KONSUMSI & INVESTASI Samuelson Ch. 22 Pertemuan ke-8 KONSUMSI & INVESTASI Samuelson Ch. 22
1. KONSUMSI Kegiatan menghabiskan daya guna (utility) barang dan jasa. Pengeluaran konsumsi personal (personal consumption expenditure) adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang baik barang-barang tahan lama (durable goods) maupun barang-barang tidak tahan lama (nondurable/ perishable goods), dan jasa.
Determinan Konsumsi Pendapatan yang siap dibelanjakan (current disposable income) Menurut hipotesa ini, Konsumsi ditentukan oleh current disposable income. Pendapatan permanen (permanent income), yaitu pendapatan setelah menghilangkan pengaruh sementara dari kenaikan atau penurunan pendapatan (windfall gains or losses) Menurut hipotesa ini, adanya kenaikan pendapatan yang permanen (seperti promosi jabatan, kenaikan gaji, dsb), maka porsi konsumsi akan meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan. Namun, jika kenaikan pendapatannya hanya sementara (misal, THR, bonus penjualan, dsb), maka kenaikan pendapatan tersebut akan ditabung dan pola konsumsi tidak berubah.
Pendapatan semasa hidup (life cycle income hypothesis) Orang menabung untuk keberlangsungan konsumsi sepanjang waktu. Tujuannya agar memiliki pendapatan yang cukup selama masa pensiun. Kekayaan (wealth) dan faktor-faktor lainnya Higher wealth leads to higher consupmtion (wealth effect).
2. TABUNGAN Bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi Tabungan nasional adalah komposisi dari private saving (personal dan business) dan tabungan pemerintah (government/ public saving) Jika tabungan nasional tinggi, maka capital stock akan tumbuh dengan cepat, sehingga ouput potensial akan tumbuh dengan cepat pula.
3. KONSUMSI, TABUNGAN DAN PENDAPATAN Recall: Pendapatan perseorangan (Personal Income = PI) dikurangi : pajak-pajak pribadi (personal taxes) sama dengan : pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income = Yd) dikurangi : konsumsi personal (personal consumption = C) sama dengan : tabungan personal (personal saving = S)
Secara Matematis Secara matematis: Yd = C + S dimana Yd adalah disposable income, yaitu pendapatan yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak (Y – T). Dalam perekonomian dimana tidak ada campur tangan pemerintah, maka Yd = Y, sehingga: Y = C + S S = Y – C
Contoh
Fungsi Konsumsi Suatu fungsi konsumsi menggambarkan hubungan antara konsumsi dan pendapatan Kemiringan fungsi/ kurva konsumsi disebut hasrat mengkonsumsi marginal (Marginal Propensity to Consume = MPC), mengukur besarnya tambahan pendapatan yang digunakan untuk menambah konsumsi. MPC = C/Y MPC selalu positip, tetapi nilainya kurang dari satu (0 < MPC < 1)
Lanjutan… Fungsi konsumsi linear mempunyai kemiringan sama (MPC konstan), sedangkan fungsi konsumsi nonlinear mempunyai kemiringan yang berubah (MPC tidak konstan/ berubah) Intersep fungsi konsumsi disebut konsumsi otonom (autonomous consumption), mengukur: besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol. pengeluaran konsumsi yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan
Lanjutan… Hasrat mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume = APC) merupakan rasio antara pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan atau disebut juga sebagai tingkat konsumsi APC = C/Y APC selalu positip
