20 – 24 Mei 2003.
Kerusakan karena suhu rendah
ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis Kusnoto dan Sri Mumpuni Sosiawati
PenulisRahaju Ernawati; Wahju Tjahjaningsih; Nanik Sianita; Yola Rahmahani;Suwarno Asal Fakultas Kedokteran Hewan Sumber Dana DRK DPP Tahun 1990/1991 Bidang.
Manipulasi Respon Imun Vaksin Polio
TOKSIKOLOGI Ilmu yang mempelajari pengaruh negatif toksikan pada makhluk hidup Bidang ilmu yang menunjang: Ilmu murni Ilmu terapan Biologi Imunologi.
Mengapa mengukur tekanan darah dilakukan di lengan?
Kelompok 5B IKMA 2010 Risyad Indra Syahrial
Kelompok 6 IKM A 2010   Teguh Kusnur Agesty Sucianingtyas
DR.IR.LILIK EKA RADIATI,MS
PROTEIN.
IMUNISASI.
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
PENGASAPAN DAGING AYAM
ANALISIS DATA Menggunakan Kertas Grafik Semilogaritma, dimana absisnya (Y) berisikan data % Jumlah organisme uji yang masih hidup dan ordinatnya berisikan.
JARINGAN MAKANAN DI DALAM KOLAM
Respon – Adaptasi akut & kronis tubuh terhadap latihan Fisik
DASAR TERAPI GEN Oleh DR. HASNAR HASJIM.
IMMUNOLOGI Antigen.
BAB 3 VIRUS.
SISTEM IMUN SPESIFIK Lisa Andina, S.Farm, Apt..
BAB 11 Sistem Imun.
Penyakit Bakterial. Bakteri mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 – 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan mikroorganisme yang.
MEMAHAMI MISKONSEPSI DAN KONTROVERSI SEPUTAR IMUNISASI
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
SISTEM IMUNOLOGI IKAN.
Oleh : Lusiani Tjandra, S.Si, Apt, M.Kes.
IMUNISASI.
MANAJEMEN KESEHATAN IKAN
Budi Mulyaningsih Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM
MANAJEMEN HAMA DAN PENYAKIT IKAN “Dasar-Dasar Budidaya Ikan”
DIFTERIa.
MANFAAT DAN KERUGIAN MATERIAL BERSKALA NANO
HIV AIDS.
Vaksin.
BACTERIOPHAGE.
BAB 3 VIRUS.
PIROGEN ROBERT TUNGADI.
KELOMPOK 5 SITI AIDA MAHRANI LUBIS SARI ISTIQOMAH RISKY FITRI FEBRIANA RENGGA SATRIA RAUF ZAKASIH.
BAB 11 SISTEM IMUN.
PERHITUNGAN VAKSINASI ND
PROGRAM KESEHATAN Resisten Penyakit pada Ternak Desain Fasilitas
IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
BIOTEKNOLOGI Dengan menggunakan Mikroorganisme
JENIS PENYAKIT A. PENYAKIT INFEKTIF B. PENYAKIT NON INFEKTIF Jamur Bakteri Virus Genetik Pakan Kualitas air Teknik Budidaya.
Vaksin Dr.Henny Saraswati, S.Si, M,Biomed.
BAB II VIRUS.
Aplikasi Dna Recombinan (Pembuatan Insulin)
ADAPTASI A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan.
 Imunologi: Ilmu yang mempelajari sistim imunitas tubuh  Sistim imunitas : mekanisme pertahanan tubuh terhadap foreign antigen.
BIOTEKNOLOGI DAN APLIKASINYA
KEIMUNAN.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
RANSUM …?  RANSUM adalah makanan yang terdiri dari satu atau beberapa bahan pakan ternak yang diberikan kepada ternak sekali atau beberapa kali untuk.
ANTIGEN. Antigen merupakan suatu substansi yang bila memasuki tubuh mampu merangsang sistem imunologik untuk menghasilkan respon imunitas terhadap substansi.
IMMUNOLOGY ALLERGIC AND AUTOIMMUNE RESPONSES OF FISH Nn. K. D. Rahalus, S.Pd, M.Si.
BAB 11 SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Pengertian Infeksi HIV pada anak terutama disebabkan penularan dari ibunya. Dengan kata lain infeksi HIV pada anak terjadi akibat penularan selama masa.
ANTIBODI MONOKLONAL Maya Ekaningtias, S.Si.,M.Biotech.
ANTIBODI MONOKLONAL Nikman Azmin, M.SI. ANTIBODI : Protein yang diproduksi limfosit (sel plasma) sebagai hasil stimulasi suatu antigen yang selanjutnya.
BAB III VIRUS. Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:  Medeskripsikan ciri-ciri dan cara replikasi virus.  Menjelaskan.
Transcript presentasi:

VAKSINASI IKAN

PRINSIP UMUM VAKSINASI Vaksinasi hanya diberikan pada ikan yang sehat, tidak menunjukkan gejala klinis penyakit tertentu dan tidak mengalami stres (transportasi dan handling). Vaksin diberikan setelah ikan dipuasakan sedikitnya selama 24 jam. Hal ini agar tidak terjadi gangguan bahan lain dalam intestin ikan, dan dapat merespon dengan baik pada anaestetik yang diberikan.

