NEGARA KESEJAHTERAAN DAN WAJAH JAMINAN SOSIAL INDONESIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KETAHANAN EKON0MI UNTUK MASA DEPAN KESATUAN BANGSA Membangun ketahanan ekonomi rakyat sebagai jaring pengaman M.C. Baridjambek dan Asmun A. Sju’eib, MA.
Advertisements

PEMBANGUNAN SOSIAL Fadli Abdul Aziz ( )
ADVOKASI SOSIAL DALAM UU NO. 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si. FISIP UI/ FH-UI.
KULIAH GRATIS KE LUAR NEGERI, MAU?
Analisis Kebijakan Kesehatan
BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Oleh: Gunawan Sumodiningrat Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Deputi.
Sistem Hukum Indonesia September 2010 FISIP Universitas Indonesia
Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si. FISIP UI Desember 2011.
Negara Maju dan Negara Berkembang
PEKERJAAN SOSIAL di DUNIA INDUSTRI
MEMAHAMI KONTEKS BISNIS GLOBAL
Ideologi dan Prediksi Perkembangan SJSN
GOOD GOVERNANCE.
TEORI PENGELUARAN NEGARA
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Advokasi Sosial dalam UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si. STISIP Widuri/ FH-UI.
KONSEKUENSI MORAL KEBIJAKAN & PARTISIPASI MASYARAKAT
OLEH CES (CAK EKO SUPENO)
Indonesia sebagai Negara Kesejahteran?
 PKn dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara.
Pembangunan Ekonomi yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan, Sumbangan Islam untuk Indonesia Postur APBN Negara Kapitalis dan Problem Anggaran APBN Indonesia.
Grafik 1. Krisis pada great depression era slope: (rY / rX) = (45-22)/(68-20) = 0.48 X = tahun Y = harga emas (USD)
Sistem Ekonomi.
KONSEP DASAR PEMBIAYAAN KESEHATAN
KONSEKUENSI MORAL KEBIJAKAN & PARTISIPASI MASYARAKAT
Jakarta, 26 Mei 2011 Sinta Satriana
EKONOMI PUBLIK.
ASURANSI KESEHATAN Tsulits Ana Mushlihatun, SE, M.S.M. & Kelompok V.
Kupang, 5 Juli 2011 Sinta Satriana
Perkembangan Pasar Kopi Indonesia
Pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
Advokasi Sosial & Advokasi Penanggulangan Kemiskinan (Edi Suharto, 2007) Heru Susetyo.
Kompensasi/Remunerasi PNS
KONSEKUENSI MORAL KEBIJAKAN & PARTISIPASI MASYARAKAT
Negara Kesejahteraan (2)
Negara Kesejahteraan dan Jaminan Sosial
HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN ‘Hubungan Kepegawaian Pusat & Daerah’
KESEJAHTERAAN SOSIAL : SUATU PENGANTAR
SOCIAL WELFARE POLICY kebijakan kesejahteraan sosial
PRODUKSI NASIONAL PERPUTARAN PEREKONOMIAN
Demokrasi.
KEBIJAKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
MANAJEMEN BIROKRASI DITA DONNA BALANTIKA ( )
KEBIJAKAN EKONOMI PUBLIK
HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN ‘Hubungan Kepegawaian Pusat & Daerah’
Oleh: Fitri Amelia ( ) Furi Andriyana ( )
TUJUAN PERKULIAHAN Mengembangkan kemampuan dasar pengetahuan dan pengalaman dalam ekonomi warga negara Indonesia yang kreatif produktif berwawasan lokal,
Sistem Ekonomi Campuran
ASURANSI KESEHATAN.
ADVOKASI SOSIAL Heru Susetyo.
NEGARA KESEJAHTERAAN DAN WAJAH JAMINAN SOSIAL INDONESIA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Nadia Puspaningtyas A (A ) Intan Dwi Astuti (A )
NEGARA KESEJAHTERAAN DAN WAJAH JAMINAN SOSIAL INDONESIA
KONSEP PEMBIAYAAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
POLICIES ON TEACHER EDUCATION
Kelebihan Model Pembiayaan Malaysia
Disusun Oleh: ANDHIKA ARIYANTO ( )
Negara Maju dan Negara Berkembang
Pemanfaatan Program NetOp pada Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Dwijanto.
Januari 2016 Dit.Kualifkasi SDM
PETA PEMBIAYAAN KESEHATAN INDONESIA: CAPAIAN DAN TANTANGAN
Jakarta, 26 Mei 2011 Sinta Satriana
PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL PEMBINA UTAMA MADYA, GOL IV/d KEPALA BIDANG KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH PUSAT KURIKULUM BALITBANG.
Teori Pembelajaran Matematika
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Sesi 2: Konsep Dasar Pembiayaan Kesehatan
Transcript presentasi:

NEGARA KESEJAHTERAAN DAN WAJAH JAMINAN SOSIAL INDONESIA Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.