Fungsi Tabungan Kemiringan fungsi/ kurva tabungan disebut hasrat menabungan marginal (Marginal Propensity to Save = MPS), mengukur besarnya tambahan pendapatan yang digunakan untuk menambah tabungan. MPS = S/Y MPS selalu positip, tetapi nilainya kurang dari satu (0 < MPS < 1) Fungsi tabungan linear mempunyai kemiringan sama (MPS konstan), sedangkan fungsi tabungan nonlinear mempunyai kemiringan yang berubah (MPS tidak konstan/ berubah)
Lanjutan… Hasrat menabungan rata-rata (Average Propensity to Save = APS) merupakan rasio antara pengeluaran tabungan terhadap pendapatan atau disebut juga sebagai tingkat tabungan. APS = S/Y Jika C > Y S negatip (dissaving) APS negatip C < Y S Positip (saving) APS positip
Hubungan MPC dan MPS Y = C + S Y + Y = (C + C) + (S + S) Y = (C + S) – Y + (C + S) Y = C + S Y/Y = C/Y + S/Y 1 = MPC + MPS
Hubungan APC dan APS Y = C + S Y/Y = C/Y + S/Y 1 = APC + APS
Contoh
Fungsi Konsumsi dan Tabungan Linear Fungsi Konsumsi: C = C0 + bY dimana: C0 adalah autonomous cosumption, b adalah MPC Recall: Y = C + S S = Y – C Fungsi Tabungan S = Y – (C0 + bY) S = – C0 + (Y – bY) S = – C0 + (1 – b)Y dimana: (1-b) adalah MPS
Ilustrasi Grafis Y = C C = 50.000 + 0.75Y S = - 50.000 + 0.25Y
Break Even Point (BEP) Kondisi break even terjadi jika pendapatan hanya cukup untuk menutup pengeluaran konsumsi (Y=C, atau S= 0) Pada gambar di atas, BEP terjadi pada saat pendapatan sebesar 200.000 Secara matematis: Y = C Y = C0 + bY Y – bY = C0 Y(1 – b) = C0 Y = C0/(1 – b) = C0/MPS
Contoh Diketahui Fungsi Kosumsi: C = 50.000 + 0,75Y Pada tingkat pendapatan berapa BEP terjadi? Jawab: BEP Y = C Y = 50.000 + 0,75Y Y – 0,75 Y = 50.000 Y (1 – 0,75) = 50.000 Y = 50.000/0,25 = 200.000
TUGAS, untuk KTM no. Ganjil Pada pendapatan rumah tangga sebesar Rp 1.000.000,00 pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar Rp 1.150.000,00. Pada saat pendapatannya meningkat menjadi Rp 2.000.000,00 pengeluaran konsumsinya juga meningkat menjadi Rp 1.950.000,00. BEP terjadi pada pendapatan sebesar berapa ? Pada pendapatan Rp875.000,00, berapa APS ? Pada tingkat pendapatan berapakah tabungan rumah tangga sebesar 4% dari pendapatan dicapai ? Emailkan Jawaban Saudara ke : Rossanto_dh@yahoo.com
TUGAS, untuk KTM no. Genap Di samping ini adalah ilustrasi tabel fungsi konsumsi. Ditanyakan a. Persamaan konsumsi? b. BEP terjadi pada Y? c. Besarnya tabungan pada saat pendapatan nasional = 5000? d. APS = 0 pada tingkat GNP Y C 1000 2850 1800 3150 2600 3450 3400 3750 4200 4050 Emailkan Jawaban Saudara ke : Rossanto_dh@yahoo.com
4. INVESTASI Pembelian barang modal baru Penambahan stok barang modal atau aset produktif Produksi barang modal tahan lama
Peran Investasi Dalam Perekonomian Jangka Pendek: mempengaruhi output dan kesempatan kerja melalui dampaknya terhadap permintaan agregat. Jangka Panjang: berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui dampaknya terhadap output potensial dan penawaran agregat.
Investasi Menurut Penggunaan Konstruksi Rehabilitasi Ekspansi
Determinan Investasi Mengapa pebisnis perlu investasi? Dengan investasi, penerimaan yang diperoleh lebih besar dari ongkos iinvestasinya 3 Elemen Penting dalam Investasi Revenue yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi (GDP) Cost (harga barang modal, tingkat bunga, pajak) Expectation / Harapan dan kepercayaan sektor bisnis
Kurva Investasi
Lanjutan…
Ekuilibrium Perekonomian Dua Sektor Equilibrium: output = Income = spending Secara matematis: Y = C + I Y = CO + bY + I Y = 1/(1-b) (CO + I)