METODE VAKSINASI Secara umum, terdapat 4 cara pemberian vaksin pada ikan : Injeksi (IP or IM) : dosis vaksin akurat, menggunakan syringe (spoit) kecil 0,1 – 1 ml, jarum kecil dan pendek (biasanya diberi pengaman karet/busa pada bagian ujung jarum agar tidak menembus tubuh ikan terlalu dalam/maks. 0,5 cm, ukuran ikan > 20 gram, bisa injeksi 1000 – 1500 ekor dalam sejam (sistem otomasi dan operator terlatih), efisien karena jml vaksin yang hilang dapat diminimalisir. Paling disukai di negara maju.

METODE VAKSINASI Imersi/celup (dipping) : ikan dicelup dalam larutan vaksin sekitar 30 detik, solusi vaksin 1 : 10 sampai 2 : 8 (tergantung jenis dan konsentrasi vaksin), 1-2 liter vaksin bisa untuk 100 kg ikan dengan jumlah maks dipping 20 kali, vaksin umumnya masuk melalui insang dan kulit, stres kurang namun tidak seefektif injeksi. Ukuran ikan 1 – 5 gram.

METODE VAKSINASI Perendaman (bathing) : ikan direndam dalam larutan vaksin selama 1 jam, kondisi air statik dengan DO cukup, solusi vaksin ( 2 : 1000 or 1 : 1000), jml vaksin 1-2 liter cukup untuk 100 kg ikan, umumnya digunakan pada ikan-ikan kecil 1-5 g, sangat mudah tapi kurang efektif. Vaksin masuk ke tubuh ikan via kulit atau insang.

METODE VAKSINASI Oral (dalam pakan) : vaksin (Ag) diberikan dalam pakan, biasanya untuk ikan berukuran agak besar > 40 g, vaksin diserap dalam intestin ikan, tidak menimbulkan stres, diberikan hingga 10 kali dalam satu periode vaksinasi.

METODE VAKSINASI Semprot (spray) : ada upaya menyemprot ikan dengan vaksin, namun terbukti tidak efektif. Vaksin DNA : Ag diisiolasi dari DNA patogen, umumnya diberikan pada larva dengan sejenis alat penembak (vaccine shot) atau via injeksi. Dengan penembak, vaksin ditembakkan pada permukaan kulit ikan. Teknik ini belum tersedia secara komersial, namun sdh digunakan dalam beberapa uji coba. Sangat efektif, karena material DNA langsung diikat oleh protein ikan dan sistem imun terinduksi.

Jenis-jenis Vaksin Vaksin in-aktif (inactivated) : paling umum digunakan dalam akuakultur, diproduksi dengan meng-inaktifkan patogen dengan bahan kimia atau pemanasan (heat). Vaksin Hidup dilemahkan (attenuated) : patogen dikultur secara khusus untuk menghilangkan virulensinya (cth. Intervet Aquavac ESC utk Edwardsiella ictaluri pada catfish di USA). Vaksin Sub-unit : dibuat dari fragmen khusus Ag yang diketahui mampu menstimulasi sistem kekebalan tubuh melalui proses purifikasi, dengan rekayasa genetik (cth. Intervet Compact IPN utk Infectious Pancreatic Necrosis Virus pada Salmon di Chile). Vaksin Rekombinan : menggunakan vektor /carrier dari mikroorganisme non-patogen lalu dimasukkan material genetik patogen tertentu. Vaksin DNA : menggunakan plasmid patogen yang mengandung Ag spesifik. Vaksin Sintetik/Peptida : Epitop Ag sintetik yang dicampur dengan carrier atau adjuvant tertentu. Vaksin Anti-Idiotypic : mengandung Ig yang menyerupai Ag sehingga dikenali oleh sistem kekebalan tubuh ikan.

Strategi Vaksinasi Strategi pemberian vaksin pada ikan bergantung pada kombinasi faktor-faktor sbb : Epizootiologi pada daerah atau lokasi tertentu, Sensitifitas jenis ikan dan kelompok umur yang sering terserang penyakit, Harapan rentang waktu kekebalan (proteksi) yang diberikan, Siklus produksi, dan Ketersediaan biaya, tenaga dan infrastruktur. Terdapat korelasi nyata antara periode proteksi dan ukuran/usia ikan pada vaksinasi (perkembangan jaringan anosopoietic).

Evaluasi Vaksinasi Hasil vaksinasi (lab., uji coba atau komersil) dievaluasi menggunakan rumus RPS (relative percentage of survival) : RPS = 1 – ( mortalitas ikan divaksin / mortalitas ikan tidak divaksin) x 100 % RPS merepresentasikan jumlah ikan yang mati bila tidak divaksin. Secara ekonomis, nilai RPS harus > 70%. Artinya, bila ikan tidak divaksin maka kerugian kematian bisa 3 kali lipat akibat serangan penyakit.