Tonggak Welfare State POOR RELIEF ACT – Elizabeth I 1598, 1601 & Act 1662 on Poverty/ Village BEVERIDGE REPORT 1942 (Social Insurance and Allied Services) > Family Allowance Act 1945, National Health Service Act, National Insurance Act, National Insurance Industrial Act, National Assistance Act > Social Security Pension Act, Children Benefit Act 1980 –an UNIVERSAL > MEANS TESTED

BEVERIDGE’S FIVE GIANT EVILS POVERTY DISEASE SQUALOR IGNORANCE IDLENESS

Negara kesejahteraan bukanlah entitas berwajah tunggal. Luas cakupan dan ragam kebijakan sosial yang diterapkan oleh negara bervariasi dari satu negara kesejahteraan ke negara kesejahteraan yang lain.

Tipologi negara kesejahteraan (Titmuss) RESIDUAL WELFARE STATE INSTITUTIONAL WELFARE STATE

REZIM KESEJAHTERAAN MENURUT TITMUSS NEGARA PASAR KELUARGA

PENGGOLONGAN ESPING ANDERSEN RESIDUAL WELFARE STATE UNIVERSALIST WELFARE STATE SOCIAL INSURANCE WELFARE STATE

Residual Welfare State Tanggungjawab negara sebagai penyedia kesejahteraan berlaku jika keluarga dan pasar gagal menjalankan fungsinya Contoh > Australia, Canada, New Zealand, USA dengan basis rezim kesejahteraan liberal, dicirikan oleh jaminan sosial yang terbatas terhadap kelompok target yang selekftif Dorongan yg kuat bagi pasar untuk mengurus pelayanan publik

Institutional Welfare State Bersifat universal Mencakup semua populasi warga Terlembagakan dalam basis kebijakan sosial yang luas Rezim kesejahteraan sosial demokrat Dicirikan oleh cakupan jaminan sosial yang universal dan kelompok target yang luas Contoh : Denmark, Finland, Norway, Sweden, Holland

Social Insurance Welfare State Rezim kesejahteraan konservatif Dicirikan oleh sistem jaminan sosial yang tersegementasi dan peran penting keluarga sebagai penyedia pasok kesejahteraan Contoh : Austria, Belgium, France, Germany, Italy, Spain

Model Edi Suharto (2006) UNIVERSALIST WELFARE STATE WORK MERIT WELFARE RESIDUAL WELFARE STATE MINIMALIST WELFARE STATE

Minimalist Welfare State Pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang amat kecil Program kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan minimal serta umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, anggota AB, pegawai swasta yang membayar premi. Anggaran negara untuk program sosial sangat kecil, di bawah 10% dari total pengeluaran negara

KRITERIA NEGARA KESEJAHTERAAN (Esping-Andersen) Social citizenship Full democracy Modern industrial relation system Rights of education and the expansion of modern mass education system

Minimalist welfare states Spain Italy Chile Brazil South Korea Philippines Sri Lanka Indonesia

Catatan terhadap Indonesia Negara-negara berkembang di di Asia Tenggara(Malaysia, Thailand, Indonesia) memiliki tingkat kesulitan yang lebih besar untuk mereplikasi secara utuh model serta jalur yang ditempuh dalam perkembangan negara kesejahteraan di Eropa dibandingkan dengan negara2 di Asia Timur (Gough, 2000)

Catatan Lindenthal terhadap Indonesia (2004) Cakupan sistem jaminan sosial yang terbatas, hanya melayani minoritas populasi (kurang dari 20%) Ketergantungan yang kuat pada keluarga serta komunitas untuk memberikan perlindungan sosial informal Ketergantungan yang terbatas (limited relation) pada majikan/ perusahaan Pilihan jaminan sosial yang terbatas bagi pekerja di sektor swasta

5. Paket social benefit yang relatif lebih komprehensif bagi PNS dan TNI dibandingkan yang diterima oleh kelompok masyarakat lainnya. 6. Tunjangan sosial pada penduduk miskin berbasis subsidi yang tidak memadai serta memiliki tingkat kebocoran dan biaya administrasi yang tinggi 7. Sistem kesehatan publik yang tidak didanai dengan memadai serta tidak mampu memberikan pelayanan yang memadai kepada seluruh warga